Ganti Cover dari NT yah
Mencintai dengan sepenuh hati ternyata belum tentu membawa kebahagiaan bagi Alia Valerie Putri, gadis yang kurang beruntung dalam hubungan keluarga dan ternyata tak beruntung juga dalam urusan cinta.
Setahun berusaha menjadi kekasih terbaik bagi Devan Bachtiar, berharap mendapatkan kisah romansa bak film Drama Korea, justru berujung duka.
Hubungan penuh tipu daya yang dilakukan Devan, membuat luka di dalam hati Alia. Hingga takdir membawanya bertemu dengan Sam Kawter Bachtiar yang semakin membuat hidupnya porak poranda.
Siapa sebenarnya Sam Kawter Bachtiar? Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Alia bersama Devan Bachtiar? Akankah Devan menyesali perbuatannya?
Akankah masih ada kesempatan baginya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mantan Kekasihku
Launching produk pun telah selesai dan dilanjutkan dengan acara ramah tamah serta makan malam. Alia yang tak pernah berada di acara seperti itu merasa sedikit bingung, ia hanya bisa mengekori kemanapun Sam pergi. Bahkan untuk makan makanan ringan saja ia harus menerimanya dari tangan Sam.
"Tuan Sam, bolehkah aku mengambil makanan itu?" tanya Alia sambil menunjuk tumpukan kue tart di balik tirai.
"Apa kau sangat menginginkannya?" tanya Sam.
"Ya."
"Baiklah, kau bisa mengambilnya, tapi ingat, jangan kemanapun kecuali kembali ke sisiku!"
"Baik," sahut Alia lalu bergegas pergi ke tempat kue tersebut.
Sam pun kembali berbincang bersama beberapa koleganya dan membiarkan Alia pergi sendiri. Menurutnya, tempat kue tersebut masih terjangkau oleh pandangannya, sehingga ia tak melarang Alia.
Beberapa detik berikutnya, Sam mengakhiri percakapannya dan hendak menemui Alia. Sam cukup puas malam ini, ketika tadi ia melihat Devan menatapnya dengan penuh kebencian.
'Dia pasti tak pernah menyangka aku akan membawa kekasihnya bersamaku' batin Sam tersenyum miring.
Baru saja Sam hendak melangkah, terdengar suara tak asing memanggilnya.
"Sam Kawter," panggil Devan.
Pria itu baru saja tiba di sisi Sam dan sedang menatapnya tajam. Sam pun dengan tenang menoleh ke arahnya, memperhatikan Devan yang penampilannya terlihat lebih dewasa itu.
"Devan, ada apa?"
"Kau datang ke acara launching perusahaan?"
"Ya, aku memiliki kerajaan bisnis di kota ini, semua acara bisa aku datangi, kalau aku mau. Dan aku mau datang ke acara ini," sahut Sam datar.
Devan pun tersenyum kecut, ia mendekatkan dirinya pada Sam hingga jarak mereka hanya beberapa cm saja.
"Begitu? Aku tahu kau kini sangat kaya Sam. Tapi bukan itu yang ingin aku bahas denganmu," sahut Devan.
Sam pun menaikkan sebelah alisnya.
"Lalu?"
"Siapa wanita yang datang bersamamu malam ini?" tanya Devan.
Mendengar itu Sam pun tersenyum miring.
"Untuk apa kau ingin tahu Devan, dengan siapapun aku datang, itu bukanlah urusanmu."
"Tapi tidak kali ini, tidak dengan wanita yang ini Sam!"
"Apa? Memangnya kenapa dengan wanitaku? Kau mengenalnya?" tanya Sam berpura-pura tidak tahu.
"Wanitamu?" tanya Devan.
Dahinya berkerut menatap Sam. Sorot matanya memancarkan ketidakpercayaan yang nyata.
"Ya, aku datang bersama wanitaku. Dan siapapun dia, bukanlah urusanmu!" sahut Sam hendak pergi, namun Devan menahannya.
"Tidak Sam, dia bukan wanitamu."
"Sepertinya kau tahu banyak tentangnya," sindir Sam.
"Ya, namanya adalah Alia Valerie Putri bukan? Dia adalah mantan kekasihku Sam," tutur Devan.
"Hmm..mantan ya..Bagus kalau begitu, artinya dia bukan milikmu lagi," sahut Sam tenang.
"Apa??"
"Apa kau sudah selesai bicara?" tanya Sam tanpa peduli dengan emosi Devan.
"Hei Sam, kau gila? Dia adalah mantan kekasihku, dan kau menyebut dia wanitamu?"
"Memangnya kenapa? Aku berhak menentukan hidupku, termasuk berhubungan dengan siapapun!"
"Apa kau tidak merasa ada yang salah di sini? Kamu tidak bisa menjalin hubungan dengan wanita yang pernah bersamaku, Sam!"
"Kenapa tidak? Kau sudah melepaskan Alia, dan kini dia adalah pilihanku."
Mendengar itu, Devan pun tersenyum miring, seolah tak terima dengan penuturan Sam.
"Aku tahu siapa dirimu Sam, kau bukanlah pria yang cukup dengan satu wanita. Kau hanya mencintai Helena, lantas untuk apa kau membawa Alia ke dalam hidupmu?"
"Kau mengkhawatirkannya? Apa kau ingin kembali kepadanya?" tanya Sam, membuat Devan tercekat.
"Apa??"
"Dengar Devan, Alia kini adalah milikku. Mengenai apa yang akan aku lakukan kepadanya, itu bukanlah urusanmu. Dia bukan milikmu lagi, kau telah membuangnya dan aku yang memungut dirinya. Jadi hentikan pembahasan ini," tutur Sam hendak melangkah pergi.
"Kau tidak bisa melakukan hal buruk kepadanya Sam. KAU TIDAK BISA MENGIKAT WANITA YANG PERNAH BERSAMA DENGAN ADIKMU SENDIRI!!" ucap Devan dengan suara yang sedikit keras karena Sam mulai menjauh dari dirinya.
Bersamaan dengan itu, Alia telah kembali ke ruang yang sama dengan Sam. Gadis itu sudah puas memakan kue tart nya dan bermaksud ingin kembali di sisi Sam. Namun belum tiba di tempatnya, Alia mendengar penuturan terakhir Devan karena suaranya sedikit keras.
"Apa?" Alia merasa terkejut dengan apa yang didengarnya.
Devan dan Sam bersaudara?
"Alia..." Devan terkejut dengan kedatangan Alia di tengah dirinya dan Sam.
Sementara Sam hanya menatap Alia dengan tatapan yang datar, seolah tak menjadi masalah baginya apapun yang dirasakan Alia saat ini.
Tanpa berkata apapun Sam menarik tangan Alia hingga tubuh wanita itu membentur tubuhnya. Alia terkejut, namun ia tak bisa berbuat apa-apa. Sam mendekapnya erat, tangannya mulai membelai wajah Alia dengan lembut, kemudian mengangkat dagunya, dan mencium bibir Alia di hadapan Devan.
Alia tercekat, matanya terbelalak karena kaget dengan apa yang dilakukan Sam. Pria itu melumat bibirnya dengan lembut membuat jantung Alia berdebar tak karuan. Alia bahkan tak bisa menolak, sebab Sam memiliki hak atas dirinya. Ia hanya memejamkan matanya dan berharap Sam segera mengakhiri ciumannya.
Devan pun mengepalkan kedua tangannya, melihat pemandangan itu.
"Sam Kawter, kau benar-benar gila!!" geram Devan, lalu pergi meninggalkan Sam dan Alia.
jangan bertempur dengan masa lalu karena terlalu berat