Kesayangan Tuan Muda Dingin
"FANI BANGUN INI UDAH JAM BERAPA,APA KAMU NGGAK KERJA?"teriakan yang hampir memecahkan kuping penghuni rumah itu tidak berhasil membangunkan seorang gadis dari mimpi indah nya. jangan kan terbangun,terganggu saja tidak.
Bagaimana tidak, sepulang dari tempat kerja nya jam 8 mlm,bukan nya istirahat setelah makan malam dia malah begadang menonton drakor setelah itu membaca novel sampai dia terlelap dengan novel yang masih di pegang nya setelah jam menunjukkan pukul 01:45. ditambah lagi sifat nya yang sudah mendarah daging yaitu susah di bangunkan jika sudah tidur cosplay jadi mayat maybe. canda guys hehe
Tidak melihat putri nya keluar dari kamar membuat sang ibu melangkah menuju kamar,jangan lupakan gayung berbentuk love berisi air dingin yang akan siap membantu nya untuk membangunkan putri tidur itu.
"byurr" suara air yang di tumpahkan ke wajah sang anak,tidak tanggung-tanggung memang.
"mama apa apa sih,tega banget sama anak sendiri juga" dengan muka syok dan bibir manyun Fani berucap pada sang ibu.
"Apa mau protes kamu iya?,apa nggak kamu liat sekarang jam berapa? dibangunin nggak bangun bangun,nggak di bangunin nangis karena telat kerja"
dengan berkacak pinggang sang mengomel kepada Fani.
Melirik jam yang di atas nakas samping tempat tidur Fani langsung berdiri dan lari ke kamar mandi untuk segera mandi dan bersiap-siap untuk kerja.
melihat kasur sang anak yang sudah basah karena ulah nya sendiri, Winda menghela nafas,"menambah kerjaan sendiri ini nama nya,untung cuma kena selimut".setelah selesai mengganti selimut dan sprei dengan yang baru Winda melangkah keluar dari kamar Fani.
Hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk Fani membersihkan diri dan berdandan natural,memperhatikan penampilan nya di cermin untuk memastikan apakah sudah rapi atau belum "sudah siap ,sekarang siap berangkat" mengambil tas selempang dari kasur yang sudah dia siapkan tadi dia melangkah keluar dari kamar untuk segera berangkat ke kantor tempat nya bekerja.
"Ma Axel udah berangkat sekolah?"
tidak melihat sang adik satu satu nya ada di rumah membuat nya bertanya kepada sang ibu.
"Belum,masih di kamar siap siap" sambil menyiapkan sarapan untuk mereka Winda menjawab pertanyaan anak nya.
"Kok masih siap siap ,apa nggak telat nanti?"ingin melangkah kan kaki nya menuju kamar adik nya Axelino Putra nama lengkap dari Stefani Putri anak kedua dari Darwin Stefano dan Winda Uli .
"Udah nggak usah susulin ke kamar belum telat juga kok masih jam 6:30 masih sempat itu,lagian kan dia naik motor" menyendokkan nasi goreng ke piring untuk kedua sang anak nya Winda berkata membuat Fani melotot dengan jawaban sang ibu.
"Apa tadi,jam 6:30 bisa bisa mama nya tega banget aku mandi nya sampe nggak bersih loh,iihh mama nyebelin banget sih,tau ah ngambek "jika sang pacar yang melihat ekspresi nya saat ini mungkin akan merasa gemas bagaimana tidak bibir yang di majukan 5cm dan raut wajah yang di imut imutkan membuat sang pacar akan mencium nya namun sayang nya dia tidak mempunyai pacar,tapi tidak dengan sang ibu yang siap melayangkan sendok yang di pengang nya sekarang ke wajah sang anak yang seperti bebek siap di potong untuk di jadikan sate.
Memang mama Winda sengaja menyetel jam weker yang di kamar anak gadis nya lebih cepat dari yang semestinya,agar anak nya bisa bangun lebih cepat.
"Nih sekarang kamu sarapan biar kuat kerja nya,itu adik kamu udah datang,sekali lagi nggak usah bikin wajah kamu minta di goreng paham"dengan tatapan siap membunuh Winda memperingati sang anak.
"Nggak papa sih ma ,lucu kok kayak babi panggang"celetuk adik nya siapa lagi kalau bukan Axel sang adik tercinta,tanpa melihat adegan tadi juga dia udah tau apa yang membuat sang ibu berkata demikian.
"Bocil diharapkan untuk diam"melirik sinis ke arah sang adik yang duduk di depan nya, ingin membalas perkataan sang kaka tapi Winda sudah lebih dulu menyela menghentikan perdebatan kecil ini,kalau tidak dihentikan tujuh tahun kedepan pun tidak akan selesai selesai.
"hahaha udah udah sekarang kita sarapan agar kalian berdua tidak telat" setelah mengucapkan itu mereka 0un sarapan dan tidak terdengar lagi suara selain sendok yang yang bersahutan.
****
Di sisi lain seorang pria yang sudah lengkap dengan setelan kantor nya sedang sarapan seorang diri. Sunyi dan sepi itulah yang dia rasakan setelah kepergian ke dua orang tua nya.
Dia adalah Satrya Devano Atmaja anak satu satu nya dari Alexander Atmaja dan Dewi Arum Atmaja. Setelah kepergian kedua orang tua nya 5 thn silam tepat saat umu nya 22 thn ibu dan ayah nya meninggal karena kecelakaan. Membuat nya tidak merasakan kehangatan lagi.
Sejenak dia teringat dengan kehangatan keluarga yang dia miliki dulu,omelan dan masakan yang dia rindukan bahkan perhatian dari sang ibu serta ketegasan dan bucin nya serta keposesifan sang ayah terhadap sang ibu.
Sungguh dia sangat merindukan semua itu namun semua itu sudah berlalu dan tak akan pernah terulang lagi. Tidak ingin berlarut dalam kenangan itu membuat mempercepat memakan sarapan nya dan akan segera ke kantor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments