Amara Santya Raharja.....
seorang wanita dengan background hidup seorang broken home,
ibunya tiada karena syok melihat kebenaran tentang perselingkuhan suaminya di kala ia masih berusia 10 tahun.
ia mencintai sahabatnya secara membabi buta seperti orang gila hingga membuatnya menjadi seorang pembunuh dan berakhir di penjara.
Kekuatan uang membuat seorang pria tiba tiba datang dan mampu membawanya keluar dari penjara.
Namun....
itulah awal kehidupannya yang sebenarnya hancur di mulai.
Seseorang itu menjadikan ia tawanannya dan pada akhirnya membuat ia menjadi budak ranjangnya.
Mampukah seroang Amara Santya Raharja menyelamatkan hidupnya dari sosok berkuasa itu.......
ikuti kisah baru aku....
" CINTA INI MEMBUNUHKU......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16 lahirnya sebuah dendam
" kau basah hemmmm.....?! "
Amara terdiam dengan tatapan mata yang berkilat.
Bisikan Mattew di telinganya benar benar terasa mengoyak harga dirinya sebagai seorang wanita terhormat.
Mattew benar benar berhasil membuat dirinya menjadi seperti seorang jalang pemuas nafsu.
Tangan Amara terkepal erat di kedua sisi tubuhnya.
( aku bersumpah akan membalas semua perlakuanmu ini padaku Mattew....tak perduli meski aku harus mati karenanya )
Dendam mulai tumbuh di hati Amara untuk sosok laki laki yang saat ini tengah sibuk dengan tubuhnya itu.
Tubuh Amara kian gemetar karena menahan Amarah.
Ia sadar...ia tak bisa berbuat apa apa.
Tapi ia tak akan menyerah.
Mattew mendorong pelan tubuh Amara ke arah pintu dan akhirnya masuk ke dalam kamar.
Sampai di tempat tidur,
Mattew mendorong Amara ke ranjang dan kemudian laki laki itu segera menyusul dengan posisi mengungkung Amara.
Wajahnya ia benamkan pada ceruk leher Amara dan meninggalkan banyak kissmark di sana.
Sementara tangannya dengan lihai membuka satu persatu kancing kemeja yang di pakai Amara.
Berhasil membuka semua kancing, tangannya mulai mengusap perut wanita itu.
Amara hanya bisa diam menerima perlakuan itu.
Mattew masih asyik mencumbu ceruk leher Amara ketika telapak tangannya yang mengusap perut rata wanita itu tiba tiba merasakan ada kekasaran di sebagian besar bagian yang ia usap.
Mattew menghentikan kegiatannya dan kemudian sedikit mengangkat tubuhnya ke atas. Tatapan matanya menelisik ke arah tubuh yang telah ia buat polos tanpa sehelai benang di bawah kungkungannya itu.
Mata laki laki itu seketika membola ketika ia melihat sesuatu yang mirip dengan goresan yang menghasilkan luka di hampir sekujur tubuh Amara.
Bekas goresan itu ada yang sudah terlihat sembuh dan kering,
Dan ada juga yang nampak masih basah.
Tangan Mattew terulur menyentuh bekas goresan goresan luka itu.
Sejenak otak laki laki itu berputar mencoba menebak apa yang terjadi.
Dan setelah beberapa detik dan seolah telah mendapatkan jawabannya,
Tatapan Mattew terangkat menatap kepada Amara yang saat ini sedang menatap ke arah lain.
Tatapan Mattew yang tadi penuh hasrat kini telah berubah menjadi tatapan garang dan tajam.
" kau lebih suka terluka dari pada membiarkan bekas jejakku di tubuhmu begitu ?! " terucap kata bernada pertanyaan dari bibir seorang Mattew kepada Amara.
Amara diam tak menjawab.
" jawab...apa kau bisu sialan ?! " sentak Mattew dengan mata yang berkilat penuh amarah.
Entahlah,
Melihat bekas luka di sekujur tubuh Amara yang di akibatkan karena wanita itu yang menggosok secara berlebihan tubuhnya yang ada bekas kissmark darinya.
Mattew merasa sangat marah, ia merasa Amara merendahkan dirinya.
Tangan Mattew terulur mencengkeram dagu Amara kemudian menariknya dan membuat wanita itu menghadap kepadanya.
Saat itu, mata keduanya pun bertemu...
Kilat penuh kebencian dan kemarahan nampak jelas terlihat di mata seorang Amara kepada Mattew.
Begitupun dengan Mattew.
Sejak melihat sosok wanita di bawah kungkungannya itu hampir sembilan tahun yang lalu ia sudah merasakan sebuah penolakan dan di abaikan oleh wanita itu.
Saat itu ia tak bisa berbuat apa apa selain mengancam dan membuat jera gadis itu.
Tapi sekarang...
Kenyataan bahwa wanita itu telah memberikan kesulitan kepada adiknya,
Membuat Mattew seolah mendapatkan hadiah besar
Ia merasa memiliki alasan yang nyata untuk menghukum sosok seorang Amara Santya Raharja.
" kau ingin menghapus jejakku di tubuhmu dengan melukai tubuhmu sendiri ?! Kau merasa jijik karena bekas jejakku di tubuhmu ?! " kata Mattew lagi dengan tatapan yang kian tajam.
Laki laki itu semakin mengeratkan cengkeraman tangannya di dagu Amara.
" kau merasa kotor karena bekas jejakku itu ?! Kau merasa suci dan terhormat hanya karena kau masih perawan begitu ?! " kata Mattew lagi.
" ha ha ha....." tawa Mattew menggelegar memenuhi seantero ruangan itu.
" naif sekali kau Amara....tidak ada wanita suci dan terhormat yang mau membunuh seorang wanita apalagi wanita itu adalah saudaranya sendiri.
dan tidak ada wanita terhormat yang mampu mengorbankan wanita lainnya hanya untuk mendapatkan laki laki yang dia inginkan, apalagi laki laki itu adalah milik wanita lain.
Tidak ada wanita terhormat yang akan mau merendahkan harga dirinya dan mengemis perhatian hanya agar di cintai oleh seorang laki laki.
asal kau tahu....
Perbuatanmu itu bahkan jauh lebih buruk dan menjijikkan dari seorang wanita malam.
Kau tidak lebih baik dari seorang pelacur.
Setidaknya...
Seorang pelacur tidak akan pernah mengorbankan wanita lain demi mencapai keinginannya... " lanjut Mattew lagi dengan tatapan penuh penghinaan kepada Amara.
Dan sungguh ucapan laki laki itu sukses semakin menabur benih kebencian dan dendam di hati seorang Amara yang tentu sangat sakit karena di samakan dengan seorang pelacur.
Ia terlahir dari keluarga terhormat, dirinya juga tak pernah bergaul secara sembarangan apalagi bersentuhan sembarangan dengan seorang laki laki meski selama ini ia kerap bersikap manja dan terkesan cari perhatian kepada Ryuga Carter.
Dan yakinlah....
Hanya kepada Ryu ia bersikap menggatal seperti itu.
Dan selama ini ia hanya dekat dengan beberapa laki laki saja.
Yakni Ryuga yang merupakan cintanya sejak dulu dan Ricky yang merupakan temannya sejak kecil sekaligus pengacaranya sekarang.
Tapi laki laki ini seenaknya menyamakan dirinya dengan seorang pelacur.
" sekarang...aku akan tunjukkan padamu, apa itu bekas dan jejakku yang sebenarnya di tubuhmu " kembali Mattew bersuara sambil menghentak rahang Amara yang ia pegang ke samping.
Kemudian ia turun dari pembaringan dan melepas dengan cepat boxer yang merupakan kain terakhir yang melekat di tubuhnya.
Selanjutnya laki laki itu kembali naik ke atas tubuh Amara.
Tanpa rasa kasihan dan kelembutan sedikitpun karena jiwanya yang telah di penuhi oleh amarah, Mattew memasuki Amara dan menghentak dengan kasar.
Amara tak bisa berbuat apa apa,
Ke dua tangannya hanya bisa mencengkeram dengan kuat kain seprai yang ada di kedua sisi tubuhnya ketika hentakan Mattew di bagian bawah tubuhnya terasa kian kuat dan kasar.
Rasa perih dan nyeri juga panas di area bawahnya hanya ia tahan dengan kebisuan.
Tak ada isak tangis atau bahkan sebuah rintihan.
Amara menatap ke arah samping dengan bulir air mata yang mulai menetes di sudut matanya.
Sekarang...
Ia sudah menjadi seperti jalang pemuas nafsu yang sebenarnya,
Laki laki itu benar...
Bahkan pelacur lebih terhormat dari padanya.
Setidaknya seorang pelacur melakukannya atas kemauannya sendiri.
Tidak dengan paksaan dan terpaksa seperti dirinya.
...Amara terpejam dan berniat menggigit lidahnya sendiri untuk mengakhiri kehinaan ini. Namun tiba tiba bayang bayang permintaan April kepadanya seolah membuatnya seperti tersadar....
( tidak...aku tidak boleh menyerah...aku tidak boleh mati sekarang,
April sudah sangat baik padaku....aku harus menemukan putrinya lebih dulu sebelum mati )
Bisik Amara di dalam hatinya.
aray malah Matt yg bangunkan dia?
❤❤❤😍😙😗