NovelToon NovelToon
Suamiku, Musuhku...

Suamiku, Musuhku...

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Idola sekolah
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: ella ayu aprillia

Seorang gadis yang di paksa orang tuanya untuk menikah muda untuk melindunginya dari masa lalu yang terus menganggunya. Namun siapa sangka jika gadis itu di jodohkan dengan seorang pemuda yang menjadi musuh bebuyutannya. Lalu bagaimana pernikahan mereka akan berjalan jika mereka saling membenci?mungkin kah cinta akan tumbuh dalam diri mereka setelah kebersamaan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Revan dan Gisella sama - sama jengah. Mereka beberapa kali mengucapkan kata - kata yang sama dan beberapa kali juga melotot geram. Dan kini mereka sama - sama memilih untuk pergi meninggalkan Rio dan Rendi yang masih mematung di tempat. Kedua sahabat Revan itu tersenyum geli.

"Kayanya mereka beneran jodoh deh."sela Rio.

"Iya..tanpa mereka sadari mereka terlihat kompak dan saling melengkapi."tambah Rendi.

Rendi dan Rio saling pandang lalu tertawa " dan kita bisa sama sahabat Gisella."seru mereka.

"Gue sama Kania." Dan " gue sama Selly."

Tawa mereka kembali pecah dan tanpa sadar bel masuk sudah berbunyi sejak semenit lalu.

"Apa yang kalian tertawakan, cepat masuk."

Rendi dan Rio terlonjak kaget lalu menghentikan tawanya. Ia menoleh ke belakang dan melihat bu Rini bersekap dada dengan tatapan menghunus.

"Ck..bu Rini bikin kaget aja untung kita nggak punya riwayat jantung."sahut Rio dengan mengelus dada.

"Apa yang kalian tertawakan sampai nggak dengar bel sudah berbunyi."ulangnya.

"Kita cuma sedang mikir bu.."tutur Rendi.

Bu Rini mengerutkan keningnya. "Mikir apa?"

"Mikir kenapa sampai sekarang bu Rini belum menikah juga."ucap Rio lalu berlari kencang. Rendi yang belum paham pun hanya melongo namun beberapa detik kemudian ikut berlari. "Maaf bu saya tidak ikut - ikutan..

Iya memang saat ini usia bu Rini susah menginjak kepala tiga hingga beberapa murid menyebutnya sebagai perawan tua.

"Dasar anak - anak nakal, awas aja kalau nanti ketemu akan saya hukum kalian."teriak bu Rini.

Rendi dan Rio tertawa bersama lalu melambaikan tangan. Bu Rini hanya menggeleng pelan melihat tingkah polah murid nya ini. Sedangkan Gisella berjalan sembari bergerutu tiada henti.

"Kemana sih Kania dan Selly, tumben masuk nggak nungguin gue. Awas aja kalau gue sampai kelas mereka udah di sana bakal gue becek - becek mereka."gumamnya seraya berjalan cepat.

Sesampainya di pintu kelas lagi - lagi ia berpapasan dengan Revan. "Gue dulu yang masuk, minggir lo."tegur Gisella saat mereka sama - sama berada di pintu. "Gue yang datang duluan jadi gue yang harus masuk duluan."balas Revan. Gisella memutar bola matanya jengah. " elo pernah denger nggak sih kata - kata ladies first".

"Ya pernah lah tapi masalahnya elo itu bukan cewek tapi cowok berbaju cewek."ejeknya membuat Gisella tidak terima. "Berani ya lo ngatain gue.?"

"Lah kenapa gue harus takut sama elo? Emang nya elo emak gue?" Gisella semakin geram mendengar jawaban Revan. Malas berdebat akhirnya Gisella diam, "Minggir lo gue mau masuk."Gisella mendorong tubuh Revan hingga mundur beberpa langkah.

Gisella tersenyum puas lalu menjulurkan lidahnya.

"Wlleeee.." Gisella akan melangkah namun ia merasa berat. Ada sesuatu yang menariknya dari belakang. Dan benar saja, saat ia menoleh ia melihat tangan Revan yang menarik tasnya hingga ia tidak bisa melangkah. "Enak banget elo, gue yang duluan masuk. Elo tunggu dulu di luar." Revan menarik tas Gisella hingga gadis itu mundur dua langkah.

Setelah Revan melepaskan ia berlari menuju pintu namun Gisella dengan sigap ikut melangkah hingga mereka sama - sama berada di pintu. Rio dan Rendi yang sejak tadi berlari kini kembali berjalan santai.

"Mereka masih juga ribut, dasar.."gumam Rendi.

"Kalau di lihat - lihat sebenarnya mereka cocok ya. Revan ganteng dan Gisella cantik."ujar Rio.

Rendi menatap Rio dari samping " perasaan dari tadi elo ngomongin soal cocok dan jodoh deh."

"Nggak tahu tapi gue ngerasa kalau mereka bakal berjodoh. Gue juga nggak tahu kenapa tapi hati gue bilang gitu." Rio terlihat serius dengan ucapannya.

"Kalian kenapa masih di luar? Cepat masuk."

"Gimana mau masuk pak Riko kalau pintunya aja ketutup sama Gisel dan Revan."kata Rendi.

Pak Riko melirik ke arah pintu dan benar saja di sana ia melihat Revan dan Gisella yang masih beradu mulut. Dengan langkah cepat pak Riko mendekati pintu. "Kalian bukanya masuk kenapa malah berdiri di depan pintu.?" Tegur pak Riko dengan menarik tas Revan dan Gisella hingga mereka berdua mundur.

"Eh pak Riko maaf ini Revan ngalangin jalan."

"Eh pak Riko maaf ini Gisella ngalangin jalan."

Ucap mereka masih selalu sama.

Rendi dan Rio kembali saling pandang lalu mereka sama - sama tertawa. "Revan biarkan Gisella masuk dulu. Kenapa harus di permasalahkan hanya perihal masuk kelas aja."tegur pak Riko. Gisella tersenyum puas. Ia melirik ke arah Revan yang terlihat kesal.

"Gisella kamu masuk lebih dulu baru setelah itu Revan." Tambahnya."Iya pak terima kasih."sahutnya.

Gisella melihat kedua sahabatnya yang hanya tersenyum kecil melihat kemarahan Gisella. Ia sudah dapat menduga jika Gisel pasti akan kesal kepada mereka karena tidak menunggunya. Gisella duduk dengan diam. Tidak menyapa kedua sahabatnya seperti ini. Pagi ini benar - benar pagi yang sangat mengesalkan bagi Gisella.

"Sel, elo marah sama kita? Sorry ya tadi tuh kita buru - buru karena belum ngerjain tugas fisika."bisik Selly.

Gisella tetap diam, hari ini hatinya terasa sesak.

Sejak pagi ditinggal kedua orang tuanya ke Jogja. Di sekolah ia berharap bisa bercanda dengan kedua sahabatnya seperti biasa namun semua tidak sesuai dengan harapannya. Di tambah ia selalu berselisih dengan Revan yang membuat mood nya semakin hancur. Kania yang melihat Gisel tidak merespon ucapan Selly pun akhirnya ikut menimpali.

"Gue juga minta maaf ya Sel, tadi tuh bener - bener urgent. Elo tumben gitu aja marah. Elo lagi PMS ya."

Namun hasilnya tetap sama. Gisella hanya diam dan menghadap ke papan tulis dimana pak Riko sudah memulai pelajarannya. Selly yang duduk di sampingnya tidak menyerah. "Sel gue.."

"Diam Selly, gue mau fokus sama pelajaran."potong Gisella. Kania dan Selly saling pandang lalu mengendikkan bahu, tidak biasanya Gisella seperti ini bahkan selama dekat bertahun - tahun pun Gisella tidak pernah marah seperti ini. Akhirnya mereka pun memilih fokus sama pelajaran yang sedang berlangsung.

Krriiinngg krinngg krrinnngg...

Bel berbunyi tanda waktu istirahat. Gisella menelangkupkan kepalanya di atas meja. Kedua sahabatnya saling lirik dan kelas mulai sepi. Semua siswa telah keluar termasuk geng Revan.

"Sel, elo lagi ada masalah ya.?"

"Iya..kalau ada masalah elo bisa kok cerita sama kita."

Gisella mengangkat wajahnya.."sorry ya guys tadi pagi gue marah - marah nggak jelas. Gue lagi kesel banget hari ini. Mama papa gue pergi ke Jogja tadi pagi. Gue berharap saat sampai sekolah kita biasa kaya biasa jalan bareng tapi kalian nggak ada. Di tambah Revan yang bikin mood gue makin hancur. Sebenarnya tadi pagi gue mau bilang sama kalian, kalau gue pengen kalian temenin gue di rumah.kalian bisa nginep di rumah gue selama mama dan papa pergi."

"Hah serius nih..asyik dong kita bisa habisin waktu bersama selama 3 hari kaya dulu. Kita begadang nonton drakor sambil maskeran."

"Terus kita juga bisa masak - masak bareng kaya dulu." Gisella mendengar keseruan itu menjadi lebih semangat. "Iya seru banget kan gimana kalian mau nggak nginep di rumah gue."

"Ya jelas mau dong.."sahut Kania dan Selly bersamaan.

1
HitNRUN
Meresap dalam hati
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
Ryner
Kayanya aku gak bisa tidur lagi kalo gak baca kelanjutannya sekarang juga 😩
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!