Safira, anak kecil yang harus menerima kenyataan kalau orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan, dia yang baru berusia dua tahun di titipkan mendiang ayahnya pada sahabatnya Hendra.
Masa kecilnya di penuhi dengan kebahagiaan, sampai usia remajanya dia menemukan banyak hal dalam hidupnya. Cinta, pengorbanan dan juga kesedihan.
Mampukah dia bahagia dengan banyak pilihan sulit dalam hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
Assalamu'alaikum" sapa Vandra dan Safira bersamaan.
"Wa'alaikumussalam" jawab beberapa orang yang sedang duduk di sofa menyambut mereka.
"Opa, Oma!" teriak Safira yang langsung berlari ke arah Opa dan Omanya. Dia senang dan kaget ternyata Opa dan Omanya datang.
"Cucuku yang cantik sudah lama tak bertemu sekarang sudah semakin cantik" ucap Oma Ranti memeluk Safira "Kemarilah Vandra, Oma sudah kangen dengan kalian" pinta Oma Ranti melambaikan tangannya pada Vandra. merekapun berpelukan menyalurkan rasa rindu mereka dengan penuh kebahagiaan.
"Opa ngambek nih, nggak adil kalian masa cuma Oma yang di peluk" ucap Opa Rendi bersedekap dada pura pura ngambek.
Mereka yang melihatnya terkekeh geli dengan sikap Opa Rendi "Malu pa, sadar umur dong" ledek Hendra.
"Ish memangnya ada apa dengan umurku? jiwaku ini masih muda tahu hanya rambutku saja yang sudah menua" sinis Opa Rendi pada Hendra dengan ketus.
"Sensi banget sih papa ini orang cuma bercanda juga" jawab Hendra tak kalah ketus.
"Sudah ah kalian berisik, lihat nih cucu cucuku baru pulang, mereka pasti cape" lerai Oma Ranti pada kedua ayah dan anak itu.
Vandra dan Safira lalu menghampiri Opa Rendi dan memeluknya "Opa rindu sekali dengan kalian" ucap Opa Rendi lalu mencium kening Vandra dan Safira.
"Opa sama Oma kapan datang?" tanya Vandra
"Tadi kira kira jam 04:30 an" jawab Opa Rendi "Memang sengaja mau bikin kejutan buat cucu cucu Opa ini" jawab sang Opa dengan merangkul kedua cucunya
"Fira senang Opa sama Oma ada disini jadi nanti kalau Fira pulang sekolah rumahnya jadi rame" ucap Fira polos dengan mata berbinar
"Memangnya biasanya rumahnya sepi?" tanya Oma Ranti
"Nggak sepi juga Oma tapi biasanya Fira main sama mama kan gak lama, mama harus masak" ucap Fira "Mau ngajak main yang lain semua juga pada sibuk" jawabnya lagi "jadi kalau ada Oma kan nanti pas mama masak, Oma bisa temani Fira main di rumah" ucap Safira menarik turunkan alisnya dan jangan lupa senyum Pepsodentnya
"Memangnya Safira kalau bang Vandra belum pulang suka ngajak main siapa aja di rumah?" tanya Opa Rendi
"Banyak Opa, ada pak Jamal, ada pak Robi terus mbak Tari, mbak Sumi belum lagi itu tuh om om yang badannya gede yang sering jalan jalan di halaman rumah" jawab Safira yang tidak lupa menghitung jarinya sambil menyebut nama nama pekerja di rumah
"Lebih tepatnya sih gangguin pa, bukan ngajak main" ucap Vania
"Ko gangguin sih ma, aku kan anak baik" ucap Safira tanpa beban. Mereka yang mendengarnya sontak tertawa bersama.
"Anak baik yang sering minta para bodyguard buat manjat pohon, ngajakin pak satpam depan main ular tangga belum lagi mbak Tari sama mbak sumi yang di ajakin main rias pengantin" ucap Vania dengan nada meledek
"Pantesan mama sering banget beli alat make up" ucap Hendra "kirain papa mama yang pake" Safira yang mendengarnya hanya cengengesan dan sembunyi di punggung abangnya
"Jadi Safira kalau Abang gak ada suka usil ya" tanya Vandra sambil mengusap kepala Safira
"Sedikit Abang" jawab Safira dengan senyuman
"Gak apa usil asal jangan merepotkan orang dan jangan sampai bikin orang celaka" nasihat Vandra dengan kata kata lembut
"Dan satu lagi" ucap Hendra "jangan bawa lagi bebek pak Jamal ke dalam rumah" semua orang tertawa karena Safira memang sering membawa bebek piaraan pak Jamal ke dalam rumah untuk di mandikan
(Untung nggak mati kaya ikan cupangnya Vandra)
Rendi Satria Adiwinata adalah ayah dari Hendra Adiwinata dan Hesti putri Adiwinata dan sang istri bernama Ranti Dwi Argatama. Mereka menetap di luar negri bersama putri bungsu mereka dan menantunya karena tak tega meninggalkan anak bungsunya di negri orang. Sementara perusahaan di serahkan sepenuhnya kepada anak pertama mereka Hendra Adiwinata. Mereka juga memiliki rumah utama di kota tempat Hendra tinggal tetapi hanya di gunakan ketika seluruh keluarga berkumpul saat liburan sekolah ataupun hari raya.
Selesai berbincang adzan Maghrib berkumandang dan seluruh penghuni rumah melaksanakan shalat berjamaah yang di imami oleh Opa Rendi. Rumah Hendra memiliki tempat khusus untuk shalat agar memudahkan para pekerja yang hendak beribadah. Selesai beribadah seluruh keluarga makan malam bersama dan menghabiskan waktu bercengkrama sampai waktu tidur tiba.
...........
Pagi hari di kediaman Adiwinata
Vania seperti biasa berkutat di dapur tapi sekarang dia tak hanya di temani Tari, ada juga Oma Ranti yang membantu. Para lelaki sudah siap dan menunggu di ruang keluarga untuk sarapan sambil membaca koran.
"Safira ayo sudah siap belum" tanya Vandra saat masuk ke kamar Safira
"Sudah Abang, Safira hanya tinggal cek lagi takut ada yang lupa" jawab Safira lalu memeriksa tasnya kembali "Oh iya Safira lupa bando untuk Sania" ucap Safira sambil membuka laci meja belajarnya dan mengambil bando berwarna merah dengan ukiran bunga mawar di sisi bandonya "ayo Abang Safira sudah siap" ajak Safira menarik tangan Vandra
Merekapun turun ke bawah bertepatan dengan sarapan yang sudah siap dan seluruh anggota keluarga yang telah duduk di kursi masing masing
"Selamat pagi semuanya" sapa Safira dan Vandra bersamaan
"Pagi juga Fira dan Vandra" jawab semuanya bersamaan dan merekapun memulai aktivitas sarapan.
******
Sekolah Vandra.
Mobil yang di kendarai pak Jamal sudah sampai di sekolah dan Vandrapun turun setelah mengucapkan terima kasih pada pak Jamal.
Di tempat parkir para sahabat Vandra sudah menunggu di motor masing masing "tuh Vandra udah datang" ucap Dani yang melihat Vandra sudah turun dari mobil
"Kuy lah kita langsung masuk kelas" ajak Raka merangkul Dani dan Rayyan sementara Sagara mengikuti di belakang
"Vandra tungguin kita" teriak Dani yang menjadi pusat perhatian para murid di lorong menuju kelas mereka
"Berisik" ucap Sagara
"Teriak teriak aja Lu kaya di hutan aja" ucap Raka menoyor kepala Dani
"Kan biar kedengeran guys" ucap Dani santai sambil tersenyum
"Ck kebiasaan Dani nih, padahal tinggal kita samperin aja toh Vandra juga nggak jauh" ucap Rayyan yang kesal dengan Dani
Merekapun menghampiri Vandra yang menunggu para sahabatnya yang sibuk berdebat, lalu menuju ke kelas mereka. Di dalam kelas, mereka menjadi pusat perhatian karena memang mereka terkenal sebagai siswa yang tampan dan di kagumi para siswi baik yang sekelas ataupun berbeda kelas dengan mereka, bahkan kakak kelasnya pun banyak yang menaruh perhatian pada lima sahabat ini.
Bel masuk berbunyi dan proses belajarpun di mulai.
"Hari ini kita ulangan ya anak anak" ucap seorang guru matematika yang bernama Bu Nani
"Waduhh gue lupa kalau hari ini ulangan, gue belum belajar" ucap Dani panik
"Makannya jangan kebanyakan main game sama nongkrong di arena balapan" ucap Rayyan ketus
Para murid yang belum siap ulangan banyak yang mengeluh berbeda dengan Vandra, Sagara dan Rayyan mereka memang anak yang pintar jadi tidak perlu khawatir.
Bel istirahat berbunyi dan para murid kelur dengan lesu setelah tadi di jam pertama di suguhi kertas ulangan matematika, dan di jam kedua pelajaran sejarah yang membosankan menurut mereka
Kelima sahabat itu mulai memasuki area kantin untuk memesan makanan.
"Seperti biasa ya samain aja" ucap Raka dan diangguki para sahabatnya
"Ulangan tadi bikin kepala gue pusing" ucap Dani sambil menangkupkan kepalanya di meja
"Makanya Dani harus rajin belajar dong" ucap Rayyan
"Gue juga belajar yan cuma ya semampunya gue aja" ucap Dani cuek
"Ih susah memang kalau nasihatin Dani mah" kesal Rayyan
"Dani mah jangan di nasihatin yan harus di jedotin dia baru nurut" ucap Raka yang datang dengan makanan mereka di bantu Sagara
"Itu si Bella mana ya ko tumben gak nyamperin" tanya Dani sambil mencari keberadaan Isabella
"Kenapa lu nyari dia? naksir lu ya?" tanya Raka meledek
"Enak aja tipe gue itu bukan dia, dia mah naksir si Vandra" jawab Dani menunjuk Vandra. Vandra yang di tunjuk acuh dan memakan makanannya.
"Ko lu bisa tahu dia naksir Vandra" tanya Raka sambil menyuapkan makanannya
"Waktu pertama kenalan, dia terus ngelihatin si Vandra tapi si Vandranya nggak peka" jawab Dani
"Nah tuh dia yang di omongin datang, panjang umurnya dia" ucap Raka menunjuk perempuan yang menghampiri mereka
"Hallo semuanya" sapa Bella sambil tersenyum "boleh ikut duduk lagi disini kan?" tanyanya
"Boleh aja ini kan tempat umum" jawab Dani sambil bergeser agar Bella bisa duduk
"Kebetulan aku bawa bekal, tadi masak sendiri di rumah" ucapnya sambil membuka kotak bekalnya "Ada yang mau coba nggak" tawar Bella sambil melirik ke arah Vandra
"Kamu bisa masak ya?" tanya Raka dan di angguki Bella "Wah hebat, calon istri idaman" puji Raka dan membuat Bella tersenyum
"Ayo dong di cobain" ucap Bella lagi dan diangguki Raka dan Dani. mereka mencoba bekal yang di buat Bella berupa ayam crispy dengan saus jamur.
"Gimana?" tanya Bella "Enak nggak" tanyanya lagi
"Enak ko ini enak kamu pinter masaknya bumbunya juga pas" puji Dani menaikkan jempolnya
(Jempol tangan ya bukan jempol kaki)
"Vandra nggak mau cobain?" tanya Bella ragu ragu karena hanya Vandra yang belum mencobanya
Rayyan menyikut bahu Vandra "nggak usah aku sudah kenyang" jawab Vandra acuh
Sahabatnya yang melihat kelakuan Vandra hanya menarik Nafas dan memandang Bella dengan kasihan
"Iya nggak apa apa ko kalau Vandra sudah kenyang" jawab Bella masih dengan senyumannya
"Lanjut makan" perintah Sagara pada para sahabatnya yang hanya diam memandang Vandra yang bermain ponsel setelah selesai makan
"Iya ini habiskan ya besok kalau suka aku bikinin lagi yang lain" ucap Bella yang sedikit murung. Setelah selesai makan mereka kembali ke kelas dan menunggu bel masuk
"Vandra lu gak tertarik sama si Bella" tanya Raka yang duduk di bangku belakang dengan Rayyan
"Nggak" jawab Vandra tegas
"Tapi lu jangan kaya tadi juga dong kan kasihan dia udah cape cape masak" ucap Dani menasehati Vandra
"Gue nggak nyuruh" jawab Vandra dingin
"Jangan salahin Vandra, dia kan nggak tahu kalau Bella bawa bekal buat dia" ucap Rayyan "Lagian juga kan Bella nggak bilang kalau dia masak khusus buat Vandra" ucap Rayyan lagi
"Ssttt diam orangnya udah balik" ucap Raka yang melihat Bella masuk
Bel masuk pun berbunyi dan para murid duduk di bangkunya masing masing.
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Vandra dan para sahabatnya langsung bersiap pulang
"Hari ini si cantik datang jemput nggak ya?" tanya Raka pada Vandra
"Nggak" jawab Vandra
"Yah padahal aku mau ngasih coklat ini buat Safira" ucap Raka sambil mengeluarkan coklat kesukaan Safira
"Ada Opa sama Oma" jawab Vandra lalu mengambil coklat di tangan Raka
"Ohh pantesan aja, tapi kenapa lu ambil coklatnya Van?" tanya Raka heran
"Biar gue yang kasih ke Fira" jawab Vandra datar
"Ah bilang aja lu cemburu, nggak bolehin Safira di kasih hadiah sama cowok lain" ucap Dani mencebikkan bibirnya
"Itu tahu" jawab Sagara dan Rayyan bersamaan dan di tatap dingin oleh Vandra. Merekapun keluar dan menuju ke kendaraan masing masing
"Safira! siapa dia?" batin seseorang yang mendengar percakapan Vandra dan para sahabatnya
saingan. berat sagata
vandra atau siap ya js Ppenasaran
mdh2an bab selanjutnya Safira happy ya KA
kasihan masih kecil Uda ditinggal SM kedua orang tua nya
untung aja d titipin SM Hendra anaknya buat jadi adiknya Vandra
lanjut ka