Anaya Karenina terusir dari rumahnya sendiri karena tak bisa membayar hutang orangtuanya.Gadis berusia 20 tahun itu tak tau harus kemana karena tak memiliki sanak keluarga.Sampai ia bertemu dengan orang yang menyelamatkannya dan merubah hidupnya.Ia harus menikah dengan sang pria karena permintaan sang ibu dari pria itu yang sudah menyukainya saat awal bertemu.
Bagaimana pernikahan mereka?apakah Anaya akan bisa melanjutkan pernikahannya tanpa adanya cinta?
Simak cerita selanjutnya ya!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Debat dimalam pertama
Setelah melewati rangakaian acara akhirnya Anaya bisa bernafas lega.Ia segera memasuki kamar pengantin mereka untuk mengganti gaunnya dan membersihkan tubuhnya yang terasa sangat lengket.Anaya begitu kesulitan untuk membuka gaunnya karena kancingnya ada dibelakang.Gadis itu mengintip keluar kamar barangkali ada pelayan yang lewat untuk membantunya membuka kancing gaunnya.
Baru saja gadis itu akan membuka hendel pintu,tiba tiba saja seseorang tampak membuka pintu itu dari luar.Tampak Sean memasuki kamar dengan wajah yang masih kesal.
"Mau kemana?",tanya Sean mengkerutkan keningnya.
"A-aku mau memanggilkan pelayan untuk membantu membukakan kancing gaunku",jawab Anaya memperlihatkan kancing gaunnya yang susah ia gapai.
"Biar aku bantu",ucap Sean memndekati Anaya.
"Apa?...ti-tidak usah.Biar aku minta tolong pada Seena saja atau Mama",jawab Anaya gelagapan.Ia lupa jika ia dan Sean sudah menikah.
"Kenapa?bukankah aku suamimu sekarang?",ucap Sean tanpa dosa.
Gluk
Anaya membulatkan kedua matanya.Kenapa ia lupa jika ia dan Sean sepasang suami istri sekarang.Anaya bergidik ngeri jika malam ini adalah malam pertama mereka.
"Tapi...
Sean telah lebih dahulu berdiri dibelakang Anaya dan membukakan kancing bajunya.Dingin.Itulah yang dirasakan Anaya saat semua kancing gaunnya perlahan terbuka menampakkan punggung polosnya.Nafas Sean begitu terasa di belakang punggungnya membuatnya merinding.
Tak berbeda dengan Sean pria itu bersusah payah menahan salivanya saat melihat punggung polos Anaya terpampang nyata didepan matanya.Sesuatu dibawah sana mulai beraksi membuat Sean kesusahan menahan hasratnya untuk tidak mengecup bahu polos nan mulus itu.Ia tau mereka sudah halal tapi ia dan Anaya memiliki perjanjian dalam pernikahan ini.Meski belum sempat mereka buat tapi yang pastinya salah satunya mereka tidak akan melakukan hubungan layaknya suami istri.
"Kak...apakah sudah selesai?",tanya Anaya.
Sean tersentak dari lamunannya."S-sudah...",jawab Sean dengan suara serak.
"Terima kasih Kak",ucap Anaya dan langsung memasuki kamar mandi setelah menyambar baju gantinya dan mengunci pintu kamar mandi.
"Shitt...bisa gila gue", umpat Sean saat sesuatu yang sudah terbangun dari bawah sana.
Sean mengusap wajahnya kasar lalu mengambil baju gantinya didalam lemari lalu dengan segera ia keluar untuk mandi dikamar lainnya dan juga menidurkan adiknya yang telanjur bangun.
Sedangkan Anaya sedang menetralisir detak jantungnya.Bohong kalau ia tak merasakan sesuatu tadi saat merasakan hembusan nafas Sean menyentuh kulitnya.Ia tau Sean sedang menahan gairahnya saat membantu Anaya membuka kancing bajunya.Ia dapat melihat api gairah dari mata Sean saat ia berbalik badan akan memasuki kamar mandi.
"Dosa gak ya...aku nolak dia di malam pertama?.Bukankah kita menikah hanya satu tahun.Lalu kalau aku hamil saat bercerai kasihan anak aku dong?",gumam Anaya.
"Duh kok aku gak mikirin ini sebelumnya ya?",lirih Anaya memikirkan nasib pernikahannya.
Anaya keluar dari kamar mandi dalam keadaan segar.Dia segera mengeringkan rambutnya yang basah didepan kaca rias.
Anaya tak melihat keberadaan Sean dikamar itu.Entah kemana pria itu sekarang?,dia tak peduli dimana Sean sekarang setidaknya dia tidak ada disini sekarang.
Tak lama Sean kembali masuk ke kamar dalam keadaan segar dengan pakaian santainya.
"Naya ada yang harus kita bicarakan",ucap Sean mendudukkan diri di kasur pengantin mereka yang ditaburi bunga mawar.
"Ada apa Kak",jawab Anaya memutar duduknya menghadap Sean.
"Ini tentang pernikahan kita selanjutnya",ucap Sean.
"Iya...terus..."
"Aku sudah memikirkan kalau aku ingin menjalani pernikahan ini dengan benar",ucap Sean.
"Maksud Kakak?"
"Ya...aku harap kamu mau kita saling membuka hati,dan selama kita belum jatuh cinta aku tidak akan menyentuhmu",ucap Sean.
"Bukankah Kakak bilang kalau kita menikah hanya satu tahun saja,lalu..."
"Kamu tau Naya saat aku membaca ijab kabul tadi ada sesuatu yang bergetar dalam hatiku ketika aku melafazkan namamu tadi",ucap Sean menatap Anaya tulus.
"Kak...kamu..."
"Aku harap kamu mau Naya,aku tak ingin mempermainkan pernikahan ini",ucap Sean.Ia sadar entah kenapa saat ia mengkabul Anaya tadi hatinya bergetar dan ada rasa tak ingin melepaskan.
"Kak...bukankah dari awal kamu minta aku jadi istri kamu hanya untuk satu tahun,lalu kenapa sekarang kamu berubah pikiran?.Atau kamu ingin menjebak ku agar aku menikah denganmu dengan alasan ada perjanjian dalam pernikahan ini.Bahkan aku baru sadar tak ada perjanjian tertulis yang Kakak berikan padaku",ucap Anaya dengan nafas tersengal-sengal.Ia merasa dibohongi oleh Sean.
"Aku tidak menjebakmu Anaya,bahkan kamu tau kalau kita dipaksa untuk menikah.Kamu tak tau apa yang ku rasakan saat ini ijab kabul tadi Nay...ada sesuatu yang tak bisa aku jelaskan",balas Sean.
Anaya menatap Nanar kearah Sean,ia bingung dengan sikap tiba tiba Sean memintanya untuk menjalani pernikahan ini dengan sesungguhnya.
"Naya...
"Kak...aku tetap dengan perjanjian awal kita menikah hanya satu tahun",ucap Anaya kekeh.
"Hufff... baiklah perjanjiannya hanya satu kita tidak akan berhubungan suami istri selama satu tahun.Tapi kita tetap tidur dalam satu kamar",ucap Sean datar.
"B-baik lah",jawab Anaya.
Sean berjalan mendekati Anaya dan berbisik tepat ditelinga gadis itu."Kau akan ku buat jatuh cinta padaku Anaya,hufff...",Sean meniup telinga Anaya pelan.
Blush
Gadis itu seketika merinding dan memejamkan matanya.Hembusan nafas Sean membuatnya merasakan gelanyar aneh ditubuhnya.
Sean terseyum tipis melihat Anaya menikmati hembusan nafasnya.Pria itu yakin akan mudah membuat Anaya jatuh cinta padanya.
"Apakah kau menikmatinya?,aku bisa lakukan yang lebih dari itu hingga kau terbang melayang,hum",goda Sean.
Plak
Anaya segara tersadar dan menepuk bahu Sean.Pria itu sungguh senang menggoda Anaya.
"Ini baru beberapa jam kita menikah kamu sudah melakukan KDRT padaku Naya",ucap Sean.
"Siapa suruh kamu menggodaku Kak",kesal Anaya.
"Baiklah...kamu harus tetap melakukan tugasmu sebagai istri dimansion kita.Kecuali diatas ranjang",ucap Sean.
"Ya...ya aku tau Kak",kesal Anaya.
Baiklah aku ingin istirahat tubuhku sangat lelah",ucap Sean merebahkan tubuhnya diatas kasur.
"Lalu aku tidur dimana Kak",tanya Anaya.
"Disini...",Sean menepuk kasur disebelahnya.
"Gak mau...",tolak Anaya.
"Ya sudah terserah saja Anaya aku sangat lelah dan ingin tidur saat ini",ucap Sean lalu memejamkan matanya untuk mengarungi mimpi indahnya.
Anaya memberengut kesal saat Sean mengacuhkannya.Ia memindai sekeliling kamar.Tak ada satupun selain tempat tidur di kamar itu yang bisa ia jadikan untuk istirahat.
Mau tak mau Anaya merebahkan diri disebelah Sean denah memberikan lembaga guling diantara mereka.
Jadilah pasangan pengantin itu melewati malam pertama mereka dengan tidur.
...****************...
Sengaja panggilannya diganti dengan aku kamu ya. Karena mereka sudah menikah.
Mampir thor🙋🙋🙋