Seorang janda bekerja di proyek, lingkungan di proyek banyak tantangan dan godaannya, apakah dia bisa menghadapi tantangan dan godaannya? Silahkan baca cerita ini😀😀😀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(12) Cerita kita
Mawar tak akan pernah melupakan Heru sebagai kekasihnya. Setiap kenangan bersama Heru tersimpan dalam hati Mawar seperti cahaya yang tak pernah padam. Dari senyum manisnya hingga kata–kata hangat yang terlontar dari bibir Heru, semua itu menjadi bagian terindah dari masa lalu yang selalu ia kenang dengan penuh rasa sayang.
Saat melihat foto mereka, di mana Mawar dan Heru saling berpelukan penuh kehangatan, hati Mawar tersentuh dan mengingat kembali betapa dalamnya cinta yang pernah mereka bagi. Heru bukan hanya kekasih, tapi juga sahabat terbaik yang selalu ada dalam suka dan duka. Mawar tahu, meskipun waktu berjalan dan keadaan berubah, kenangan tentang Heru akan selalu hidup dalam dirinya.
Mawar berjanji dalam hati untuk selalu menjaga kenangan itu, menjadikan kasih sayang mereka sebagai pelajaran dan motivasi dalam menjalani hari-hari. Baginya, Heru adalah bagian penting dari hidup yang membentuk dirinya menjadi lebih kuat dan penuh cinta. Bahkan ketika jarak atau waktu memisahkan, rasa cinta dan ingatan tentang Heru tetap melekat erat.
Heru memeluk Mawar. "Aku akan selalu di sini menemanimu, juga menemani Ammar dan Ririn."
Mawar tersenyum. "Aku bersyukur, kamu datang di waktu yang tepat."
...•••...
Mawar selalu menyimpan doa dalam hatinya agar kelak dia berjodoh dengan Heru, pria yang sudah merebut hatinya sejak pertama kali mereka bertemu. Setiap malam sebelum tidur, Mawar memanjatkan harapan agar takdir mempertemukan mereka dalam ikatan yang lebih erat, bukan hanya sebagai sahabat atau kekasih, tapi sebagai pasangan hidup yang resmi. Baginya, Heru adalah sosok yang istimewa—yang mengerti, menyayangi, dan membuatnya merasa aman.
Doa Mawar bukan hanya sekadar ucapan, tapi penuh keyakinan dan rasa syukur atas kebersamaan yang sudah mereka jalani selama ini. Dia percaya bahwa jodoh adalah anugerah dari Tuhan, dan dia menyerahkan semuanya pada takdir dengan hati yang tenang. Setiap kali melihat Heru tersenyum atau mendengar suaranya, Mawar semakin yakin jika mereka memang ditakdirkan untuk bersama.
Mawar teringat momen-momen manis yang pernah mereka bagi: tawa, pelukan, dan percakapan hangat yang membuat hatinya selalu berbunga. Dia ingin melanjutkan kisah itu hingga ke jenjang yang lebih serius, lewat pernikahan yang suci dan penuh berkah. Dalam doanya, Mawar meminta agar diberikan kekuatan untuk menjadi pasangan yang baik bagi Heru, dan semoga Heru juga merasakan hal yang sama.
Meski terkadang ada keraguan atau rindu yang menghinggapi, Mawar tetap sabar menanti waktu yang tepat. Dia yakin, selama doa dan keyakinan itu terjaga, jodoh yang terbaik pasti akan datang sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam hatinya, Mawar selalu menyimpan harapan bahwa mereka bisa membangun masa depan yang penuh cinta dan kebahagiaan bersama.
Heru memang berjanji tulus akan selalu menjaga Mawar serta anak-anaknya, Ammar dan Ririn, meski mereka belum menikah secara resmi. Bagi Heru, cinta dan tanggung jawab itu jauh lebih dalam daripada sekadar status legal di atas kertas. Ia memandang Mawar dan anak-anaknya sebagai keluarganya sendiri, dan bertekad untuk selalu ada, melindungi dan mencintai mereka dengan sepenuh hati.
Setiap hari, Heru berupaya hadir secara penuh, bukan hanya memberikan materi tapi juga kasih sayang dan perhatian yang tulus. Ia tahu, Ammar dan Ririn membutuhkan figur ayah yang hangat dan sabar, yang mendengarkan dan memahami mereka. Sedangkan untuk Mawar, Heru selalu berusaha menjadi sahabat terbaik sekaligus pelindung yang membuatnya merasa aman dan dihargai. Heru yakin, cinta itu lebih dari sekadar janji di depan penghulu — cinta adalah tindakan nyata sehari-hari yang membangun rumah penuh kebahagiaan bersama.
Dalam foto yang terlihat, Heru memeluk Mawar dengan lembut sambil Ammar dan Ririn tersenyum bahagia, memperlihatkan ikatan kuat dan hangat meski tanpa status resmi sebagai suami istri. Momen itu jadi simbol janji Heru untuk terus menjaga dan merawat mereka, tanpa syarat apapun. Dia ingin membangun keluarga yang kuat dan harmonis, walaupun jalan mereka belum ditandai dengan ijab kabul.
Heru juga selalu meluangkan waktu untuk bercakap, mendengarkan, dan memahami harapan Mawar serta anak-anaknya. Dia ingin tumbuh bersama mereka, menghadapi kehidupan dengan cinta dan komitmen yang teguh. Meski ada tantangan, seperti ketidakpastian dan pandangan orang lain, Heru tak goyah. Justru hal itu semakin menguatkan tekadnya untuk menjaga keluarga kecil ini dengan sepenuh jiwa.
Bagi Heru, keluarga adalah sumber kekuatan dan tempat pulang yang penuh cinta tanpa syarat. Dia percaya, dengan kesabaran dan doa, suatu saat status mereka akan berubah dan masa depan yang lebih indah akan mereka raih bersama. Namun untuk saat ini, menjaga Mawar, Ammar, dan Ririn adalah tugas mulia yang dia emban tanpa ragu.
Di lingkungan tempat Mawar tinggal, gosip tentang dirinya sudah jadi bahan pembicaraan para tetangga. Mawar, seorang janda yang dikenal ramah, kini sering dikaitkan dengan Heru, pria muda yang terbilang lebih muda darinya—atau sering disebut "berondong" oleh warga sekitar. Banyak tetangga bersuara, "Lihat tuh, Mawar dekat banget sama Heru, masa janda kok dekat sama yang muda begitu?" Mereka berbisik dan saling bertukar cerita tanpa tahu kisah sebenarnya.
Mereka membayangkan banyak hal tanpa tahu apakah benar atau tidak. Ada yang bilang Heru ingin mengisi kekosongan hati Mawar, ada pula yang berasumsi hubungan mereka cuma sebatas teman dekat biasa. Namun, gosip makin meruncing karena Heru selalu ada saat Mawar butuh bantuan, sering menemaninya keluar, bahkan tampak seperti keluarga kecil yang hangat saat bersama Ammar dan Ririn, anak-anak Mawar.
Situasi ini membuat Mawar merasa tak nyaman. Dia tahu betapa cepatnya sebuah gosip menyebar dan menimbulkan kesalahpahaman. Tapi ia memilih sabar dan terus menjalani hidup dengan jujur dan tulus. Heru pun tetap konsisten menjaga Mawar dan anak-anak dengan penuh rasa tanggung jawab, tanpa peduli apa kata orang. Mereka berdua memahami bahwa cinta dan perhatian bukan soal usia atau omongan tetangga—tapi soal hati yang saling mengerti dan mendukung.
Gosip memang menyebar, tapi bagi Mawar dan Heru yang sudah serasi dan saling sayang, itu hanya angin lalu. Mereka tetap fokus membangun kebahagiaan bersama, tanpa harus terpengaruh oleh perkataan orang. Kadang, tetangga yang dulu bergosip pun mulai melihat kenyataan bahwa yang terpenting adalah bagaimana mereka saling jaga dan cinta, bukan label yang ditempelkan.
Mawar dan Heru nanti bakal terus bersama? Atau hanya pertemanan hangat yang bikin salah paham? Yang pasti, mereka sudah belajar bahwa cinta sejati tidak mudah goyah oleh gosip dan pandangan orang luar.
Heru berjanji akan selalu ada untuk Mawar, memberikan dukungan dan cinta tanpa henti. Dia tahu betapa pentingnya kehadirannya bagi Mawar, terutama di saat suka dan duka. Dalam setiap langkah hidup Mawar, Heru ingin menjadi pelindung yang menguatkan, teman yang setia, dan tempat untuk bersandar. Janji itu bukan sekadar ucapan, tapi komitmen yang dia buktikan lewat tindakan sehari-hari.
Mawar yang bersandar di bahu Heru dalam foto itu bukan hanya menunjukkan kedekatan fisik, tapi juga simbol bahwa Heru siap selalu menemani dan menjaga Mawar kapan pun dia butuh. Heru ingin Mawar merasa nyaman dan aman, tanpa rasa takut atau cemas, karena dia selalu ada di sana untuknya.
Heru sangat memahami bahwa cinta sejati bukan hanya soal kata-kata manis, tapi keberadaan yang nyata. Dia ingin Mawar tahu bahwa dia bukan hanya kekasih, tetapi juga sahabat dan pendukung terbesar dalam hidupnya. Dengan janji itu, Heru berharap bisa menghadirkan kebahagiaan dan ketentraman bagi Mawar.