Transmigrasi Lunara Dan Sistem

Misi sudah diaktifkan. Tenggat waktu enam minggu. Aeryn hanya punya 90 hari untuk menghidupkan Vyne Luxe. Ia segera memangkas anggaran dan menugaskan Vale untuk menerapkan sistem inventaris digital yang baru. Keputusan ini memicu badai kecil di kantor lama Vyne Luxe.

​Di minggu pertama, suasana kantor terasa tegang. Aeryn, tampil dingin dan tak tersentuh, menghabiskan sebagian besar waktunya di Vyne Luxe, memecat tiga manajer senior yang terbukti korup dan lambat. Perombakan itu mengirimkan pesan jelas era baru telah dimulai, dan tidak ada tempat untuk kemalasan.

​"Nona Aeryn, saya tidak yakin. Visi Luxury meets Street Style ini terlalu jauh dari Vyne Luxe yang lama. Kita akan ditertawakan kritikus yang konservatif. Mereka mengharapkan gaun malam, bukan jacket bomber kulit dengan sulaman benang emas." Ucap Andrean.

​"Kita tidak bekerja untuk kritikus masa lalu, Andrean. Kita bekerja untuk masa depan. Ambil risiko atau tenggelam. Saya menjamin keputusan ini. Biarkan Orang-orang menertawakan hal baru sampai mereka menyadari itu adalah tren berikutnya." Jawab Aeryn.

___

Meskipun Vyne Luxe mendominasi pikirannya, Aeryn tetap harus menghadiri sekolah. Di pertengahan minggu kedua, saat jam pelajaran sejarah, Aeryn tampak lelah. Ia tidak tidur nyenyak karena memikirkan desain dan anggaran. Ia terus-menerus melihat ke ponselnya di bawah meja, membalas pesan Vale tentang harga pemasok. Aeryn terlihat pucat, matanya sedikit memerah karena kurang tidur.

Guru Sejarah, Bu Rina, menyadari hal itu. Bu Rina menatap Aeryn, salah satu siswi terbaik di kelas unggulan ini, dengan kekecewaan.

​"Nona Aeryn," panggil Bu Rina tajam. "Jika Anda menganggap kelas saya tidak penting, Anda bisa keluar. Kami semua tahu Anda sibuk menjalankan perusahaan, tetapi di sini, di kelas unggulan ini, Anda adalah seorang pelajar."

Seluruh kelas menoleh.

​"Maaf, Bu Rina. Saya kurang fokus karena harus membagi waktu dengan kewajiban lain." Jawab Aeryn singkat, mengakui masalah pembagian waktu.

​"Kewajiban lain itu bisa menunggu! Kewajiban utama Anda di sini adalah belajar. Fokus Anda terbagi, dan itu merugikan Anda sendiri. Jika Anda gagal di sini, seberapa besar pun perusahaan Anda, itu tidak akan menutupi kekurangan Anda. Anda seharusnya menjadi teladan di kelas ini." Tegas Bu Rina.

Aeryn menarik napas, menyimpan ponselnya. Benar, pikirnya. Aku membiarkan tubuhku kelelahan kerja hingga mengganggu fokus belajarku. Ini tidak boleh terjadi lagi.

__

Di akhir minggu kedua, Aeryn sempat mampir ke Suzu Café, menikmati iced latte pertamanya dalam seminggu, merasakan ketenangan sejenak. Namun, ponselnya bergetar. Pesan dari Raka, kakaknya, berisi nada skeptis yang menusuk.

Raka Hakari: 2 minggu. Kau sudah menghabiskan 35% anggaran. Aku melihat laporan pengeluaran untuk Andrean. Kau terlalu memanjakannya. Jangan sampai kau merusak nama Vyne Luxe karena ambisimu untuk membuktikan diri. Ingat perjanjian kita.

Aeryn tersenyum sinis. "Vale, balas pesan Kak Raka. Katakan padanya Anggaran bukanlah batas, Kak. Itu adalah tantangan. Dan aku akan mengembalikan dana itu, berlipat ganda.'" Ia kemudian fokus kembali pada sketsa Andrean.

__

Memasuki minggu ketiga, masalah mulai datang dari luar.

​Vale mendeteksi adanya kebocoran informasi tentang rantai pasok. Lé Monard Group mulai bermain kotor. Mereka tidak menyerang secara langsung, tetapi membuat proses pengadaan bahan baku menjadi rumit dan mahal. Setiap kali Vyne Luxe mencoba memesan sutra langka, harga di pasaran melonjak tiba-tiba.

​"Mereka menyerang supply chain kita, Nona. Ini pertempuran sehari-hari," Lapor Vale. "Setiap hari ada tantangan baru, mulai dari keterlambatan logistik hingga pemalsuan dokumen pengiriman."

___

Puncaknya di minggu keempat, pengiriman sutra bordir Italia bahan utama untuk closing piece Andrean tiba-tiba tertahan di bea cukai. Aeryn tahu, ini adalah pekerjaan Lé Monard Group yang memanfaatkan koneksi Bu Karina untuk melancarkan serangan finansial.

Aeryn menggunakan taringnya sebagai Nona Muda Hakari, menghubungi langsung Kepala Logistik Hakari Group dan memberikan ultimatum yang keras. Aeryn menegaskan bahwa kegagalan pengiriman ini akan merusak reputasi seluruh holding Hakari.

​Dalam waktu 12 jam, bukan sutra yang sama yang datang, tetapi beludru emas maroko, bahan signature Hakari yang jauh lebih eksklusif dan mahal tetapi berhasil didapatkan Vale dengan diskon khusus. Krisis diubah menjadi keunggulan.

____

Memasuki minggu kelima dan keenam, tekanan mental Aeryn memuncak. Ia hanya tidur empat jam sehari dan meminum kopi dingin tanpa henti.

​Suatu malam, Dion Kakak kedua nya menghubunginya dari luar negeri, karna khawatir. Dion, yang biasanya ceria, kali ini terdengar serius.

​"Aeryn, Raka bilang kau terlihat seperti zombie. Kau baik-baik saja? Aku tidak peduli kau menang atau kalah, yang penting jangan sampai jatuh sakit. Jangan terlalu memaksakan diri." Ucap Dion Hakari.

Aeryn tersenyum tipis. "Aku baik-baik saja, Dion. Aku harus memenangkan ini karena Raka sudah meragukanku. Aku akan membuktikan bahwa keputusanku benar, dan ambisiku sebanding dengan kemampuanku." Jawab Aeryn.

___

Tiga Hari Menuju Show Lé Monard Group melancarkan serangan terakhir dengan menekan agensi model untuk membatalkan kontrak mereka.

​Aeryn menelpon CEO agensi model dan memberikan ultimatum brutal yang didukung nama besar Hakari. Kontrak dipaksa kembali.

Namun, di ruang fitting, Aeryn muak pada tingkah Sasha yang rewel. Aeryn melihat Mia, model cadangan yang pendiam dan diabaikan.

Aeryn memilih Mia untuk closing piece. Desainer senior Pak Rudi memprotes keras.

​"Nona Aeryn, ini gila! Mia terlalu polos!" Protes Pak Rudi.

Aeryn memotongnya. "Saya adalah CEO di sini. Visi saya yang berlaku. Sasha hanya memberikan keindahan yang klise. Mia memberikan keindahan yang tak terduga. Jika Anda tidak bisa menerima otoritas saya, silakan ambil gaji Anda sekarang juga." Jawab Aeryn.

​Aeryn memastikan semua orang di kantor melihat penegasan kekuasaannya. "Mia akan menjadi wajah baru Vyne Luxe. Tidak ada diskusi lagi."

____

Di Hari-H Venue mewah di pusat kota dipenuhi kritikus, editor majalah mode, dan selebriti. Di belakang panggung, Aeryn dan Andrean tegang. Suasana riuh dipenuhi desas-desus.

Koleksi Monard Atelier tampil lebih dulu. Para model berjalan lambat dengan gaun malam sutra yang indah. Desainnya elegan, tetapi kritikus mencatatnya sebagai terlalu aman dan diprediksi. Para editor terlihat menguap, mencari kejutan.

Lalu,ketika giliran Vyne Luxe.

​Aeryn melangkah ke tengah panggung yang gelap. "Hari ini, Vyne Luxe Reborn tidak akan menunjukkan fashion masa lalu. Kami akan menunjukkan fashion masa depan." Ucap Aeryn.

Lampu menyala. Vyne Luxe Reborn tampil, Desain Andrean yang berani, dipasangkan dengan branding modern Aeryn, mencuri perhatian. Mia berjalan dengan kepercayaan diri yang liar, membuat closing piece beludru emas maroko terlihat ikonik.

Setelah semua peserta tampil keatas panggung ,Aeryn berdiri di belakang panggung, memantau online engagement yang memuncak.

​Juri naik ke panggung. Tiba-tiba, seorang Host yang flamboyan mengambil alih mikrofon.

​"Hadirin sekalian, dari puluhan rumah mode papan atas yang berpartisipasi malam ini, hanya lima nama yang benar-benar diperhitungkan juri Monard Atelier, La Fleur, Garnet Couture, Black Swan Fashion, dan tentu saja, comeback yang tak terduga dari Vyne Luxe Reborn!" Ucap Host Roni

Host Roni memegang amplop tertutup. "Baiklah! Mari kita mulai dari Juara Ketiga. Peraih posisi Juara Ketiga adalah..." Host Roni jeda panjang. "...La Fleur!"

Tepuk tangan terdengar. Tim La Fleur naik ke panggung.

​"Luar biasa! Kini tersisa empat nama yang bersaing memperebutkan dua posisi teratas. Peraih posisi Juara Kedua adalah..." Host Roni jeda lagi yang membuat tegang. "...Garnet Couture!"

Sorak-sorai terdengar. Tim Garnet Couture naik ke atas panggung. Hati Aeryn berdebar kencang. Kini, hanya tersisa Monard Atelier, Black Swan Fashion, dan Vyne Luxe Reborn yang bersaing untuk Juara Pertama.

​"Dan pemenang utama, yang berhasil mendefinisikan kembali masa depan high fashion Asia, yang berani mengambil risiko, yang telah membuat semua orang berbicara... pemenangnya adalah..." Ucap Host Roni.

​Host Roni menatap ke kamera dan para penonton, senyumnya misterius. Panggung menjadi gelap. Sorotan tunggal menyorot amplop di tangannya. Musik latar mendebarkan berdentum keras.

Bersambung....