NovelToon NovelToon
Petaka Rumah Kosong

Petaka Rumah Kosong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Matabatin / Sistem / Hantu
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Richy211

Sebuah rumah kosong di pinggiran kota menyimpan sebuah misteri akan adanya arwah gentayangan dan memberikan teror kepada para penghuni baru melalui kejadian-kejadian yang mengerikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Richy211, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Hari Senin menjelang, ketiga anak Pak Sugiono sudah bangun pagi karena ada upacara bendera di sekolah.

Usai sarapan pagi dengan nasi goreng dan telor ceplok mereka pun berangkat ke sekolah masing-masing. Tak lupa Nana, Sari dan Riko mencium punggung tangan ibunya sebelum berangkat ke sekolah.

Suasana rumah menjadi sepi kembali jika ditinggal oleh ketiga anaknya pergi ke sekolah. Seperti biasa hanya ada Pak Sugiono dan Bu Sri di rumah.

"Nggak ke pasar Bu?" Tanya Pak Sugiono.

"Nggak Pak. Ibu mau belanja ke warung yang ada di sana saja. Kebetulan warungnya lumayan komplit dan lebih deket," jawab Bu Sri.

"Ya sudah bu kalau begitu. Bapak mau ke pasar soalnya, pengin beli benih tanaman yang lain," ucap Pak Sugiono.

"Oh gitu Pak, silakan! Ibu belanja di warung dekat rumah saja," ucap Bu Sri kembali.

Pak Sugiono pun lantas pergi ke pasar sambil menaiki sepeda karena satu-satunya sepeda motor yang dipunya itu untuk keperluan fasilitas anaknya Riko.

Kini Bu Sri seorang diri di rumah dan ia berencana untuk pergi ke warung terdekat membeli bahan sayuran untuk dimasak nanti siang. Berhubung rumah tidak ada orang, ia pun lantas mengunci semua pintu di rumah itu baik pintu depan atau bagian belakang.

Untung saja suasana di hari itu tidak begitu terik alias agak mendung. Ya memang musim hujan sudah mulai terlihat akhir-akhir ini dan menjadi waktu yang tepat pula jika suaminya ingin berkebun.

Ketika Bu telah selesai mengunci pintu, dari dalam rumah tiba-tiba muncul makhluk halus seperti pocong berjenis kelamin pria tengah berdiri di ruang tamu. Hantu pocong itu pasti tidak lain adalah arwah pria sang suami dari arwah wanita yang bersemayam di pohon jati.

Bentuk hantu pocong itu sungguh menyeramkan karena tubuhnya yang terbalut dengan kain kafan dan matanya yang berwarna gelap seolah menatap tajam ke arah depan.

Kendati, ia tak menunjukkan wujudnya kepada Bu Sri, namun istri Pak Sugiono merasakan bulu kuduknya tiba-tiba berdiri. Firasat seperti ini sudah menjadi hal yang lumrah dirasakan oleh manusia jika ada makhluk tak kasat mata hadir di sekelilingnya.

Sesampainya di warung, tak sengaja Bu Sri bertemu dengan Bu Ratna yang kala itu bertamu di rumahnya.

"Eh, ada Bu Ratna?" Ucap Bu Sri dengan raut wajah gembira.

"Bu Sri ya! Gimana kabar bu? Masih betah tinggal di rumah itu?" Tanya Bu Ratna.

"Kabar saya Alhamdulillah baik bu dan kami sekeluarga masih tinggal di rumah itu," jawab Bu Sri.

"Wah hebat Bu Sri ini! Kalian bisa betah tinggal di rumah yang angker seperti itu. Kalau saya sih kayanya nggak akan berani bu," celetukan Bu Ratna yang tak sengaja didengar oleh si pemilik warung pun membuatnya kaget.

"Lho apa benar isu selama ini kalau rumah itu memang angker?" Si pemilik warung menimpali.

"Kalo denger-denger dari gosip tetangga sih begitu bu," jawab Bu Ratna yang memang orangnya suka ceplas-ceplos.

Bu Sri yang mendengar kedua wanita itu tengah membicarakan keadaan rumahnya pun hanya bisa mengangguk tanpa bicara terlalu jauh.

Pasalnya, jika ia ikut mengatakan sesuatu hal yang terjadi pada keluarganya selama tinggal di rumah itu justru bisa membuat orang lain membenarkan akan isu yang selama ini beredar dan bukan hanya sebatas isapan jempol belaka.

Bu Sri tiba-tiba berdehem dan membuat kedua wanita yang tengah bergosip itu langsung diam.

"Ehem!"

"Eh, Bu Sri saya duluan dulu ya. Kapan-kapan kita ngobrol lagi, kalau mau ke rumah saya juga boleh kok," ucap Bu Ratna sambil bersalaman dengan bu Sri.

"Iya bu kapan-kapan saya mampir ke sana," kata Bu Sri sambil tersenyum.

Dalam hati yang paling dalam, Bu Sri merasa Bu Ratna ini adalah orang yang sepertinya tidak bisa dipercaya alias dipegang omongannya.

Kini, tinggal Bu Sri yang masih ada di warung itu membeli belanjaan dan tersebab rasa penasaran si pemilik warung pun bertanya langsung kepadanya.

"Bu, maaf sebelumnya nih, apa benar yang dikatakan oleh Bu Ratna tadi kalau rumah yang ibu tinggali itu angker?"

"Saya kurang tahu bu, mungkin itu hanya isu saja, soalnya sejauh ini kami sekeluarga baik-baik saja kok," Bu Sri terpaksa berbohong agar tetangga tidak semakin julid.

"Ah iya sih, saya pikir mungkin itu hanya isu dan gosip belaka saja. Maksudnya kalau belum mengalami sendiri kita nggak tahu ya," kata ibu pemilik warung.

"Ya begitulah bu. Lagian saya tinggal di rumah ini nggak lama kok sampai suami saya bisa dapat pekerjaan lain," tutur Bu Sri lagi.

"Oh begitu, saya kira kalian akan tinggal di kota ini lama," ucap ibu pemilik warung.

"Enggak kok bu. Ini bu belanjaan saya berapa totalnya?" Tanya Bu Sri.

"Totalnya Rp30 ribu bu. Lain kali kalau mau belanja di sini saja, soalnya masih fresh dan harganya pun murah," kata ibu pemilik warung sambil memberikan belanjaan Bu Sri.

"Ini uangnya pas ya bu. Terima kasih, saya permisi pulang dulu," kata Bu Sri sambil pergi menuju ke rumahnya.

Dalam perjalanan menuju ke rumah, Bu Sri sempat melewati rumah Bu Ratna dan menengok ke arahnya.

"Oh itu rumah Bu Ratna? Ternyata rumahnya cukup besar dan kelihatan asri," gumam Bu Sri sambil berdecak kagum.

Sampai di rumah, ternyata Pak Sugiono suaminya sudah lebih dulu sampai dan menunggu di teras rumah karena pintu rumah terkunci.

"Kok tumben lama bu belanjanya?" Tanya Pak Sugiono.

"Emang bapak sudah nunggu lama di depan rumah?" Bu Sri balik bertanya.

"Ya ada 10 menitan bapak di sini. Mau masuk eh, ternyata semuanya terkunci," jawab Pak Sugiono agak dongkol.

"Maaf Pak, soalnya tadi di warung ibu ketemu sama Bu Ratna yang dulu main ke rumah kita. Terus di sana ia malahan ngomong ke penjual warung kalo rumah kita itu angker," kata Bu Sri sambil membuka pintu rumahnya yang terkunci.

"Duh, kok bisa begitu Bu. Ternyata benar kalau ibu-ibu memang tukang gosip dan nggak bisa dijaga omongannya," Pak Sugiono juga ikut jengkel mendengar cerita istrinya.

"Iya Pak. Ibu juga nggak nyangka, untung saja tadi ibu mencoba pura-pura bohong dan bilang kalau tidak akan lama tinggal di sini," kata Bu Sri lagi sambil membawa belanjaannya ke dapur.

"Ya sudahlah bu, lebih baik untuk sekarang ini kita mencoba menyembunyikan saja. Terkecuali memang orang-orang benar-benar sudah melihatnya sendiri apa boleh buat kita ceritakan saja," ucap Pak Sugiono lagi.

"Baik Pak. Ibu mau masak di dapur dulu kan sebentar lagi nanti anak-anak pulang sekolah dan kasihan mereka kalau sampai kelaparan karena tidak ada makanan yang disantap," kata Bu Sri.

Pak Sugiono lantas duduk di ruang tamu sambil menyalakan rokok. Tanpa ia sadari ternyata arwah pria penghuni rumah itu yang berwujud hantu pocong sedang mengamatinya.

Seandainya Pak Sugiono ini bisa melihat makhluk tak kasat mata, ia pasti tidak akan berani tinggal di rumah itu. Lantas, bagaimana juga dengan nasib Nana yang ternyata adalah seorang anak indigo jika ia melihat penampakan arwah pria yang berwujud pocong dan menyeramkan itu.

Semoga saja, hantu pocong itu tidak selalu menghantui mereka dan memberikan teror yang tentu saja siapa yang akan kuat mendiami rumah berpenghuni.

1
gaby
Makanya kalo blm ckup secara finansial, jgn nikah dulu. Ujungnya utang sana sini, lalu bunuh diri. Bny di dunia nyata kaya gini nih, dah tau susah pny anak banyak bgt, utang numpuk. Kalo kiranya ga sanggup bayar, jgn berhutang. Ngutang ko niatnya ga mau byr
Mericy Setyaningrum: hehe bener Kak jangan berhutang lebih baik nabung
total 1 replies
gaby
Aq baru gabung thor, kayanya bagus. Yg smangat y upnya
Mericy Setyaningrum: Makasih Kak udah mampir
total 1 replies
Mericy Setyaningrum
Ada kak
Wiwit
cerita, masak mkan, ga ada kegiatan lain kh thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!