NovelToon NovelToon
Takdir Cinta CEO Dingin

Takdir Cinta CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Joelisha

Azzam Syauqi Atharis pria yang dulunya memilik sifat ceria dan jahil berubah menjadi sosok pria dingin setelah tragedi na'as yang terjadi di dalam keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joelisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

    "Kali ini alasan apalagi yang kita buat, kalau Azzam menanyakan keberadaan Razzan lagi? Jujur aku udah nggak sanggup lagi, Mas." keluh Renata.

Renata dan Billy tengah berjalan beriringan di sepanjang koridor rumah sakit saat Renata menyuarakan keluhannya. Billy menoleh kearah istrinya, lalu menggelengkan kepala." Mas juga bingung gimana cara ngomongnya."

Langkah keduanya berhenti ketika mereka tiba tepat di depan pintu ruang rawat Azzam. Billy menghembuskan nafas kasar sebelum akhirnya ia meraih ganggang pintu berwarna putih itu, membukanya lalu masuk kedalam. Selain Azzam yang tengah terbaring di atas brangkar di ruangan itu juga ada Daniel yang duduk di atas sofa,sibuk dengan ponselnya, mungkin sedang mengerjakan sesuatu. Namun dengan cepat Daniel menyadari kehadiran sepasang suami istri itu.

    " Azzam udah bangun?" tanya Renata, melirik ke arah Azzam yang terlihat terpejam.

   " Udah tadi, sekali pas minta minum. Tapi dia nanyain keberadaan Tuan muda Razzan terus." jawab Daniel.

Renata menghela nafas pelan, lalu berbalik badan. Wanita itu nyaris tersentak ketika melihat mata Azzam telah terbuka begitu ia berbalik. Remaja itu tengah menatapnya dengan sorot mata yang sulit di artikan.

Renata mencoba untuk tersenyum,"Kamu sudah bangun?" tanyanya menghampiri Azzam lebih dekat, duduk di kursi samping brankar dan membuka tas yang ia bawa.

    "Tante.."

   "Iya, kamu pasti udah lapar ya? Tante bawain makanan kesukaan kamu, kemarin tante dengar kamu ngeluh makanan rumah sakit nggak enak, jadi tante bawain makanan dari rumah." ucap Renata.

Azzam melirik ke arah kotak makan yang tengah tantenya pegang. Lalu ia menggeleng." Dimana Razzan, Tan?"

   " Zam, kamu makan dulu ya, terus minum obat." Billy menyela ucapan Azzam.

  " Enggak Om. Sebenarnya apa yang kalian sembunyikan dari aku? Kenapa tiap kali aku menanyakan tentang Razzan kalian selalu mengelak?!"

 Azzam terus menatap ke arah Om dan tantenya yang tidak berani membalas tatapannya."Pleas Om, kasih tahu aku dimana Razzan?" mohon Azzam.

Pertanyaan Azzam membuat Billy terdiam, sedang Azzam terus menatapnya menunggu jawaban.

   "Jawab Om.."

Billy menghela nafas." Razzan udah nggak ada zam."

Duarrr...

   " Apa yang Om katakan barusan?" tanya Azzam."Aku bilang, APA YANG BARUSAN OM KATAKAN COBA ULANGI LAGI?" teriak Azzam. Tangannya mengepal kuat, amarahnya memuncak saat mendengar ucapan Om nya.

   " Zam.." Renata mendekat mencoba menenangkan Azzam.

  " Razzan sudah meninggal satu bulan yang lalu tepat sehari sebelum kamu operasi, dan mata itu__"suara Billy tercekat,ia tidak sanggup melanjutkan ucapannya.

 Duarr....

Pernyataan Om nya bagaikan petir di siang itu. Detak jantung Azzam seakan berhenti mendengar ucapan Om nya.

   "Tidak mungkin. Tidak mungkin..." Azzam terus menggelengkan kepalanya tidak percaya atas apa yang barusan ia dengar.

 Azzam berniat untuk turun dari brankar, selang infus pun sudah terlepas dari tangannya akibat di tarik paksa olehnya. Namun pergerakannya di tahan oleh Daniel dan Om nya.

   "LEPASIN GUE!! GUE MAU CARI RAZZAN. KALIAN SEMUA PASTI BOHONGIN GUE, RAZZAN NGGAK MUNGKIN PERGI NINGGALIN GUE!!"

Sekuat tenaga mereka menahan tubuh Azzam yang terus memberontak seperti orang kesetanan.

*

*

*

    TPU ( tempat pemakaman umum )

Setelah Azzam sudah lebih tenang dia meminta di antar ke makam Razzan. Lelaki itu menatap nanar pada gundukan tanah yang ada di hadapannya. Bahkan di samping makam Razzan juga terdapat makam kedua orang tuanya yang telah di nyatakan meninggal dalam kecelakaan pesawat, makam kosong yang sengaja di buat oleh Oma nya sebagai bentuk penghormatan terakhir.

Azzam mencoba merelakan walaupun sangat sulit untuk di lakukan. Mencoba menahan butiran-butiran air mata walau pada akhirnya tetap jatuh dan menetes. Azzam tidak datang sendirian ia di temani Om, Tante dan Oma nya.

   "Azam??" panggil Oma pelan.

Lelaki itu menengok ke arah Oma nya yang berada tepat di samping." Apa mereka benar-benar ninggalin kita Oma? Apa Azzam tidak akan bisa lagi melihat senyuman mereka? " tanya Azzam lirih, air mata kembali mengalir di kedua matanya.

Oma Riana langsung memeluk tubuh cucunya itu mencoba menguatkan walau pada kenyataannya dia pun sama lemahnya. Air mata yang di tahannya sedari tadi pun ikut turut membasahi pipinya.

Renata, wanita itu bahkan sedari tadi menangis di pelukan suaminya.

   "Andai waktu itu gue tahu, kalau hari itu adalah hari terakhir kita bersama. Gue gak bakalan ngizinin Mommy dan Daddy pergi ke jerman. Dan semua ini pasti nggak akan terjadi."batin Azzam.

   "Kenapa kalian pergi secepat ini? Kenapa kalian ninggalin Azzam sendiri. Lo juga Zan, kenapa lo juga pergi dan ninggalin gue sendirian?!"ucapnya sembari menatap tiga makam yang berjejer di hadapannya.

Matahari sudah condong ke arah barat, terbilang sudah dua jam lebih Azzam duduk disana, bahkan Oma, Om dan Tantenya sudah pulang lebih dulu. Yang tersisa disana hanyalah Daniel yang dengan setia menunggu Azzam.

   "Tuan.." panggil Daniel. Entah sudah yang keberapa kalinya ia mencoba membujuk Azzam untuk pulang. Mengingat tubuh Azzam yang baru saja membaik, ia takut Tuannya itu kembali drop.

Azzam menghela nafas sebelum berucap,"Ayo pulang."

Daniel, pria itu melangkah mendekat membantu Azzam untuk berdiri, lalu menuntunnya menuju mobil Azzam tidak menolak meski tubuhnya masih kuat untuk berjalan sendiri.

Mobil yang di tumpangi Azzam melaju meninggalkan kawasan TPU, Lelaki itu duduk bersandar di bangku penumpang tatapannya lurus ke arah luar menatap jalanan. Lima belas menit perjalanan menuju manssion Athariz akhirnya mereka sampai, Azzam menolak kembali ke rumah sakit, ia merasa dirinya sudah baik-baik saja. Daniel tidak bisa memaksa mau tidak mau ia menuruti kemauan Tuannya itu.

Azzam langsung naik ke lantai tiga menuju kamarnya, di tangannya ia genggam flashdisk yang tadi sempat Om nya berikan padanya. Lelaki itu langsung mengambil laptop yang tergeletak di atas meja lalu membawanya ke atas kasur, ia duduk bersila sembari membuka laptop tersebut. Hanya terdapat satu file di dalamnya dan itu pun berupa video. Tanpa menunggu lama ia pun memutuskan untuk menonton video tersebut.

Di awal video ia dapat melihat Razzan saudara kembarnya yang terbaring lemah di atas brankar rumah sakit dengan mulut yang tertutup oleh tabung oksigen yang membantu pernafasannya. Dada Azzam terasa nyeri saat melihat kondisi kembarannya. Belum lagi terdapat banyak peralatan yang menempel pada tubuh Razzan.

    " Hai zam, lo pasti kaget kan lihat keadaan gue sekarang? Hehehe.." ucapnya sembari tersenyum.

"Dan biar gue tebak, pasti saat ini lo lagi nangis kan. Ciye yang nangisin gue. Jangan nangis dong!! Lo kan udah gede,malu sama umur.

  "Cih..sempat-sempatnya dia bercanda di saat seperti itu."ucap Azzam sebal sembari menghapus air matanya yang terus mengalir.

Namun setelah itu wajah Razzan berubah sendu tidak seceria di awal video tadi."Tolong jangan nangis lagi. Gue tahu lo kuat, lo bisa lewatin semuanya meski tanpa gue di samping lo. Gak banyak yang mau gue ucapkan di video ini, gue cuma mau bilang makasih banyak, makasih udah jadi saudara gue, makasih udah selalu ada dan lindungin gue selama ini, selalu ada buat gue yang selalu nyusahin lo. Makasih sudah mau di repotkan selama ini, lo adalah saudara yang terbaik.

Gue tahu lo pasti marah dan kecewa sama gue karena pergi tanpa pamit. Tapi satu hal yang harus lo tahu gue sayang sama lo zam, jadi kali ini biarkan gue yang berjuang, biarkan gue yang sebagai abang lo berguna buat lo sekali ini saja. Gantiin gue untuk melihat dunia ini lebih lama lagi zam.

Mulai sekarang lo harus bahagia,jangan terlalu lama berlarut-larut dalam kesedihan,ingat semua itu bukan salah lo dan jangan pernah menyalahkan takdir juga . Lo harus janji sama gue zam, setelah ini lo harus hidup bahagia. Oh iya... Kalau ada waktu mampir ya ke makam gue. Gue sayang sama lo zam." ucapnya di akhir kalimat dan video itu pun selesai.

Air mata Azzam tak berhenti mengalir, ia bisa melihat bagaimana Razzan beberapa kali meringis menahan sakit namun sebisa mungkin di tutupi olehnya.

Azzam terus menangis tangisannya terdengar begitu pilu,Daniel yang sejak tadi berdiri di depan kamar Azzam dapat mendengar suara tangisan Azzam karena pintu kamar itu tidak tertutup dengan rapat.

  "gue janji mbak,gue bakal jagain anak lo, meskipun nyawa gue sebagai taruhannya."batinnya.

Flasback off.

Letta menangis mendengar cerita Azzam,ia menarik pria itu kedalam pelukannya, beberapa kali ia mengelus pundak suaminya yang matanya sudah memerah sejak tadi menahan diri agar tidak menangis.

   "Menangislah, jika mas ingin menangis. "ucap Letta.

Dan benar saja setelah itu bahu Azzam terlihat bergetar, pria dewasa itu menangis dalam pelukan istrinya.

    "Mas kuat, Mas hebat bisa bertahan sampai sekarang aku bangga menjadi istri lelaki hebat seperti Mas Azzam."ungkap Letta.

Ia melerai pelukannya di lihatnya wajah suaminya yang basah dengan air mata, Letta tangkup kedua pipi Azzam ia hapus air mata yang mengalir itu dengan tangannya sembari berucap." Mulai sekarang Mas harus bahagia, tidak boleh sedih lagi karena sekarang kamu sudah nggak sendiri lagi, ada aku yang akan selalu menemanimu."

 Azzam mengangguk, ia kecup kening istrinya cukup lama, lalu ia genggam tangan Letta mengajak istrinya kembali ke villa. Letta mengikuti langkah kaki suaminya yang membawanya kembali ke villa perasaannya campur aduk,dirinya dapat merasakan kesedihan yang dirasakan oleh suaminya. Pantas saja suaminya itu selalu bersikap dingin dihadapan orang-orang, suaminya itu hanya akan bersifat hangat di hadapan orang yang membuatnya nyaman.

1
Lisa
Ternyata seperti itu kisah hidupnya Azzam
Lisa
Slmt menempuh hidup yg baru Keysa..bahagia y bersama Leo meskipun kamu belum mencintai Leo..tp ini adalah langkah yg terbaik drpd kmu nikah dgn pilihan budemu
Lisa
Sepertinya Keysa nih yg diajak Leo utk bertemu dgn ke 2 ortunya
Lisa
Bahagia selalu y Letta & Azzam
Reni Anjarwani
doubel up thor
Lisa
Happy wedding untuk Azzam & Letta..happy selalu ya..rukun & langgeng 😊🙏
Lisa
Bagus nih Letta udh mulai menyukai Azzam..moga semuanya aman y sampe hari pernikahan kalian.
Lisa
Rukun selalu y Letta & Azzam
Lisa
Leo bakal nyusul Azzam jg nih 😊
Lisa
Bagus ceritanya Kak..salut sama Letta yg meskipun putri pengusaha kaya tp mau bekerja di perush laen..rukun selalu deh sama Azzam sampe hari H nya 😊
Lisa
Ceritanya bagus bgt..sipp klo Letta yg jdi sekretarisnya Azzam..
Lisa
😊😊 good job Letta..tunjukkan ke Hana bahwa kmu mendptkan yg lebih baik drpd Bima..pdhl sebnrnya Gio itu kakaknya Letta..😊
Lisa
Azzam akan dijodohkan sama Letta nih asyikk kan Azzam emg udh tertarik sama Letta 😊
Lisa
Dunia sempit nih ternyt Bella yg dulu kekasihnya Razzan adl sahabatnya Letta
Lisa
Aq mampir Kak
Otra Mas Aqui
cerita ini bikin saya ingin terus membacanya sampai selesai! Keren banget, thor!
🔥ana_omi🦊🍃
Jalan cerita hebat.
Arabelle Arinne
Hats off untuk authornya, karya original dan kreatif!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!