NovelToon NovelToon
Love, Lust, And Obsession

Love, Lust, And Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Dark Romance
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Cayy

"Kamu mau pilih Daniel atau aku?"
"Jangan gila kak, kita ini saudara!"
Arjuna tersenyum tipis, seolah meremehkan apa yang dimaksud Siren.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu kamu

"Lo masih suka nggak sama gue?"

Siren menatap Samuel, bibirnya terkatup rapat seolah tidak ingin menjawabnya.

Dia mencium bau-bau penyesalan.

"Kenapa nanya begitu?" tanyanya sambil membuang muka

"Kayaknya gue emang bodoh banget waktu itu—"

"Nggak usah ngomong gitu, jalanin aja apa yang jadi pilihan lo sekarang"

Samuel tersenyum kecut sambil menunduk.

"Sorry"

"Dinar tau kan lo kesini karna bantuin gue?"

Samuel menggeleng pelan, tentu saja Siren heran dan sedikit terkejut.

"Kenapa nggak jujur aja?"

"Karna gue males debat, dia cemburuan banget setelah kita jadi pasangan"

Siren menahan senyumnya, dihatinya yang paling dalam dia mentertawakan Samuel dengan keras.

"Gapapa toh kalian udah jadi pasangan, cemburu itu wajar kan"

"Ya kalo berlebihan bikin nggak nyaman juga Ren"

"Ya kan itu pilihan lo, emang dulu dia nggak cemburu waktu kita masih pacaran?"

"Enggaklah"

"Ya iyalah kan dulu lo selalu prioritasin dia, makanya dia gak pernah cemburu"

"Siren, jangan mulai"

"Ya kan bener"

"Maafin gue"

Siren mengerutkan dahinya.

"Maafin gue atas semua sikap gue selama kita pacaran" lanjutnya

Siren tertawa kecil, baru sekarang dia minta maaf? Kemarin-kemarin kemana saja?

"Gak perlu lah, yang lalu biar berlalu gak usah diinget-inget lagi"

Lagi-lagi Samuel tersenyum kecut.

"Nanti kalo mau tidur diatas aja, ada dua kamar paling mami nyampenya masih nanti malem"

"Okee"

"Kalo mau makan ke dapur ya, tadi kak Juna yang masak"

"Ohh dia bisa masak?"

"Bisa, gue ke kamar duluan"

Samuel mengangguk, Siren pun naik ke lantai atas dan dia tiba-tiba kepikiran Arjuna. Bagaimana keadaanya sekarang? Apa nanti akan disidang dikota ini atau kembali ke Jakarta? Siren tidak paham.

Siren masuk kedalam kamar Arjuna, mencoba mencari laptop atau handphone Arjuna siapa tau tertinggal disini.

Siren tidak tau kenapa kali ini pintunya tidak dikunci apa karena memang Arjuna berfikir kalau tidak ada siapa-siapa disini kecuali mereka berdua.

Disana diatas meja, laptop Arjuna tergeletak rapi namun saat dia mencari handphone ternyata tidak ada. Mungkin dari awal sudah dikantongi.

Jadi Siren langsung membuka laptop itu. Setelah lama melihat isinya, semua terlihat normal kecuali saat dia menemukan file bertuliskan 'my future wife'.

Karena penasaran jadi Siren membukanya, dan wow...

Terdapat banyak foto dirinya yang mungkin diambil dari sosial medianya, dia meng-scrol terus hingga menemukan beberapa rekaman video berdurasi pendek.

Siren membuka satu persatu dan dia baru tau bahwa video yang dimaksud Arjuna waktu itu adalah ini. Siren menutup mulutnya ketika melihat diri sendiri yang sering ganti baju didalam kamar.

Jantungnya terasa deg-deg an dan tubuhnya juga gemetar, dia menangis sedih meratapi kehidupannya yang terasa tidak adil. Kenapa harus dia yang mengalami semua ini.

Siren menutup laptop itu, dia tidak sanggup meneruskannya.

Arjuna benar-benar membuatnya merasa sangat hina.

*

Siren berlari memeluk mami saat tau mami dan papi tiba dirumah ini. Dia menangis sesenggukan karena merasa sangat amat sedih.

Mami mengelus kepalanya sambil menangis juga, dan ini kali pertamanya Siren melihat maminya menangis.

"Kamu kelihatan kurus Ren, kamu nggak makan disini? Arjuna nggak kasih kamu makan?" tanya mami setelah melepas pelukannya.

"Dikasih ma tapi aku nggak nafsu makan sama sekali, aku takut"

Mami mengangguk paham, dalam keadaan diculik memangnya siapa yang bisa punya nafsu makan seperti biasanya.

"Maafin papi juga ya Ren, nggak ngerti posisi kamu dan sempet ngrestui niat Juna"

Papi memeluk anak perempuan satu-satunya itu dengan erat.

Dibelakang sana, seseorang berdiri dengan raut wajah penuh kekhawatiran sambil menatap Siren dengan kecewa karena melihat ada Samuel yang duduk disofa. Sepertinya Samuel sudah berada disana dalam waktu yang tidak sebentar.

Dialah Daniel...

Siren melepas pelukannya.

"Kamu sehat kan nak? Ada yang sakit?" tanya papi dengan khawatir

"Hatiku sakit pa, aku kecewa berat sama kak Juna"

"Iya papi tau, yang sabar ya biar dia dihukum sesuai dengan apa yang dia lakukan ke kamu"

Siren mengangguk.

"Daniel sini, kenapa kamu berdiri disana" teriak mami yang sepertinya sekarang sudah lebih akrab dengan Daniel.

Siren yang mendengar teriakan mami jadi terkejut, dia langsung melihat kearah yang dimaksud mami.

Bibir Siren bergetar dan jantungnya berdebar-debar tak karuan ketika melihat Daniel.

Sudah seminggu lebih mereka tidak berkomunikasi juga tidak saling melihat satu sama lain.

"Siren malam ini kita nginep disini dulu ya, baru besok pagi kita ke bandara"

Siren diam saja, tatapannya masih tertuju pada Daniel yang berjalan pelan ke arahnya.

"Kamu udah dari pagi Sam?" tanya papi yang ikut gabung duduk disebelah Samuel.

"Iya om, paling jam sepuluhan tadi"

Mereka memang sudah kenal karena dulu Siren pernah mengajaknya pulang dan bertemu papi maminya meski pun tidak mendapat respon yang baik juga.

Mami juga ikut bergabung, melepas lelah karena seharian ini tidak bisa istirahat dengan nyaman diperjalanan.

Siren menarik tangan Daniel, mengajaknya keluar rumah supaya mereka lebih leluasa bercakap-cakap. Mungkin sambil melihat bintang akan lebih menenangkan.

"Gimana kabar kamu?" tanya Daniel saat mereka sudah duduk dikursi depan kolam renang yang ada disamping rumah.

"Buruk, sangat buruk"

Daniel menggenggam tangan Siren.

"Aku tau, kamu kelihatan kurus dan kurang terawat"

Siren mengangguk, dia memang menyadari hal itu.

"Aku stress Niel, stres banget"

"Apa dugaanku bener soal apa yang dia lakuin ke kamu?"

"Iya, aku gagal buat jaga diriku sendiri"

Siren menangis lagi, sampai-sampai kedua matanya sedikit membengkak.

Daniel menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Siren, lalu memeluknya dengan erat sambil mencium puncak kepala Siren.

"Gapapa kalo kamu mau pergi nanti, jangan terusin hubungan kita karna kita gak akan bisa nikah nanti"

"Kenapa nggak bisa?"

"Karna aku udah kotor, aku nggak pantes buat siapapun"

"Jangan bilang gitu aku nggak suka, nggak ada yang mau diposisi ini sayang"

"Iya tapi nyatanya emang gitu kan Niel? Aku nggak pantes buat kamu"

Daniel mengelus punggung Siren, menenangkan Siren yang mulai menyalahkan dirinya sendiri ini. Daniel tau ada sedikit trauma didalam diri Siren, karena tidak ada yang baik-baik saja setelah menjadi korban penculikan dan pemerkosaan. Apalagi pelakunya orang terdekat sendiri.

"Udah stop ngomong gitu, lebih baik kamu pikirin kesehatan mental kamu dulu. Nanti kalo udah pulang ke Jakarta kamu mau aku anter ke psikolog? Kamu butuh sembuh dari trauma ini"

Siren mengangguk pelan, Daniel pun melepas pelukannya.

"Aku boleh tanya satu hal sama kamu sayang?"

Siren mengangguk lagi sambil mengusap air matanya.

"Kenapa Samuel disini? Trus kenapa dia bisa tau masalah kamu?"

"Jangan marah dulu"

"Nggak aku nggak marah, aku mau denger langsung dari kamu"

Siren mengangguk, dia menarik nafas dalam-dalam lalu menatap kedua mata Daniel.

"Semua nomor di handphoneku diblokir dan dihapus sama dia,jadi awalnya aku nggak bisa hubungi siapapun. Trus aku inget nomor Samuel, karna hubungan 4 tahun itu buat aku hafal nomor dia. Jadi aku coba hubungi dan ternyata bisa"

"Kok nggak diblokir juga nomornya, kenapa?"

"Kan udah aku hapus duluan waktu habis putus itu"

"Ohh.."

"Aku minta maaf karna hanya itu yang bisa aku lakuin buat keluar dari penderitaan ini"

Daniel mengangguk pelan, mencoba memahami keadaan Siren yang memang terdesak. Meskipun dia merasa cemburu juga.

"Aku harus ganti nomor nanti, biar bisa punya nomor kamu lagi"

"Iya, nanti aku beliin aja ya"

"Makasih ya, karna kamu nggak marah sama aku"

"Nggak lah, aku sayang banget sama kamu makanya aku nggak mau marah-marah"

Siren memeluk Daniel lagi, mencurahkan kerinduannya yang selama ini dia tahan. Dia juga tidak menyangka bahwa Daniel masih bisa bersikap selembut itu setelah mengetahui fakta bahwa keadaan Siren telah berubah dari sebelumnya.

1
Supriatun Khoirunnisa
suka bnget ceritanya thor lnjut.knapa ngga aplod lg thor
公主Aelicya van Orbey
kenapa ya gue lebih suka sama Daniel daripada sama Arjuna
Hatus
Iya betul kata Rey, seharusnya kalau sudah punya pacar harus bisa jaga jarak sama perempuan lain, meskipun itu teman kita sendiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!