NovelToon NovelToon
“Dibunuh Suami, Dihidupkan Takdir”

“Dibunuh Suami, Dihidupkan Takdir”

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Vira Sita, seorang gadis yatim piatu yang sederhana, dijodohkan dengan Vito Hartawan — pewaris kaya raya — sebagai amanat terakhir sang kakek. Tapi di balik pernikahan itu, tersimpan niat jahat: Vito hanya menginginkan warisan. Ia membenci Vira dan berpura-pura mencintainya. Saat Vira hamil, rencana keji dijalankan — pemerkosaan, pengkhianatan, hingga kematian. Tapi jiwa Vira tidak pergi selamanya. Ia bangkit dalam tubuh seorang gadis muda bernama Raisa, pewaris keluarga Molan yang kaya raya, setelah koma selama satu tahun. Tanpa sepengetahuan siapa pun, Vira kini hidup kembali. Dengan wajah baru, kekuatan baru, dan keberanian yang tak tergoyahkan, ia bersumpah akan membalas dendam… satu per satu… tanpa ada yang tahu siapa dirinya sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

🌿 Pengumuman Spesial

“Selamat kepada lima pemenang utama dalam lomba desain internal kampus,” kata Bu Retno, dosen pembimbing, dengan suara penuh antusias. “Tiga di antaranya akan dikirim mengikuti Fashion Retreat Asia-Pasifik 2025 di Bali!”

Ruang kelas riuh. Raisa yang duduk tenang, hanya tersenyum saat namanya disebut sebagai peserta terpilih.

“Raisa Andriana Molan. Kamu akan mewakili kampus kita. Siapkan dirimu, kamu akan berhadapan dengan desainer muda dari Jepang, Korea, dan Singapura.”

Rani langsung memeluk Raisa dari samping. “Akhirnya! Bukan cuma untuk membalas dendam—kamu bisa tumbuh, Ra!”

Raisa tertawa kecil. “Aku ingin menenun hidup baru, bukan hanya merobek yang lama.”

---

🧳 Persiapan ke Bali

Di rumah, berita tentang keberangkatan Raisa disambut hangat.

Jordan langsung mengangkat tangan, “Kalau kamu menang, aku traktir sekeluarga ke Jepang. Tapi kalau kalah... kamu traktir abang ke stadion nonton bola.”

“Kamu pikir aku gak punya harga diri, Bang?” jawab Raisa sambil melempar bantal.

Mama hanya menggeleng sambil tersenyum, “Kalian ini, anak besar semua tapi isinya kayak TK.”

Papa menepuk bahu Raisa dengan lembut. “Tunjukkan kamu bukan hanya pewaris nama Molan, tapi juga wanita yang tahu siapa dirinya.”

Raisa mengangguk. Tapi dalam hatinya ia tahu—dia tidak membawa nama siapa-siapa.

Dia sedang membangun nama barunya. Raisa. Bukan Vira.

---

🌺 Bali dan Awal yang Baru

Hotel tempat mereka menginap sangat mewah. Lokasinya menghadap pantai, dengan balkon pribadi di setiap kamar. Raisa bangun pagi hari pertama, berdiri di balkon, menghirup udara asin laut, dan menatap debur ombak.

Ia menyiapkan sketsa pagi sambil menyesap teh melati.

“Namamu Raisa, dan kamu pantas bahagia,” bisiknya pada diri sendiri.

---

Malam pertama acara, para peserta menghadiri gala dinner di aula terbuka. Raisa mengenakan gaun putih sederhana, rambut digulung elegan, riasan tipis yang mempertegas sorot matanya yang jernih.

Ia berdiri di sisi taman, menghindari keramaian, ketika seorang pria tinggi dengan jas linen putih mendekatinya.

“Maaf, kamu Raisa Andriana?”

Raisa menoleh. Pria itu berusia sekitar akhir dua puluhan. Tatapannya dalam tapi ramah. Rambutnya sedikit acak tertiup angin pantai.

“Iya. Kamu siapa?”

“Reinald. Aku salah satu juri tamu dari Milan. Tapi tenang, aku bukan tipe juri yang menakutkan. Aku lebih suka berbincang.”

Raisa tersenyum. “Kalau begitu, aku bisa santai sedikit.”

Mereka bicara lama. Tentang desain, kain, dunia mode, dan... tentang kehidupan. Tanpa sadar, Raisa tertawa lepas.

"Aku tertawa tanpa beban. Tanpa kemarahan. Tanpa trauma.

Apakah ini... tanda pertama dari hidup baruku?"

Sepulang dari gala, Raisa menulis di jurnal pribadinya:

Hari ini aku bertemu pria asing yang membuatku nyaman.

Bukan karena dia tampan, tapi karena dia mendengarkan.

Dan tidak ada sedikit pun bayangan masa laluku di matanya.

Reinald.

Nama yang anehnya... terasa ringan di dada.

Aku tidak akan jatuh cinta sekarang.

Tapi aku tidak menolak jika takdir ingin aku merasa dicintai lagi—dengan cara yang sehat.

Hari ini... bukan tentang dendam.

Tapi tentang aku.

Dan benang yang kusulam, untuk diriku sendiri.

...----------------...

Malam itu, rumah keluarga Molan tidak seperti biasanya.

Di ruang tengah, keempat kakak Raisa duduk melingkar bersama Papa dan Mama. Wajah mereka serius. Aroma teh melati buatan Mama tak mampu menenangkan suasana yang tegang.

Raisa sedang berada di Bali untuk fashion retreat, tidak tahu bahwa rumahnya sedang berubah menjadi ruang penyelidikan kecil. Semua ini bermula dari satu telepon.

---

Gavin, si kakak kedua yang seorang dokter, langsung turun ke rumah sakit tempat Raisa dulu dirawat setelah kecelakaan perpisahan sekolah.

Ia meminta salinan laporan medis lama.

Dan apa yang ia temukan membuat wajahnya mengeras.

Tanda tangan wali yang mewakili Raisa saat pertama dirawat… adalah Sonia.

Padahal saat itu, keluarga Raisa sedang dalam penerbangan pulang dari Jepang—mereka baru tahu soal kecelakaan ketika Raisa sudah koma.

“Ada manipulasi administratif di sini,” gumam Gavin.

---

Reno, si kakak ketiga yang seorang perwira polisi, juga bergerak cepat.

Ia mengakses data CCTV, catatan laporan asuransi, serta aktivitas keuangan milik Raisa selama koma.

“Sonia pernah mengakses rekening Raisa. Ada transfer kecil ke rekening tak dikenal. Tapi... ada satu transaksi besar—pembayaran untuk ‘pengacara konsultasi waris’... seminggu sebelum Raisa sadar dari koma.”

Jordan menggeser layar laptop ke tengah meja. “Lihat ini,” katanya. “Sonia memalsukan dokumen perwalian. Dia mengatur asuransi atas nama Raisa, mencairkan dana kecil dari rekeningnya, bahkan mengatur agar dirinya tercatat sebagai sepupu kandung—padahal hanya sepupu jauh, dan tanpa persetujuan keluarga.”

Papa Molan berdiri. Tangannya mengepal. “Dia sudah mencuri hak anakku. Memanipulasi saat Raisa tidak sadar. Ini bukan main-main.”

Mama menambahkan, suaranya getir, “Aku tahu anak itu licik. Tapi tidak pernah ku kira... dia berani sejauh ini.”

Rey si bungsu yang juga seorang figur publik, berkata pelan, “Bagaimana kalau ini semua bukan cuma kebetulan? Bagaimana kalau kecelakaan Raisa dulu... juga bukan kebetulan?”

Semua diam.

---

Beberapa hari kemudian, Raisa baru kembali dari Bali. Wajahnya berseri, cerita tentang proyek dan pertemuannya dengan Reinald mengalir lancar. Tapi saat ia pulang ke rumah, suasana berbeda.

“Ra,” kata Mama lembut. “Kami harus bicara. Tentang

Raisa menegang. “Kenapa?”

Papa menyodorkan map berisi fotokopi dokumen asuransi dan laporan medis.

“Dia mengurus semua ini atas namamu. Tanpa sepengetahuan kita. Kami sudah buktikan.”

Raisa membuka lembar demi lembar

Gavin menimpali, “Dan mungkin lebih dari itu. Dia tahu kamu akan bangun, dan dia takut semua topengnya jatuh. Jadi dia buru-buru amankan posisi di hidupmu.”

Tapi ia mengangguk. “Aku tahu. Aku sudah tau semuanya. Tapi aku pikir… aku bisa urus ini sendiri.”

Mama memeluk Raisa.“Kamu tidak sendiri, Sayang. Tidak pernah.”

---

Keesokan harinya, di kampus, Sonia dipanggil ke ruang dekan. Di sana sudah duduk Gavin dan Jordan, lengkap dengan bukti-bukti resmi.

“Kamu dilaporkan telah memalsukan identitas, mengatur asuransi tanpa izin, dan mencuri data pribadi Raisa,” ucap Jordan dingin.

Sonia pucat. “K-kamu gak bisa tuduh aku seenaknya!”

Gavin menyodorkan satu lembar. “Tanda tanganmu. Dari laporan medis rumah sakit. Kami sudah cocokkan dengan file asuransi. Sama persis. Dan ini… adalah pemalsuan hukum.”

Sonia panik. Ia menatap kanan-kiri, tapi tak ada yang membelanya. Bahkan dosen yang adalah selingkuhannya pun menghindari pandangannya.

Gavin menutup semua pembicaraan dengan kalimat:

“Kamu akan kami laporkan ke pihak berwenang, tidak ada maaf bagimu" ujar Jordan dan tidak lama polisi datang dan mengamankan Sonia. Sonia histeris tapi tidak ada yang bisa membantunya.

---

Saat Sonia berjalan keluar ruang dekan, dengan borgol di tangan dan wajah penuh amarah, Raisa sudah menunggu di depan pintu.

Tidak dengan tatapan marah, tidak dengan kalimat pedas.

Raisa hanya berdiri tenang.

Tatapannya dingin… tapi damai.

“Semoga kamu belajar,” katanya pelan. “Kamu pernah jadi temanku.”

Sonia menahan air mata.

Tapi Raisa sudah berbalik dan melangkah pergi.

bersambung

1
Noey Aprilia
Kali ni smga mnetap untk slmanya y raisa,ga skdr mmpir smntra....
Ma Em
Semoga Raisa dgn siapapun jodohnya yg penting Raisa cinta dan bahagia dan calon suaminya baik cinta sayang dan juga setia tentunya .
Noey Aprilia
Hhmmm....
krain raisa bkln jdoh sm reinald,scra ky ccok gt....tp trnyta ga....mngkn kli ni bnrn jdohnya raisa,scra kluarganya udh tau spa dia....
Cindy
lanjut kak
Wahyuningsih
d tnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma2 upnya thor ntar lumutan loh 😆😆 sellu jga keshtn n tetp seeemaaaaangaaaat thor
Noey Aprilia
Nah loohhh....
spa tu????clon pawangnya raisa kah????
Noey Aprilia
Akhrnyaaa raisa plang jg....
wlau bgaimna pun,dia pst lbh ska tnggal d negri sndri....dkt dgn kluarga,dn bs mmbntu orng lain....kl mslh jdoh mh,srahkn sm yg d ats aja y.....
Smbgtttt.....
Noey Aprilia
Mngkn slh stu ujian biar raisa mkin dwsa,mkin bijak,plus mkin kuat....saat dia mlai mmbuka hti,orng dr msa lalu dtang.....
Hufftt....
mustika ikha
semangaaaat
mustika ikha
begitulah kehidupan ada pepatah mengatakan "semakin tinggi sebuah pohon maka semakin kencang tiupan angin"
jadi, berjuanglah walaupun dunia tidak memihakmu, macam thor, klw ada yg ingin menjatuhkan mu maka perlihatkan dengan karya mu yg lebih baik, semangaaaat thor/Determined//Determined/
Risma
lanjut kak
Noey Aprilia
Reader jg bngga sm km raisa.....
ttp smngt...😘😘😘
Noey Aprilia
Hai kk....
aku udh mmpir lg,smpe ngebut bcanya....he....he....
smngttt.....😘😘😘
Wahyuningsih
d tnggu upnya thir yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma2 upnya thor ntar lumutan sellu jga keshtn tetp semangat thor jgn ampe kndor
Risma
lanjut kak
Ma Em
Semoga Raisa tambah sukses dan makin banyak orang yg menyukai desain Raisa .
Ma Em
Semoga Raisa ( Vira ) sukses tunjukan pada dunia dan buat Sonia menyesal karena sdh berbuat jahat padamu Raisa begitu juga Vito semoga dia menyesali semua perbuatannya .
Risma
lanjut kak
nonoyy
karma is real akhirnya terbongkarlah semuanya kejahatan vito & sonia. hebat raisa (vira)
nonoyy
itulah hasil dari perbuatan mu sendiri sonia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!