DENDAM Tuan ARGA

Selamat! Membaca 🤗

"Kau jangan banyak bertanya, cepat masuk dan obati dia,"sahut Arga dengan ketus.

"Astaga! Aku harus tau siapa Pasien ku ini Ga."

"Ben!"panggil Arga. Yang mulai kesal dengan Dokter yang bernama Gerry itu.

Dengan cepat!

Sebelum membuat sang Tuan marah! Ben segera menarik Gerry masuk kedalam unit Apartemen Arga.

"Apa-apaan ini Ben, kau pikir aku ini Karung beras, seenaknya kau menyeret ku seperti ini. Bahkan kau tidak boleh memperlakukan Karung beras seperti ini Ben."

"Sudah! Anda jangan banyak bicara sebelum Tuan Arga murka."

🕊️🕊️🕊️

"Siapa Gadis ini Ben?"

Tanya Gerry.

"Tuan Arga hanya menyuruhmu untuk mengecek kondisinya. Dan memberikan dia obat bila perlu, bukan untuk mengetahui siapa dia."

"Tapi aku sebagai Dokter harus tahu siapa nama dan latar belakang Pasien ku ini Ben,"protes Gery.

"GERRY!"

Suara Arga Menggema di belakang kedua lelaki itu.

"Aaa... Baik-baik. Aku akan segera mengecek kondisi Gadis ini."

Karena Gery tau urusannya akan panjang jika Arga marah, jadi lelaki itupun segera memeriksa Shi yang terbaring di atas Ranjang.

TIK.

TIK.

TIk.

Suara denting Jam dinding terdengar jelas mengiringi aktivitas Gerry yang tengah fokus memeriksa Shi.

Mulai dari denyut Nadi detak jantung, dan Mata. Sudah ia periksa kestabilannya.

Kening Gerry berkerut di saat ia memeriksa bagi-bagian yang tadi disebutkan.

"Apa kau tidak memberinya makan dan minum?"

Tanya Gerry, dan pertanyaan itu ia tunjukkan pada Arga yang tengah berdiri di belakangnya.

"Ben. Tunjukkan pada Dokter ini."

Ben mengangguk, dan ia segera menunjukkan beberapa kantong plastik berwarna putih di hadapan Dokter Gerry, seolah ingin mengatakan bahwa inilah makanan yang disiapkan Tuan Arga untuk gadis itu.

"Kau membelikan makanan sebanyak itu ketika dia sudah pingsan. Kejam sekali!"gumam Gerry, namun bisa terdengar jelas di telinga Arga dan Ben.

Di tengah-tengah pemeriksaannya, Gerry kembali mengerutkan keningnya, kali ini kening itu berkerut disertai dengan rasa keterkejutan dan kekhawatiran yang luar biasa di wajahnya.

Beberapa menit sudah,

lelaki itu selesai memeriksa Shi.

"Arga, aku ingin bicara dengan mu,"kata Gerry dengan serius.

Arga tidak menyahut tapi ia melangkahkan kakinya menuju sofa dan duduk di sana, hal itu menandakan Jika ia siap mendengar apa yang ingin dikatakan oleh Gerry.

"Katakan padaku Ga, Siapa gadis itu? Dari mana asalnya? Dan kenapa dia bisa ada di Apartemenmu?"

"Kau banyak sekali bertanya, dan apa aku harus menjawab semuanya?"

"Tentu saja! Kau tahu apa yang terjadi pada gadis itu? selain ia kelaparan dan kehausan?"

Arga melengos, seolah tidak mau mendengar dan tidak peduli dengan apa yang ingin Gerry sampaikan.

"Ga. Dari hasil pemeriksaan singkatku ini, gadis itu sepertinya menderita penyakit yang serius. Itu sangat terlihat sekali dari warna kulitnya, ia sepertinya rutin meminum obat-obatan dengan dosis tinggi, dan dari penyakit yang serius. Yang mengakibatkan ruam di kulitnya."

Setelah Gerry memberikan penjelasan dari hasil pemeriksaannya beberapa menit yang lalu, tapi ia menangkap sesuatu yang aneh dari Arga.

Lelaki itu sama sekali tidak terkejut dengan kabar yang Gerry berikan, bahkan ia terlihat santai dan masih sempat-sempatnya menggoyangkan kaki seperti orang yang tidak mempunyai dosa sedikitpun.

"Kau sudah mengetahui hal ini Ga?" Tanya Gerry penuh dengan curiga.

Melihat Arga yang masih diam tak menjawab, sama saja memberikan jawaban ia pada Gerry.

"Kau keterlaluan Ga, jika kau sudah tahu Gadis itu memiliki penyakit yang serius dan dia pingsan. Kenapa kau tidak segera membawanya ke Rumah sakit! Dia harus mendapatkan perawatan dan pertolongan yang akurat Ga."

"Aku sudah memanggilmu kan?"

"Seharusnya kau membawanya ke Rumah sakit Arga. Bukan memanggilku untuk kasus yang serius seperti ini."

"Kau Dokter kan?"Sahut Arga. Masih dengan nada santai, sangat bertentangan dengan Gerry yang panik!

"Astaga! Arga. Meskipun aku ini Dokter, aku tidak bisa memfonis penyakitnya seseorang sebelum melakukan pemeriksaan lebih lanjut."

Arga terlihat semakin kesal dengan Gerry yang memaksanya untuk membawa Gadis itu ke Rumah sakit.

"Berikan dia obat. Dan tidak ada alasan apapun untuk membawanya ke Rumah sakit."Kata Arga dengan tegas.

"Aku tidak bisa memberikan dia Obat. Dan jika Gadis itu tidak segera di tangani sesuai penyakitnya. Dia pasti akan Mati Ga." Sahut Gerry dengan nada yang serius dan sedikit mengancam.

🕊️🕊️🕊️

Setelah berfikir panjang dan mendapatkan usulan dari Ben.

Akhirnya Arga pun memutuskan untuk membawa Shi ke Rumah sakit.

Dengan memalsukan semua data tentang Gadis itu. Agar keberadaan Gadis itu tidak di endus oleh Jason.

Setelah beberapa Jam Dokter melakukan pemeriksaan terhadap Shi.

Akhirnya mereka mengetahui jika Gadis itu menderita penyakit Kanker Hati.

Hal ini tentu sangat mengejutkan Gerry.

Bagaimana bisa Arga membawa Gadis yang menderita penyakit serius seperti itu.

Dan dengan terpaksa, Arga membiarkan Shi di rawat di Rumah sakit selama beberapa hari.

********

Beberapa hari berlalu.

"Ini sudah satu Minggu lebih! Tapi kau masih belum menemukan Shi. Apa kerjaan mu selama ini Piter?"

Maki Jason. Dengan otot-otot yang menonjol jelas di lehernya.

"Maaf Tuan!"

"Maaf-maaf. Sudah berapa ratus kali kau mengatakan itu! Tapi apa? Kau masih belum bisa membawa Shi pulang."

"Tuan saya!"

"Apa lagi!"

BUG!

BUG!

BUG!

Jason yang tidak mau lagi mendengar penjelasan dari Piter segera menghajarnya habis-habisan.

Jason nyaris membuat orang kepercayaannya kehilangan nyawa akibat pukulan yang bertubi-tubi ia layangkan di wajah dan tubuh Piter.

*******

Dan hari ini.

Shi Kembali di bawa ke Apartemen oleh Arga setelah beberapa hari melakukan pengobatan di Rumah Sakit.

"Tuan, apa anda tidak berniat membawanya ke Markas?"bisik Ben.

"Tunggu dia sembuh dulu. Kita tidak mungkinkan melakukan penyiksaan pada Seseorang yang tengah lemah seperti ini."

"Anda benar Tuan, jika memang alasannya seperti itu saya setuju."

"Tentu saja kau harus setuju dengan apa yang aku katakan Ben. Tapi kau tenang saja, meskipun Gadis ini tinggal di Apartemenku tapi aku akan tetap memperlakukannya dengan sangat buruk."

"Anda terdengar sangat kejam Tuan."

"Bukankah aku memang seperti itu?"

Hahaha....

Dan kedua lelaki itupun tertawa terbahak-bahak.

*****

"Tuan!" panggil Shi dengan hati-hati.

"Apa!" Dan Arga menyahutnya dengan nada tinggi.

"Kenapa anda kembali membawa saya ke sini?"

"Lalu, aku harus membawamu kemana? apa aku harus membawamu ke Markas?"

"Tidak! Tuan, saya tidak mau. Tolong jangan bawa saya kesana."

"Kalau begitu patuhilah. Dan tetep diam jika kau tidak mau kedua bola matamu aku Congkel!"Ancam Arga dengan sangat kejam.

"Baik!"

TING TONG...

Suara Bel Apartemen mengejutkan Shi dan Arga.

Bersambung......

🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️

Terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏

Minta dukungannya ya 🙏

Lope banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️