NovelToon NovelToon
Kutu Buku Mendapatkan Sistem

Kutu Buku Mendapatkan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Sistem
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

Kehidupan Jansen, seorang pemuda biasa, berubah secara drastis ketika ia secara tak terduga mendapatkan sesuatu yang misterius bernama "System". Sistem ini memberinya kekuatan untuk mengubah takdir hidupnya dan membawanya ke jalan kesuksesan dan kebahagiaan.

Dengan bantuan sistem ini, Jansen berusaha untuk meraih impian dan cinta sejatinya, sambil menghadapi berbagai rintangan yang menguji keteguhan hatinya.

Akankah Jansen mampu mengatasi tantangan-tantangan ini dan mencapai kehidupan yang ia inginkan, ataukah ia akan terjebak dalam keputusasaan karena kekuatan baru yang ia miliki?

Jansen mendapatkan beberapa kemampuan dari sistem tersebut, seperti kemampuan bertarung, peningkatan kecepatan dan kekuatan, serta kemampuan untuk mempelajari teknik baru lebih cepat. Sistem tersebut juga memberikan Hansen akses ke pengetahuan yang luas tentang dunia, sejarah, dan berbagai aspek kehidupan, yang membantu Jansen dalam menghadapi berbagai tantangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 2

Nando tak menyempatkan diri untuk memastikan, sebab dia yakin bahwa nasib malang telah menimpa Jansen.

Dony buru-buru pergi dari tempat itu, hendak menghilangkan jejak kekejaman mereka. Begitu pula dengan yang lainnya, mereka meninggalkan Jansen seorang diri.

Di tengah kesadarannya yang meredup, Jansen mendengar bisikan misterius.

Ding...

[Sistem akan segera terpasang]

1%... 5%... 25%... Kesadaran Jansen kian menyusut dan lenyap bersama pesan tersebut.

Ketika sadar kembali dia sudah berada di

Ranjang rumah sakit, Jansen merasa berbeda setelah proses pemasangan berhasil.

[Selamat, Anda mendapatkan Hadiah Pemula: Ramuan Kebangkitan. Silahkan baca deskripsi untuk mengetahui cara penggunaannya.]

Ding... Suara berdenting terdengar di kepala Jansen.

Nama: Jansen Gillard.

Poin Utama:

100

Poin yang diperlukan untuk Peningkatan: 300.

Kekuatan:

50

Kelincahan:

50

Semangat:

50

Keterampilan: Tidak ada.

Inventory: Ramuan Kebangkitan.

Jansen mengangkat tangannya, meraih

Sesuatu di udara yang tak tampak oleh mata; aksi itu disaksikan oleh ibunya. Air mata Sandra mengalir deras, dan gempuran emosi yang menggelayuti hatinya membuatnya tak kuat lagi. Akhirnya, dia pun pingsan.

Serentak, sebuah benda misterius muncul di udara, tepat di genggaman Jansen dengan tutup terbuka. Serasa tak ada pilihan lain, ia segera meneguknya. Gluk! 'Potion Kebangkitan' habis seketika masuk ke dalam tenggorokannya.

Dalam sekejap, tubuhnya merasakan guncangan hebat, dan rasa sakit yang tak terkendali menyerbu seluruh tubuhnya. Sebelumnya, dia tak bisa merasakan kedua kakinya akibat patah karena pukulan Doni. Hansen menggigit erat-erat besi di samping ranjang rumah sakit, berusaha tahan menahan jeritan yang ingin keluar.

Tubuhnya lemas, peluh mengucur deras, dan matanya tak henti-henti berkelip, memperjuangkan apa yang terjadi padanya. Siapa sangka, Potion Kebangkitan bekerja dari dalam, meregenerasi setiap sel yang rusak untuk menghidupkan kembali semangat yang nyaris padam itu.

Jansen menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya, perlahan dia merasakan perubahan yang terjadi pada dirinya.

Tubuhnya terasa lebih kuat dan pandangannya jauh lebih jernih daripada sebelumnya. Bahkan, dia dapat melihat wajah ibunya dengan sangat jelas meski tanpa kacamata.

Dengan penuh kelembutan, dia menggendong ibunya dan meletakkannya di ranjang yang dulu ia tempati. Waktu mereka di rumah sakit sudah tidak bisa lebih lama lagi, namun Jansen sadar bahwa dia harus memiliki uang untuk biaya keluar rumah sakit. Dia bukan orang yang bodoh.

Jansen sudah memahami cara kerja Sistem yang ada padanya.

Dia menanyakan pada dirinya sendiri, "Apakah aku bisa menukar Poin Utama dengan uang?"

Dan dengan tegas, Sistem menjawab, [Semua hal bisa menjadi mudah dengan

Sistem Kekayaan].

Jansen semakin percaya diri, "Katakan padaku berapa nilai tukar Mata Uang Negara Indonesia dengan Poin!" Tegas Jansen dalam hati.

Sistem segera memberikan informasi, [1 Poin \= 100.000.00].

Tanpa ragu, Jansen pun memutuskan, "Tukar semua Poin Utama dengan uang!" Dan dengan sekejap, Sistem pun menjalankan proses yang diinginkan Jansen,

[Proses dilakukan].

Jansen meraih ponselnya yang bergetar dan mendapati notifikasi penerimaan uang sebesar Sepuluh Juta. Mungkin bagi orang kaya jumlah itu tak begitu berarti, namun bagi Jansen, itu adalah harta yang sangat berharga. Selama ini, ia terus hidup berhemat, seringkali hanya memakan satu potong roti dalam sehari sebagai pengganjal perutnya.

Kini, dengan sepuluh Juta di rekeningnya, Jansen merasa seolah telah menjadi orang kaya baru. Ia tak dapat menahan sukacita yang

Menggebu, segera menggendong ibunya yang telah lanjut usia. Kendati ada kursi roda, Jansen menolak menggunakannya. Baginya, ini adalah anugerah yang tak ternilai; di masa kecilnya, dia kerap digendong ibunya dan diangkat tinggi-tinggi, kini giliran dia yang menggendong wanita yang melahirkannya. Tentu saja, Jansen tidak melempar ibunya ke udara seperti saat ia masih kecil.

Sesampainya di kasir, kebetulan perawat yang merawat Jansen melihat adegan tersebut. Terkejut luar biasa, dia menutup mulutnya seakan-akan melihat hantu. Pingsanlah perawat itu seketika. Tapi Jansen tak menyadari kejadian itu, fokusnya tertuju pada pembayaran dan kebahagiaan yang telah lama ia nantikan.

Biaya rumah sakit hanya 1 Juta saja.

Itupun hanya meliputi biaya kamar dan lainnya tidak dibebankan. Cukup mahal memang hanya untuk kamar yang tidak begitu lama ditinggali.

Semua perawat yang mengetahui kondisi Jansen sebelumnya tercengang ketika melihatnya berjalan melintasi koridor.

Kondisi Jansen Mengkhawatirkan dan sepertinya sudah tidak ada harapan lagi

Mereka ketakutan seakan melihat hantu yang berjalan. Seorang dokter yang baru saja memeriksa Jansen untuk terakhir kali bertanya pada salah satu perawat, "Ada apa denganmu? Kenapa kamu ketakutan seperti itu?"

Jansen memang sebelumnya berada dalam "Itu, Dok, orang yang Bapak periksa sebelumnya di kamar dua ratus satu," perawat itu menunjuk ke arah Jansen yang tengah menggendong ibunya. Walaupun hanya melihat punggungnya saja saat ini, dokter itu tetap mengenali pakaian yang dikenakan Jansen masih belum berganti.

Apalagi, ada bukti tak terbantahkan: seorang wanita dalam gendongannya, yang tak lain adalah ibunya. Dokter itu pun merasa gempar dalam hatinya, ia tidak percaya dan ragu akan kenyataan yang sedang dilihatnya. "Mana mungkin dia bisa hidup dan berjalan?" gumam dokter itu dengan penuh keheranan dan ketakjuban.

Rumah sakit itu seketika menjadi gempar.

Sementara itu, orang yang menjadi pusat perhatian tengah membawa ibunya dan naik taksi. Dia mengerti dari keadaan ibunya saat ini bahwa ia hanya mengalami tekanan mental dan tak perlu dirawat di rumah sakit. Selama ada sistem, menurutnya hal itu mudah dilakukan. Dia harus memanfaatkan keberadaan sistem dengan sebaik-baiknya.

Taksi berhenti di depan rumah kontrakan.

Jansen turun, kemudian tiba-tiba beberapa barang dilemparkan dari dalam rumah. Wajahnya terbelalak, tangannya bergetar, dan hatinya berdegup kencang. Meski begitu, tubuh ibunya yang terguncang sama sekali tidak terpengaruh. Ia berlari dengan kelincahan, seakan mengejar waktu yang hilang.

Jansen merasakan darah mendidih dalam nadinya, menegangkan otot-otot kakinya.

Dalam sekejap, ia menempuh jarak lima belas meter dan tiba di depan pintu, dengan tubuh yang masih tegang dan mata nanar.

Melihat ada orang yang datang, wanita tua yang ada di dalam rumah segera berteriak pada Jansen. "Aku sudah memberi waktu tiga minggu pada kalian untuk membayar sewa. Tapi masih saja tidak ada. Aku sudah muak,

Aku sudah tak tahan lagi. Enyah saja dari sini!" Kata-katanya menusuk, dan Jansen merasa seolah pisau yang tajam menusuk hatinya. Ia terdiam, dan kembali, dunia seolah menertawakannya.

Dahulu kala, ketika dia dimarahi seperti ini, dia hanya bisa menunduk pasrah, terpanggil oleh takdir yang memang tidak memihaknya. Ibunya bekerja di pabrik pengolahan rotan dengan penghasilan yang serba pas-pasan; hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka.

1
Pakde
lanjut thor
Pakde
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!