Wanita Simpanan CEO

🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE, RATING LIMA SAMA ULASAN BAGUS. AJAK JUGA YANG LAIN BUAT BACA INI YA.🌹

🌹FOLOW IGEH EMAK DI : @REDLILY123.🌹

🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹

Medina terus mencoba menghubungi Luke ataupun menemuinya. Tapi untuk saat ini Luke tidak ingin berurusan dengannya lagi. Bahkan sandi apartemen diubah supaya Medina tidak keluar masuk dengan seenaknya.

Sampai Luke kembali mendengar suara bel berbunyi, dia mendekat ke layar monitor dan melihat bagaimana Medina berada di luar sana. Dia yang baru bangun tidur itu menguap lebar, ini pagi yang menyebalkan.

Sejak semalam Medina mencoba menemuinya. Tapi Luke lelah dan ingin istirahat sampai suara bel dan dering ponsel terdengar seperti lantunan pengantar tidur.

Karena ini harus diselesaikan, akhirnya Luke membukakan pintu dan mengizinkan Medina masuk.

Seketika beberapa kalimat dikeluarkan Medina dengan cepat. “Kenapa kau baru membuka pintu? Semalaman aku di sini dan mencoba menghubungimu.”

Luke dengan santainya melangkah menuju pantry untuk mengambil minum, dia masih setengah sadar.

“Luke!”

“Medina duduklah dan bicara dengan tenang.”

Saat Medina duduk di meja bar, Luke memberikan air putih. Luke menyandarkan punggungnya di rak. “Kau sudah mendengar keputusanku bukan?”

“Kau ingin mengakhiri semuanya? Setelah sekian lama kita bersama?”

“Aku menyadari sesuatu, kalau aku ingin wanita yang benar benar peduli padaku yang menjadi istriku.”

“Luke!” teriak Medina menahan air mata. “Aku peduli padamu.”

“Aku mencoba memahamimu dan memberimu kesempatan. Tapi sadarkah kau berapa kali kita menggagalkan rencana pernikahan kita? Itu sudah enam belas kali. Dan sekarang tidak lagi.”

“Jangan katakan itu. Aku dulu melakukannya karena aku mencintai pekerjaanku.”

“Maka lakukanlah sesuatu yang kau cintai.”

“Aku mencintaimu,” ucap Medina dengan suara parau menahan air mata. 

Luke menggeleng. “Kau mencintai pekerjaanmu. Dan aku akan memberikan kebebasan padamu, lakukanlah apa pun yang kau inginkan, dunia yang kau dambakan itu. Dan kita akhiri hubungan kita sampai di sini.”

Medina menggeleng dengan air mata yang menetes. “Aku bersungguh sungguh, kali ini kita akan menikah. Tinggal tujuh bulan lagi, aku bahkan sudah memilih gedungnya. Aku akan peduli padamu, dan akan aku tinggalkan pekerjaanku.”

“Kita harus mengakhirinya, Medina.”

Sampai akhirnya tangisa buaya Medina terlihat ketika dia berkata, “Ini semua karena kau melakukan hubungan itu dengan pembantu sialaan itu bukan?”

“Apa maksudmu?”

“Maksudku kau tergoda dengannya bukan? Kau ingin mencicipinya terus menerus?”

“Mencicipi? Apa kau pikir dia makanan?”

“Kau seperti ini bukan karena ingin membebaskanku, kau ingin membebaskan diri sendiri dan mencari wanita gila itu bukan?”

“Oke, waktunya kau keluar,” ucap Luke menarik pelan Medina untuk keluar dari apartemennya.

Luke sedikit tidak suka jika Medina menjelek jelekan Rara, karena kenyataannya perempuan itu adalah perempuan baik baik tidak sesuai perkiraannya.

🌹🌹🌹🌹🌹

Rara bangun lebih awal, dia melihat matahari terbit seperti biasanya. Sebenarnya Rara ingin sekali melupakan semua rasa sakitnya, tentang trauma dan depresi yang dia alami saat terjadi tragedy di keluarganya.

Karena setiap Rara akan mencoba untuk berubah menjadi lebih baik, ingatan buruk tentang mayat mayat yang berserakan dimana mana.

Sebulan setelah ulangtahun Rara yang ke tujuh belas lah dimana semuanya berawal. Itu sangat mengerikan dan membuat sifat cerianya hilang seketika.

Satu satunya cara membuat trauma dan depresi itu hilang yakni dengan cara mengosogkan pikiran seperti yang Rara lakukan saat ini.

Dan pikirannya yang kosong terganggu saat mendengar suara telpon untuk telpon villa ini.

Rara mengangkatnya, tapi tidak bicara lebih dulu.

“Hallo, apa kau di sana Rara?”

“Ya,” jawab Rara singkat.

“Ini aku Isa.”

“Aku tahu.”

“Aku hanya memberitahumu kalau aku akan menelponmu setiap hari memastikan kau tetap hidup.”

Rara hanya membalasnya dengan helaan napas saja.

“Aku mengkhawatirkan janinmu, lekas makan dan buatlah susu untuk kau minum. Paham?”

“Ya, aku mengerti.”

“Oke, aku akan sedikit lebih lama di sini, tolong jaga dirimu dan tetap di sana. Ingat, bayimu tidak salah apa apa dan dia butuh kehangatan seorang ibu darimu. Jangan egois.”

Setelah mengatakan itu, Isa menutup telponnya. 

Rara menarik napasnya dalam, dia merasa kepalanya pusing. Saat keinginannya untuk mati datang, Rara mengusap perutnya. Setidaknya dia memiliki tanggung jawab untuk ini.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Medina menangis kencang menuju ke kamar pasien Kakek Nobles, dia kesal dan marah saat Luke tidak lagi luluh padanya. Hanya ini satu satunya cara agar dia tidak kehilangan bank berjalan. Apalagi Luke adalah pria idaman semua orang, Medina tidak ingin kehilangannya.

“Kakek…..,” teriaknya sambil menangis dan masuk ke dalam.

Medina menceritakan semuanya dengan rinci kalau usahanya membujuk Luke gagal, dia bahkan terusir.

“Aku sudah memberitahu orangtuaku, Kakek. Bagaimana ini? Aku padahal tidak lagi menandatangani kontrak dengan agensi modelku… hiks… hiksss….”

Melihat itu, Kakek Nobles selalu luluh. Yang dia lihat dan dia kira adalah kebenaran kalau Medina begitu mencintai Luke dan akan merawatnya dengan baik.

“Dia meninggalkanku karena tertarik dengan wanita pembunuh itu, Kakek. Bagaimana jika Luke menikahinya kemudian perempuan itu mencoba membunuhnya?”

Saat itulah Kakek Nobles bertambah khawatir. “tenanglah, tenangkan dirimu. Dia akan datang pagi ini. Pergilah sebelum dia datang, Kakek janji dia akan menikahimu.”

Medina mengangguk dan pergi dari sana. 

Kakek Nobles mulai menyiapkan strategi, sampai dia melihat ada pisau di samping nakas.

Beberapa menit kemudian, Luke datang.

“Selamat pagi, Kakek.”

“Luke, Kakek ingin bertanya sekali lagi. Apa kau tidak ingin menikahi Medina?”

“Kakek, kita sudah membahas ini. Hentikanlah.”

“Tapi dia sudah memberitahu orangtuanya, dan dia tulus mencintaimu.”

Luke tetap teguh pada pendiriannya.

“Bahkan jika aku mati?”

Saat itulah Luke menengok dan menatap Kakeknya yang menancapkan ujung pisau di tangannya.

“Apa yang Kakek lakukan?!”

“Nikahi Medina atau kau akan melihat kakek mati karena malu.”

“Kakek!” teriak Luke saat melihat Kakeknya menekan pisau hingga darah keluar dari tangannya. Dan Luke tahu Kakeknya tidak pernah main main.

“Nikahi Medina atau kau melihat Kakek mati.”

“Oke oke!” teriak Luke saat melihat darah menetes dari sana. “Aku akan menikahinya. Akan aku nikahi Medina.”

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

TO BE CONTINUE