Jadilah milik ku maka akan ku singkirkan apapun yang membuatmu ragu. aku juga bisa membawa mu keluar dari semua masalah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MalyaIgus17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Gea & Cinta
Gea terdiam cukup lama setibanya dia dirumahnya. rumah mewah dua lantai yang hanya di huni dia dan sang kakak.
Orangtuanya terlalu sibuk untuk menghabis kan waktunya barang sepekan pun dirumah.
Semua tuntutan kerjaan kata mereka. Tapi Gea selalu mengartikan lain, orangtuanya selalu lebih mementingkan diri mereka di bandingkan kedua anaknya.
Bahkan disaat momen kelulusan Gea di SMA pun orangtuanya tidak hadir dengan alasan sibuk.
Jadilah orangtua yang berstatus paman dan bibinya yang menyempatkan datang, padahal jika dibandingkan usaha orangtuanya tidak ada setengahnya dari milik sang paman.
Bahkan jika di pikir-pikir lagi, perusahaan mereka dikenal karena domplengan perusahaan besar paman Bagas.
Meski begitu kesibukan mereka jauh lebih di atas paman Bagas. Meski begitu satu hal yang Gea syukuri, orangtuanya selalu kompak dan tetap harmonis.
Meskipun keharmonisan itu hanya mereka yang rasakan.
Sepinya rumah super mewah itu membuat Gea kembali mengingat sikapnya terhadap Cinta hari ini. Jangan kan Luna bahkan Gea pun mengatakan sikapnya tidak jelas sama sekali.
Kenapa dia harus terlibat. Padahal ini hubungan sahabatnya dengan kakak sepupunya.
Benar kata Galih bisa saja dia tidak menghiraukan pertanyaan dari mama Dina. Kembali lagi sepertinya Gea sengaja melampiaskan rasa kesalnya, yang bahkan dia tidak tau penyebab kesalnya apa.
"apa aku hubungi saja..." menimbang lama bahkan ponselnya sudah beberapa kali ia putar.
"tapi kalau Cinta kesal, bagaimana?"
Menarik rambutnya kuat, merasa sikapnya sangat kekanak-kanakan.
"Gea bodoh. Cinta tidak salah apapun, kok bisa sih kamu jahat banget...!" menarik rambutnya dengan kedua tangannya.
ditengah penyesalan nya suara ponselnya mengagetkan Gea. Menilik sebentar dan apa yang dia lihat benar adanya.
Cinta memanggil
Dengan cepat Gea mengangkat panggilan itu setelah sebelumnya menetralkan suaranya.
" a...a..a, khmm a....a...a.."
📱
"Hallo..." suara datar yang Gea keluarkan.
"Hallo Ge, aku ganggu ya...?" mendengar itu Gea semakin merasa bersalah.
"Enggak kok..." terdiam. Seharusnya Gea meminta maaf tapi dia terlalu bingung untuk merangkai kata. terlebih dia bukan tipe orang yang bisa mengucapkan kata maaf dengan mudah.
"Maaf ya, kalau aku ada salah..."
Pukulan balok seperti mehantam harga diri Gea, dia yang salah. Dia yang tidak jelas, tapi kenapa dia membiarkan sahabatnya meminta maaf lebih dulu.
"Apaan sih, bukannya seharusnya aku yang minta maaf...?" Cinta menggeleng kuat meskipun Gea tidak bisa melihatnya.
"Apapun itu aku minta maaf, kalau misalnya aku membuat kamu tersinggung atau apapun..." Sikap positif Cinta yang selalu meluluhkan Gea.
"Aku kesel sama kak Galih sih sebenarnya..." mengaku.
Cinta mengerutkan dahinya " Kenapa sama Abang ..?"
Gea geli mendengar panggilan itu, namun entah kenapa panggilan itu terasa cocok jika Cinta yang mengucapkan.
"mama Dina nanyain terus, kenapa kamu belum datang kerumah katanya. Kamu pasti tau kan soal mama yang sudah mengetahui soal hubungan kalian, dan mama ingin ketemu sama kamu. Tapi sampai sekarang kamu belum juga datang..."
Cinta terdiam cukup lama, tidak tau harus menanggapi seperti apa.
"Aku tau kamu pasti merasa terbebani bahkan kak Galih juga mengkhawatirkan itu. tapi bisa enggak sih kalau hubungannya terbuka saja entah itu hubungan kalian nantinya berhasil atau tidak tapi yang jelas tidak ada kekhawatiran soal hal yang lainnya..."
"Aku ngerasa enggak pantas aja..." berucap lirih.
" enggak pantas atau belum pantas...?"
Cinta mengerutkan dahinya.Sebenarnya dua-duanya. Pikir Cinta.
"Dengar ya Cin, kalau kamu enggak ngerasa pantas seharusnya dari awal kamu enggak mulai. Karena kamu tau kalau kamu tidak pantas. Tapi, kalau kamu masih ngerasa belum pantas, apa salahnya sih kenalan dulu seraya memantaskan diri. Paling tidak orang terdekat sudah tau soal hubungan kalian, jadi kalau suatu hal terjadi apa-apa mereka bisa membantu sesuai dengan yang mereka ketahui...."
Cinta mengangguk lagi. Padahal Gea sama sekali tidak bisa melihat itu.
"terus satu lagi. Kamu sebenarnya sayang enggak sih sama kak Galih?. Maaf ya kalau aku lancang ikut campur, tapi aku kasian aja ngeliat kak Galih yang kaya tergila-gila sama kamu sendirian. Sedang kamu biasa aja....."
"Ge...!"
"emmm..."
"aku tau kalau Abang tulus sama aku, karena aku bisa merasakan dan menilai sendiri. Tapi yang aku takutkan, kalau perasaan ku sama besarnya dengan dia sedang kemudian hari ada penolakan dengan hubungan kami maka yang paling terluka ya aku. Aku tidak mau terlalu terpuruk Ge..."
"Hah..." Menghela nafas berat " Kamu berpikir terlalu jauh Cin, nikmatin aja lah dulu kalau suka bilang suka, kalau sayang juga bilang sayang. Jangan terlalu berpatok pada hal yang belum jelas terjadi atau tidak. Aku udah dukung banget Lo sama hubungan kalian tapi kalau harus ngeliat kak Galih capek sendiri aku juga enggak terima walaupun kamu sahabat aku..." menjeda ucapannya.
"jangan berpikir disaat aku kaya hari ini itu artinya aku negur kamu, tapi yang benar nya adalah aku negur diri aku sendiri biar tidak menyakiti kamu. Tapi kayanya perkiraan aku salah, kamu tetap tersakiti juga..."
"Pokonya kamu harus maksa dan lebih niat. Buat kak Galih klepek-klepek sampai enggak bisa berpaling dari kamu barang satu menit pun. Karena kalau tidak, aku akan bawa mama Dina ke Butik buat negur kamu...!" sebuah ancaman yang sama sekali tidak lucu untuk Cinta tapi cukup mencairkan ketegangan di antara mereka.
"Aku serius ya. Pokoknya pikirin gimana caranya buat lebih terbuka sama kak Galih...!"
"ah, satu lagi. Aku minta maaf soal sikap aku di kampus tadi..." lagi-lagi Cinta mengangguk
"ingat ya ,ini bukannya aku curhat tapi serius sedang ngancem kamu ...!"
Cinta tersenyum " Iya. Aku coba..."
"oke. Di tunggu kabar baiknya. Dan ingat jangan terlalu lama mama Dina bukan orang yang sabaran soalnya..."
"Iya, makasih Ge..."
"emmmm...."
Sambungan telpon terputus. Meskipun obrolan kesana kemari tapi mereka merasa senang karena tetap di rumah.
☘️
☘️
☘️