🏆Novel Legendaris🏆
Kisah seorang gadis berusia 17 tahun yang dipaksa menikah untuk menggantikan adik kandungnya yang di lamar oleh keluarga Van Rogh Costel III tetapi adiknya, yang bernama Jingmi menolak lamaran keluarga bangsawan tersebut yang mengakibatkan kemarahan keluarga Van Rogh Costel III.
Untuk meredakan amarah keluarga Van Rogh Costel III maka Jia Li yang merupakan anak kedua keluarga imigran bermarga Kwee yang sukses itu terpaksa di nikahkan dengan anak pertama Van Rogh Costel III yaitu Van Costel IV anak laki-laki keluarga bangsawan di Rumania.
Sayangnya Van Costel IV yang akan dinikahkan dengan Jia Li, dia bukanlah manusia...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Jingmi
Jingmi
Suatu ketika Jingmi mendengar desas desus bahwa keluarga Van Rogh Costel III bukanlah manusia melainkan hantu, dan dia memberitahukan perihal itu kepada ayahnya yang sakit keras.
"Ayah ! Ayah ! Ayah !", panggil Jingmi.
Gadis berkulit putih dengan potongan rambut pendeknya berlari menuju sebuah kamar berukuran besar dengan pintu penuh ukir-ukiran.
KRIET...
"Ayah !", panggil Jingmi mendekat ke arah ranjang tidur Kwee Lan.
Kwee Lan terbaring lemah dengan wajah pucat menolehkan kepalanya pelan kepada puterinya itu.
"Ayah, apakah ayah tahu kabar bahwa suami Jia Li adalah hantu !", ucap Jingmi.
"A-apa... Apa yang kamu katakan itu, Jingmi ?", tanya Kwee Lan terkejut kaget.
"Benar ayah, ternyata suami Jia Li adalah seorang hantu", sahut Jingmi.
"Ya Tuhan ku ! Hantu ?", ucap Kwee Lan panik.
Kwee Lan yang berusaha beranjak bangun sambil memegangi dadanya lalu bertanya lagi.
"Apa itu benar yang kamu katakan itu, Jingmi ?"
Kwee Lan terbatuk-batuk mencoba untuk duduk di atas ranjang chihonya.
"Mana mungkin...", kata Kwee Lan tak percaya.
"Aku tidak berbohong, ayah", sahut Jingmi.
Jingmi hanya berdiri terdiam memandangi ayahnya yang berusaha bangun dari tempat tidurnya.
"Uhuk... Uhuk... Uhuk..."
Kwee Lan berusaha bersandar di atas chihonya sambil terbatuk.
"Benar ayah, aku mendengarnya dari para pelayan di rumah ini, mereka semua sedang membicarakan tentang Van Costel IV yang telah mati", sahut Jingmi.
"Itu tidak benar..., dan tidak mungkin kalau Van Costel IV telah meninggal dunia, kabar itu tidak mungkin benar, Jingmi...", kata Kwee Lan.
"Jika ayah tidak mempercayai berita itu maka aku akan memanggil Heng dan Ho kemari agar mereka mengatakannya sendiri", sahut Jingmi.
"Heng..., dan Ho... ?", ucap Kwee Lan kaget.
"Iya, ayah, kabar berita itu berasal dari mulut Heng dan Ho yang terdengar oleh seorang pelayan perempuan di rumah ini", sahut Jingmi.
Kwee Lan tertegun mendengar penjelasan dari puterinya yang bernama Jingmi.
Dia baru teringat bahwa dia pernah menyuruh kedua pelayan setianya yang bernama Heng dan Ho untuk menjemput pulang Jia Li, tetapi mereka tidak bertemu dengan puterinya itu di lembah Moldova.
"Siapa pelayan perempuan itu ?", tanya Kwee Lan.
"Namanya Adela, gadis muda yang berasal dari keluarga miskin Rumania", sahut Jingmi.
"Panggil dia kemari !", perintah Kwee Lan.
"Baik ayah, aku akan memanggilnya", sahut Jingmi.
Jingmi lalu berlari keluar mencari pelayannya yang bernama Adela dan membawanya ke kamar Kwee Lan.
Satu jam kemudian...
Semua telah berkumpul di dalam ruangan kamar tidur Kwee Lan yang sangat luas ukurannya.
Terlihat Kwee Lan bersandar di atas chihonya dengan di temani istri ketiganya.
"Apa benar yang dikatakan oleh Adela bahwa dia mendengar kabar berita tentang Van Costel IV bahwa pria itu telah mati ?", tanya Kwee Lan.
Heng dan Ho saling menyenggol satu sama lainnya dan keduanya tidak berani menatap tuannya yang memandangi mereka dengan sorot mata tajam.
"Heng ! Ho ! Kenapa kalian tidak menjawab pertanyaan ayah ? Jangan diam saja !", bentak Jingmi kesal.
Heng dan Ho semakin ketakutan sehingga keduanya tidak berani menjawab.
"Heng... Ho... Katakanlah kepada kami semuanya tentang kebenaran kabar berita itu ! Apakah benar bahwa Van Costel IV telah meninggal dunia ?", tanya Kwee Lan dengan sabar.
"B--benar, tuan Kwee Lan...", sahut Heng gemetaran.
"Kami mendengar berita itu bahwa Van Costel IV itu sebenarnya telah meninggal dunia", kata Ho.
"Dan berita itu santer terdengar di seluruh daerah menuju lembah Moldova tetapi kami juga tidak melihat sendiri wujud asli Van Costel IV", sahut Heng.
"Lalu kalian mendengar berita itu dari siapa ?", tanya Kwee Lan.
"Dari seorang penjual makanan Mittei yang telah mengantarkan kami ke lembah Moldova", jawab Ho.
"Apakah saat kalian ke rumah Van Costel IV, kalian tidak bertemu dengannya dan Jia Li ?", tanya Jingmi.
"Tidak, nona Jingmi ! Kami sama sekali tidak bertemu dengan Van Costel IV ataupun nona Jia Li di rumah itu", sahut Heng.
"Saat kami berkunjung ke rumah itu, ada sebuah perayaan pernikahan yang digelar secara meriah dan berlangsung selama tujuh hari tujuh malam", lanjut Ho.
"Acara perayaan pernikahan !?", tanya Jingmi.
"Benar, nona Jingmi ! Di rumah Van Costel IV tengah diadakan sebuah perayaan pernikahan yang di datangi ribuan orang dan acara itu hampir mirip sebuah festival karena megahnya", sahut Ho.
Jingmi menjadi kesal sekaligus cemburu saat mendengar cerita mengenai acara perayaan pernikahan Jia Li dan Van Costel IV.
Diam-diam di hati Jingmi timbul rasa penyesalan karena telah menolak lamaran pernikahan dari keluarga Van Rogh Costel III.
"Apa benar yang kalian katakan itu ?", tanya Kwee Lan.
"Iya, tuan Kwee Lan, kami melihat dengan kedua mata kami sendiri acara perayaan pernikahan itu", sahut Ho.
"Hanya saja kami tidak melihat nona Jia Li dan Van Costel IV di pesta", ucap Heng.
"Mengapa mereka tidak mengundang kita ke acara pesta pernikahan itu, ayah ?", tanya Jingmi dengan muka masam.
"Hal itu diluar kuasa kita dan sudah merupakan perjanjian antara kami untuk tidak mencampuri urusan pribadi kedua keluarga", sahut Kwee Lan.
"Maksud ayah !? Setelah Jia Li menikah dengan Van Costel IV, dia tidak boleh berhubungan lagi dengan keluarga kita !?", tanya Jingmi.
"Iya...", sahut Kwee Lan sambil mengangguk lemah.
"Perjanjian apakah itu ?", kata Jingmi ketakutan.
"Karena itulah ayah tidak dapat bertemu kembali dengan Jia Li untuk selama-lamanya", sahut Kwee Lan sedih.
Berita itu membuat Kwee Lan sangat menyesali perbuatannya dan bermaksud membawa pulang Jia Li dan memberitahukan perihal itu kepada Laoshi guru Tianba.
Seminggu kemudian...
Kwee Lan berangsur-angsur pulih dari sakitnya meski tidak sembuh secara total dan masih terlihat sangat lemah.
Dia sudah bisa duduk di atas kursi meski masih harus bersandar.
Kwee Lan tengah menulis sebuah surat di atas kertas dengan pena tinta hitam lalu melipatnya serta memasukkan surat itu ke dalam sebuah amplop.
"Tolong antarkan surat ini kepada Laoshi dengan cepat dan hati-hati !", ucap Kwee Lan seraya menyerahkan surat itu.
Sesaat Kwee Lan terdiam sambil menatap ke arah surat yang baru ditulisnya itu.
"Jangan sampai surat ini jatuh ke tangan orang lain dan pastikan sendiri kamu yang menyampaikan surat ini kepada Laoshi !", perintah Kwee Lan kepada anak buahnya.
"Baik tuan Kwee Lan", sahut anak buah Kwee Lan yang langsung pergi.
Tiga hari berikutnya...
Surat telah diterima oleh Laoshi dan guru dari Tianba itu telah datang ke rumah Kwee Lan.
Laoshi yang telah membaca isi surat dari Kwee Lan terlihat marah, dia berdiri dengan membawa pedang naga berukuran besar sambil meremas surat ditangannya.
"Kita tidak mungkin membiarkan masalah Jia Li yang menikahi orang mati begitu saja, dan kita harus segera memisahkan keduanya", kata Laoshi.
"Ini memang salah ku yang telah menerima lamaran pernikahan dari keluarga bangsawan Van Rogh Costel III", sahut Kwee Lan.
Kwee Lan terlihat duduk bersandar di kursi besarnya sambil memijat keningnya.
"Bagaimana kamu bisa membuat keputusan yang ditentang oleh langit dan Tuhan, Kwee Lan ?", tanya guru Laoshi.
"Aku tidak tahu jika yang akan dinikahkan dengan Jia Li adalah orang yang sudah mati, Laoshi", sahut Kwee Lan sedih.
"Seharusnya kamu menyelidiki terlebih dahulu latar belakang keluarga itu dan tidak langsung menikahkan puteri mu dengan keluarga bangsawan itu", ucap Laoshi.
"Aku tahu... Aku tahu... Kalau aku salah ! Dan ini dikarenakan aku terlalu mementingkan urusan ku sendiri serta keselamatan keluarga ini yang menerima lamaran pernikahan aneh itu", kata Kwee Lan menyesal.
"Pernikahan aneh ?", tanya Laoshi.
"Iya..., pernikahan yang diikuti oleh Jia Li sangat aneh sekali karena saat acara pernikahan itu berlangsung, mempelai prianya tidak hadir di acara pernikahan...", sahut Kwee Lan.
"Lalu kenapa kamu melanjutkan pernikahan itu ?", tanya Laoshi.
"Karena mereka mengancam kami untuk melenyapkanku sehingga memaksa Jia Li harus mengikuti ritual pernikahan di sebuah hotel mewah yang sangat suram", sahut Kwee Lan.
"Ritual pernikahan ?", tanya Laoshi semakin cemas.
"Benar, pada saat pernikahan antara Jia Li dan Van Costel IV, waktu itu, mereka memaksa Jia Li untuk melakukan ritual aneh dengan meminum sesuatu yang berbau sangit...", sahut Kwee Lan.
Kwee Lan lalu menerawang jauh sambil mengenang saat kejadian di hari pernikahan Jia Li diadakan di sebuah ruangan khusus.
Dia mengingat Jia Li yang tengah membawa buket bunga dengan memakai gaun pengantinnya berwarna hitam, dan melihat bayangan puterinya itu terus datang di benak Kwee Lan.
"Anehnya lagi, kami sebagai pihak keluarga Jia Li tidak diperbolehkan untuk mengikuti kemana mereka pergi setelah pernikahan selesai", kata Kwee Lan murung.
"Aku akan membawa Jia Li pulang ke rumah !", ucap Laoshi.
"Tetapi keluarga bangsawan itu sangat kuat, Laoshi", sahut Kwee Lan.
"Percayalah pada ku, Kwee Lan !", kata Laoshi berusaha meyakinkan Kwee Lan.
Kwee Lan sangat bersedih sehingga Laoshi yang melihatnya turut merasakan kesedihan Kwee Lan.
Hal itu membuat laoshi tidak terima dan mulai melakukan pencarian untuk membawa Jia Li dari keluarga Van Rogh Costel III.
lom ada endingnya
diasaat Antolin memohon mohon lo aja hati u aja membatu. giliran itu baru so soan. aku bantuin karena dia ga tau apa apa.
Heh Kalau mau nolongin orang dengan tulus gak mungkin lo itu masih berbelit dengan masakelam yang lo alami. kesannya gak ikhlas nolonginnya. Katanya GURU kok kelakuan tak mencerminkan seorang Guru/Pooh-pooh/.
disaat Dimitri Peka ,Masonn gak peka.
di saat mason bicara ambigu disitulah Dimitri bertanya kemudian disaat dimitri berbicara ambigu disitulah mason juga bertanya tanya./Shame//NosePick//Pooh-pooh/
Teruslah kalian berdua planga plongo
terus kami yang baca juga ikut bertanya tanya dengan percakapan kalian yang ambigu/Shame/
wahai wanita...
cintailah aku...