NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Yang Teraniaya

Pembalasan Istri Yang Teraniaya

Status: tamat
Genre:Tamat / Janda / Selingkuh / Cerai / Pelakor / Romansa
Popularitas:1.3M
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Selama ini aku percaya saja hubungan ini akan baik-baik saja walau di tempa jarak yang jauh. Tapi suatu hari, ucapan sahabatku membuatku sedikit resah hingga terbesit niat ku untuk memberi kejutan kepada suami di rumah dinasnya di kota lain.
Tetapi bukan hanya suamiku yang terkejut, aku pun terkejut mendapati ada wanita lain di rumah dinas suamiku. Apalagi aku memergoki mereka tengah berduaan di terik panas siang ini. Ternyata selama ini suamiku dijaga oleh wanita lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 Mengambil Barang

Bab 17

Mengambil Barang

Mataku membulat melihat baju yang di kenakan oleh Wina. Baju tidur berwarna merah marun dengan renda di sekeliling lingkaran lengan dan leher yang lebar itu mirip dengan baju yang aku beli ketika hendak menjumpai Mas Heru di Surabaya. Baju yang sengaja aku persiapkan untuk melewati malam panjangku dengan Mas Heru.

***

"Ternyata mata Mas Heru benar-benar sudah buta, bahkan seorang maling pun ia jadikan seorang istri!" Sarkasku menatap Wina penuh emosi.

"Apa kamu bilang?!"

Wina tampak marah dan melayangkan tangannya hendak menampar wajahku. Namun segera aku tangkap dan menepisnya dengan kasar.

Salah orang dia berhadapan denganku. Apalagi telah menghancurkan rumah tanggaku Tidak ada kelembutan yang harus aku tunjukkan kepada wanita seperti Wina. Wanita yang telah merebut suamiku bahkan barang-barang milikku, apa masih perlu di kasih hati?!

Tapi yah, memang benar. Baru kusadari Mas Heru sangat serasi dengan Wina, sama-sama maling berkedok cinta.

"Ada apa ini ribut-ribut?!"

Akhirnya Mas Heru keluar juga dan hanya menggunakan celana boxernya. Aku sudah hafal jika penampilan Mas Heru seperti itu. Bisa-bisanya di hari yang senjanya pun belum turun mereka sudah memandu kasih dengan baju yang aku persiapkan pula.

Sungguh sakit rasanya hati ini, bahkan melebih sakit yang teriris oleh sembilu. Sungguh hebat kelakuan mereka menghancurkan hati ini sedemikian rupa.

"Kenapa kamu mengganti kunci pintu rumah ini Mas?! Kamu lupa rumah ini milikku?! Rumah pemberian dari orang tua ku?!"

"Bukannya kamu tidak ingin tinggal seatap dengan kami Indah? Kalau begitu, kamu bisa tinggal ditempat lain. Dan perlu kamu ingat, rumah ini atas namaku, bukan namamu!"

Astagfirullah, tubuhku gemetar menahan emosi yang hampir meledak. Begitu tidak tahu dirinya Mas Heru mengakui yang bukan miliknya. Walau memang benar kepemilikan di ubah atas nama Mas Heru tapi tetap saja rumah itu bukan hasil dari kerja kerasnya atau dari tabungan milik keluarganya.

"Tetap saja ini rumah pemberian orang tua ku Mas!" Kataku kekeh.

"Kalau kamu masih ingin tinggal disini gampang saja Indah, lupakan apa yang sudah terjadi. Ayo kita bina rumah tangga kita seperti dulu, bereskan?"

Dengan santainya Mas Heru berbicara, seolah-olah apa yang sudah terjadi ini bukanlah apa-apa.

Tuhan..., andai waktu bisa di putar kembali, aku mohon untuk tidak mengenal Mas Heru sama sekali. Sungguh, siksaan atas sikap Mas Heru yang egois seperti ini begitu menyakitkan dibanding harus kehilangan uang berjuta-juta banyaknya.

Aku menatap benci kepada Mas Heru. Benci yang sudah mengikis cinta hingga nyaris tak bersisa lagi.

"Seperti dulu yang dengan mudahnya kamu memperdaya aku Mas. Seperti dulu agar kamu merasa nyaman dan bahagia untuk dirimu sendiri, begitu kan Mas?!"

"Ngomong apa sih kamu Indah?! Aku sudah mengajak mu baik-baik, bahkan aku sudah berkata akan adil terhadap kalian berdua. Kurang apa lagi?!"

"Adil itu bukan melalui ucapan Mas. Adil itu harusnya kamu tunjukan dengan perbuatan. Jadi, apa sekarang kamu kelihatan adil Mas? Apa kamu tahu baju yang di kenakan dia itu punyaku?! Bahkan aku belum sempat memakainya, apa ini adil untukku Mas?!"

"Itu hanya sekedar baju Indah, kamu bisa beli lagi."

"Kenapa tidak dia saja yang beli Mas? itu punyaku!"

"Sudahlah, lagian sepertinya kamu tidak cocok menggunakan baju itu. Wina terlihat lebih pantas mengenakannya."

Ya Tuhan, bolehkah aku berkata kasar pada lelaki yang melukai harga diriku ini?

Mataku mengembun, aku tidak tahan lagi menghadapi dua manusia yang menyiksa hati ini. Mau argumen ku benar sekalipun, tetap saja aku salah dan tidak dihargai. Begitu sesak dada ini melihat senyum seringai Wina yang merasa menang atas pembelaan Mas Heru.

Baiklah, kalian yang mulai maka aku pun tak perlu menganggap kalian ada.

Ku dorong tubuh Wina dan Mas Heru yang menghalangi jalan pintu masuk.

"Hei! Apa-apaan kamu!"

Ocehan Wina yang berasa tidak terima tubuhnya aku dorong dengan kasar tidak aku pedulikan. Kaki ini terus melangkah menuju kamarku yang baru saja mereka pakai untuk memuaskan b*ir*ahi.

"Berhenti Indah!!"

Bahkan Mas Heru pun aku abaikan. Dia berusaha menahan langkahku, mencoba menarik tanganku dengan paksa hingga sempat membuatku terhuyung.

"Guys, lihat ini guys! Ini ya, kelakuan suami kalau tidak pulang-pulang perlu kalian cek and ricek ya. Kira-kira ada simpanannya tidak? Atau malah udah kawin lagi nih kayak temenku. Mana rumahnya di ambil guys, pakaiannya di maling sama si pe*l*ako*r!"

Rara tiba-tiba muncul sambil membidik kamera handphone memperlihatkan apa yang terjadi disini.

Mas Heru dan Wina tentu saja terkejut, bahkan Wina berusaha merampas handphone milik Rara, namun tangannya di tahan oleh Mbak Mila.

Hah, Mbak Mila! Sejak kapan wanita itu ada disini? Tidak hanya Mbak Mila bahkan beberapa warga juga hadir melihat keributan ini.

Aku cukup beruntung banyak saksi mata yang melihat kejadian ini, sehingga Mas Heru pasti tidak berani bertindak kasar padaku.

"Hentikan! Atau aku laporkan kamu atas pencemaran nama baik!" Ancam Mas Heru kepada Rara yang masih mengarahkan kameranya.

"Nama baik apa toh, wong namanya pun sudah dirusak oleh perbuatan sendiri. Hei, netizen! Lihat baik-baik perempuan ini ya!" Ujar Mbak Mila seakan-akan pembawa acara Realty Show saja. "Handphone arahkan ke sini!" Mbak Mila memandu Rara untuk mengarahkan kamera handphonenya ke arah Wina.

"Ini ya, hati-hati sama perempuan ini! Dia ini p*ela*kor loh, netizen yang terhormat!"

Wina berusaha menutupi wajahnya, sedangkan Mas Heru langsung merampas handphone Rara dan membantingnya ke lantai.

Handphone Rara pecah dan langsung mati total. Tapi Rara tidak terlihat begitu kecewa dan malah tersenyum seringai.

"Ganti handphone Saya!" Rara meminta dengan perintah kepada Mas Heru.

"itu setimpal dengan perbuatan mu!" Wina menjawab ucapan Rara.

Perdebatan pun terus terjadi. Aku meninggalkan mereka dan fokus pada tujuanku masuk ke rumah itu.

Ku ambil tas besar dan memasukan tas serta sandal dan sepatu yang cukup mahal aku beli. Aku juga memasukan baju-baju yang masih bagus dan yang belum pernah aku pakai. Lalu yang terpenting adalah kotak perhiasan yang aku sembunyikan di dalam badan sebuah boneka beruang di sudut kamar itu. Mas Heru tidak pernah tahu perihal kotak itu.

Sengaja selama ini aku sembunyikan kotak itu karena perhiasan itu adalah bentuk dari tabungan hasil kerjaku. Serta buku rekening tabungan dari transferan Ayahku selama ini. Tidak lupa pula surat-surat penting milikku pun aku masukan ke dalam tas besar.

Setelah mendapatkan apa yang aku inginkan aku keluar dari kamar itu tanpa bicara sepatah kata pun.

"Apa yang kamu bawa Indah? Letakkan!" Perintah Mas Heru menatapku curiga.

Ia melihatku seakan-akan aku ini seperti maling di rumahku sendiri. Sadarkah dia, dengan menatapku seperti itu dia juga sudah melukai hatiku.

"Barang-barang ini milikku Mas, aku berhak membawahya!"

"Letakkan biar aku periksa dulu!"

Ya Tuhan!

"Tidak waras kamu Mas!" Umpat ku kesal setengah mati.

Bersambung...

Note : jangan lupa like dan komen setiap bab ya, karena jejak kalian sangat berharga bagi Author. Terima kasih 🙏😊

1
Rizky Sandy
laporin saja kasus kdrt,,,,
ferdi ferdi
jangan bodoh kamu indah dan jangan mau di injak2
ferdi ferdi
siiiiip keren indah
Akbar Razaq
harusnya fandi lebih intens ngawasi siska coba aja dia suruh orang pasti akan bs melihat fakta yg luar biasa.
Akbar Razaq
Yah....setelah di tampar baru kau mau beryindak tegas.karena kelemahanmu lah mereka seenaknya indah.lihat sudah di zalimi sedemikian skrg kau di tampar bak sampah.
Arbaati
Luar biasa
Nur Lela
luar biasa
Ifa Tul Jannah
maaf Yee awak sya trgelak rsanx lain pulak dngn bhsa mlyu ape2 pun sya suka BCA novel Wak ni Slam from mlysia ☺️☺️
Ran Tea
Luar biasa
N Wage
itu si siska sbg anak angkàt gak tau diuntung sekali ya.
gak sadar apa ya kalau gak dipungut kel.fandi entah gimana nasibnya.dicampakan orangtuanya di pinggir jalan.
N Wage
astaga!!!! otakmu taruh mana Ru?
N Wage
Luar biasa
N Wage
heru...heru...hanya orangtua bodoh yg mau mendukung kemauanmu.
kalea rizuky
najis indah dpet bekass jalang
kalea rizuky
pernikahan bkn permainan bodoh
kalea rizuky
indah jangan mau bekas mira mending cari perjaka qm bkn baby sitter
Julia Juliawati
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Julia Juliawati
suka cerita nya
Julia Juliawati
mmaf Thor knpa pake bahasa daerah kita yg g ngerti jd aq bacanya di loncat2
N Wage: tp maaf kk...bahasa daerahnya mudah dimengerti kok.makanya othornya gak pake traslet.😁
total 1 replies
Nouva Quinny
didunia nyata adakah yg seperti siska....rasa²nya mo getok aja klo yg kayak siska
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!