NovelToon NovelToon
Cinta Safira

Cinta Safira

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Bad Boy
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ridwan01

Safira, anak kecil yang harus menerima kenyataan kalau orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan, dia yang baru berusia dua tahun di titipkan mendiang ayahnya pada sahabatnya Hendra.
Masa kecilnya di penuhi dengan kebahagiaan, sampai usia remajanya dia menemukan banyak hal dalam hidupnya. Cinta, pengorbanan dan juga kesedihan.
Mampukah dia bahagia dengan banyak pilihan sulit dalam hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sakit

Dani dan Isabella hanya diam sepanjang perjalanan pulang, hanya suara deru mesin motor saja yang mengisi keheningan mereka. Sampai Dani menghentikan motornya di sebuah tempat penjual martabak.

"Kenapa berhenti?" tanya Isabella

"Mau beli martabak dulu pesanan mama" jawab Dani sambil menoleh ke arah Isabella, lalu mereka turun dan Dani memesan martabak telur spesial dan martabak manis rasa coklat keju masing masing dua porsi.

"Aku juga mau pesan yang rasa coklat keju" pinta Isabella menuju mamang penjual tapi di tahan Dani

"Itu sekalian buat kamu dan orang tua kamu udah aku pesenin" jawab Dani

"Ya udah nanti aku kasih uangnya ke kamu ya" ucap Isabella sambil membuka tasnya

"Nggak usah, itu oleh oleh dari aku" ucap Dani menahan Isabella yang hendak membuka tasnya

"Ko gitu, emangnya kita habis dari jalan jalan harus beli oleh oleh?" tanya Isabella heran

"Iya kita kan emang abis jalan jalan ke rumah Vandra" jawab Dani cengengesan dan mendapat pukulan di lengannya dari Isabella.

"Dasar ada ada aja, tapi terima kasih ya?" ucap Isabella dengan tersenyum manis

"Teruslah seperti itu, kamu terlihat lebih cantik saat tersenyum tulus" ungkap Dani dengan tatapan yang dalam

"Hahaha... Mungkin aku lupa caranya tersenyum tulus sejak mencoba menarik perhatian Vandra" jawab Isabella dengan sedikit bercanda

"Tenang aja sekarang aku akan memaksa diri aku untuk terus berpaling dari Vandra" tegas Isabella dan membuat Dani senang

"Berpaling ke siapa kalau boleh tahu?" tanya Dani menggoda Isabella

"Berpaling ke mamang tukang martabak itu biar di kasih martabak gratiss" jawab Isabella meladeni godaan Dani

"Ais... Beruntung banget si mang martabak bisa di lirik cewe cantik" ucap Dani sambil melirik penjual martabak yang sedang tersipu malu mendengar ucapan Isabella.

"Tuh kan mamangnya aja tersipu" ucap Dani tertawa. 

Mereka terus bercanda dan tertawa, Dani memang sengaja ingin mengantar Isabella pulang karena ingin menghiburnya.

...................

Pagi hari di kediaman keluarga Adiwinata, seperti biasa mereka sarapan dengan tenang tetapi ada yang berbeda hari ini karena Safira tidak berselera makan.

"Kenapa makannya cuma sedikit sayang?" tanya Vania ketika sarapan telah selesai

"Nggak apa apa ma, Fira kan bawa bekal jadi takut nanti kekenyangan" jawab Safira

"Maaf ya, kamu pasti cape harus bangun pagi dan bikin bekal, besok kamu nggak usah bikin buat Abang biar Abang makan di kantin aja" pinta Vandra karena khawatir melihat Safira seperti kelelahan

"Nggak apa bang, kan sekalian bikin punya Safira juga" jawab Safira dengan senyum manisnya dan memeluk Vandra

"Manjanya mulai kumat nih" celetuk Hendra iri

"Papa juga mau di peluk?" tanya Safira lalu menghampiri Hendra dan memeluknya

"Mama juga dong" ucap Vania "berasa jadi Teletubbies kita" ucap Vania tertawa sambil memeluk anak dan suaminya

"Ayo berangkat sekarang, takut kesiangan" ajak Vandra dan merekapun berpamitan kepada kedua orang tuanya

.....................

"Safira nanti habiskan bekalnya ya, tadi cuma sarapan sedikit" pinta Vandra saat sudah sampai di sekolah Safira

"Iya Abang" jawab Safira lalu Salim dan mencium pipi abangnya.

"Sepertinya non Safira agak lesu den hari ini?" ucap pak Jamal melihat Safira yang keluar mobil dengan sedikit lemas

"Iya pak sepertinya Safira sedang sakit, nanti bapak bisa kan tunggu di sekolah Safira saja, takutnya Safira kenapa kenapa di sekolah?" pinta Vandra pada pak Jamal

"Iya den nanti bapak akan kembali kesini setelah mengantar den Vandra ke sekolah" jawab pak Jamal karena merasa khawatir juga

"Terima kasih ya pak" ucap Vandra tulus. Dia benar benar khawatir melihat Safira yang murung.

.....................

Di sekolah vandra, para sahabatnya ternyata sudah berada di dalam kelas.

"Tumben telat Van? kirain Lo nggak masuk sekolah" tanya Raka yang melihatnya Vandra masuk kelas

"Iya, tadi agak lama di sekolah Safira" jawab Vandra lesu

"Emang ci cantik kenapa?" tanya Dani menghampiri meja Vandra

"Kayanya Safira sakit tapi nggak mau bilang sama gue" jawab Vandra

"Kenapa Lo biarin Fira sekolah?" Ucap Sagara khawatir

"Dia maksa, makanya gue minta pak Jamal balik lagi ke sekolah Fira" jawab Vandra

"Semoga Safira nggak apa apa ya" ucap Aisyah dan diaminkan semuanya

Vandra terlihat tak semangat bahkan tidak fokus saat belajar, teman temannya yang melihat itu juga tak bisa berbuat banyak hanya bisa terus menyemangatinya agar tidak khawatir meski mereka juga khawatir. Isabella, Aisyah dan Lila juga sudah sangat menyayangi Safira dari pertama melihatnya, entahlah Safira seperti memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap orang yang melihatnya.

Drttt... Drttt... Drttt... 

Handphone Vandra bergetar, kebetulan saat itu jam pelajaran pertama baru selesai dan guru jam kedua belum masuk

"Assalamu'alaikum pak Jamal" jawab Vandra menyapa karena yang menelepon ternyata pak Jamal

"Wa'alaikumussalam den.. ini bapak cuma mau ngasih tahu, non Safira pingsan di sekolah" jawab pak Jamal 

"Innalilahi.. lalu sekarang gimana pak?" tanya Vandra yang langsung keluar kelas menarik tangan Sagara

"Tadi pak Jamal sudah telepon Bu Vania dan di suruh langsung aja ke rumah sakit, nanti ibu Vania nyusul langsung dari rumah" jawab pak Jamal menjelaskan 

"Ya sudah saya juga akan menyusul kesana pak, di rumah sakit citra indah kan pak?" tanya Vandra lagi

"Iya den, sekarang saya sudah di rumah sakit dan ibu Vania juga sudah datang" jawab pak Jamal lalu menutup panggilan

"Ada apa Van?" tanya Sagara, bahkan Dani dan Raka juga menyusul mereka

"Safira pingsan di sekolah" panik Vandra

"Ya udah ayo kita bolos aja" ajak Sagara menarik Vandra ke arah motornya

"Kalian duluan aja biar nanti kita yang minta izin ke guru di kelas" ucap Dani dan diangguki Vandra dan Sagara.

"Jangan ngebut dan jangan panik Sa" pinta Raka karena melihat mereka berdua panik.

.......................

Di kantin sekolah saat jam istirahat.

"Kita jadi nggak nafsu makan nih, khawatir sama Fira" ucap Rayyan lesu

"Iya, nanti pulang gimana kalau kita jenguk Safira?" tanya Lila

"Nanti tunggu kabar dari Vandra dulu, takutnya belum bisa di jenguk" jawab Raka

"Besok besok kita nggak usah minta Fira bikinin bekal lagi ya, kasihan dia mungkin kecapean" ucap Rayyan

"Iya biar kita beli di kantin aja, gue juga kasihan" jawab Dani menarik nafasnya lesu

...............

Di rumah sakit, Vandra dan Vania sedang di dera panik bahkan Sagara terus mondar mandir di depan pintu perawatan. Tak lama dokter yang memeriksa Safira pun keluar.

"Bagaimana kondisi anak saya dokter?" tanya Vania khawatir

"Anda tidak perlu khawatir nyonya, anak anda sepertinya hanya kelelahan, apa sebelumnya ada aktifitas berat yang di lakukan anak anda?" ucap sang dokter menjelaskan

"Sebenarnya Minggu lalu ada acara kemping yang di adakan pihak sekolah untuk kegiatan Pramuka dokter, tapi apa itu berpengaruh karena anak saya terlihat sehat bahkan setelah pulang dari sana" jawab Vania karena Senin kemarin sekolah Safira mengadakan kemping selama 2 hari itupun hanya di area belakang  sekolah yang cukup luas

"Bisa saja ini efeknya nyonya, karena biasanya tubuh kita tidak akan merasakan sakit secara langsung, ada gejalanya dulu dan biasanya itu di mulai dengan tubuh yang tiba tiba mudah lelah dan demam" ucap sang dokter

"Apa perlu di rawat inap dokter?" tanya Vandra

"Sebaiknya memang di rawat inap saja, untuk bisa melihat kondisi pasien lebih lanjut dan bila perlu di lakukan pemeriksaan darah karena tadi disebutkan pasien pernah mengikuti acara kemping yang bisa menyebabkan kemungkinan terkena demam berdarah" ungkap sang dokter memberi saran

Dan akhirnya Safira harus dirawat inap dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk berjaga jaga, takutnya ada kemungkinan terkena demam berdarah.

Sagara izin untuk pulang sebentar dan akan kembali lagi bersama Dani dan raka. Hendra juga memilih untuk pulang lebih cepat dan menyerahkan urusan kantor kepada Samuel.

.....................

"Safira jangan bikin Abang khawatir dong" ucap Vandra di ruangan rawat VVIP tempat Safira dirawat. Safira sudah sadar dan sedang disuapi bubur oleh Vandra

"Maaf Abang, Fira pikir cuma pusing biasa aja eh ternyata malah pingsan" jawab Safira sambil nyengir

"Kamu ini, kalau sakit itu meski cuma pusing sedikit tuh harus bilang sama Abang" pinta Vandra sambil mengusap rambut Safira yang panjang

"Iya nanti kalau Fira pusing Fira bilang ke Abang sama mama" jawab Safira memeluk Vandra

"Sekarang apa yang Fira rasain?" tanya Hendra menghampiri mereka

"Badan Fira lemes pa sama pengen es krim" celetuk Safira cengengesan

"Ah itu mah modus kamu aja yang pengen es krim" balas Hendra mencubit hidung Safira

"Ini sampai kapan bang tangan aku pake jarum ini, Fira nggak suka" tanya Safira menunjuk jarum infus di tangannya

"Nanti kita tanya pak dokter dulu ya sayang, soalnya ini supaya badan Fira nggak lemes lagi" yang menjawab Vania dan menjelaskan agar Safira mengerti

"Sania pasti kaget lihat Fira pingsan pa" ucap Safira pada Hendra yang duduk di samping Safira sementara sisi sebelahnya ada Vandra.

"Iya tadi kata pak Jamal Sania terus menangis dan maksa ingin ikut tapi di tahan sama ibu gurunya" jawab Hendra yang tadi di beri tahu pak Jamal.

"Nanti sore pasti dia kesini nengokin Fira" ucap Vania lembut

"Kata dokter gimana ma? apa sudah di periksa ulang?" tanya Hendra menghampiri Vania di sofa yang tersedia di ruang VVIP.

"Alhamdulillah kata dokter Safira nggak kena demam berdarah, cuma kelelahan aja mungkin karena Minggu lalu ikut kemping sekolah pas kegiatan Pramuka" jawab Vania

Hendra dan Vania izin pulang untuk membawa pakaian ganti selama mereka menunggu Safira di rumah sakit dan juga menyiapkan makan malam mereka untuk di bawa ke rumah sakit nanti.

"Abang... Safira ngantuk" ucap Safira manja

"Ya udah Fira bobo, Abang disini temani Fira" jawab Vandra mengusap kening Safira

"Abang juga bobo disini sama Safira" pinta Safira yang sudah menggeser badannya dan menepuk sisi kasur tempat Safira tidur

"Iya ... Iya... Manja banget sih" ucap Vandra mencubit gemas pipi Safira dan mulai merebahkan badannya safira

"Ayo bobo" ajak Vandra sambil membawa Safira ke pelukannya dan mengusap punggung Safira. Infusnya sudah di cabut karena Safira memaksa tidak mau di infus dan dokter mengizinkan dengan syarat Safira harus makan yang banyak dan minum obatnya dengan rutin

"Abang!" tanya Safira

"Hmmm" jawab Vandra

"Apa Abang akan cuekin Fira kalau nanti Abang pacaran sama kak Ais?" tanya Safira lagi "Kata Fahri,dia sering di cuekin kakaknya dan sekarang nggak pernah di ajak main sama sama lagi" ucap Safira sambil menangis

"Kasihan Fahri Abang" ucap Safira yang masih terisak

"Abang nggak pacaran Fira, dan Abang nggak akan pernah cuekin Fira!" jawab Vandra tegas

"Fira itu semangatnya Abang, obatnya Abang, kebahagiaanya Abang dan sangat berharga buat Abang jadi nggak mungkin Abang bakal cuekin apalagi ninggalin Fira" ucap Vandra dengan nada lembut dan mengusap rambut Safira lembut

"Terima kasih Abang" ucap Safira tulus dan masih dengan air mata yang mengalir

"Sekarang Fira jangan sedih lagi ya!" pinta Vandra dan di angguki safira. Mereka saling berpelukan sampai tak lama Safira mulai tertidur karena efek obat yang di minumnya.

Vandra mengurai pelukannya dan menatap wajah pucat Safira dengan tatapan lembut dan penuh kasih sayang.

"Shafira tak perlu khawatir, tidak ada yang bisa menggantikan posisi Fira di hati abang, bahkan meskipun Abang sangat mencintainya, jika Fira meminta Abang untuk meninggalkannya maka akan Abang lakukan" ucap Vandra menghapus air mata yang tersisa di pipi Safira lalu mencium kening Safira dan ikut tertidur bersama Safira di pelukannya.

1
darsih
wkwkwkwkwkkw
saingan. berat sagata
Ridwan01: benar sekali kak 🙏
total 1 replies
darsih
waduh kenapa tu aisyah
Ridwan01: Aisyah ketemu Kevin kak
total 1 replies
darsih
wkwkwkwkwkwkw Hendra Hendra ada2 aja tingkah nya
Ridwan01: memang kak, Hendra posesif 🙏
total 1 replies
darsih
vandra suka Aisyah nih
Ridwan01: iya kak, tapi mereka sulit bersama.
total 1 replies
darsih
siapa. ya Aisyah vandra mau nolong Aisyah yg HBS d bully KK kelas nya
Ridwan01: iya kak
total 1 replies
darsih
wah wah siapa ya
vandra atau siap ya js Ppenasaran
Ridwan01: Oma Ranti kak 🙏
total 1 replies
darsih
aduh kasihan Isabela. cinta nya tak berambut SM Vandra
Ridwan01: Vandra terlalu dingin
total 1 replies
darsih
pasti bela itu yg denger 5 sahabat nya godain vandra
darsih
bagus Ka cerita nya
Ridwan01: terima kasih kak y
total 1 replies
darsih
jodohnya Vandsa nih Safira
Ridwan01: jawabannya masih mungkin, belum pasti kak .
total 1 replies
darsih
2 bab baca nya d bikin melow
mdh2an bab selanjutnya Safira happy ya KA
kasihan masih kecil Uda ditinggal SM kedua orang tua nya
Ridwan01: iya kak terima kasih
total 2 replies
darsih
JD sedih baca cerita nya
untung aja d titipin SM Hendra anaknya buat jadi adiknya Vandra
Ridwan01: iya kak, Vandra sudah ingin punya adik sejak dulu
total 1 replies
darsih
waduh siapa ya amin seru cerita nya
lanjut ka
Ridwan01: Safira kak 🙏
total 1 replies
Ridwan01
silahkan mampir ke rumah Safira
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!