Yuna adalah seorang mahasiswa tingkat 3 di salah satu universitas terkenal di kota Ming. Karena beberapa alasan dia dan kaka nya shiriu harus pindah dari rumahnya meski masih dalam kota yang sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuu Asaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jalan-jalan
Yuna merasa kalau sikap Yuuta hari ini begitu berbeda dengan yang sebelumnya, cuek dan dingin padanya. Tapi kemarin dan hari ini sikapnya begitu hangat dan penuh perhatian, Yuna merasa senang bisa mendapat perlakuan yang demikian dari Yuuta.
" Hari ini apa kegiatan kamu? " tanya Yuuta membuyarkan lamunan Yuna.
" Hari ini Emi mengajak aku pergi ke mall cari baju buat besok" ucap Yuna.
" Memangnya dia tidak punya baju apa? harus sengaja beli baju hanya untuk datang ke pesta ulang tahun!" kata Yuuta.
" Iya begitulah sifat wanita, meski sudah punya baju 1 lemari tapi di saat ada undangan pesta pasti bilangnya tidak punya baju" ucap Yuna sambil tersenyum.
" Kurang kerjaan" ucap Yuna.
" Aku masuk dulu ya, mau siap-siap sebentar lagi Irie akan menjemputku" ucap Yuna
" Baiklah hati-hati. Maaf kali ini aku tidak bisa mengantar!" ucap Yuuta
" Tidak apa-apa aku mengerti, dah.. " ucap Yuna sambil berlalu
Yuuta tidak bisa menghentikannya, padahal niat utama dia menunggu Yuna adalah untuk memberikan hadiah untuknya, tapi Yuuta masih ragu bagaimana caranya dia memberikan kalung itu pada Yuna. Akhirnya kesempatan pertama pun terlewatkan, Yuuta harus menunggu waktu lainnya lagi.
Tak selang beberapa lama Irie membunyikan klaksonnya supaya Yuna mau segera turun. Saat mendengar bunyi klakson Yuna pu langsung tahu kalau Irie sudah tiba. Dia lun segera turun dari kamarnya dan segera menemui Irie.
" Pagi Na" ucap Irie sambil menyerahkan helm
" Pagi Irie" jawab Yuna.
Mereka pun segera berangkat, tanpa Yuna tahu kalau Yuuta terus melihat sampai mereka pergi. Hari ini Yuuta tidak bisa pergi karena bagaimana pun dia harus ikut membantu untuk persiapan acara besok.
Di mall
Irie sampai di mall biasa mereka jalan-jalan. Di lantai 2 di foodcourt langganan mereka sudah terlihat Emi , Sano, Gio, dan Mari sudah sampai. Irie dan Yuna pun langsung menghampiri mereka.
" Halo semua" Sapa Yuna
" Halo Na" jawab keempatnya kompak
Yuna dan Irie duduk bergabung dengan yang lain.
" Kita mau kemana dulu nih? " tanya Sano
" Pertama bagaimana kalo kita pergi mencari gaun buat aku dulu, soal nya aku kan bukan tipe pemilih jadi barang yang aku pilih juga pasti nggak bakal makan waktu lama" Ucap Emi
Yang lain pun setuju dan mereka pun memulai berbelanja. Mulai dari mencari pakaian untuk Emi, lanjut Sano, Mari, Irie, Gio dan terakhir adalah Yuna. Yuna tidak mencari pakaian untuk dirinya tapi memilih untuk kado yang akan dia berikan pada Nao besok.
Meski mereka semua kurang akrab dengan Nao, tapi mereka menghargai Kai yang mengundang mereka untuk datang, jadi mereka harus mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Tak terasa sudah hampir 2 jam mereka mengelilingi mall itu dan perut mereka pun sudah menagih jatah makan. Mereka kembali ke foodcourt awal dan memesan makanan sesuai selera masing-masing dan sambil menunggu makanan siap mereka pun melihat-lihat lagi barang belanjaan tadi.
" Na, kamu yakin mau memberikan rok itu pada Nao? " tanya Emi
" Tentu saja, aku melihat keseharian Nao dan dia lebih sering memakai Rok dari pada celana " ucap Yuna
" Nao memang cantik, Feminim tapi sayang dia sedikit jutek" ucap Sano.
" Semua orang itu akan terlihat Jutek sama orang yang dia tidak kenal, kita semua hanya mengenal Nao secara sekilas itu pun kalau kelas kita di gabung, di luar itu kitakan kurang berinteraksi dengan dia, jadi kita merasa kalau dia itu jutek. Tapi aku rasa kalau menurut temannya dia pasti akan bilang kalau Nao itu baik " ucap Yuna
" Na, kenapa kamu membela dia, memangnya kalian akrab ya? " tanya Mari
" Aku juga asing sama dia, tapi aku sering melihat dia berinteraksi dengan teman-temannya saat mereka berkumpul di rumahnya" jawab Yuna
" Iya aku rasa kau ada benarnya juga, buktinya Jiro dan kak Kai juga selama ini mereka terkenal dengan usil dan playboy nya tapi sama kamu sikap mereka sangat berbeda" ucap Irie
Mendengar hal itu membuat yang lain melihat ke arah Irie, Kata-kata Irie memang tidak salah hanya saja ini menyangkut perasaan Yuna yang lain tidak sanggup untuk berkomentar.
" Mereka memang baik padaku, tapi aku sama sekali tidak tertarik pada mereka" ucap Yuna menegaskan.
" Kak Kai tampan, pintar dan juga termasuk keluarga berada, Jiro juga tidak kalah tampan dari Kai meski sifatnya yang kadang kekanakan. Kurang apalagi coba Na? " terang Sano
" Masalah hati tidak bisa di bohongi Sano, seberapa tampan dan baiknya seseorang kalau aku tidak punya perasaan padanya sebuah hubungan tidak akan terjalin " terang Yuna
" Tapi Na, entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini kalau kau sedang menyukai seseorang, aku pikir salah satu diantara Jiro dan kak Kai, tapi ternyata aku salah" ucap Emi
" Benar apa yang dikatakan Emi, kau sedang menyukai seseorang tapi kalau bukan mereka lalu siapa? " Mari bingung
" Aku pikir hanya aku saja yang merasa demikian tapi ternyata kita semua juga berpikir sama ya? " ucap Sano
" Kalian memang sahabatku, meski yang lain bisa di bohongi tapi kalian tidak" ucap Yuna
" hah... Jadi benar kamu menyukai seseorang? " ucap keempat sahabatnya itu.
" Siapa dia Na? Apa kami mengenal dia? " tanya Emi
" Sekarang belum saatnya kalian tahu, karena aku juga tidak tahu bagaimana perasaannya yang sebenarnya padaku, aku sedang menunggu dia mengungkapkan perasaannya pada ku! " terang Yuna
" Kenapa tidak kamu duluan yang bilang? " ucap Irie
" Irie...! " teriak Emi dan Mari,
" Tanpa aku kasih tahu dia seharusnya sudah tahu perasaanku, hanya saja ada beberapa hal yang membuat dia menahan diri. Aku akan menunggunya, aku yakin hari itu akan segera tiba. Kalian tunggu saja" ucap Yuna
Mendengar Yuna berkata demikian Emi dan yang lainnya hanya bisa menganggukan kepalanya.
Hari sudah mulai sore, mereka pun pulang dengan kendaraannya masing-masing. Sementara Yuna diantar oleh Irie.
Sesampainya di depan rumah Yuna
" Na, aku harap kamu memilih orang yang tepat untuk menjadi pendamping mu!" tiba-tiba Irie berucap
" Irie,, kau kenapa? " tanya Yuna
" Aku tahu masalah kamu dengan Gin, tapi yang lain tidak. Hanya itu yang ingin aku sampaikan. Aku pergi dulu" Ucap Irie sambil menyalakan motornya