NovelToon NovelToon
Cinta Beda Alam : Ternyata Istriku Jin

Cinta Beda Alam : Ternyata Istriku Jin

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Cinta Beda Dunia / Cinta Terlarang / Mata Batin / Romansa / Reinkarnasi
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dri Andri

Bagaimana jika wanita yang kau nikahi... ternyata bukan manusia?
Arsyan Jalendra, pemuda miskin berusia 25 tahun, tidak pernah menyangka bahwa pertemuannya dengan Wulan Sari—wanita cantik misterius yang menolongnya saat nyaris tenggelam di sungai—adalah awal dari takdir yang akan mengubah dua alam.
Wulan sempurna di mata Arsyan: cantik, lembut, berbakti. Tapi ada yang aneh:
Tubuhnya dingin seperti es bahkan di siang terik
Tidak punya bayangan saat terkena matahari
Matanya berubah jadi keemasan setiap malam
Aroma kenanga selalu mengikutinya
Saat Arsyan melamar dan menikahi Wulan, ia tidak tahu bahwa Wulan adalah putri dari Kerajaan Cahaya Rembulan—seorang jin putih yang turun ke dunia manusia karena jatuh cinta pada Arsyan yang pernah menyelamatkan seekor ular putih (wujud asli Wulan) bertahun lalu.
Cinta mereka indah... hingga rahasia terbongkar.
Ratu Kirana, ibunda Wulan, murka besar dan menurunkan "Kutukan 1000 Hari"—setiap hari Arsyan bersama Wulan, nyawanya terkuras hingga mati

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dri Andri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11: Malam Pertama & Tanda-Tanda Aneh

Malam pertama sebagai suami istri.

Arsyan nggak pernah setegang ini seumur hidupnya.

Dia duduk di pinggir kasur—kasur lipat tipis yang dibeli second dari pasar loak—tangan mengepal di paha, napas nggak teratur. Wulan di kamar mandi—udah setengah jam lebih—dan Arsyan... nggak tau harus ngapain.

Tenang, Yan. Lo udah nikah. Ini... ini wajar.

Tapi tetep aja—jantungnya ngebut kayak habis lari marathon.

Pintu kamar mandi terbuka pelan.

Wulan keluar—pake daster putih polos, rambut basah terurai di bahu, wajah tanpa make-up tapi tetap cantik. Dia jalan pelan—langkahnya ragu—lalu duduk di ujung kasur, jauh dari Arsyan.

Hening.

Hening yang awkward banget.

Arsyan ngeliat Wulan dari sudut mata—dia keliatan... gugup. Tangannya mainkan ujung daster, napas pelan tapi terdengar.

"Mbak..." Arsyan akhirnya buka suara. "Kamu... capek?"

Wulan menggeleng pelan. "Nggak."

"Lapar?"

"Nggak juga."

"Mau... mau tidur?"

Wulan diam sebentar. Lalu dia bisik lirih, "Aku... aku nggak tau harus ngapain, Mas."

Arsyan langsung lega—ternyata Wulan juga sama gugupnya.

Dia geser duduk lebih deket—tapi masih jaga jarak. "Mbak... kita nggak usah buru-buru. Kita... kita ngobrol dulu aja. Santai."

Wulan menatap Arsyan—mata berkaca-kaca—lalu dia senyum tipis. "Mas... baik banget."

"Ya iyalah. Aku kan suami Mbak sekarang. Harusnya aku baik."

Wulan ketawa kecil—ketawa yang lembut, bikin Arsyan makin jatuh cinta.

Mereka ngobrol lama—tentang hal-hal kecil. Tentang rencana besok, tentang warung soto yang mau dibuka lagi, tentang... masa depan.

"Mas..." kata Wulan pelan. "Mas pengen punya anak?"

Arsyan kaget. "Eh... ya... pengen sih. Tapi nggak buru-buru. Kita... kita nikmatin dulu jadi suami istri."

Wulan tersenyum sedih. "Kalau... kalau nanti aku hamil... Mas seneng?"

"Ya jelas seneng lah. Kenapa nanya gitu?"

Wulan nggak jawab. Dia cuma natap tangannya sendiri—tangan yang dingin, pucat.

Arsyan pegang tangan Wulan—dan langsung kaget.

Dingin banget.

Lebih dingin dari biasanya. Kayak... kayak pegang es batu.

"Mbak—tangan lo—kenapa dingin banget?"

Wulan langsung tarik tangannya cepet. "Aku... aku memang begini, Mas. Dari lahir."

"Tapi ini... ini nggak normal, Mbak. Lo sakit? Lo kedinginan?"

"Nggak, Mas. Aku... aku baik-baik aja."

Arsyan nggak yakin. Tapi dia nggak mau nanya lebih banyak—takut bikin Wulan nggak nyaman.

Malamnya, mereka tidur di kasur yang sama—tapi Wulan tidur di ujung, Arsyan di ujung satunya. Jarak cukup jauh. Awkward? Iya. Tapi... manis.

Arsyan merem—nyoba tidur—tapi pikirannya kemana-mana.

Wulan itu... siapa sih sebenarnya? Kenapa badannya sedingin itu? Kenapa dia selalu kayak... menyembunyikan sesuatu?

Tapi di saat yang sama—Arsyan ngerasain sesuatu yang aneh.

Kasurnya... dingin.

Bukan dingin karena AC—mereka nggak punya AC. Dingin karena... Wulan.

Hawa dingin keluar dari tubuh Wulan—kayak radiasi—bikin suhu kamar turun drastis.

Arsyan buka mata pelan—ngeliat Wulan.

Wulan tidur membelakanginya—tapi tubuhnya... bergetar halus. Kayak menahan sesuatu.

"Mbak..." bisik Arsyan pelan. "Lo nggak tidur?"

Wulan nggak jawab.

Arsyan geser lebih deket—pegang bahu Wulan pelan. "Mbak... lo nangis?"

Wulan langsung berbalik—mata merah, basah, pipi basah air mata.

"Mas... maafin aku..."

Arsyan langsung duduk, bingung. "Maafin kenapa? Lo nggak salah apa-apa—"

"Aku... aku nggak bisa jadi istri yang baik buat Mas..."

"Ngomong apa sih? Kita baru nikah sehari, Mbak. Nggak ada yang salah—"

"ADA, MAS!" Wulan tiba-tiba teriak—suaranya pecah, penuh penyesalan. "Ada yang salah! Aku... aku nggak seharusnya nikah sama Mas! Aku... aku harusnya nggak turun ke dunia ini! Harusnya aku—"

Wulan langsung nutup mulut—sadar dia udah ngomong kebanyakan.

Arsyan jantungnya berhenti.

"Turun... turun dari mana, Mbak?"

Wulan menggeleng keras—air mata makin deras. "Lupain, Mas. Lupain aku ngomong itu—"

"Mbak." Arsyan pegang wajah Wulan dengan dua tangan—menatap matanya dalam. "Jujur sama aku. Lo... lo siapa sebenarnya?"

Wulan menatap Arsyan lama—bibir bergetar—pengen ngomong tapi nggak bisa.

Lalu dia bisik lirih, "Mas... belum waktunya. Nanti... nanti aku bakal jelasin semuanya. Tapi sekarang... percaya dulu sama aku. Aku... aku cinta Mas. Itu yang paling penting."

Arsyan pengen maksa—pengen tau sekarang juga—tapi dia lihat mata Wulan yang penuh air mata, penuh ketakutan.

Dia nggak tega.

"Oke," katanya pelan. "Aku percaya. Tapi... janji ya, Mbak. Suatu hari nanti... lo harus jujur sama aku."

Wulan ngangguk—peluk Arsyan erat. "Aku janji, Mas. Aku janji..."

Mereka berpelukan lama—sampai akhirnya Wulan ketiduran di pelukan Arsyan.

Arsyan ngerasain tubuh Wulan yang dingin—tapi dia peluk lebih erat, nyoba kasih kehangatan.

Dan malam itu—malam pertama mereka sebagai suami istri—adalah malam yang penuh tanda tanya.

Tapi juga... penuh cinta.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!