Demi keselamatan jiwanya dari ancaman, Kirana sang balerina terpaksa dijaga oleh bodyguard. Awal-awal merasa risih, tetapi lama-lama ada yang membuatnya berseri.
Bagaimana kalau dia jatuh cinta pada bodyguardnya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kujo monku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16 : Dukungan Keluarga
Memiliki hubungan spesial dengan nona mudanya tidak membuat Davis menjadi lupa akan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai CEO sekaligus bodyguard kesayangannya Kirana. Keselamatan nona muda tercinta adalah prioritasnya. Begitu pula dengan perusahaan yang dia pimpin saat ini.
Sejauh ini tidak ada kendala ketika Davis menjalankan semua bisnisnya dari jarak jauh. Baik Debby dan Jojo memang sangat dia bisa andalkan. Dan kini, semuanya sangat menguntungkan.
Siang ini, Davis ditemani Ganta dan Cakra- sepupu Ganta, memeriksa laporan perusahaannya yang dikirimkan oleh Debby- asisten pribadinya. Sejak kepergok Ganta, berita hubungan Kirana dan Davis diketahui oleh para sepupu, tetapi belum dengan para orang tua.
Mereka pun juga tahu siapa Davis sebenarnya. Ketiganya duduk di taman belakang rumah yang menghadap kolam renang. Sedangkan Kirana sedang asyik salon-salonan dengan Saki di kamar Kirana.
"Bang, lo kok suka sama kakak gue?" Ganta dan Davis sepakat berbicara informal.
"Nah itu dia, Bang. Kak Kirana kan cuek gitu. Cantik sih, supel tapi cueknya mbangeti." Timpal Cakra.
(kebangetan)
Davis mengalihkan tatapannya dari laptop ke Ganta. Dia pun hanya tersenyum sesaat, lalu menjawab pertanyaan Ganta.
"Kirana malaikat gue. Tanpa Kirana ada di dunia ini mungkin gue udah mati." Jawabnya.
Ganta dan Cakra saling menatap bingung dengan jawaban Davis. Malaikat? Menurut keduanya Davis sedang hiperbola.
"Malaikat apaan? Malaikat maut sih percaya gue," cibir Ganta.
"Nah, setuju. Mana kadang galak gitu," timpal Cakra.
"Galak kalau kalian nakal pasti," tembak Davis dan keduanya pun hanya nyengir. "Bagi gue, Kirana adalah malaikat penolong gue," lanjutnya.
"Memangnya Kak Kiran berbuat baik apaan?" tanya Ganta yang penasaran dengan Davis yang sampai menyebut kakaknya sebagai malaikat penolong.
"Kalian tidak perlu tahu," jawab Davis singkat.
Davis belum mau menjelaskan tentang masa lalunya yang berkaitan dengan Kirana. Biarkan kedua orang itu bingung.
Di saat matanya fokus ke data-data yang dikirim oleh Debby, terasa getaran dalam kantong celananya. Ponsel milik Davis bergetar, dan setelah dilihat, ada nama Jojo di layar.
"Halo,"
[Lapor, Bang! Liat tautan yang gue kirim. Sekarang!]
Tanpa menjawab, Davis langsung memutus panggilan itu dan membuat Jojo nan jauh di sana, menggerutu pada bos sekaligus abang angkatnya itu. Kelakuan Davis dari dulu memang bikin senewen.
Rasa penasaran dengan apa yang diminta Jojo sangat kuat. Buru-buru Davis membuka pesan yang dikirim oleh Jojo beberapa menit yang lalu. Sebuat tautan yang sepertinya mengarah ke akun sosial media sebuah lapak pergosipan.
"Napa, Bang?" Tanya Ganta penasaran dengan ekspersi Davis saat ini.
Kedua mata Davis seketika membulat melihat sebuah video yang diunggahan akun gosip itu. Apalagi membaca caption yang diketik oleh adminnya, membuat darah Davis seakan mendidih.
15 detik jogetan binal balerina berinisial KNG. Mau digoyang juga dong, Neng!
Ganta dan Cakra ikut-ikutan terkejut saat membaca dan melihat apa yang terjadi. Keduanya sangat marah.
"BANGS*T!" Umpat mereka bertiga bersamaan.
***
Video yang tersebar itu membuat heboh berita pergosipan saat ini. Semua sosial media membicarakan rumor-rumor terkait balerina nomer satu itu. Ada yang percaya dengan keaslian video tersebut dan ada yang tidak percaya. Buzzer yang pro dan kontra sudah mulai perang di semua sosial media.
Keluarga besar Kirana dari pihak Gautama dan Notokusuma, sudah mengetahui akan hal video tersebut. Semua yakin itu editan karena mereka tahu Kirana tidak akan berbuat hal-hal yang dapat mencoreng nama baik keluarga.
Jika dilihat, pemain wanita video itu memang mirip sekali dengan Kirana. Benarkah itu Kirana? Tentu saja tidak. Apa yang dilakukan Kirana selama ini terpantau oleh keluarga mereka. Kirana juga bukan wanita yang suka aneh-aneh. Dia anak rumahan sekali.
Kedua orang tua Kirana langsung kembali ke negara asal ketika tahu akan berita itu. Rencananya, saat tiba di Jakarta nanti, mereka akan menemui pengacara keluarga yang saat ini mulai bergerak mencari bukti-bukti.
Keduanya sepakat akan menempuh jalur hukum akan hal ini. Mereka takut sang anak akan terganggu mentalnya akan berita-berita hoaks seperti itu. Bahkan, Glen langsung terbang ke Jogja menggunakan pesawat pribadi keluarga Gautama. Semua ingin memberikan support positif untuk Kirana.
"Kenapa aku yang harus jadi korban? Memang apa salahku sama dia?" isak tangis Kirana yang ada di kamarnya terdengar sampai luar.
"Gak ada. Mana ada kakakku yang cantik ini jahat sama orang lain," bujuk Ganta. Dia ahlinya bujuk membujuk wanita. Buktinya, pacarnya yang bernama Regina yang Alfa itu bisa luluh juga dengan rayuan mautnya.
"Itu benar, Sayang," timpal Davis.
Di sisi kanan kasur ada Ganta yang memeluknya erat. Di sisi kiri, berdiri Davis yang tidak tega melihat Kirana bersedih seperti ini. Sungguh, hatinya ikut sakit.
Brak!
Tiba-tiba masuk Glen. Dia terlihat sangat khawatir.
"Kirana, astaga! Sini peluk sini," seru Glen yang langsung menyerang kakak sepupunya yang sedang bersedih itu.
Mendengar suara Glen, Kirana semakin terharu. Dia merentangkan tangannya untuk menyambut pelukan Glen.
"Hu hu hu, Glen,"
Sayangnya, sebelum Glen dan Kirana berpelukan, Davis langsung menyerobot dan memeluk Kirana erat, sebelum Glen memeluk kekasihnya itu. Semua terkejut dengan kelakuan Davis.
"Yaelah, Vis. Bisa gak lo gak ngebucin dulu?" seru Glen yang kesal dengan kelakuan teman dalam dunia bisnisnya itu.
"Suka-suka gue," jawab Davis sengak. Sayangnya, apa yang dilakukan Davis tidak bisa bertahan lama.
"Mau peluk Glen dulu," rengek Kirana dalam pelukan Davis.
"Cowokmu emang agak-agak. Putusin aja, Kiran,"
Dengan lirikan tajam, Davis mengumpat tanpa suara ke Glen. Mau tidak mau Davis mengalah. Dia tidak mau kekasihnya semakin bersedih.
Glen dan Kirana berpelukan. Kirana kembali menangis dalam pelukan adik sepupunya tersebut.
Kalau hanya sekedar rumor berpacaran dengan siapa, Kirana sudah biasa dan selalu bisa mengatasinya. Kasus ini baru pertama kali dia alami dan semuanya menyangkut harga diri serta nama baik keluarga besarnya itu.
Kirana mulai menguasai dirinya. Rasanya memiliki orang-orang terdekat yang selalu memberi dukungan baik moril maupun materiil.
...****************...
Hari semakin malam malah semakin seru. Suara musik EDM bergema di setiap sudut pantai yang ada di Utara kota Jakarta. Diiringi dengan teriakan dan goyangan para penikmat lagi yang berada di tempat itu.
Termasuk Audrey. Dia begitu menikmati musik dengan tubuhnya mengikuti setiap dengungan yang tercipta di beach club tersebut.
"Kayaknya lagi happy banget nih," celetuk salah satu sahabat Audrey yang ikut party malam ini.
Bagaimana dia tidak happy? Rencananya kali ini sangat mulus. Netijen dan infotainment sudah menyudutkan Kirana. Dia yakin, tidak lama, Kirana akan mengumumkan pensiunnya sebagai balerina.
"Iya dong. Gue sedang merayakan kemenangan gue sendiri," jawab Audrey santai. Dia terus bergoyang, meliuk-liuk memperlihatkan tubuhnya yang indah. Semua mata laki-laki hidung belang kini tertuju padanya.
"Wow, pantes Lo se-ekspresif ini. Mantep banget goyangan Lo. Banyak yang pengen ngebungkus elo, Drey," timpal sahabat Audrey yang lain.
Audrey memperhatikan para pria di pinggiran tempatnya bersenang-senang. Memang mereka semua menatapnya dengan tatapan 'lapar'.
"Kuras aja blackcardnya," Ide yang bagus, tetapi Audrey tidak minat.
Dia tidak bisa dibungkus malam ini. Kedua orangtuanya akan pulang dari luar negeri, jadi dia harus pulang.
Meskipun, tidak sampai tuntas party malam ini, Audrey tetap puas. Dia bahagia sekali.
...****************...