NovelToon NovelToon
Tiba-tiba Menikah

Tiba-tiba Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Hardianti

Zira Azizah tidak pernah mempunyai keinginan sedikit pun untuk menikah diusianya yang masih muda namun apa daya sang ayah tiba-tiba meminta nya untuk menikah padahal ijazah sekolah SMA pun belum ia terima .


Ikuti kelanjutan nya dan jangan lupa mohon dukungan nya 🙏🙏🙏.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Hardianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 ~ Hujan

Sekitar pukul 7 malam Gaffi dan Zira meninggalkan taman karena kebetulan hujan turun . Gaffi langsung membuka jaketnya dan ia gunakan sebagai payung untuk mereka berdua .

Zira mendongak menatap Gaffi sekilas , jarak keduanya benar-benar sangat dekat belum lagi aroma wangi parfum Gaffi benar-benar menusuk ke hidung nya yang mancung namun mungil .

Jantung Zira seakan benar-benar mau melompat dari tempat nya , entah kenapa akhir-akhir ini ia selalu merasa mendapat serangan jantung mendadak ketika berdekatan dengan Gaffi .

" Hati-hati jalannya dek " , perhatian Gaffi .

Zira tidak menjawab ia sibuk dengan pikiran dan perasaannya sendiri.

Tak lama mereka sudah sampai parkiran, Gaffi dengan cepat membukakan pintu mobilnya untuk Zira .

" Masuk dek " , ujar Gaffi lembut .

Gaffi benar-benar perhatian pada Zira , bahkan ia memegang kepala Zira saat Zira ingin masuk mobil takut kepala Zira kepentok.

Setelah memastikan Zira duduk dengan benar , Gaffi pun langsung menutup pintu mobil dan ia segera memutari mobil , lalu masuk dan duduk dibagian pengemudi tak lain disamping Zira .

" Baju kamu basah dek " , ujar Gaffi ketika melihat baju yang Zira kenakan sedikit basah dibagian samping kanan .

" Gapapa ini cuman sedikit, baju Abang lebih basah dari pada aku " , jawab Zira seraya memperhatikan baju Gaffi yang basah .

" Gapapa " , timpal Gaffi tersenyum dan ia mengambil beberapa lembar tisu dan mengelap lembut baju Zira yang sedikit basah kena air hujan .

" Udah aku juga gapapa kok bang " , balas Zira , ia benar-benar merasakan diperhatikan oleh Gaffi bahkan Gaffi lebih mementingkan Zira dari pada dirinya .

Hujan semakin deras , Gaffi dan Zira terpaksa harus menunggu didalam mobil, untuk melajukan mobil pun takut bahaya .

" Kita nunggu sebentar gapapa ya , soalnya hujannya deres banget bahaya kalau jalan sekarang " , ucap Gaffi seraya menatap Zira .

Zira hanya mengangguk sebagai jawaban dan memang benar apa yang dikatakan suaminya bahaya jika melajukan mobil dibawah hujan deres .

Gaffi menggosok-gosok kedua tangannya , ia merasa sedikit kedinginan karena hanya memakai kaos oblong itu pun sebagai sudah basah .

Zira melirik Gaffi , memperhatikan Gaffi yang berulang kali meniup kedua tangan untuk menghangatkan tubuhnya , ia merasa kasihan dengan malu-malu dan ragu Zira meniup kedua tangannya dan memegang tangan Gaffi membantu menghangatkan badan Gaffi .

Gaffi sedikit kaget namun Zira dengan cepat memalingkan wajahnya karena ia benar-benar malu .

"Makasih dek" , ucap Gaffi tersenyum senang .

" Sama-sama , Abang kedinginan harus nya tadi ga usah lepas jaket " , jawab Zira seraya kembali mengulang menghangatkan badan Gaffi dengan meniup kedua tangannya lalu menempelkan kepada tangan Gaffi .

" Gapapa , Abang ga mau kalau sampai kamu hujan-hujanan dan nanti sakit " , jawab Gaffi seraya memegang tangan Zira .

Keduanya saling pandang dengan perasaan yang menggebu-gebu , perlahan Gaffi semakin mendekat dan Zira pun mundur hingga mengenai pintu mobil , tiba-tiba saja Zira memejamkan kedua matanya dan pandangan Gaffi pun perlahan turun ke bibir kecil dan tipis Zira , dengan lembut Gaffi menc*u*nya namun niat hati hanya ingin mengecup tapi jiwa kelakiannya ingin melakukan yang lebih .

Tidak ada penolakan dari Zira , Gaffi pun akhirnya perlahan mulai membuat Zira membuka sedikit mulutnya dan ia mulai mengabsen mulut Zira .

" Duar " , keduanya dikagetkan dengan suara petir .

" Ah astaghfirullah" , kaget Zira seraya langsung memeluk erat tubuh kekar Gaffi .

" Astaghfirullah" , ucap Gaffi pelan dan ia sedikit kaget mendapatkan pelukan dari Zira namun Gaffi segera membalas pelukan Zira dan mencoba menenangkannya .

" Gapapa dek tenang kamu Aman disini " , ucap Gaffi lagi seraya mengelus kepala Zira lembut.

Perlahan Zira melepaskan pelukannya , dan kebetulan hujan pun mulai reda.

" Kita lanjutkan perjalanan sekarang ya ? " , tanya Gaffi dan Zira hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Mobil pun meninggalkan kawasan parkir rumah makan, dan sepanjang perjalanan Gaffi menyetir dengan satu tangannya karena satu tangannya ia gunakan menggenggam tangan Zira .

" Dek kalau kamu ngantuk tidur aja " , ujar Gaffi perhatian , ia melihat Zira yang sepertinya kecapean.

" Ngga Zira gak ngantuk kok " , jawab Zira seraya melirik Gaffi sekilas lalu ia memperhatikan tangannya yang digenggam oleh Gaffi .

" Kok rasanya aneh ya benar-benar beda , aku belum pernah merasakan seperti ini waktu bersama Adrian " , Batin Zira .

Zira menguap ternyata setelah kekenyangan makan dan bumi diguyur hujan membuat ia sedikit ngantuk .

Gaffi hanya tersenyum sekilas menoleh ke arah Zira lalu ia kembali fokus menyetir .

Perlahan Zira mulai terkantuk-kantuk namun dengan cepat ia menahannya agar tidak tidur.

Gaffi melepaskan genggaman tangannya yang sedari tadi ia memegang tangan Zira. Gaffi membawa kepala Zira untuk bersandar dibahu nya ,

" Tidur aja dek , nanti kalau udah sampai rumah bunda , Abang bangunin " , ujar Gaffi lembut seraya tersenyum.

" Ngga , Zira gak ngantuk kok " , tolak Zira namun ia tidak bisa menolak untuk bersandar dibahunya Gaffi , dan lagi-lagi Gaffi juga menggenggam satu tangannya .

Zira memperhatikan jalanan yang masih diguyur hujan walau tidak sederas tadi , dengan posisi bersandar dibahu Gaffi dan satu tangannya digenggam oleh Gaffi membuat Zira merasa benar-benar nyaman .

Perlahan Zira mulai menutup kedua matanya, rasa kantuknya sudah tidak bis ia tahan lagi .

Gaffi menoleh ia tersenyum dan tak ingin mengganggu tidur istri nya yang imut .

Gaffi fokus mengemudi seraya sesekali melirik Zira yang tertidur dengan bersandar dibahunya , sedikit pegal namun itu bukan masalah bagi Gaffi .

Tak lama mobil Gaffi masuk ke pekarangan rumah bunda Zoya dan Gaffi memberhentikan mobilnya setelah terparkir rapi.

Gaffi menoleh ke arah Zira yang masih tertidur pulas , ia merasa gak tega untuk membangunkan istrinya , seperti nya Zira benar-benar kecapean.

Perlahan Gaffi melepaskan genggaman tangannya , dan perlahan ia menaruh keadaan Zira untuk bersandar di kursi.

Zira tidak terganggu sama sekali , ia masih tertidur dengan pulas .

Gaffi seger turun dari mobil karena diluar keluarga istrinya sudah menunggu.

" Assalamualaikum " , salam Gaffi dn mulai menyalami semuanya .

" Wa'alaikum salam warohmatullah " , jawab semuanya.

" Zira mana nak ? " , tanya Bunda Zoya celingukan.

" Ada didalam mobil Bun , dia ketiduran waktu diperjalanan tadi ", jawab Gaffi jujur .

" mmm ya udah kalau gitu kamu bawa ke kamar aja nak " , timpal Ayah Syahdan seraya menggelengkan kepala begitu pun dengan yang lain .

Gaffi mengangguk , ia langsung membuka pintu mobil dan menggendong Zira membawa nya ke kamar diikuti oleh bunda Zoya .

Sesampai didepan kamar Zira , bunda Zoya. membantu membukakan pintu lalu menutupnya kembali setelah Gaffi membawa Zira masuk .

Perlahan Gaffi membaringkan Zira ditempat tidur , namun tiba-tiba saja Zira membuka kedua matanya dan ia langsung menjerit dan membuat Gaffi kaget sehingga Gaffi terjatuh menindih tubuh Zira .

Kedua mata mereka beradu dan untuk beberapa detik keduanya saling pandang , perlahan kedua mata Gaffi mulai turun ke arah bibir namun tiba-tiba saja Zira mengeluh .

" Auw berat ", keluh Zira dan membuat Gaffi tersadar dan langsung bangun untuk segera berdiri .

~

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!