Satrya Devano Atmaja adalah seorang CEO muda,memiliki rahang tegas serta pahatan wajah yang nyaris sempurna. Sifat dingin ,tegas dan sedikit kasar mungkin itu yang membuat para kaum hawa mundur teratur,kalah sebelum berperang mungkin itu adalah kata kata yang cocok untuk para kaum hawa.
Namun dibalik sifat seseorang pasti memiliki alasan bukan?, apakah alasan orang itu kita tidak ada yang tau,hanya mereka dan Tuhan yang tau,mungkin Devano juga salah satu nya? tapi apakah alasan nya kita pun tidak ada yang tau.
Stefani Putri seorang gadis cantik,hidup sederhana bersama ibu dan adik nya membuat dia menjadi pekerja keras,setalah sang ayah meninggal membuat nya menjadi tulang punggung membantu ibu nya. sifat nya yang periang membuat seolah olah tidak memiliki beban hidup,mudah berbaur,cerewet adalah sifat nya yang sudah mendarah daging.
Satu insiden membuat nya harus bertemu dengan seorang pria yang sangat menyebalkan menurut nya,siapa kah pria itu? kalau penasaran silahkan mampir
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dinzy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Setelah selesai meluruskan kesalahpahaman yang tidak jelas itu,Fani dan Fira kembali turun ke bawah guna memasak makan malam untuk mereka berempat.
Saking seru nya mereka bercerita hingga tidak mengingat waktu seperti saat ini,mereka baru akan menyiapkan makan malam setelah jam 8,wah satu harian ini ternyata mereka habiskan di kamar.
"Lo mau masak apa?,biar gue bantu " setelah sampai di dapur Fira melihat Fani malah seperti bingung untuk memasak padahal dia yang ngajak.
Fani yang sibuk melihat dan membuka kulkas guna melihat bahan bahan makanan apa saja yang ada untuk dimasak hanya diam ,tanpa menjawab pertanyaan Fira yang membuat sahabat nya itu kesal.
"Mending lo masak capcai sama ayam goreng aja deh,ada bahan nya gak?" saran Fira yang melihat Fani bingung mau masak apa.
"Lo pengen?" dengan menatap ke arah Fira yang bersandar disamping meja dan memakan kentang goreng yang di toples di genggaman nya.
"Hm" Fira hanya berdehem tidak ingin membuka mulut nya yang sibuk mengunyah makanan.
"Baik lah,tapi lo bantuin,jangan cuman nonton sama makan doang bisa nya" sindir Fani yang sudah tau tabiat sahabat nya itu,jika dia bilang ingin membantu Fani memasak maka yang terjadi adalah dia hanya akan menonton saat Fani berkutat dengan masakannya dan jika sudah tersaji maka dia akan menilai layak nya seperti juri di lomba memasak.
menaruh makanan nya kembali ke rak yang sepertinya khusus untuk cemilan" mau gue bantuin apa?" tanya nya sambil mencuci tangan nya di wastafel di samping Fani.
Fira menjelaskan apa saja yang harus di bersihkan,di iris maupun di potong ,saat Fira menjalankan tugas nya dia sibuk dengan penggorengan yang di depan nya.
Acara masak memasak mereka di selingi candaan dan gosipan mereka,yang di dominan oleh Fira karena Fani sibuk sendiri dengan masakan nya.
sampai Fani cengah mendengar kerandoman oleh Fira seperti saat ini.
"Lo tau fan?,masa gue liat anjing kawin di jalan kan gak sopan,ya kalau mereka gak bisa nyewa hotel ya setidak nya di tempat yang sepi lah gak usah di samping lampu merah lah"
Fani mendengar nya hanya diam tidak ingin menimpali karena kalau dia ikut membahas hal itu berarti dia dan sahabat nya ini sama sama tidak punya otak.
"Kok lo cuman diam sih,tanggapi kek,tutup mata sambil masak pun ,masakan lo bakalan tetap enak " kesal Fira yang mendapat keterdiaman sahabat nya itu,dia sudah putar otak untuk mencari topik pembicaraan tapi hanya di cuekin kan gak enak.
"Lagian pembahasan lo sih jauh dari kata normal, kecuali lo yang mantap-mantap di jalan raya sama Damian baru perlu di bahas dan di pertanyakan otak dan tata krama lo berdua ada dimana" diam sejenak Fani kembali melanjutkan ucapan nya" kalau anjing dan hewan lain nya ya wajar lah,yang gak wajar itu mereka mantap-mantap dihotel seperti yang lo bilang tadi"
"Ya tapi jangan lo tukar juga lah posisi gue sama si anjing itu apa lagi tadi apa lo bilang,gue sama Damian,ck" jika tau ending dari pembahasan ini mengarah ke diri nya dan lelaki menyebalkan itu dia tidak akan membahas hal random seperti ini,biarkan saja tadi suasana nya hening seperti di kuburan.
" kenapa emang nya,kan kalian berdua cocok tau" Fani terkekeh melihat Fira yang misuh misuh di tempat nya.
" Lo aja sama pak Devano gimana?,diliat dari segi manapun kalian cocok kok" sesi jodoh menjodohkan ternyata sedang terjadi.
"Cocok kata lo?,kayak nya mata lo katarak deh,maka nya lo bisa liat gue cocok sama manusia itu" Fani yang menuangkan makanan yang dia masak ke tempat nya menjawab ucapan ngawur sahabat nya itu.
" Gak terima kan lo,sama gue juga gitu,jadi gak usah deh bahas yang enggak - enggak seperti ini" Fira membantu Fani menghidangkan makanan di atas meja.
"Hacim"
Damian tengah di kamar nya tiba tiba bersin padahal dia tengah rebahan di kamar nya.
"Kayak nya fans gue lagi bahas gue dah" ucap Damian sambil mengucek hidungnya yang gatel.
Dan di kamar Devano ,dia yang tengah sibuk dengan laptop di pangkuan nya mengusap usap telinga yang tiba tiba gatal.
kembali ke kedua gadis itu,setelah mereka menghidangkan makanan di atas meja,mereka kembali ke kamar untuk mandi terlebih dahulu baru nanti akan kembali ke bawah sekalian nanti sama kedua laki -laki itu.
"Lo manggil Damian ,gue manggil Devano ,biar cepat" kata Fani setelah mereka selesai dengan kegiatan mereka.
"Elleh,bilang aja sih lo mau berduaan dulu sama pak bos" goda Fira.
" Ck,kalau nggak lo aja deh yang manggil manusia arogan itu,gue sih sebenarnya malas,ya tapi karena gue asisten pribadi kata nya,maka nya gue yang manggil karena ini salah satu tugas gue,bukan seperti yang lo bilang" kesal Fani menjelaskan panjang kali lebar,sungguh dia malas sekarang meladeni sahabat nya ini ,tinggal manggil ribet banget harus adu bacot dulu pikir nya.
"Selow bun,bercanda gue" Fira berdiri dan bergerak dari kasur tempat nya lesehan,dan melangkah ke arah Fani yang duduk di meja rias nya yang asik memainkan handphone,tengah bertukar kabar sama mama Winda.
" Ya udah deh,keluar yok,biar cepat" ajak Fira dan Fani mengikuti nya.
***
Fani melangkah ke arah kamar Devano,setelah di depan pintu kamar Devano, tiba-tiba kejadian dimana dia memegang abs Devano terlintas dan berhasil membuat wajah nya semerah tomat.
Tarik nafas buang,tarik nafas buang,itu yang dia lakukan sampai jantung nya yang berdetak tak karuan itu normal kembali seperti biasa , memberanikan diri nya ,dia mengetuk pintu yang di depan nya itu.
"Tok,,,tok,,,tok" dia mengetuk nya berulang ulang ," masuk "sampai mendengar suara yang menyuruh nya masuk dari dalam.
Devano yang tengah menyelesaikan kerjaan nya mendengar suara ketukan dari pintu "tok,,,tok,,,tok" mengangkat alis nya pertanda bingung lantaran siapa yang mengetuk,jika itu Damian tidak mungkin karena sahabat nya itu akan langsung masuk tanpa pernah mengetuk pintu.
Ketukan pintu itu tidak berhenti membuat nya membuang nafas kasar,dia tidak suka saat dia bekerja di ganggu oleh siapa pun,tapi saat ini orang itu berani mengganggu nya dan mampu membuat nya emosi."Masuk " akhir nya dia menyuruh orang itu masuk jika hal yang ingin di sampaikan tidak penting maka jangan salahkan dia jika orang itu mendapat hal yang seharusnya dia dapat.
" ceklek" pintu terbuka menampilkan wajah Fani,hanya wajah karena Fani tidak ingin masuk karena dia tau manusia arogan itu tengah emosi tersirat dari nada suara nya yang dingin saat menyuruh nya masuk tadi,dengan kata lain dia hanya cari aman saja.
"saya menyuruh mu masuk gadis bodoh" melihat gadis itu yang sepertinya takut mungkin mendengar suara nya tadi membuat Devano gemas,dan dia akan mengerjai gadis itu untuk melihat ekspresi apa saja yang akan dia perlihatkan.
Fani yang mendengar dia dipanggil gadis bodoh menahan kekesalan nya entah sampai kapan.
Dia mendorong pintu agar terbuka lebar dan melangkah masuk"makan pak" dia langsung to the poin agar lebih cepat.
"jam?" ' apa ini, maksud nya sekarang jam berapa gitu gak sih batin' fani.
"Sekarang jam 8.30 pak,udah lewat jam makan malam malah,jadi bapak stop dulu kerjaan nya kita habis itu kita makan baru nanti lanjut lagi pak " Devano hanya diam dan menatap Fani yang mulai mengeluarkan kecerewetan nya.
Fani yang melihat Devano diam melanjutkan ucapan nya lagi " pasti bapak sering melewatkan jam makan kan,keliatan sih jadi mulai sekarang karena saya sudah menjadi asisten bapak walau terpaksa tapi saya akan menjalankan tugas saya dengan baik salah satu nya menjaga pola makan bapak dan mengingatkan bapak untuk makan" tanpa sadar Fani sudah di depan Devano dia mengambil alih laptop nya dan menutup laptop Devano setelah dia menyimpan data yang di kerjakan oleh bos nya itu.
Jangan tanya bagaimana Devano sekarang,dia hanya diam melihat tingkah dan mendengar ocehan Devano,sudut hati nya yang paling dalam seakan merasakan kehangatan oleh perhatian kecil dari gadis di depan nya ini,apakah itu bisa di bilang perhatian?.
Setelah selesai dengan urusan laptop Devano,Fani memegang lengan Devano agar berdiri , Devano tersenyum tipis dan dia menuruti saja ,dia berdiri dan Fani mendorong nya keluar.
Di depan pintu tiba tiba Devano berhenti yang membuat Fani seketika menambrak punggung ya yang berhasil menyadarkan Fani atas apa yang dia lakukan,Fani meringis dalam hati entah apa yang akan terjadi selanjut nya.
Devano membalikkan badan nya dan menatap menatap netra coklat terang milik Fani "Mulai hari ini jangan panggil aku bapak ,atau bos dan sejajaranya paham?"
Fani sekarang bingung,apa tadi bos nya itu bilang " jangan manggil aku bos, AKU?" ulang Fani untuk memperjelas ,OMG hellow dunia masih aman kan.
Melihat wajah Fani yang tengah bingung secara intens mulai dari bulu mata yang lentik,hidung nya yang mungil,alis nya terbentuk indah dengan alami hingga bibi tipis nya yang merah alami menjadi pusat perhatiannya,bagaimana tidak bibir mungil itu terbuka sedikit.
Tidak ingin memikirkan hal yang akan membuat tubuhnya bekerja melakukan yang tidak di inginkan serta tidak sinkron dengan hati dan pikiran nya membuat Devano menegakkan badan nya.
Dia menepuk bahu Fani guna menyadarkan gadis itu,dan berhasil Fani tersadar dan terkejut yang
" ah iya pa- eh Dave " ralat Fani memperbaiki panggilan nya.
Melihat raut wajah Devano yang berubah dan tidak terbaca membuat fani gelagapan sendiri,apa ada yang salah?.
"Bukan gitu maksud gu-eh saya itu apa?" sungguh Fani bingung sendiri sekarang,tidak tau kah Fani ,Devano menatapnya seperti itu karena dia suka Fani memanggil nama nya apalagi tadi Dave? jika orang orang memanggil nya vano maka Fani beda dan dia suka.
"Aku kamu fan,bukan gue atau saya" jelas Devano dengan lembut.
Fani sekarang salting apa tadi aku kamu dan fan,baru kali ini manusia arogan itu memanggil nya dan berkata lembut.
Tidak ingin membuat suasana semakin canggung,Fani mengajak Devano turun untuk makan dan laki-laki itu hanya menurut saja,tidak ingin membuat wajah gadis itu semakin merah walau sebenarnya dia masih ingin menjahili nya.
***
Mereka turun dan melihat meja makan masih sepi apa kedua manusia itu sudah makan lebih dulu karena mereka terlalu lama?
Tapi seperti nya tidak karena makanan masih belum tersentuh.
Tidak beberapa lama kemudian kedua manusia yang ditunggu itu datang juga " cie yang pacaran dulu" goda Fani dan melihat ke arah ke dua nya bergantian.
"Mata lo pacaran,gue nyasar lah bego,mansion segede gini kamar nya banyak, mana gue gak tau juga dimana letak kamar yang di tempati manusia babi ini" cerocos Fira dan melirik Fani dan terakhir Damian ,sungguh dia sudah lelah mencek kamar satu persatu sungguh sangat menyebalkan.
Devano hanya diam mendengar dan sesekali menatap ke arah Fani yang senang menggoda sahabat nya itu.
Damian tengah menahan tawa melihat wajah Fira yang memerah menahan emosi ,mulai dari sampai di kamar nya hingga sekarang gadis itu tidak berhenti mengeluarkan unek-unek nya,ingin tertawa takut gadis itu cosplay jadi macan,jadi dia tahan dulu .
Setelah nya mereka menikmati makanan yang dihadapan mereka, sesekali di selingi canda tawa namun masih ada batasan nya,karena ini di meja makan
**Halo semua semoga suka ,jangan lupa kasih vote komen yang mendukung dan kritikan serta saran ya prend.
kalau ada typo aku minta maaf dan kalau ceritanya agak gaje dan juga agak gak nyambung aku minta maaf soal nya ini pengalaman pertama aku buat nulis jadi masih banyak kekurangan nya apalagi dalam menggunakan tanda baca,mohon pengertiannya ya ,see you the next chapter,sok Inggris kali aku haha.
semoga kalian suka ya,thanks all lop yu 🤗