SENIA

Suara ketukan pintu menyadarkan Senia ketika sedang termenung dikamarnya . Ia berjalan membuka pintu . Seorang anak kecil bernama Feriska tersenyum manis di depan pintu .

Senia mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi anak kecil tersebut sambil membelai rambutnya dengan sayang .

”Tante kok di kamar terus sih , ayo kita makan semua orang sudah menunggu Tante ," katanya menatap wajah Senia .

" Iya , Tante akan makan bersama kalian semua ," Senia menutup pintu lalu menggandeng tangan mungil berjalan ke ruang makan .

" Maaf sudah membuat kalian lama menunggu , " Senia duduk di samping Feriska lalu mengambil nasi dan lauk juga sayur .

" Tidak apa-apa, tadi itu Feriska kangen sama kamu makanya dia ngajak ke sini , " kata Laila .

Senia merasa terharu mendengarnya , baru kali ini ada orang yang merindukannya Ingatannya kembali ke masa lalu dimana saat keluarganya menikmati makan bersama namun dirinya bgt tidak ikut makan . Ia makan sendiri di kamar .

Bu Ayu memperhatikan Senia teringat foto yang ada di ponsel Andra . Ia pun melirik Andra yang sedang makan dengan tenang tanpa menoleh sama sekali .

”Senia , apakah kamu besok ada acara ?" tanya Laila selesai makan .

" Aku belum lihat agendaku besok , memangnya ada apa Kak ? " jawab Senia lalu bertanya .

"Aku besok ada tugas pagi-pagi sekali jadi aku minta tolong kamu jagain Feriska ," jawab Laila dengan memohon .

Feriska tersenyum senang melihat Senia karena bisa bermain dan jalan-jalan bersama Senia .

Senia membalas senyum Feriska sambil mengacak rambut gadis mungil itu . Baginya Feriska bukanlah gadis biasa , ia gadis pintar di usia yang masih balita sudah bisa bicara dengan lancar dan juga pandai bergaul dengan orang dewasa .

" Baiklah aku akan menjaga gadis kecil ini . Kita jalan-jalan ya sayang ," sahut Senia dengan senang hati .

Laila senang mendengar jawaban Senia jadi ia bisa tenang ketika bekerja nanti dan tidak merasa khawatir karena Senia bisa diandalkan.

Selesai makan bersama meraka duduk santai di ruang keluarga sambil menonton acara televisi . Andra tidak ikut ia memilih masuk ke kamar .

Feriska bermain boneka dan beberapa jenis mainan miliknya bersama Senia dengan tawa riang . Bu Ayu lagi-lagi memperhatikan Senia kali ini ia merasa takut kehilangan , hatinya belum siap berpisah dengan Senia karena ia yang membesarkannya dan mendidiknya tapi jika suatu saat nanti Senia memilih kembali kepada keluarganya ia tidak bisa menghalangi .

Airmata Bu Ayu menetes , menyadari hal itu Laila merasa ada yang dirasakan oleh ibunya .

"Ibu kenapa menangis , cerita sama aku ," kata Laila menggenggam tangan ibunya .

Suwignyo menoleh dan mengusap airmata istrinya berkata . " Aku perhatikan dari kemaren kamu melamun sekarang menangis memangnya ada apa sebenarnya?" tanya Suwignyo ingin tahu apa ya g disembunyikan istrinya .

"Aku hanya terharu melihat mereka bermain , jadi ingat waktu kecil dulu ," jawab Bu Ayu merasa sedih .

"Aku tidak yakin ibu berkata seperti itu , jika tidak nyaman tidak usah cerita sekarang ," kata Laila memeluk ibunya .

"Nenek kenapa sedih ?" tanya Feriska penasaran ia ikut sedih .

"Nenek cuma kelilipan ," jawab Bu Ayu mengusap airmatanya yang jatuh di ujung matanya .

Saat malam semakin larut Feriska menguap beberapa kali . Senia membereskan mainan Feriska dan menyimpan di kamar Feriska menginap lalu mengajak Feriska masuk ke kamarnya .

"Tante Iska belum ngantuk ," kata gadis kecil itu menyebut namanya dengan panggilan Iska .

"Tapi mata kamu merah dan kamu dari tadi menguap ,lebih baik sekarang ayo tidur ," Senia menatap tempat tidur untuk Feriska .

"Ya udah aku mau tidur mataku rasanya perih ," Feriska menguap sampai tertidur .

Senia melihat gadis kecil dan mencium keningnya . “Kamu beruntung punya orang tua yang sayang sama kamu dan mendidikmu dengan baik ," Senia tersenyum getir mengingat dirinya yang malang .

Feriska samar-samar mendengar Senia bicara tidak lama pergi ke alam mimpi . Senia menangis mengingat masa kecilnya yang begitu memprihatinkan .

Senia berjalan dekat jendela melihat sinar rembulan begitu terang , ada bintang di sekitarnya . Senia Sekarang bukan waktunya merenungi nasib tapi berusaha bangkit dari keterpurukan . Masa itu sudah berlalu tidak perlu meratapi terlalu dalam hanya membuat sesal di hati katanya memberi semangat untuk dirinya sendiri .

Senia merebahkan tubuhnya di samping Feriska dan memeluk gadis bertubuh kecil dan mengecup keningnya .

Seseorang di kamar sebelah tidak bisa tidur masih di depan layar laptop . “Kenapa aku baru menyadarinya kalau mereka adalah saudara jadi kemungkinan besar mereka tidak bisa bersatu layaknya sepasang kekasih . Aku harus memberitahu Senia tapi tunggu dulu ini apa ya ?“ ucapnya sambil menyipitkan matanya membaca sebuah artikel lawas yang terlihat sangat kecil .

"Ini sangat valid dan fakta tidak mungkin kebetulan , aku yang akan membongkar perbuatan kalian ," katanya sambil menyimpan di sebuah file .

“Akhirnya apa yang aku cari ketemu juga ," gumamnya dengan senang hati sambil merenggangkan tangannya dan menyudahi pencarian lalu menutup laptopnya .

Andra merebahkan tubuhnya dengan nyaman senyum dibibirnya menandakan kalau ia sangat puas dan bersemangat . Ada rasa yang selama ini terpendam , ada harapan yang ia simpan dalam angan . Tinggal menunggu waktu yang tepat semua akan terbongkar .

Pagi itu di ruang makan Aluna membereskan meja makan setelah semua orang selesai sarapan . Ia bersiap pergi dengan menggunakan taksi online . Aluna pergi ke suatu tempat dengan menggunakan masker .

Saat turun dari taksi ia melihat Senia yang akan keluar mengendarai mobil sendiri . Aluna merasa takjub melihatnya ."Ini seperti mimpi atau memang aku sedang bermimpi ," gumamnya .

Aluna melihat Senia merasa kagum dan bangga tapi di sisi lain ia merasa minder . Senia keluar dari area rumah namun ia di hadang oleh Aluna lalu ia berhenti dan keluar dari mobil mendekati ibunya .

“Senia , ibu mohon sama kamu pulanglah ke rumah . Ibu sangat rindu sama kamu , ibu pengen kita berkumpul lagi seperti dulu ," kata Aluna dengan wajah sedih penuh harap pada Senia .

Senia terkejut mendengar perkataan ibunya , di sisi lain ia ingin sekali pulang tapi satu sisi ia meragukan sikap ibu kepadanya apakah sudah berubah dan tidak membuat dirinya menderita .

"Maaf ibu aku harus pergi ,kita bisa membicarakan hal ini lain kali ,“ kata Senia hendak masuk ke dalam mobil namun Aluna buru-buru menahannya sambil berlutut memohon Senia mau kembali pulang ke rumah .

“Senia , ibu mohon sekali sama kamu pulang ya , kami sangat merindukanmu sudah lama kami tidak melihatmu apakah kamu tidak merindukan ibumu yang sudah melahirkan dan membesarkan mu . Pulang ya ,nak ibu mohon banget ," Aluna bersikeras dengan rasa putus asa berharap Senia pulang .

“Aku akan memikirkannya setelah pulang nanti ," jawab Senia .