Dikhianati kekasihnya, dijual oleh bibinya demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang ibu, membuat Elara terjebak dalam hubungan yang rumit.
Dia terpaksa menjadi wanita pemuas nafsu seorang taipan kaya raya, yang arogan, dingin, dan kejam.
Parahnya, status Elara yang sudah sah sebagai istri Eden Dwight tidak boleh diketahui publik.
Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? yuk simak. Jangan lupa tinggalkan like, komen, dan vote jika kalian suka ceritanya ❣️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatuElla11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Informasi
Jika kau benar-benar terpaksa hidup dengan Eden, aku bisa membantumu lepas darinya.
Kata-kata itu terus berputar dikepala Elara. Bahkan sebelum pergi lelaki itu sempat meninggalkan secarik kertas yang berisi nomor teleponnya.
Arash. Nama lelaki itu. Saudara tiri Eden?
Dia baru tahu kalau Eden memiliki saudara tiri. Selama ini dia hanya tahu kalau Eden adalah pewaris takhta satu-satunya keluarga Dwight. Untuk silsilah atau lingkup keluarga lelaki itu jelas Elara sama sekali tak mengetahuinya.
Dan dia pun tak ada niat untuk mengenal Eden lebih jauh, meskipun status mereka adalah suami-istri.
Bagi Elara, cukup Eden sebagai donaturnya yang membiayai pengobatan sang ibu dan mencukupi kehidupan mereka. Selebihnya Elara tak ingin tahu sama sekali.
Apalagi semenjak Eden merendahkannya beberapa waktu lalu.
Kau tidak berhak menanyakan apapun tentang wanita yang kau sebut tadi padaku Elara. Kau harus sadar posisimu.
Kau harus sadar posisimu.
Kalimat itu masih membekas dibenak Elara. Dan sejak saat itu Elara bertekad untuk tak mengetahui apapun tentang suaminya itu.
Tapi sekarang tiba-tiba saudara tiri Eden datang, membawa penawaran yang menggiurkan.
Bukan uang, melainkan kebebasan.
Apakah Elara harus menerimanya?
Dan benarkah Arash bisa membuatnya lepas dari Eden?
Ya, sejujurnya Elara merindukan hidupnya yang tenang meski serba kekurangan. Setidaknya dia tidak dihantui perasaan bersalah karena telah merebut posisi Nona Alexa.
Jika dia meneruskan pernikahannya bersama Eden, jelas akan ada hati yang terluka. Ditambah dia dan Eden tidak saling mencintai, bagaimana bisa dia bisa menjalani pernikahan tanpa cinta?
Disaat Elara tengah melamun sembari memandangi nomor telepon Arash, tiba-tiba sang supir menghentikan mobilnya secara mendadak sampai-sampai tubuh Elara terhuyung kedepan, menubruk jok, membuatnya kaget setengah mati.
"Pak! Ada apa?"
"M-maafkan saya, Nona! Ada wanita yang tiba-tiba menyeberang jalan."
"Apa?! Coba dilihat dulu pak?"
"Baik Nona."
Pak supir pun segera keluar dari mobil dan menemui orang yang nyaris saja ditabraknya.
Merasa penasaran, Elara menyusul sang supir. Dia mendekati wanita tersebut yang penampilannya tampak kumal. Dan betapa terkejutnya Elara saat tahu bahwa wanita itu adalah wanita yang mengusirnya dulu.
"Bibi Rena?!"
Wanita itu menoleh kearah Elara.
"E-Elara?".
🌿🌿🌿
Didalam mobilnya Arash tersenyum puas. Tak sia-sia dia begitu lama bersabar demi bisa mendapatkan celah menemui istri simpanan Eden.
Akhirnya dia berhasil, setelah mengelabui dua bodyguard Eden yang membuntuti wanita itu diam-diam.
Arash meminta anak buahnya untuk mencari masalah dengan kedua bodyguard Eden supaya perhatian mereka teralihkan dari Elara. Dan semuanya berjalan lancar.
Arash leluasa menemui Elara meski pertemuan mereka terjadi secara singkat.
Kesan pertama yang Arash lihat dari Elara, perempuan itu begitu muda dan polos.
Pantas Eden lebih memilih perempuan itu dibanding Alexa.
Ya, tapi tidak bisa dipungkiri, alasan Eden menceraikan Alexa juga karena wanita itu telah bermain api dengannya. Ditambah lelaki itu juga tak memiliki hasrat pada Alexa.
Jadi sudah jelas dengan semua alasan itu, Eden mendapatkan jalannya untuk menyingkirkan Alexa.
Sekarang yang harus Arash pikirkan adalah bagaimana caranya supaya dia mendapatkan istri simpanan saudara tirinya itu untuk menghancurkannya.
Alexa, untuk saat ini jelas wanita itu tidak bisa diharapkan. Mungkin dia juga akan membuang wanita itu jika sudah tak berguna lagi.
Incarannya sekarang adalah Elara. Memikirkan Eden yang sukarela menikahi perempuan itu sudah pasti perempuan itu sangat berharga.
Senyum Arash semakin mengembang, sementara netranya dipenuhi rencana jahat.
Disaat bersamaan ponselnya berbunyi.
Tua bangka itu. Mau apa dia menghubungiku? Atau jangan-jangan Eden sudah mengadu?
Dengan enggan Arash pun mengangkat teleponnya.
"Ayah, bagaimana kabarmu?"
🌿🌿🌿
Melihat ponakannya tahu-tahu ada dihadapannya, refleks Rena buru-buru bangun dan menyentuh pundak Elara.
"Elara, benar ini kau? Bibi merindukanmu!" Rena hendak memeluk Elara namun Elara segera menahan tubuh Rena.
"Maaf. Aku tidak mengenalmu. Ayo pak kita lanjut jalan."
Rena melebarkan matanya saat mendengar ucapan Elara. Bahkan dia tampak marah ketika Elara hendak berbalik badan.
"Elara!" Rena berhasil mencekal lengan Elara namun dengan cepat Elara segera menarik tangannya. "Kau melupakan Bibimu begitu saja? Apa kau lupa? akulah orang yang berjasa menampungmu dan Ibumu dulu! Sekarang kau bersikap sombong kepadaku, tidak tahu diri sekali!" hardik Rena seraya memindai penampilan Elara yang tampak mengenakan pakaian bagus dan mahal.
Rena yakin, Elara pasti berhasil menjadi simpanan pria tua kaya raya sehingga kehidupannya terlihat jauh lebih baik.
"Dan apa kau lupa? Aku tinggal dirumahmu tidak gratis! Aku membantu pekerjaan rumah layaknya babu, memberi sebagian besar gajiku padamu, tetapi kau memperlakukanku dan Ibuku seperti sampah! Bahkan kau menjualku, mengambil hakku, menganiayaku dan mengusirku! Ah, jangan lupakan juga putrimu yang sudah merebut kekasihku. Lalu setelah semua yang kau lakukan padaku masih pantaskah kau ku anggap Bibi?!" balasan Elara begitu menohok.
"Kau!" Rena hendak melayangkan tangannya kewajah Elara, namun dengan sigap Elara menangkapnya.
"Kenapa? Kau tidak terima dengan ucapanku?" desis Elara. Dia langsung mendorong tubuh Rena hingga wanita itu terhuyung mundur dan nyaris terjatuh.
Rena begitu shock. Tak menyangka jika Elara kini berani melawannya. Rena pun menatap Elara tajam.
"Jalang sialan! Seharusnya kau bersyukur karena putriku merebut kekasihmu yang penipu itu! Jika kau bersamanya bisa jadi kau hidup melarat! Dan seharusnya kau juga berterimakasih padaku karena aku menjualmu sebab kalau tidak, kau tidak akan hidup enak seperti sekarang!" seru Rena.
Elara mengepalkan tangannya, justru karena bibinya yang jahanam itulah hidupnya hancur. Dibalik semua kemewahan yang diberikan Eden, jelas hatinya tak bahagia. Semua dilakukannya karena terpaksa!
"Lalu kau mau apa?"
Rena tersenyum sinis.
"Tentu saja aku mau uang! Anggap saja sebagai tanda jasa karena aku sudah memberimu jalan untuk hidup enak."
"Uang?"
"Ya uang! Berikan aku uang yang banyak!"
"Jual saja putrimu pada mucikari, seperti kau menjualku. Pasti kau akan memiliki uang banyak!"
"Apa kau bilang?! Dasar jalang!" Rena hendak kembali menyerang Elara, namun tindakannya berhasil dihadang oleh dua bodyguard Eden yang memantau mereka sejak tadi.
Elara cukup terkejut tetapi dia membiarkannya.
"Lepaskan aku!" teriak Rena.
"Nona, sebaiknya kita pergi dari sini." ajak pak supir.
Elara mengganguk. Dia pun segera berjalan memasuki mobil dan meninggalkan Rena bersama bodyguard Eden.
Tanpa Elara sadari, kejadian tadi rupanya tak sengaja dilihat oleh Alexa yang kebetulan sedang berada ditempat yang sama.
🌿🌿🌿
Royal Villas.
"Bi, apa itu?" Elara bertanya ketika dia baru saja memasuki ruang tengah dan melihat kepala pelayan hendak naik kelantai dua sembari membawa cangkir diatas nampan.
Elara sendiri baru sampai dari kediaman sang ibu saat matahari nyaris terbenam.
Berta menoleh dan tersenyum pada Elara.
"Nona? Anda sudah pulang?"
Elara mengangguk dan membalas senyuman Bibi Berta.
"Sudah Bi. Itu apa? Dimana Eden?" tanya Elara beruntun.
"Ini kopi hitam Non, untuk Tuan. Tuan sendiri ada dikamarnya."
"Oohh. Yasudah, kemarikan Bi. Biar saya saja yang bawa."
"Silahkan Non. Jika Nona yang bawa pasti suasana hati Tuan Eden cepat membaik."
Sontak Elara mengerutkan kening tak mengerti.
"Maksud Bibi?"
"Siang tadi Tuan Besar Wilson datang kemari Non."
Deg.
Ekspresi Elara tampak terkejut.
"L-lalu Bi?"
Bibi Berta memajukan sedikit tubuhnya kepada Elara kemudian berbisik.
"Tuan muda dan tuan besar bertengkar hebat Non. Bahkan tuan besar sampai menampar tuan muda dengan keras saat tahu tuan muda akan menceraikan Nona Alexa."
"Apa?!"
Bibi Berta mengangguk, lalu menjauhkan dirinya dari Elara.
"Asal Nona tahu, selama tuan menikah dengan nona Alexa, tuan jarang sekali pulang kerumah utama. Berbeda ketika Tuan menikahi Nona. Tuan lebih betah dirumah. Saya rasa Tuan lebih menyukai Nona Elara dibanding Nona Alexa. Astaga!" Bibi Berta langsung menutup mulutnya.
"Maaf non, saya jadi bergosip. Tuan pasti sudah menunggu kopinya. Saya permisi ya Non."
Bibi Berta pun bergegas meninggalkan Elara, membuat perempuan itu langsung dipenuhi pikiran-pikiran kontradiksi.
*
To be continued..
Jangan lupa gaes, like, komen, hadiah, vote, dan ulasannya yaa. Terimakasih ❣️
Eden kamu akan segera menjadi seorang ayah semoga elara juga secepatnya memberi tau kehamilannya pada Eden jadi tidak sabar menunggu esok hari Thor menunggu lanjutannya
Eden /Heart/ elara aku suka banget sama pasangan ini Thor 🤭🤭
jadi gak sabar nunggu lanjutannya Thor ....
sebenarnya aku lebih suka gambar yang dulu sih Thor gambar no 2 ..
Eden yah ?? pasti salah paham lagi ini tapi semoga aja Eden bisa berpikir jernih ...
kira² bakal terjadi salah paham gak yah kalau Eden sudah sembuh nanti dan bertemu dengan elara tapi ada nero di sana hemm /Smug/