Mala dan ketiga sahabatnya terkejut ketika tahu orang tua mereka telah menjodohkan mereka dengan anggota OSIS yang terkenal tegas dan selalu menghukum mereka. Akankah mereka bisa menerima jodoh tak terduga ini dan akan kah mereka menemukan cinta di balik keputusan orang tua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Nya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JDTO
"Mala.." Rakha berlari menghampiri Mala, menarik gadis itu ke dalam dekapannya.
"Hiks.. Takut," ucap Mala dengan suara yang bergetar
"Sekarang kamu aman, aku ada di sini." tutur Rakha. "Jangan nangis lagi, nanti cantiknya ilang loh.."
Mala tak bersuara lagi, dapat Rakha rasakan tubuh istrinya bergetar hebat dengan isak tangis pilu. Netral Rakha tertuju pada baju Mala yang sobek hingga tangannya bergerak cepat melepaskan jaketnya dan langsung memakaikannya pada Mala.
"Gimana keadaan Mala, kha?" Zayyan menghampiri Rakha yang tenga memeluk Mala
"Kha, aku takut.." cicit Mala sembari mengeratkan pelukannya pada Rakha, keringat dingin memenuhi pelipisnya.
Rakha memperhatikan perubahan raut wajah Mala yang berubah ketika Zayyan mendekat, "hai jangan takut, ini Zayyan sahabatnya aku." bisik Rakha
"Pergi! Dia mau jahatin aku kha!" pekik Mala sembari membenamkan wajahnya pada dada bidang Rakha
"Zay lo menjauh, kayaknya Mala trauma." ucap Haura sembari menarik Zayyan menjauh. "Rakha, Afan, kalian bawa Mala sama Devi pulang aja biar gue sama Zayyan aja yang susulin Eby ke rumah sakit.
Yah, Vio di larikan ke rumah sakit karena darahnya mengalir deras dan takutnya Vio malah ke habisan darah.
...****...
Tiga hari telah berlalu namun gadis cantik itu masih enggan membuka matanya, Vio lah orangnya. Sudah tiga hari pula Eby dengan setia menunggu istrinya bangun dari koma, ia tak berani memberi kamar buruk itu pada orang tuanya Vio.
"Eby kita ke kantin yok? Biar Haura aja jagain Vio." ucap Zayyan pasalnya Eby belum makan apapun bahkan kelopak matanya menghitam
"Gue gak laper, zay." ujar Eby
"Lo jangan siksa diri lo sendiri kayak gini dong By, bisa-bisa lo juga yang akan sakit."
"Iya By, kata Zayyan memang benar mending lo sarapan aja nanti lo sakit pasti kalo Vio sadar nanti dia bakal nyalahin dirinya atas apa yang terjadi sama lo." timpal Haura
Eby terdiam dengan otak mencernah, "kalian benar, ayo Zay kekantin gue laper." ucap Zayyan sebelum berlalu
Keduanya langsung pergi ke kantin, Eby memesan banyak makanan karena memang sangat lapar.
Dritt..
Handphone Zayyan berdering, Afan lah yang menelponnya. "Hallo, fan? kenapa?" ucapnya
["Lo dimana?"]` ucap Afan di sebrang sana
"Di kantin rumah sakit, lagi sarapan sama Eby memangnya kenapa?"
["Mana Eby? Gue mau ngomong sebentar."]
Mendengar ucapan seseorang di sebrang sana membuat Zayyan langsung menyerahkan ponselnya pada Eby.
"Hallo fan, kenapa?" ucap Eby
["Gimana ke adaan Vio sekarang? Maaf ya gue gak bisa ke sana soalnya Devi masih trauma, kemaren aja hampir nyelakai dirinya sendiri."]
"Gapapa fan, lo fokus aja sama istri lo." ucap Eby
"Iya by, sekali lagi gue minta maaf ya?" ucap Afan sebelum mengakhiri panggilannya
Disisi lain, Rakha saat ini tenga membujuk Mala supaya mau makan karena selama tiga hari ini gadis itu tidak mau makan.
"Sayang, makan dulu ya?" titah Rakha
Mala menggelengkan kepalanya, "aku gak lapar.."
"Jangan gitu dong, harus makan ya sedikit aja.." Rakha terus membujuk Mala walaupun berakhir sia-sia, Mala tetap tidak mau.
"Huft, ya sudah sekarang kamu istrirahat aja. Aku mau anterin piring nasinya ke bawah."
Mala menggeleng, memegangi lengan Rakha erat. "Enggak, kamu di sini aja. Aku takut kha.."
"Gapapa sayang, disini aman. Lagian aku sebentar."
"Hiks.. Gak mau, kamu disini aja nant Kevin datang." Mala menangis terisak sembari memeluk erat Rakha
"Oke aku enggak kemana-mana, udah jangan nangis lagi ya?" Rakha menyerkah air mata Mala yang terus mengalir membasahi pipinya
"Hiks.. Jangan pergi, dia mau lecehin aku kha.."
"Gak akan terjadi, aku ada disini buat lindungi kamu sayang."
Satu jam lamanya Rakha menenangkan Mala akhirnya gadis itu tertidur juga, Rakha menatap lekat Mala dengan tatapan sendu. Ia tak menyangka gadis seceria dan pemberani Mala menjadi gadis yang penakut, bahkan sejak tadi Rakha belum mandi karena istrinya itu benar-benar tak mau di tinggalkan.
^^^ **** ^^^
Sudah tiga hari lamanya Rakha dan ketiga sahabatnya tak masuk sekolah dan hari ini mereka di minta wali kelas mereka ke sekolah, Rakha berusaha membujuk wali kelasnya untuk memberinya izin libur satu kali lagi namun tak bisa.
Jika Rakha nekat tak masuk sekolah mungkin orang tuanya lah yang akan di panggil ke sekolah, batas izin hanya berlaku tiga hari itu 'pun harus dengan alasan yang benar-benar masuk akal.
"Haura, gue titip mala ya? Tolong jangan jauh-jauh dari Mala soalnya dia takut sama laki-laki, kalo liat laki-laki lain pasti mukanya langsung pucat." jelas Rakha
"Eh, gak bisa gitu dong kha. Gue duluan yang minta Haura jaga Devi, lagian Devi lebih butuh dijagain. Devi sering berbuat hal-hal yang membahayakan dirinya sendiri, dia hampir bunuh diri waktu itu." ucap Afan
"Pokoknya Haura harus jagain Mala, titik."
"Ngalah dong kha, gue duluan yang minta Haura jagain Devi. Di rumah lo 'kan ada pembantu, kenapa enggak minta pembantu lo aja yang jagain Mala?"
"Mala gak mau, cuma sama Haura dia maunya."
"Devi juga gitu, cuma Haura yang bisa menghibur Devi."
Perdebatan kedua laki-laki itu tak ada ujungnya hingga Haura berteriak. "STOP!"
Mendengar teriakan Haura membuat suasana seketika hening, "Udah cukup, kalian tenang aja gue bakal jagain semua. Mending kalian pergi ke sekolah sekarang juga, kalo udah pulang langsung kesini." ucap Haura yang di beri anggukan oleh para laki-laki
"Sayang, kamu tinggal sama Haura bentar ya? Aku ada urusan di sekolah." ucap Rakha sembari melepaskan pelukan Mala. "sebentar aja kok.."
"Aku ikut," Mala semakin mengeratkan pelukannya pada Rakha. "jangan tinggalin aku, nanti mereka datang."
"Meraka gak bakal bisa sakitin kamu karena mereka lagi di rawat di rumah sakit,"
Mala menggelengkan kepalanya kala Rakha kembali melepaskan pelukannya, Rakha berlari meninggalkan Mala yang menangis terisak di pelukan Vio.
"Jangan nangis, La, Rakha perginya cuma sebentar kok setelah itu langsung balik kesini lagi." tutur Haura yang berusaha menenangkan Mala
Haura beralih pada Devi, "Dev, lo mau makan atau minum?" tanya Haura, tadi sebelum Afan pergi laki-laki itu berkata jika Devi belum makan apapun.
suara mesin EKG Vio terdengar nyaring membuat netral Haura beralih pada Vio, bola mata Vio membelalak kala melihat tubuh Vio kejang-kejang. Haura memencet tombol gawat darurat namun tim medis tak ada yang datang, Haura yang panik langsung meninggalkan ruang rawat Vio untuk memanggil sang dokter.
Mala menangis ketakutan kala melihat tubuh sahabatnya yang kejang-kejang, sementara Devi berjalan keluar tanpa tujuan. Kakinya terus melangkah dengan pandangan lurus kedepan, entah bagaimana tiba-tiba ia sudah berada di tenga jalanan.
"AWAS DEK!" pekik pengemudi truk
"Aghh!"
Bruk!
oh ya nanti jangan lupa baca novel aku judul nya gadis cantik milik ceo
Aaaaa ini cb yg kucari²di FB itu akhirnya ketemu di aplikasi NOVEL TOON,
LANJUTTT SEMANGAT💪🏻💪🏻💪🏻