NovelToon NovelToon
Hamil Anak Pak Dosen

Hamil Anak Pak Dosen

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen
Popularitas:36.1k
Nilai: 5
Nama Author: Al-Humaira

Bangun dari tidur Yola begitu terkejut saat melihat pria yang terlelap di sebelahnya.
Yola tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah pesta kampus yang ia datangi semalam.

Dan kini ia harus berakhir dengan pria yang sangat berpengaruh di kampus.

Yola memilih pergi sebelum pria yang masih terlelap itu bangun, ia tidak ingin menimbulkan masalah apalagi pendidikannya terkendala.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HAPD_BAB 24

"Namanya tidak terdapat di semua tranportasi tuan,"

"Cari sampai ketemu!"

Tap

Tap

Tap

Suara sepatu yang beradu dengan lantai terdengar begitu nyaring di mansion yang sepi, keesokannya Calvin baru keluar dari kamar setelah semua yang terjadi.

Wajah dingin, tatapan tajam membuat aura misterius dirinya semakin kuat, tatapan matanya yang tegas membuat karakternya yang tak mudah disentuh.

Mansion masih sepi, tidak ada pelayan di dalamnya, mereka tidak berani masuk sebelum ada perintah, namun saat sampai di ujung tangga mata Calvin melirik wanita paruh baya yang berdiri di ujung sana.

Megi tersenyum, wanita itu yang tampaknya sangat khawatir dengan keadaanya, padahal ini bukan kali pertama Calvin seperti ini.

"Tuan," Megi menunduk saat Calvin sudah berdiri didepanya.

"Kau tidak mendengarkan ku Megi!" suara berat nan dalam itu begitu menyusup di telinga Megi yang membuat tubuhnya bergetar.

Megi mendongak dengan tatapan sendu, menatap dua bola mata hitam pekat yang sangat tajam dan dingin.

"Aku khawatir padamu, tapi melihatmu baik-baik saja aku rasa kekhawatiran ku berlebihan," ucap Megi dengan menarik senyum tipis dibibirnya.

Kali ini Megi bicara dengan nada suara seperti seorang teman, wanita itu meninggalkan Calvin dan berlalu kemeja makan.

"Makanlah, aku temani."

Calvin melirik Megi dengan ekor matanya, bibirnya berdecak kesal saat melihat Megi seperti itu.

Tanpa menunggu lama Calvin menuju meja, pria itu duduk dan menunggu Megi menyiapkan makanannya.

Hening, tak ada suara. Hanya dentingan sendok dan piring yang beradu.

"Jika kau peduli dengan gadis itu, kau-"

"Tidak perlu repot-repot mengurusiku," Potong Calvin lebih dulu, tanpa melihat lawan bicaranya.

"Kalau aku tidak mengurusimu, lalu siapa yang akan menyadarkan mu, aku tahu kamu memiliki perasaan padanya, kamu sudah kambali memiliki cinta setelah semua yang terjadi. Dan aku tahu kamu begitu mencintainya. Hanya saja kamu takut untuk membawanya masuk terlalu jauh." Megi bicara dengan nada santai, matanya pun tak melirik Calvin sama sekali. Wanita itu masih duduk tenang sambil menikmatinya sarapan paginya.

Megi memang seorang palayan, wanita itu yang mengandalkan isi mansion di bawah tangannya.

"Katakan, apa yang membuatmu resah. Kau kembali mengkonsumi obat penenang lagi?"

Mendengar itu Calvin membuang napas kasar, pria itu menatap Megi sambil menyandarkan punggungnya ke kursi.

"Dia selalu memenuhi kepalaku, dimana-mana aku melihatnya. Tapi saat aku rengkuh untuk memeluknya aku tak bisa, hanya angin yang bisa aku peluk. Aku muak dengan semuanya yang berhubungan dengannya. Di sini," Calvin menujuk dadanya dengan jari, "Sesak," Matanya terpejam, hembusan napas berat berulang kali terpejam.

Bayangan wajah Fayola selalu hadir, tanpa dia minta.

"Kau merasa kehilangan, kau merasa ada yang kosong di hatimu, Calvin kau mencintainya. Perasaan mu sudah jatuh padanya. Tidak apa, kau tidak perlu khawatir semua akan baik-baik saja." Megi terseyum hangat.

Dia tahu Calvin sedang berada di fase yang sangat berat, bahkan Megi bisa melihat jika Calvin lebih hancur saat ini dari pada beberapa tahun silam. Fayola sudah membawa pengaruh besar untuk Calvin, dan Calvin tanpa sadar sudah menggunakan perasaanya.

"Aku akan membantumu untuk mencarinya,"

*

*

Fayola membuka matanya saat hari masih gelap, wanita itu menatap kesekeliling dan dia baru sadar jika dirinya di tempat yang asing.

Merasakan tenggorokannya kering, Fayola memilih bangun dan turun dari ranjang, wanita itu berjalan keluar kamar yang tampak sepi dan sunyi.

Setelah mendapatkan apa yang dia cari, Fayola tidak kembali ke kamar. Wanita itu justru menuju sofa ruang tamu dan duduk di sana.

"Kenapa degan perasaan ku ini," Fayola menyentuh dadanya, meremas kain bajunya dengan perasaan berdebar kencang.

Dua malam dirinya sudah berada disini, dan esok pagi Fayola atau yang memiliki nama lain Angeline itu tak sabar ingin melihat keadaan disini.

Baginya memiliki kesibukan adalah yang terbaik, karena selama dua hari ini pikiranya tak bisa tenang yang ada justru kacau.

Calvin memenuhi isi kepalanya, Fayola memikirkan pria itu. Apakah dia sudah pulang?

Rasanya kok rindu, baru dua hari namun rasa itu begitu nyata.

"Aku memang sudah jatuh dalam pesonanya," Gumamnya lagi dengan helaian napas berat.

*

*

Pagi yang Fayola tunggu datang juga, gadis itu sudah siap dengan penampilan sederhana, semua kebutuhannya sudah di siapkan.

"Angeline, kau tidak makan," Elin menaruh sepotong roti bakar yang berisi daging dan sayuran, wanita itu juga membawakan minuman hangat untuk diletakkan di meja.

Fayola menoleh, wanita itu melihat sekilas lalu berbalik mendekat.

"Hari ini akan ada orang yang menimbang anggur, kamu bisa memulai pekerjaan dari sana, awasi penimbangan." Ucap Elin, seperti atasan yang memerintah.

Fayola hanya mengangguk saja, meskipun berat tapi Fayola sudah bertekad untuk melaluinya.

Setelah sarapan selesai, keduanya keluar bersama jalan kaki karena memang tempatnya tak jauh dari rumah Elin.

"Kalian sudah mau pergi!"

Sebuah mobil berhenti di samping keduanya, bukan mobil bagus melainkan mobil yang belakangnya bak terbuka dan terdapat banyak rajang dari bambu.

"Ya, apa kau ingin membawa anggur ke pabrik Veloz!" ucap Elin agak keras karena suara bising mobil yang di bawa Veloz.

"Ya," Veloz mengiyakan, dan tatapanya tertuju pada Fayola yang hanya diam tanpa ekspresi.

Wajahnya yang polos tanpa make-up apapun, hanya saja bibirnya yang terlihat begitu ranum. Veloz mengakui jika Fayola begitu cantik tanpa di tambah apapun.

"Veloz, kau tidak mendengar ku!"

"Ah, apa Elin? Suara mu tidak terdengar tadi." Kilahnya saat sadar jika dirinya terpaku pada kecantikan seorang Fayola.

"Apa kami boleh menumpang?"

Veloz menyeringai lebar, "Tentu saja boleh, masuklah kalian."

Elin masuk lebih dulu, disusul dengan Fayola yang duduk di pinggir pintu. Fayola masih diam tanpa kata wanita itu lebih banyak diam dari sejak datang.

"Apa dia, masih tak banyak bicara?" Bisik Veloz pada Elin.

Elin hanya mengangguk saja, mungkin memang gadis itu seorang gadis pendiam.

Veloz ikut mengangguk, hingga mobilnya berhenti tepat di penimbangan anggur.

"Angeline kau bisa belajar dengan Veloz, dia yang akan menemanimu, karena aku akan melihat pekerja lain." Elin menunjuk Veloz yang baru keluar dari mobil, "Aku pergi, kau ajari dia," lanjut Elin pada Veloz.

"Kau hanya menimbang dan mencatat saja, seperti ini."

"Hey, Toby angkat keranjang itu!" Perintah Veloz pada pekerja yang sudah menunggu kedatangannya.

"Veloz, kau datang lima menit terlambat," Kata pria yang bernama Toby itu sambil mengangkat satu keranjang bambu besar.

"Aku terlambat tak menjadi urusanmu," balas Veloz.

"Apa dia kekasihmu, kau tidak kasihan wanita cantik seperti dia kau ajak kesini," bisik Toby sambil melirik Fayola yang masih berdiri diam.

"Hentikan ocehan mu, dia yang akan bekerja di sini menggantikan aku," desis Veloz kesal.

"Angeline, kemarilah."

Fayola pun mendekat, gadis itu menyimak apa yang Veloz jelaskan.

"Jika mereka meganggumu kau bisa mengadu padaku,"

"Baik,"

Veloz mencebikkan bibirnya, mendengar suara Fayola yang baru terdengar.

1
Hartini
mungkin ini jalan untk kalian bertemu
Erna Fadhilah
perkebunan yang di maksud Calvin kayaknya yang di tempati yola deh
Erna Fadhilah
semoga🤲🤲🤲 megi udah dapat informasi tentang yola dan dia mau lapor pada Calvin
Nur Adam
lnjut
daroe
not smart 😒
Erna Fadhilah
kayaknya halusinasi deh😅😅😅, semoga🤲🤲🤲 dengan adanya halusinasi ini hanzel bisa sadar dan mengekang Calvin lagi
Nur Adam
lnjjut
Vtree Bona
lindungi payola bibik kasihanilah dia
Erna Fadhilah
jangan ngomong sama majikanmu dulu lin kasihan dia biar dia bersatu lagi sama Calvin
Erna Fadhilah
semoga bibi megi bisa membantu pak dosen menemukan yola secepatnya
Muawanah
msh menunggu update nya ya,
Marc Lina Aczenk Lolo
cerita hamil nya mana thor?
*Septi*
kasian Calvin dalam tekanan ayahnya sendiri
*Septi*
kenapa ya seperti itu terhadap putranya sendiri 🤔
Erna Fadhilah
iiih orang tua kok kaya gitu sama anaknya, daripada kamu di gituin trs setiap dekat sama perempuan mending habisi aja dia biar ga ada penghalang kebahagiaan untuk mu, aku kok jadi jahat siiih nyuruk seorang anak bunuh ayahnya 🙏🙏🤦‍♀️🤦‍♀️, abisnya greget siiih aku sama bapaknya 😤😤😤
Erna Fadhilah
itu namanya kalau sudah tiada baru terasa
Erna Fadhilah
apa selama kamu pergi kamu ga ngubungin dia walau lewat chat sekalipun pak dos 🤦‍♀️🤦‍♀️
saljutantaloe
cewe klo udh di ewe sebelum nikah jadi bloon akut nurut aja sama cwo nya di apa"in juga diem
Nur Adam
lnju
Asih Sumarsih
sedih banget bacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!