NovelToon NovelToon
Brondong Untuk Kakak Cantik

Brondong Untuk Kakak Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Anak Genius / Anak Kembar / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Kehidupan seorang balita berusia dua tahun berubah total ketika kecelakaan bus merenggut nyawa kedua orang tuanya. Ia selamat, namun koma dengan tubuh ringkih yang seakan tak punya masa depan. Di tengah rasa kehilangan, muncullah sosok dr. Arini, seorang dokter anak yang telah empat tahun menikah namun belum dikaruniai buah hati. Arini merawat si kecil setiap hari, menatapnya dengan kasih sayang yang lama terpendam, hingga tumbuh rasa cinta seorang ibu.

Ketika balita itu sadar, semua orang tercengang. Pandangannya bukan seperti anak kecil biasa—matanya seakan mengerti dan memahami keadaan. Arini semakin yakin bahwa Tuhan menempatkan gadis kecil itu dalam hidupnya. Dengan restu sang suami dan pamannya yang menjadi kepala rumah sakit, serta setelah memastikan bahwa ia tidak memiliki keluarga lagi, si kecil akhirnya resmi diadopsi oleh keluarga Bagaskara—keluarga terpandang namun tetap rendah hati.

Saat dewasa ia akan di kejar oleh brondong yang begitu mencintainya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Pagi yang cerah. Udara dingin masih menempel di kaca jendela kelas. Lorong sekolah dipenuhi suara ribut para siswa. Di bangku pojok, seperti biasa, Cakra duduk dengan wajah datar, membuka buku fisika. Padahal, pikirannya melayang ke tempat lain.

Ia tidak membaca. Ia sedang menghitung cara—cara apa pun—untuk bisa bertemu Celin lebih lama hari ini.

---

Saat istirahat, Arka dan Aksa sibuk dikerubungi teman-temannya. Dimas dan Reno ribut soal pertandingan futsal. Alfa sibuk bercanda receh. Tidak ada yang memperhatikan bahwa Cakra sengaja pamit lebih dulu.

Ia tidak ke kantin. Ia berjalan ke perpustakaan. Bukan untuk membaca, melainkan untuk meminjam buku tebal tentang biologi molekuler.

Buku itu bukan minatnya. Tapi ia tahu, Celin sedang mengerjakan tugas kuliahnya yang berkaitan dengan topik itu.

“Kalau aku kasih alasan minjam buku, aku bisa lebih lama ngobrol sama dia nanti,” batin Cakra.

---

Sore itu, rumah Bagaskara kembali ramai. Proyek kelompok semakin dekat tenggatnya. Celin, meski sibuk kuliah, tetap ikut mendampingi Arka dan Aksa yang dikerubungi teman.

Di dapur, Celin sedang memotong bawang merah. Tangannya lincah, tapi matanya sedikit berair.

“Perlu bantuan?” suara tenang itu membuat Celin menoleh.

“Oh, Cakra. Kamu udah datang?” tanyanya kaget.

Cakra hanya mengangguk. Ia mengambil pisau cadangan, lalu ikut memotong sayur tanpa diminta. Gerakannya teratur, presisi, seperti seorang koki.

Celin sempat melirik. “Kamu ini kok bisa semua sih? Masak bisa, ngitung bisa, sekarang motong sayur juga rapi banget.”

“Kalau dikerjakan dengan tenang, semua bisa,” jawab Cakra singkat.

Kalimat sederhana itu membuat Celin mengangguk. Ia merasa nyaman. Tidak sadar, bahwa kehadiran Cakra di dapur adalah bagian dari “rencana kecilnya.”

---

Seiring berjalannya waktu, perhatian kecil itu semakin sering muncul.

Saat Celin sibuk menulis, Cakra diam-diam menaruh segelas teh hangat di meja.

Saat Celin kelelahan, ia dengan tenang mengambil alih pekerjaan ringan.

Saat Celin kebingungan mencari file, ia yang pertama membantu mencarinya.

Celin selalu menanggapi dengan senyum tulus. “Makasih ya, Cakra. Kamu memang suka nolong.”

Baginya, itu hanya kebaikan seorang adik kelas yang pendiam. Ia tidak pernah mengira bahwa ada sesuatu di baliknya.

--

Namun, Aksa semakin yakin ada yang aneh.

Malam itu, setelah semua pulang, ia duduk di kamar bersama Arka. “Lo nggak liat, Ka? Cakra itu selalu nyari cara buat deket sama Kak Celin.”

Arka menyandarkan kepala di bantal. “Lo kebanyakan mikir. Cakra itu orangnya memang gitu. Peduli tapi diem.”

“Enggak. Gue yakin ada sesuatu. Tatapan matanya beda.”

Arka menoleh malas. “Terus kalau bener? Emang kenapa? Kak Celin nggak akan jatuh ke orang dingin kayak dia.”

Ucapan itu membuat Aksa terdiam. Tapi entah kenapa, rasa was-wasnya tidak hilang.

---

Beberapa hari kemudian, hujan deras mengguyur kota. Rumah Bagaskara kembali dipenuhi sahabat kembar. Celin menyiapkan teh panas untuk semua orang.

Saat ia mengantarkan nampan ke ruang tamu, hampir saja ia terpeleset karena lantai licin.

Namun sebelum jatuh, ada tangan yang sigap menahan bahunya.

“Pelan-pelan.” Suara Cakra.

Celin menoleh, jantungnya berdegup karena kaget. “Ya ampun, hampir aja. Untung ada kamu.”

Cakra hanya melepaskannya pelan, lalu mengambil alih nampan dari tangannya. “Aku yang bawa. Kak Celin istirahat aja.”

Celin tersenyum. “Kamu selalu tepat waktu, ya.”

Cakra menunduk, menyembunyikan gejolak di dadanya. Ia tahu, ia ingin selalu tepat waktu. Tepat di saat Celin butuh.

---

Malam itu listrik kembali padam. Semua ribut. Celin cemas karena tugasnya di laptop bisa hilang.

Cakra bergerak cepat. Dengan tenang ia menyalakan lilin, lalu menaruhnya di dekat Celin. “Sudah, jangan panik. File-nya bisa diselamatkan nanti.”

Celin menghela napas lega. “Kamu selalu punya cara, ya.”

Cakra hanya menatapnya sekilas. “Aku cuma nggak suka lihat orang panik.”

Tapi dalam hati, ia tahu—ia hanya tidak suka melihat Celin panik.

--

Hari berganti.

Cakra makin hapal detail Celin:

Cara Celin menggigit bibir bawahnya saat berpikir.

Cara ia menyibak rambut setiap kali terganggu.

Cara ia tertawa kecil ketika menertawakan hal receh.

Semua terekam di benaknya seperti catatan rahasia.

Ia tidak pernah menunjukkannya ke siapa pun. Tidak pernah berusaha menyatakan. Ia hanya ingin menyimpan semua itu dalam diam.

---

Suatu sore, Celin sedang duduk di teras sambil menatap hujan rintik. Cakra duduk di kursi sebelahnya tanpa suara.

“Tenang banget ya kalau hujan,” ucap Celin tiba-tiba.

Cakra hanya mengangguk.

“Eh, kamu suka hujan juga?” tanya Celin, menoleh.

“Kalau hujan… orang nggak bisa lihat air mata.”

Celin menatapnya heran. “Kamu ngomong apa sih? Dalam banget.”

Cakra terdiam, menyadari ia hampir ketahuan membuka hatinya. Ia buru-buru berdiri. “Aku ambilkan teh, Kak.”

Celin menggeleng sambil tersenyum kecil. Ia merasa Cakra memang unik. Tapi hanya sebatas itu.

---

Semua orang masih menganggap Cakra hanya teman kelompok yang pendiam. Arka tetap menutup mata, Aksa masih was-was, sahabat-sahabat lain sibuk dengan dunia masing-masing.

Hanya Celin yang tetap tidak sadar.

Baginya, semua perhatian itu hanyalah bentuk kebaikan. Tidak pernah ia pikirkan lebih jauh.

Tapi bagi Cakra, setiap detik bersama Celin adalah langkah. Langkah pelan tapi pasti menuju sesuatu yang bahkan ia sendiri belum tahu ujungnya.

---

Suatu malam, Celin kembali berdiri di balkon kamarnya. Angin malam mengibaskan rambutnya.

Di bawah, di jalan, Cakra kembali berhenti dengan sepedanya. Ia menatap ke atas, memastikan Celin tidak melihat.

Hatinya berbisik lirih, sama seperti sebelumnya:

“Aku nggak butuh dunia tahu. Aku cuma butuh tetap bisa melihatmu.”

Lalu ia mengayuh pergi, meninggalkan keheningan.

Namun kali ini, Celin sempat menoleh ke bawah. Ia tidak melihat siapa pun, hanya jalan yang basah oleh hujan.

Ia mengernyit. “Aneh… kenapa terasa seperti ada yang memperhatikan?”

Dan di situlah, tanpa ia sadari, benih rasa penasaran mulai tumbuh.

Bersambung…

1
Tiara Bella
Juan bahayain ya tktnya Celin kejebak aja
Noey Aprilia
Hhhmmm....
cakra msti lbih crdik dong....ga cma mlindungi celin,tp jg nyri tau spa juan sbnrnya....mskpn s kmbar udu nyri tau jg sih....
Noey Aprilia
Mngkn tu orng emng brmsalah d luarn sna,tp krna mlutnya mnis ky gula jd dia bsa bkin orng lain prcya....mga aja celin ga kna bjuk rayu setan.....😁😁😁
Tiara Bella
tw²hbs aja hehehe..
Dewi Nafiah
terus lah berjuang untuk mendapatkan pengakuan dari celin dan ortunya
Mochika mochika
ok
Noey Aprilia
Mngkn juan sngja dtng buat mnghncurkn kluarganya celin,enth dndm msa lalu atw apa....tp yg psti,cakra bkln sllu mlindungi celin.....
Noey Aprilia
Hhhmmm.....
nmanya jg cnta.....ttp brjuang cakra,kl jdoh ga bkln kmna ko....
Cindy
lanjut kak
Noey Aprilia
Smngt trs y cakra.....
kjar celine mskpn cma dgn prhtian kcil,ykin bgt kl klian brjdoh suatu saat nnti.....
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
/Determined//Determined//Determined/
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Aiih jadi inget dulu 😄 kalo soal bintang berjejer 3 🥲
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Kasian juga ga bisa menikmati masa remaja
Noey Aprilia
Diam2 suka y cakra....
ga pa2 sih mskpn beda usia,yg pnting tlus....spa tau bnrn jdoh....
Tiara Bella
wow brondong makin didepan.....
🟢≛⃝⃕|ℙ$ Fahira Eunxie💎
akhirnya muncul juga nih cowoknya, uhhh... Cakra sedang jatuh cinta... cinta pada pandangan pertama/Shy/
Noey Aprilia
Waahhhh....
nongol jg nih clon pwangnya celine.....
msih pnggil kk sih,tp bntr lg pnggil ayang....🤭🤭🤭
Cindy
lanjut kak
Tiara Bella
ehhhh brondongnya si Cakra ini kah
Fransiska Husun
up up lagi semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!