NovelToon NovelToon
Pesona Wanita Terbuang

Pesona Wanita Terbuang

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius
Popularitas:3.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: dewi kim

Tentang Jena, wanita malang yang lahir dari hasil perselingkuhan. Dulu, ayahnya berselingkuh dengan seorang pelayan dan lahirlah Jena.

Setelah ibunya meninggal, ayahnya membawanya ke rumah istri sah ayahnya dan dari situlah penderitaan Jena di mulai karena dia di benci oleh istri ayahnya dan juga Kaka tirinya.


selama ini, Jena selalu merasa sendiri. Tapi, ketika dia kuliah dia bertemu dengan Gueen, dan mereka pun bersahabat dan lagi-lagi petaka baru di mulai, di mana tanpa sengaja dia tidur dengan Kaka Joseph yang tak lain kakanya. Hingga pada akhirnya Jena mengandung.

Dan ketika dia mengandung, Josep tidak mau bertanggung jawab karena dia akan menikah dengan wanita lain. Dan kemalangan menimpa Jena lagi di mana dokter mengatakan bahwa bayi yang di kandungnya mengandung down sydrome.

Dan ketika mengetahui Jena hamil, Joseph menyuruh Jena untuk mengugurkan anak mereka, tapi Jena menolak dan lebih memilih pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Gengs aku up satu bab dulu ya, karena mau nyetrika dulu wkwkw.yu gas komen besok up 3 bab

Jantung Jena seperti akan melompat dari ronda dadanya ketika melihat Zico dia tidak menyangka bahwa perusahaan tempatnya bekerja adalah milik Zico, kakek dari putrinya.

Selam 5 tahun ini, Jena sudah mulai hidup dengan tenang, dia sudah benar-benar melupakan masa lalunya, dan tidak pernah takut lagi dengan apa pun, tapi hari ini ketakutan melanda Jena.

Bagaimana jika Zico tau tentang Haura, dan akan berimbas semua mengetahui keberadaannya, termasuk orang tuanya, entah kenapa dia yakin bahwa ayah dan ibu tirinya tidak akan tinggal diam, ketika mengetahui keberadaanya.

    “Tuan."Asisten pribadi Zico memanggil Zico karena Zico terlihat melamun, sedangkan Zico yang sedang melihat Zena langsung tersadar, dia pun memulai acara perkenalannya, hingga akhirnya acara perkenalan pun selesai, dan sebelum pamit undur diri, Zico melihat ke arah Zena, dia harus berbicara dengan wanita itu, karena teringat saat itu Gueen menyuruh di untuk mencari Jena dan dia juga ingin bertanya, kenapa Jena bisa pergi sejauh ini.

Zena mendudukan diri di kursi kerjanya rasa lapar yang tadi dia rasakan ilang begitu saja ketika mengetahui semuanya, pantas saja dia tadi merasakan feeling yang tidak enak ternyata ini semua berkaitan dengan kedatangan Zico dan Jena yakin, tadi Zico sudah melihatnya. Jena hanya berharap Zico tidak mengenalinya karena walau bagaimana pun dia sudah tidak bertemu dengan keluarga sahabatnya selama 10 tahun.

“Nona Jena!” Jena memegang jantungnya karena terkejut ketika ada yang memanggilnya, wanita cantik itu pun langsung melihat ke arah depan.

“Ia, Madam.”

”Anda di panggil ke ruangan atas, Tuan Zico memanggil anda." Belum hilang keterkejutan Jena barusan, sekarang dia di buat terkejut lagi dengan perintah wanita di depannya ini, dia pikir Zico tidak mengenalinya. Tapi, ternyata dia salah.

‘Tuhan, sekarang aku harus bagaiman.' Jena membatin, wanita itu di landa kebingungan yang luar biasa. bagiamana jika Zico bertanya macam-macam.

'Tenang Jena ..  Tenang, kau tidak boleh gugup.' Jena berusaha menenangkan dirinya, dia yakin Zico tidak akan sampai tahu tentang Haura.

Setelah bisa menenangkan dirinya, Jena langsung bangkit dari duduknya, kemudian dia keluar dari ruangannya, lalu wanita itu pun langsung naik untuk pergi  ke ruangan direktur utama. ketika berada di depan ruangan Zico, Jena tidak langsung masuk, wanita itu menenangkan diri lagi.

"Permisi!" pada akhirnya Jena mengetuk pintu kemudian dia masuk setelah mendapat sahutan dari dalam.

“Maaf Tuan, apa ada yang bisa aku bantu?’ tanya Jena yang tetap bersikap Formal pada Zico.

“Jena silahkan duduk," ucap Zico. Hingga Zena mengangguk, jangan di tanyakan betapa takut dan gugupnya dia saat ini, yang pasti dia benar-benar takut dan gugup.

”Tidak usah terlalu formal, Jena," ucap Zico, hingga Jena yang sedang menunduk langsung mengangkat kepalanya.

”Ia-ia, paman.”

”Jena, kenapa kau bisa sampai di sini, apa keluargamu ada di sini?" Tanya Zico, dengan cepat Jena menggeleng.

”A-aku hanya mengikuti suamiku, Paman," dusta Jena, hingga Zico mengangguk-anggukan kepalanya, pertanda percaya.

”Saat itu, Gueen menyuruh paman untuk mencarimu, pantas saja Paman tidak menemukanmu, ternyata kau di sini. Paman akan menelpon Gueen, dan mengatakan kau ada di sini,"

"Paman jangan kumohon." Jena langsung berbicara dengan cepat ketika Zico akan mengambil ponsel dan akan menelpon Gueen.

Zico mengehentikan gerakan tangannya, kemudian dia menatap Zena dengan aneh.

"Kenapa?"

Jena berusaha untuk memutar otak, memikirkan bagaimana caranya untuk mencari alasan yang cocok, agar Zico tak curiga.

"Paman, Aku mempunyai masalah yang sangat besar di negara kita, hingga aku kabur kemari bersama suamiku, bukan aku tidak merindukan Guen, tapi aku hanya tak ingin keberadaanku di ketahui oleh siapa pun." Hanya itu yang Jena bisa katakan, dan naasnya Zico percaya, dia tidak ingin bertanya apa pun lagi, karena Zico merasa tidak perlu mencampuri urusan Jena.

“Oh, baiklah. Sepertinya masalahmu cukup besar, paman tidak akan memberi tau Gueen, tapi jika kau butuh bantuan paman, kau bisa mengatakan pada kepercayaan paman yang ada di sini, karena beberapa hari lagi paman akan kembali lagi ke Belanda," jawab Zico.

helaan nafas terlihat dari wajah cantik Jena ketika mendengar itu dari Zico, setidaknya dia tidak menakutkan apa pun lagi, terlebih lagi Zico mengatakan akan meninggalkan negara ini.

“Kalau begitu aku permisi, Paman." Jena pun memilih untuk pergi keluar dari ruangan Zico. Setidaknya dia sudah sedikit tenang karena yakin Zico tidak akan mengorek informasi apa pun.

***

“Jena, kau baik-baik saja?" Tanya Soraya ketika Jena masuk kedalam rumah, wajah Jena tampak pucat, walaupun sempat merasa tidak kehwatiran karena ucapan Zico yang mengatakan akan segera keluar dari negara ini, tetap saja ketakutan Jena masih ada.

“Aku hanya lelah, Soraya," dusta Jena, dia sengaja tidak  memberitahukan Jena tentang Zico, karena dia mengerti jika Soraya tahu ayahnya ada di sini, Soraya akan tersiksa.  Sebab mungkin Soraya ingin menemui ayahnya tapi tidak bisa.

“Ya sudah kalau begitu ayo masuk, aku sudah memesan makanan jadi tidak usah memasak,"  kata Soraya mengangguk.

“Aku akan istirahat sebentar sebelum makan malam.” Setelah  mengatakan itu, Jena  pun langsung berjalan ke kamarnya, dia hanya menyapa Haura  sebentar di mana Haura sedang memainkan puzzle.

Waktu menunjukkan pukul 8 malam, Jena  keluar dari kamar, setelah Soraya memanggilnya dan setelah berada di meja makan Jena  tersenyum ketika Haura makan dengan lahap, Karena jarang sekali Haura makan dengan lahap seperti ini, terlebih lagi Haura  selalu memilih-milih makanan.

“Kau pesan Catering dari mana? sepertinya Haura menyukainya?" Tanya Jena.

“Aku menemukannya di internet dan aku sudah memesan satu bulan ke depan."

“Pasti harganya sangat mahal,"  ucap Jena..

“Tidak, itu  sebanding dengan kualitas makanannya, apalagi ini terlihat sangat higienis," ucap Soraya. “Sudah ayo makan," sambungnya lagi.

Acara  makan malam selesai, Jenna langsung mengajak Haura untuk pergi ke kamar, Seperti biasa jika malam, Jena yang  mengajari Haura.

Dan  setelah Haura  tidur, jena kembali lagi pergi keluar menghampiri Soraya yang sedang berada di sofa.

“Soraya ada yang kau pikirkan?" Tanya Jena ketika Soraya tampak melamun. Soraya tersadar kemudian menggeleng.

“Soraya, jika ada ayah angkatmu di sini, apa yang akan kau lakukan?” tanya Jena.

“Aku tidak akan menemuinya," jawab Soraya.

“Kenapa?"

“Tidak saja,” jawab Soraya, terdengar kepahitan dalam nada suara wanita itu, setiap dia mengingat Zico, otomatis Soraya teringat ucapan Helmia yang menuduhnya ingin menggoda ayah angkatnya. Padahal, Soraya masih sangat menyayangi Zico sebagai ayahnya dan sampai saat ini, Soraya tidak pernah menceritakan Helmia yang melabraknya pada Jena, dia memendam semuanya sendiri.

“Kenapa kau bertanya seperti itu?" Tanya Soraya.

”Tidak aku hanya bertanya saja.”

Satu Minggu kemudian

Soraya Jena dan Haura baru saja tiba di pusat perbelanjaan, mereka berencana untuk berbelanja kebutuhan, seharusnya mereka berbelanja kebutuhan beberapa hari lalu, tapi Jena mengundurnya, karena Jena masih takut bahwa Zico belum pulang ke Belanda

Dan tadi, dia mendengar dari orang kepercayaan yang ada di perusahaan Zico bahwa Zico sudah pulang, hingga Jena baru berani membawa Haura keluar

“Haura, kau ingin sesuatu?" Tanya Jena, Haura mengangguk. Gadis kecil itu langsung berjalan ke arah rak yang berisi cemilan kesukaannya.

"Auh.” Haura mengaduh kesakitan ketika dia tertimpa makanan kaleng.

“Kau tidak apa-apa?”

Haura yang mendengar itu langsung menoleh, dan tiba-tiba, jantung Zico berdetak dua kali lebih cepat ketika melihat gadis kecil ini.

Ya, barusan Zico lah yang bertanya pada Haura. Rupanya Zico menunda kepulangannya karena dia mempunyai urusan sebentar dan sebelum pulang ke hotel, Zico mampir ke supermarket ini karena Helmia menyuruhnya untuk membeli makanan khas Hungariaa, dan ketika mendengar suara anak kecil yang mengadu kesakitan, Zico langusng menghampiri Haura.

Dan ketika melihat Haura, jantung Zico berdegup dua kali lebih cepat, secara otomatis dia teringat pada Joseph, Karena wajah Haura benar-benar mirip putranya, bakan sangat mirip.

Namun, dengan cepat Zico menggeleng-gelengkan kepalanya, barusan dia berpikir bahwa Joseph menghamili wanita lain. Namun, dia tersadar mana mungkin Joseph seperti itu, terlebih lagi Joseph tidak pernah ke Hungariaa.

“Haura ...." Panggil Jena, hingga Haura langusng menghampiri Jena meninggalkan kakeknya, dan ketika melihat Haura menghampiri Jena, tubuh Zico kembali diam mematung. Dan secara tiba-tiba, dia teringat dulu saat Gueen menyuruh dia untuk mencari Jena, Gueen juga sempat mengeluh dan mengatakan bahwa Joseph tiba-tiba menjauhi jena.

“Pa-paman," ucap Jena dengan terbata ketika Zico menghampirinya, dia pikir Zico sudah pulang, tapi ternyata belum.

“Apa ini maksudmu masalah yang besar. Apa ini anak Joseph?” tanya Zico tanpa basa-basi. Hingga wajah Jena langusng pucat.

"Wajahmu sudah menjawab semuanya, Jena." Dari wajah Jena, Zico sudah tau bahwa tebakannya benar.

“Jena apakah sudah sel ....” tiba-tiba Soraya datang dari arah belakang, dan ketika akan menghampiri Jena, Soraya menghentikan ucapannya ketika melihat ayah angkatnya.

Kini, Jena dan Soraya tidak bisa lagi menghindar. Zico sudah mengetahui keberadaan mereka dan kenyataan yang sebenarnya, hingga mungkin lelaki itu yang akan bertindak.

Sekuat apa pun Jena menghindar dan menyembunyikan Haura, jika Tuhan sudah berkehendak, maka Jena tidak bisa berbuat apa pun lagi.

Gas 100 komen gengs, bsok part yang kalian mau

1
Adit monmon
Luar biasa
aries
mantap 👍👍👍
Vien Habib
Luar biasa
Devi Sri lestari
Lumayan
Farika Willesden
yaampun air mata GK bisa berhenti gini Thor ampk susah nafasnya
Farika Willesden
Luar biasa
Rafinsa
sok Sok an kabur sih . biar aja dia di kerjain Kelvin
Rafinsa
nanti di jahatin orang baru tau rasa...
Yani Agustyawati
Luar biasa
Rafinsa
egois ...jangan nikah sama janda kalo gitu..
Rafinsa
banyak thypo..
Rafinsa
haura thor.. masak pak ziko meluk kaira...🤣
Rafinsa
Badas queen. aku padamu...🥰🥰
Rafinsa
Luar biasa
Rafinsa
semoga kamu tak akan pernah punya anak.. sebab zolim pada Anan suamimu..
Chin Hong Tan
Luar biasa
Etaya Itay
hadir
aryana bersa
Luar biasa
Ismu Srifah
jagan plin plan jena hidupmu untuk haura bukan hatimu cenderung ke mana
Ismu Srifah
baru sadar hidup dgn orang depresi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!