Cinta Safira

Cinta Safira

Vandra Adiwinata

Disebuah sekolah TK ternama di kota Jakarta, dua orang anak sedang menunggu mobil jemputannya sambil melihat para penjual di depan gerbang.

"Rayyan.. kamu mau beli apa?" tanya Vandra kecil kepada teman TK nya

"Aku mau beli ikan itu buat adik aku sania" ucap Rayyan saat jam pulang sekolah TK

"Ohh.. " jawab Vandra datar

Vandra Adiwinata adalah anak tunggal dari seorang pengusaha properti yang cukup sukses di kotanya bernama Hendra Adiwinata dan sang istri Vania Safira.

Saat Vandra berumur 3 tahun ibunya sempat hamil anak kedua, namun karena sebuah insiden kecelakaan membuatnya keguguran dan rahimnya harus di angkat.

Vandra bukan tak ingin memiliki adik tapi dia tahu keadaan sang mama jadi dia tidak mau membuat mamanya sedih. Vandra kecil hanya bisa menatap iri saat melihat teman temannya membelikan sesuatu atau bisa bermain dengan adik mereka.

"Vandra... Ayo pulang sayang" ucap sang mama yang sudah menunggu di depan sekolah.

"Ayo ma.. ma boleh tidak Vandra beli ikan itu" tunjuk vandra pada penjual ikan di depan sekolah

"Boleh, ayo kita lihat kesana biar kamu bisa pilih mana yang kamu mau" jawab sang mama dengan senyum teduhnya

"Mang, ikannya berapa harganya?" tanya mama Vania

"Oh ini beda beda Bu harganya,ada yang 10rb sampai 30rb Bu" jawab sang penjual

"Kamu mau yang mana sayang?" tanya mama Vania

"Aku mau yang warna merah ma" jawab Vandra

"Ya udah, yang merah itu satu ya mang sama pakannya sekalian"pinta mama Vania

"Baik Bu, ini semuanya 50rb" jawab mang penjual sambil menyodorkan ikan tersebut "di rawat yang baik ya dek ikannya biar tambah bagus warna sama biar cepat besar" ucap mang penjual pada vandra

"Iya mang akan Vandra rawat dengan baik" jawab Vandra

Skip rumah.

"Vandra ganti baju dulu ya, mama mau masak dulu buat makan siang nanti" ucap sang mama

"Iya ma, nanti Vandra simpan si ikan dulu" jawab Vandra

Sepulang sekolah tadi vandra dan mamanya sengaja mampir membeli akuarium kecil untuk rumah si ikan.

(Ikannya ikan cupang ya gaess)

Setelah mengganti seragam sekolah, Vandra langsung ke ruang keluarga untuk menonton tv sambil menunggu sang mama selesai memasak.

Keluarga Adiwinata memang tergolong keluarga kaya tetapi karena sang istri menyukai kesederhanaan makanya mereka tidak terlalu mengumbar kekayaan mereka.

Di rumah hanya ada beberapa asisten rumah tangga yang membantu membersihkan rumah atau membantu memasak, karena mama Vania tidak suka ada yang memasak untuk anak dan suaminya kecuali kalau dia sedang sakit baru asisten rumah tangga yang memasak.

Setelah selesai memasak mama Vania langsung memanggil vandra untuk makan.

Mereka hanya menghabiskan waktu makan siang berdua karena sang papa sedang bekerja di kantor.

Selesai makan siang Vandra dan sang mama akan menghabiskan waktu untuk bercerita tentang kegiatan vandra di sekolah sambil menemani Vandra mengerjakan PR.

Tak terasa hari sudah beranjak sore.

"Assalamu'alaikum" sapa seseorang dari arah pintu

"Wa'alaikumussalam, wah tumben nih papa sudah pulang biasanya malam" jawab sang istri sedikit kaget karena biasanya suaminya pulang malam.

"Iya ma, kebetulan hari ini pekerjaan selesai lebih cepat jadi papa langsung pulang aja" jawab sang suami sambil mencium istrinya

"Vandra mana ma?" tanya papa Hendra

"Vandra tadi di kamar lagi main sama teman barunya" jawab mama Vania

"Teman baru? emangnya anak kita yang datar itu mau ngajak temannya kerumah?" tanya apa Hendra dengan senyum usilnya sambil memeluk sang istri.

"Sembarangan kalau ngomong, yang datar itu siapa? anak tampan gitu dibilang datar" protes mama Vania

"Hahaha... Bercanda ma, biasanya kan anak kita selalu gak nyaman kalau ada yang ganggu selain kita" kata papa Hendra yang masih setia memeluk istrinya

"Tadi pulang sekolah dia minta di beliin ikan,katanya teman temannya pada beli jadi dia mau juga" jawab sang istri

"Ya udah,papa mandi dulu gih, sama istirahat sebentar karena kan pasti cape pulang kerja" perintah sang istri

"Siap sayangku,," jawab papa Hendra sambil mencuri ciuman di bibir sng istri

"Ish,, kebiasaan banget sih" kata mama Vania sambil malu malu

Dan papa Hendra langsung lari sambil tertawa karena melihat wajah sang istri yang sudah memerah karena malu takut di lihat para asisten rumah tangga di rumah.

Makan malam pun tiba.

Tok..tok..tok

"Vandra sayang, makan malam yu sudah dulu mainnya" ucap mama Vania saat masuk ke kamar vandra.

"Iya ma" Vandra berdiri dan langsung mengikuti sang mama.

Di ruang makan,papa Hendra sudah duduk menunggu sang istri dan anaknya turun.

Rumah keluarga Adiwinata terdiri dari dua lantai tidak terlalu besar tapi juga tidak bisa di bilang kecil karena status keluarga Adiwinata yang cukup di kenal banyak orang. kesederhanaan keluarga itu juga banyak di sukai.

Rumah dengan halaman yang cukup luas dengan taman bunga di samping rumah dan ada kebun buah di bagian belakang.ya, keluarga Adiwinata menyukai suasana asri dengan banyak pepohonan oleh karena itu rumahnya memiliki halaman depan dan belakang yang cukup luas.

"Bagaimana sekolahmu boy? sebentar lagi kamu akan masuk SD,kamu sudah menentukan mau sekolah dimana?" tanya papa Hendra saat makan malam telah selesai dan keluarga itu sedang berada di ruang keluarga.

"Aku mau sekolah sama Rayyan aja pa" jawab Vandra

"Memangnya Rayyan sekolah dimana? kalau jauh dari rumah mending cari yang dekat saja supaya mama gak khawatir" tanya papa Hendra.

"Di SD.Bimasakti pa" jawab Vandra

"Itu lumayan dekat ko pa sama rumah kita,dan lagi kan nanti vandra di antar jemput pake supir jadi gak perlu khawatir" sambung mama Vania karena melihat anaknya yang menjawab pertanyaan sang ayah dengan wajah datar.

Vandra memang berbeda saat bersama mama ataupun papanya dia akan lembut saat bersama sang mama saja. mungkin karena sikap papa Hendra yang terlalu posesif pada anaknya jadi Vandra kadang suka kesal.

"Ya sudah kalau memang tempatnya tidak terlalu jauh dan ada teman Rayyan juga di sana,papa izinkan" ucap papa Hendra sambil mengusap kepala sang anak lembut.

"Sekarang waktunya tidur, ayo Vandra gosok giginya dan langsung tidur ya besok kan harus sekolah" ucap mama Vania sambil menuntun vandra.

Di pagi hari yang cerah tepat pukul 06:00.

"Pa, sarapan dulu ini sarapannya udah siap!" teriak mama vania.

"Iya sayang" ucap papa Hendra yang sudah sampai di ruang makan

"Vandranya gak di bangunin ma?" tanya papa Hendra

"Tadi habis solat subuh dia tidur lagi,katanya masih ngantuk"jawab mama Vania.

"Ma, nanti papa pulangnya mungkin agak telat soalnya mau jenguk teman papa di rumah sakit" kata papa Hendra meminta izin pada sang istri

"Memang siapa yang sakit pa?" tanya mama Vania.

"Irsyad ma sama istrinya Karina kemarin kata Samuel mereka kecelakaan waktu pulang dari Surabaya" jawab papa Hendra.

"Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un, ya udah pa mama izinin, tolong jaga kak Irsyad ya pa" ucap mama Vania.

"Iya ma, papa juga kasihan mana mereka bawa anaknya yang masih kecil, aku belum tau keadaannya semoga baik baik aja" ucap papa Hendra sedih.

Setelah sarapan,papa Hendra langsung berangkat ke kantor,tak lupa dia masuk ke kamar vandra dan mencium anaknya yang masih terlelap tidur.

Jam 07:30 vandra sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Ayo berangkat sayang" ucap mama Vania.

"Iya ma" Vandra langsung masuk ke dalam mobil dan berangkat sekolah

Setelah sampai di sekolah vandra Salim pada sang mama dan masuk ke kelas

"Selamat pagi Vandra!" Sapa Rayyan teman vandra.

"Hmmm" jawab Vandra datar

"Vandra sudah mengerjakan PR dari ibu guru?" tanya Rayyan

"Sudah" jawab Vandra

"Vandra...pulang sekolah main ya ke rumahku, kan udah lama vandra gak main ke rumah Rayyan buat main" ajak Rayyan pada vandra

"Nanti izin mama dulu" kata vandra.

"Nanti aku yang minta izinnya, soalnya kalau kamu kalau ngomong suka sedikit" kata Rayyan polos dan di balas tatapan dingin Vandra.

Pulang sekolah.

"Vandra, ayo aku minta izin sama mama kamu buat main ke rumahku" ajak Rayyan menarik tangan vandra

"Tante, Rayyan izin ajak Vandra main kerumah ya? nanti Vandra pake baju Rayyan aja sama nanti kerjain PRnya di rumah Rayyan" pinta Rayyan pada mama Vania dengan wajah polosnya.

"Kamu lucu banget sih".ucap mama Vania sambil mengusap rambut Rayyan "ya udah boleh,tapi jangan terlalu lama,nanti sore di jemput pak Jamal ya" ucap mama Vania

"Terima kasih Tante" ucap Rayyan senang

"Vandra pamit ke rumah Rayyan dulu ya ma" pamit Vandra pada sang mama

"Iya sayang,nanti di sana jangan nakal ya sama titip salam buat Tante Sari" jawab mama Vania

Rayyan menatap Vandra heran karena saat bicara pada mamanya tidak datar seperti pada yang lain.

"Apa" datar Vandra pada Rayyan

*****

Sampai di rumah Rayyan.

"Assalamu'alaikum mama Rayyan pulang" teriak Rayyan saat masuk rumah

"Wa'alaikumussalam.. Rayyan gak usah teriak teriak mama gak lagi di kutub Utara" jawab sang mama

"Eh ada Vandra, ayo sini sayang, udah lama loh gak main ke rumah" ucap mama Sari saat melihat Vandra

Vandra menghampiri mama Sari dan mencium tangannya dengan sopan.

"Ma,mana adek?" tanya Rayyan pada sang mama

"Adek lagi tidur tadi agak demam jadi biar istirahat dulu" jawab sang mama.

"Yaa.. padahal Rayyan mau ajak adek main sama Vandra" ucap Rayyan sedih

"Nanti kalau adek udah bangun, Rayyan sama Vandra boleh ajak main tapi di kamar aja ya biar adeknya gak kecapean"ucap mama Sari karena tak tega melihat anaknya dan Vandra yang ingin bermain dengan Sania.

Nama adik Rayyan adalah Sania.

Setelah bermain dengan Rayyan dna adiknya tak terasa waktu sudah beranjak sore dan waktunya Vandra pulang.pak Jamal sudah menunggu di depan kediaman keluarga Rayyan.

Setelah berpamitan pada keluarga Rayyan dan tentunya diwarnai dengan drama dimana Sania tidak mau kalau Vandra pulang,akhirnya vandra pulang ke rumahnya bersama supir keluarga Adiwinata.

Saat sampai di rumah

"Assalamu'alaikum" ucap vandra saat masuk rumah

"Ma, Vandra pulang" Vandra heran karena rumah terasa sepi dan tak ada sang mama di ruang keluarga.

Saat menuju kamar sang mama,vandra tak sengaja mendengar tawa seseorang.

Deg.

Terpopuler

Comments

darsih

darsih

waduh siapa ya amin seru cerita nya
lanjut ka

2025-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Vandra Adiwinata
2 Safira
3 Mulai akrab
4 Abang
5 Abang Fira hanya Abang Vandra
6 Sepuluh tahun berlalu
7 Kunjungan Samuel
8 Jalan sore
9 Kejutan
10 Salah faham
11 Rahasia
12 Gosip Vandra
13 Aisyah
14 patah hati
15 Vandra dan Isabella
16 Sakit
17 Deal
18 Rindu ayah bunda
19 Saingan cinta
20 memaksa
21 Ke makam
22 Jawaban Aisyah
23 Fahri meresahkan
24 Vandra curhat
25 Reuni teman lama
26 Ribut masalah jodoh
27 Drama asmara bocah SD
28 Hadiah
29 Fahri
30 Hana kembali?
31 Bertemu orang baru
32 Cemburu
33 Kemarahan Vania
34 Kemarahan Hendra
35 Cinta pandangan pertama
36 Menjenguk Sagara
37 Sagara risih
38 Gangguan untuk Safira dan rencana Clarissa
39 Ketakutan Safira
40 Mami dan papi
41 jebakan Clarissa
42 jebakan Clarissa 2
43 Hukuman
44 Kekhawatiran Hendra
45 Fendi
46 Mencari Hesti dan Narendra
47 Memulai rencana
48 Keberadaan Narendra
49 Membawa Narendra dan Khanza
50 Pembalasan
51 Kenyataan Narendra dan Khanza
52 Trauma Narendra
53 Mendekati Narendra
54 Rasa sakit Hesti
55 Keajaiban
56 Bertemu
57 Para selir Septian
58 unek unek Septian
59 Kisah masa lalu Hesti
60 Persiapan perpisahan
61 keinginan Septian
62 Ayah
63 Fendi kena karma
64 Tempat pulang Sagara
65 Aira Nafisa Khairi
66 Terharu
67 Adanya masalah
68 Penyerangan
69 Pertolongan
70 Balasan Abraham
71 Obat Sagara
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Vandra Adiwinata
2
Safira
3
Mulai akrab
4
Abang
5
Abang Fira hanya Abang Vandra
6
Sepuluh tahun berlalu
7
Kunjungan Samuel
8
Jalan sore
9
Kejutan
10
Salah faham
11
Rahasia
12
Gosip Vandra
13
Aisyah
14
patah hati
15
Vandra dan Isabella
16
Sakit
17
Deal
18
Rindu ayah bunda
19
Saingan cinta
20
memaksa
21
Ke makam
22
Jawaban Aisyah
23
Fahri meresahkan
24
Vandra curhat
25
Reuni teman lama
26
Ribut masalah jodoh
27
Drama asmara bocah SD
28
Hadiah
29
Fahri
30
Hana kembali?
31
Bertemu orang baru
32
Cemburu
33
Kemarahan Vania
34
Kemarahan Hendra
35
Cinta pandangan pertama
36
Menjenguk Sagara
37
Sagara risih
38
Gangguan untuk Safira dan rencana Clarissa
39
Ketakutan Safira
40
Mami dan papi
41
jebakan Clarissa
42
jebakan Clarissa 2
43
Hukuman
44
Kekhawatiran Hendra
45
Fendi
46
Mencari Hesti dan Narendra
47
Memulai rencana
48
Keberadaan Narendra
49
Membawa Narendra dan Khanza
50
Pembalasan
51
Kenyataan Narendra dan Khanza
52
Trauma Narendra
53
Mendekati Narendra
54
Rasa sakit Hesti
55
Keajaiban
56
Bertemu
57
Para selir Septian
58
unek unek Septian
59
Kisah masa lalu Hesti
60
Persiapan perpisahan
61
keinginan Septian
62
Ayah
63
Fendi kena karma
64
Tempat pulang Sagara
65
Aira Nafisa Khairi
66
Terharu
67
Adanya masalah
68
Penyerangan
69
Pertolongan
70
Balasan Abraham
71
Obat Sagara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!