NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Dari Seorang Gus

Menjadi Istri Dari Seorang Gus

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: pinkberryss

Akibat kenakalan dari Raya dan selalu berbuat onar saat masih sekolah membuat kedua orangtuanya memasukkan Raya ke ponpes. setelah lulus sekolah.

Tiba disana, bukannya jadi santri seperti pada umumnya malah dijadikan istri kedua secara dadakan. Hal itu membuat orangtua Raya marah. Lalu apakah Raya benar-benar memilih atau menolak tawaran seperti orangtuanya?

Tingkah laku Raya yang bikin elus dada membuat Arsyad harus memiliki stok kesabaran yang banyak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pinkberryss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemani suami

Setelah percekcokan ringan tadi di dalam kamar, kini Raya sedang bersama Bilal suaminya Fira sedang bermain game dirumahnya. Mereka saling tanding, Bilal yang tadinya kalah tidak terima maka dari itu dia ingin main kembali dengan Raya.

Fira sedang membawakan sebuah camilan sehat diletakkannya diatas meja, kepalannya geleng-geleng saat melihat interaksi antara suaminya dengan Raya yang sudah sangat akrab sekali. Dia tersenyum tatkala mendengar seruan Raya yang sangat keras sekali begitupula dengan Bilal yang tak mau kalah kedua kalinya.

"Kalian ini teriaknya sampai terdengar dari dapur loh. Ini juga kalau udah kalah ya terima dong, Raya pemenangnya," ucap Fira.

"Enak aja, kamu dukung Raya nggak dukung aku?" tanyanya balik namun matanya masih fokus ke game yang sedang dimainkan.

"Ya kan emang gitu kalian udah lama mainnya, nggak selesai-selesai deh. Aku bikinin camilan loh ini kesukaan Raya juga," Raya sempat melirik ke atas meja namun dia tetap fokus ke game nya hingga menang kembali.

"Yeay...! Gue menang!" Raya berjingkrak-jingkrak kesenangan. Bilal dengan ekspresi melasnya membuat istrinya tertawa.

"Terima saja," kata Fira.

"Biasanya yang menang aku, sekarang malah bocil kematian,"

"Apa? Gue dibilang bocil kematian? Nggak terima Gus Bilal!" Raya pura-pura jutek melihatnya.

"Jangan dong kamu udah seperti adikku sendiri, kan aku nggak punya adik," jawabnya.

"Ini buat aku semuanya?"

"Kalau kamu mau masih ada di dapur sana, ini kalian makan aja dulu." mereka mengangguk, Fira pergi ke dalam dapur lagi untuk mengambil sisa camilan yang akan di masukkan ke dalam kemasan plastik klip untuk Raya.

Disisi lain, Farah sedang berjalan di area koridor sekolah dengan sendirian. Tak sengaja matanya menatap seorang guru baru yang ternyata ustad, mengajar pelajaran bahasa Arab. Mereka saling tatap namun hanya sesaat karena buru-buru dia memalingkan pandangannya.

Berbeda dengan ustad tadi yang masih memerhatikan wajah Farah yang nampak teduh, ia lantas menggelengkan kepalanya supaya sadar bahwa dia cucu kyai sedang dia sendiri hanya orang biasa.

'Istighfar~ dia yang anaknya Gus Malik kan? Soalnya Gus Arsyad baru aja menikah kemarin'

Oh iya meski baru kemarin merasakan acara pernikahan, dan hanya libur dua hari saat acara itu berlangsung kini sekolah dan pondoknya sudah beroperasi kembali, alias mulai aktif pembelajaran.

"Farah darimana aja?" tanya teman Farah.

"Tadi habis dari kantin, cuma adanya ini soalnya yang pada buka hanya dua," dia memperlihatkan jajan ke temannya.

"Kami dari luar tadi belinya," ucapnya berbisik.

"Emang boleh? Perasaan kalo waktu jam pulang sekolah aja, kalau jam segini mah termasuk belum alias nggak boleh,"

"Yaudah sih, kamu diem aja." sahut temannya terkikik.

Memang di jam-jam istirahat hanya diperbolehkan dikawasan sekolah, bukan sampai keluar. Selain menertibkan dan mendisiplinkan para murid, juga agar tidak ada hal terjadi seperti dulu yang jajan di luar area sampai mau tertabrak motor warga, untungnya hal itu tidak terjadi.

Kembali lagi kepada Raya yang saat ini tengah bersiap dengan suaminya Arsyad yang akan pergi keluar. Karena Arsyad diundang menghadiri sebuah acara dakwah di masjid kota siang ini. Dia sibuk memasang kerudung namun kesulitan.

"Belum selesai juga?" Arsyad melihat Raya yang sedang didepan cermin.

"Susah tau!" pasalnya yang dipakainya adalah kerudung pashmina karena dia suka tapi tidak pandai memakai, butuh beberapa video tutorial namun Raya tak kunjung bisa.

Arsyad mendekati Raya lalu merebut kerudung pashmina dan mulai meletakkannya lagi dikepala Raya. Dia memasang dengan penuh ketelitian dan saat memasang peniti sangat berhati-hati. Raya mematung dan menahan napasnya, apalagi hembusan napas Arsyad mengenai wajahnya. Agak romantis tidak mereka?

"Sudah selesai, simple kan?" dia memutar badan Raya untuk menghapal ke cermin.

"Kok Gus Arsyad bisa?"

"Karena saya pernah lihat umi pakai,"

"Bukan karena pernah lihat Tante Sarah kan?" demi apapun Raya suka sekali memancing Arsyad dengan membawa nama Sarah kembali. Arsyad meletakkan jari telunjuknya pada bibir Raya agar diam.

"Disini hanya ada kita, dan hanya kita berdua sepasang suami istri, paham?"

"Paham!"

'Emang sih trus siapa lagi istrinya kalau nggak gue?'

...----------------...

Tepat pukul sebelas mereka sampai pada lokasi dakwah, Arsyad hanya mengisi beberapa menit saja sampai acara selesai pukul setengah satu siang.

'Ya ampun ini beneran gue bakal ikutin kegiatan sampai selesai?' Raya membatin saat dirinya melihat sekitar yang tengah menatapnya balik. Tak percaya akan apa yang dilakukannya, dia tiba-tiba mencubit namun bukan tepat pada dirinya melainkan tangan Arsyad yang dicubitnya.

"Ssshh, kamu ngapain cubit saya?" berbisik pelan agar tidak ada yang mengetahuinya.

"Nggak papa, gemes!" jawabnya jutek.

"Loh jangan ikut, kamu duduk disitu," Arsyad menunjuk tempat duduk wanita sebelah dengan para pria, dipisah oleh sekat.

"Nggak mau ih,"

"Saya duduk di sini." Raya melihat bahwa mereka duduk dibawah, meski ata sekat pembatas tapi Arsyad dan Raya tetap bersebelahan. Raya di kiri dan Arsyad di kanan.

Acara masih pada ustadz yang sudah tua yang sedang memberi materi terkait dengan temanya. Sudah ada dua orang yang mengisi kajian setelah MC mengumumkan, kini giliran Arsyad dipanggil terakhir untuk materi selanjutnya dan ada tanya jawab.

Raya memerhatikan dengan seksama bagaimana suaminya menjelaskan dengan lancar. Lalu membandingkan dengan dirinya sendiri yang tak ada apa-apanya.

'Orang kayak gini emang kesukaan gue sih, selain tampan otaknya encer alias kalau ngomong nggak berbelit-belit. Tapi kalau sadar, dia Gus Arsyad yang punya muka tembok.'

Saat kelamaan Raya pun menguap beberapa kali itupun Arsyad tahu karena sering dia melirik sang istri. Dilihatnya Raya memainkan hp nya agar rasa kantuk hilang.

"Baik ada yang mau ditanyakan dari apa yang saya jelaskan tadi ada yang kurang paham?"

Seseorang mengangkat tangannya untuk bertanya, dan ada seorang wanita membawa mic untuk diberikan padanya.

"Begini, Gus. Mau nggak gus nya saya jodohin sama anak saya?" pertanyaan dari wanita paruh baya membuat mereka terdiam sejenak lalu tertawa bersama. baik Arsyad maupun yang ada disana terheran-heran.

"Maksud nya apa ya Bu?" tanya MC.

"Anak saya kan katanya suka sama Gus nya, kebetulan dia masih jomblo, nah untungnya ada Gus yang disukai anak saya datang ke sini. Anak saya nanti jemput saya diparkiran soalnya dia jadi guru nggak bisa ikut kesini,"

'Dasar ibu-ibu nggak tau apa gue bini nya yang paling cantik, manis, imut, gemesin, dan paling penting kesayangan mertua.' kuping Raya merasa panas mendengarnya apalagi dadanya menjadi sesak. Wah ibu itu harus pasang badan, hati-hati nanti Raya kasih paham!

"Ehem sepertinya pertanyaannya diluar dari pembahasan tadi ibu, mohon maaf ya kita akan ulang kembali barangkali ada yang ingin bertanya sesuai dengan penjelasan dari Gus Arsyad," sang MC meredakan apa yang sedang terjadi kali ini.

"Agar tidak terjadi kesalahpahaman, saya akan jawab bahwasanya saya sudah beristri dan baru saja kami menikah tidak lama ini. Saya tidak mungkin menduakan atau poligami istri saya, karena istri saya yang paling saya cintai dan sayangi."

Jawaban tegas Arsyad membuat Raya menjadi salah tingkah. Apalagi kata cinta dan sayang meluncur keluar dari mulut Arsyad sendiri. Apa dia sedang mimpi? Kalau iya bangunkan Raya saat itu juga agar tidak jatuh ketika bangun nanti.

Sorak Sorai orang-orang dalam masjid memenuhi seisinya. Raya yang sedang ditatap Arsyad seketika menjadi bersemu merah kedua pipinya.

"Ini beneran nggak ada ditanyakan, kakak-kakak, ibu-ibu, bapak-bapak?" MC kembali membuka suaranya.

"Tidak~" jawab serempak.

"Baiklah kalau begitu akan kami tutup dengan sesi doa ya? Beneran sudah paham dengan materi yang disampaikan? Baik kalau begitu, silakan pak ustad memimpin doa."

Kini selesai lah acara kajian yang berlangsung sejak jam setengah sepuluh pagi hingga setengah satu. Raya langsung badmood keluar masjid, dengan gerak cepatnya Arsyad mengejar dengan langkah cepat menyusul sang istri keluar.

Duh bau-bau cemberut nih...

Eh cemburu maksud author.

Halo pembaca novelku, jangan lupa like nya ya.

Author akan update sore atau malamnya kalau nggak ada halangan. makasih setia menunggu update!

1
Sena Kobayakawa
Gemesin banget! 😍
_senpai_kim
Sudah berhari-hari menunggu update, thor. Jangan lama-lama ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!