NovelToon NovelToon
When You Forget

When You Forget

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / CEO Amnesia / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:19.4k
Nilai: 5
Nama Author: Elena Prasetyo

Disakiti, diselingkuhi, tidak dianggap sebagai istri. Itulah yang dialami oleh Sara selama tiga tahun pernikahannya.
Awalnya dia berniat bertahan karena keluarganya memerlukan kebesaran nama suaminya untuk bertahan dalam bisnis. Tapi dia tak tahan lagi.
Lalu kecelakaan terjadi, membuat suami yang tidak pernah mencintainya berubah.
Apa Sara membatalkan niatnya untuk berpisah? Atau dia tetap dalam pendiriannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Nyonya Besar keluar dari ruangan dan menarik napas panjang.

Lima ratus milyar. Lima ratus milyar adalah uang yang jumlahnya cukup besar bahkan untuk Nyonya Besar Varamus? Keluarga Varamus memang memiliki jauh lebih banyak dari itu. Tapi, Nyonya Besar belum pernah mengeluarkan uang sebanyak ini, dengan tujuan memperbaiki penampilan.

Lagipula, dia harus memperoleh persetujuan Marco jika jumlahnya sebanyak ini. Bahkan sebelum amnesia, Marco pasti tidak akan menyetujuinya. Apalagi sekarang?

"Silahkan dimakan!"

Nyonya Besar menoleh dan melihat seorang pegawai memberi roti pada petugas kebersihan. Yang tak lain adalah cucu menantunya. Wanita itu menerima dengan senyuman. Sungguh menyedihkan. Menantu keluarga Varamus menerima roti dari orang lain. Benar-benar mirip seperti pengemis.

"Terima kasih Nona. Saya juga ada yoghurt dan buah. Apa Anda mau menerimanya?"

Nyonya Varamus tertegun. Tidak menyangka wanita yang dia terus sebut sebagai penggila uang, memberikan sesuatu pada orang lain.

Ternyata, wanita penggila uang itu tidak hanya mau menerima. Juga memberi makanan. Walaupun nilainya sangat kecil.

"Hanya barang-barang remeh" pikir Nyonya Besar.

Tidak seperti Naya, calon cucu menantunya yang menginginkan uang ... . Nyonya Besar terdiam sejenak. Dia merasa ada yang salah sedang terjadi.

Kenapa Nyonya Besar memenuhi semua keinginan calon cucu menantunya disaat cucu menantu yang sebenarnya sama sekali tidak pernah meminta apa-apa? Dan tuduhan yang selalu dia berikan pada wanita penggila uang itu. Tidak ada satupun yang terbukti.

Begitu agresif memberikan tuduhan tidak hanya pada Sara namun juga orang tuanya. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Semua hutang yang dimiliki orang tua istri cucunya itu sudah diselesaikan. Nyonya Besar tidak menemukan bukti penggunaan uang Marco ataupun perusahaan pada wanita itu dan keluarganya.

"Nyonya, Anda memanggil saya?" tanya asisten Noel yang dipanggilnya.

"Aku ... "

"Nyonya Besar?"

"Aku ..."

"Anda pusing?"

Nyonya Besar terhuyung. Dia seakan tidak sanggup menahan berat badannya sendiri. Istri Marco datang menghampiri tapi hanya berdiri agak jauh. Kenapa wanita itu tidak menolongnya? Bukankah harusnya cucu menantunya itu datang dan menahan tubuhnya yang hampir ambruk? Dasar wanita tidak tahu diri. Sudah diberi makan selama tiga tahun dan hidup gratis di rumah keluarga Varamus. Tapi ini balasannya!!!

"Nenek!!" seru Naya yang keluar dari ruangan Nyonya Besar. Segera membantu Nyonya Besar untuk kembali ke ruangan.

"Terima kasih Naya" ucapnya bangga.

Seperti inilah harusnya seorang cucu menantu yang diharapkan. Selalu membantunya.

"Naya tidak akan membiarkan tangan kotor wanita itu menyentuh nenek. Sungguh menjijikkan!!" ucap Naya lalu mengingatkan Nyonya Besar pada peristiwa yang pernah terjadi.

"Jangan sentuh aku!!! Tanganmu kotor seperti pengemis. Sangat menjijikkan disentuh oleh wanita sepertimu!!" teriaknya dulu pada istri Marco yang mau menolongnya saat merasa pusing.

Apa itu sebabnya Sara tidak mendekat tadi? Nyonya Besar menutup matanya dan mencoba untuk menenangkan pikiran.

Setelah beberapa saat, Nyonya Besar membuka mata lagi dan melihat asisten Noel setia di samping. Sedangkan Naya segera meninggalkannya yang duduk di kursi. Memperhatikan kukunya yang dihias cantik.

"Asisten Noel" panggilnya.

"Anda baik-baik saja Nyonya?"

"Iya. Aku ... Tidak. Naya meminta uang padaku. Coba kau tanya pada Marco apakah bisa mengeluarkan uang lima ratus milyar sekarang"

"Lima ratus milyar? Sekarang?"

Bahkan asisten Noel terkejut mendengar jumlah itu.

"Tanyakan saja dulu pada Marco!"

"Cepat sana!!! Kerjakan apa yang diperintahkan nenek!!" jerit Naya

Nyonya Besar melihat Naya bersikap arogan pada asisten Noel. Apa sebelumnya Naya juga selalu bersikap seperti itu? Kenapa Nyonya Besar tak pernah memperhatikan?

Ketika asisten Noel terpaksa keluar dari ruang rapat, Marco sudah memiliki firasat tidak baik. Dia berpikir pasti ada yang terjadi. Dan saat asisten Noel kembali ke ruang rapat, menyodorkan sebuah kertas dan Marco membacanya. Dia hanya bisa tersenyum karena isi catatan itu.

Seperti yang sudah diperkirakan, wanita gila itu pasti datang ke neneknya. Meminta uang. Tapi Marco tidak menduga wanita itu dan ayahnya berpikir bisa mendapatkan uang sebesar itu dari neneknya.

"Dimana nenek?" tanya Marco setelah rapat usai.

"Di ruangannya, bersama Nona Naya"

Jadi wanita gila itu ada disini. Dia segera berjalan ke ruang neneknya. Lalu sekilas melihat istrinya sedang mengambil sampah.

"Sara!"

Sudah dua hari ini Sara mengabaikannya. Tertidur dan bangun lebih awal daripada dirinya. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk bicara sama sekali.

Dia ingin menghampiri istrinya tapi ada masalah yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

"Nenek, aku tidak akan menyetujui ini" kata Marco saat masuk ke dalam ruangan neneknya. Disana ada wanita gila yang sibuk bercerita pada neneknya.

"Marco, tidak bisakah ... " pinta neneknya, tapi ...

"Tidak. Ini adalah uang perusahaan!"

Marco segera menolak keinginan neneknya. Karena dia sangat tahu itu bukan keinginan neneknya.

Wanita itu kembali menggelayut ke neneknya. Seperti mendesak nenek Marco. Ingin sekali Marco menyeret wanita itu keluar dari ruangan neneknya.

Keluarga wanita itu tak akan pernah mendapatkan uang yang dibutuhkan. Karena dia sudah memastikan perusahaan keluarga Naya Leira hancur hanya dalam satu Minggu. Mereka sudah terlalu banyak mendapatkan keuntungan selama tiga tahun terakhir.

"Tapi Marco, kita adalah keluarga besar yang ... "

"Nenek!!" ucap Marco dengan nada tegas.

"Tidak ada. Tidak akan ada lagi" lanjutnya lebih tegas dari sebelumnya. Membuat neneknya tidak bisa lagi membalas. Tak lupa Marco memberikan tatapan mata tajam pada wanita yang hanya bisa mengandalkan sifat manja pada neneknya.

Tak tahan melihat neneknya terus dimanfaatkan, Marco segera keluar dari ruangan.

"Pastikan wanita gila itu tidak mendapatkan apa-apa!!" perintahnya pada asisten Noel yang tampak ragu.

"Baik Tuan"

"Kenapa?" tanyanya kesal melihat asisten Noel tidak segera melaksanakan perintahnya.

"Tidak, saya hanya ... "

Pasti asisten Noel terkejut dengan perubahan sikapnya. Untungnya Marco bisa beralasan dengan amnesianya. Padahal dia sudah muak terus menerus membantu keluarga wanita gila itu hanya karena desakan neneknya.

Marco berjalan dan menemukan istrinya sedang mengarah ke sebuah lorong sepi. Mungkin untuk beristirahat. Dia menghentikan langkah dan memaksa semua orang yang mengikutinya berhenti juga.

"Sampai sini saja" katanya lalu semua orang mengerti termasuk asisten Noel. Semua orang meninggalkannya dan Marco berjalan mengikuti jejak langkah Sara.

Terlihat istrinya itu duduk di lantai, sedang memeriksa ponsel. Apa istrinya memiliki janji bertemu seseorang? Selain dirinya? Tidak. Tidak boleh. Marco mengatur napas dan mulai memasang senyum bahagia.

"Sayang!!!" panggilnya dengan nada paling menjijikkan. Asalkan untuk Sara, dia tidak keberatan melakukannya.

"Tuan ... "

Marco terus saja melangkah maju dan merengkuh Sara ke dalam pelukannya. Tidak mempedulikan penolakan tipis istrinya.

"Kita hidup satu rumah, tidur satu kamar tapi kenapa aku begitu merindukanmu??" ujarnya lalu menatap wajah istrinya yang cantik.

Wajah yang hampir saja dia lukai karena kebencian tak beralasan.

"Lepaskan!" pinta Sara.

"Tidak mau. Aku merindukanmu. Dan ... Aku tidak ingin melepasmu." ucapnya. Marco tak akan pernah lagi melepas istrinya. Dia sudah pernah melihat sinar cinta yang berangsur padam dari mata Sara. Dan ternyata itu membuatnya ketakutan. Dia tidak ingin melihat hal itu lagi.

"Lepaskan!"

Marco menggerakkan tangannya ke belakang leher Sara. Membuat istrinya memusatkan perhatian hanya padanya. Lalu ...

"Maafkan aku" ucapnya tulus.

Sara hanya melihatnya seakan tak menyangka mendapatkan permintaan maaf darinya. Tapi Marco tulus mengucapkannya. Banyak sekali kesalahan yang ingin dia perbaiki. Hanya saja dia takut Sara pergi sebelum semua hal yang dirusak olehnya sembuh.

1
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
kalo sampe kamu membelot naya gara gara diperkosa naya .. nama NOEL aku ubah jadi TOEL..... 🤣🤣🤣🤣
Lia Haeliah
jangan sampe si Noel bersekutu dengan naya
Lia Haeliah
semoga cepat ketauan Marco ga amnesia, pergi aja sementara sara daripada kek orang linglung
yumin kwan
kasihan sara... kapan Marco bergerak, tunda terus tunda terus, yg ada ntar sara keburu minggat baru tau rasa
Lia Haeliah
ini ceritanya bagusss ❤
Lia Haeliah
nyesek amay ya jadi Sara
Adinda
Sara dijadikan babu oleh keluarga marco
Lia Haeliah
naya perempuan ular 😡
Lia Haeliah
Sara harus bahagia...
yumin kwan
kok makin ke sini makin kesel ma Marco ya....mau aja dibodoh2i ma Naya.
Mutia Agustin
sejauh ini lumayan bagus ceritanya
Sahriani Nasution
suka ceritanya
Lia Haeliah
naya... naya... ga ada kapok nya
Lia Haeliah
bagusss
Lia Haeliah
semoga Sara hamil & bisa pergi sementara dari Marco, biar sehat mental bumil
Lia Haeliah
pergi aja Sara jangan balik lagi, kesian 🥺
Lia Haeliah
lanjutkan kakak ceritanya seruuuu
Queen AL
sorry berhenti baca
Queen AL
kenapa harus sara bertahan sih. bisa bikin sara prg tidak. lama2 bosan baca novelnya
Lia Haeliah
setelah tau nanti naya seperti apa, nenek akan langsung mati berdiri 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!