NovelToon NovelToon
Tea And Sword'S

Tea And Sword'S

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Diam-Diam Cinta / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP
Popularitas:461
Nilai: 5
Nama Author: Aludra geza alliif

yang Xian dan Zhong yao adalah 2 saudara beda ayah namun 1 ibu,.
kisah ini bermula dari bai hua yg transmigrasi ke tubuh Zhong yao dan mendapati ia masuk ke sebuah game, namun sialnya game telah berakhir, xiao yu pemeran utama wanita adalah ibunya dan adipati Xun adalah ayahnya,,.
ini mengesalkan ia pernah membaca sedikit bocoran di game love 2 dia adalah penjahat utama, ini tidak adil sama sekali

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aludra geza alliif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

yanchi

Pagi itu belum sepenuhnya terang saat Zhong Yao membuka matanya. Pandangannya kabur sesaat sebelum menangkap sosok Lu Yu yang bersandar di dinding, diam, seperti bayangan yang menunggu sejak malam sebelumnya. Zhong Yao menguap kecil dan tersenyum samar, tak berkata apa-apa, lalu beranjak pelan ke kamar mandi.

Air dingin menyegarkan wajah dan tubuhnya. Ia berdiri lama di bawah pancuran, membiarkan pikirannya merangkak naik perlahan dari tidur yang terlalu nyenyak. Usai mandi, ia memilih jubah biru halus dengan mantel putih yang bersih—pinggangnya diikat dengan sabuk giok berkilau, sulaman emas di kerahnya berkilat pelan saat sinar pagi menyelinap masuk dari jendela.

Ia menatap bayangannya di cermin dan membetulkan lipatan kerahnya dengan angkuh pelan. “Kecerdasan tanpa keanggunan adalah omong kosong,” gumamnya, setengah mengejek dirinya sendiri, setengah meyakinkan.

Saat ia melintasi ruang kerja, ia melihat Fu Heng masih menyusun tumpukan laporan, wajahnya serius seperti biasa. Begitu melihat Zhong Yao, Fu Heng langsung menyerahkan berkas.

"Ini laporan lengkap semalam. Semua barang bukti ada. Tak ada saksi tambahan. Tapi... ada yang aneh dengan paket yang diterima si peramal."

Zhong Yao menerima berkas itu, namun matanya langsung tertarik pada sehelai kain kecil di atas meja. Ia duduk diam, mengambil kain itu dengan hati-hati, lalu menyentuhnya seperti mengenali sesuatu yang lama terlupakan. Teksturnya berbeda dari kain lokal biasa, ada pola benang yang tidak simetris—nyaris seperti simbol yang tak disadari.

Guo Jia masuk, membawa udara segar pagi bersamanya. Ia tersenyum melihat Zhong Yao sudah rapi seperti hendak menghadiri pesta bangsawan.

“Kau sudah bangun? Luar biasa. Kukira kau akan bergulung sampai tengah hari,” candanya sambil mengedipkan mata.

Zhong Yao tak menanggapi. Ia benar-benar terfokus. Matanya memicing, tangannya menelusuri tepian segel giok pada kain pembungkus paket.

“Aneh...” katanya pelan.

“Segel ini... bukan cetakan asli dari istana. Ini ukiran tangan, lebih kasar dan... lebih tua. Lihat ini, retakan kecil di sisi kanan. Segel ini pernah dipakai untuk sesuatu yang penting—mungkin upacara atau sumpah. Tapi sekarang hanya digunakan untuk mengirim bungkusan seperti ini?”

Ia beralih pada potongan kain yang lebih kecil. Ia mengangkatnya ke cahaya, matanya menyipit.

“Dan ini... ini bukan dari dalam negeri. Seratnya tipis, sangat halus. Bisa jadi berasal dari Yanchi atau lebih jauh lagi ke barat. Tapi mengapa hanya sepotong? Seolah... ini sisa dari sesuatu yang lebih besar. Jubah? Tirai? Atau... panji?”

Zhong Yao duduk diam sejenak, membiarkan semua itu meresap ke dalam pikirannya. Ia tidak ingin terburu-buru. Ia tidak suka kesimpulan cepat yang bisa menyesatkan.

Lu Yu berdiri di belakangnya kini, diam menatap. Guo Jia juga menunggu dengan penuh minat.

Akhirnya, Zhong Yao menoleh perlahan, wajahnya tenang namun matanya bersinar tajam.

“Ini bukan bunuh diri biasa. Ini pesan. Dan aku rasa... seseorang sedang menghapus sejarah.”

Melihat Lu Yu berdiri tegak di ambang pintu, mengenakan jubah panjang kelam yang masih basah embun pagi, Zhong Yao menyeringai seperti anak kecil yang sedang menyusun rencana nakal.

"Ah, kau sudah bangun juga," ucapnya santai, sembari menyapu rambut panjangnya ke belakang. "Bawa aku ke TKP."

Lu Yu menoleh perlahan, ekspresinya datar seperti biasa, tapi sudut bibirnya terangkat setipis bayangan. “Tentu saja. Itu memang tugasmu.”

Zhong Yao melipat kipasnya dan bangkit sambil menarik napas panjang, langkahnya ringan seperti belum sempat menyentuh kenyataan.

“Tapi,” katanya, sambil menatap sabuk giok yang melingkar di pinggang Lu Yu, “aku mau giok itu sebagai upahnya.”

Lu Yu berhenti sejenak. Pandangannya jatuh pada giok berukir naga di sabuknya—benda itu bukan hanya berharga, tapi punya arti. Pemberian dari almarhum pamannya, simbol jabatan dan warisan.

“Apa kau mengincar semua barang di tubuhku?” tanyanya tenang.

Zhong Yao mengangkat bahu, senyum jailnya semakin lebar. “Bukan semua. Hanya yang terlihat mahal.”

Guo Jia yang mendengar dari meja kerja, langsung tertawa keras. “Kau memang tak pernah berubah, kucing jalanan satu itu.”

Lu Yu akhirnya membuka sabuknya, melepaskan giok itu, dan melemparkannya ke arah Zhong Yao. Dengan gerakan cekatan, Zhong Yao menangkapnya dan mengangkat tinggi di hadapan cahaya pagi.

“Ah… kemewahan yang datang dari kerja keras dan sedikit pemerasan lembut,” gumamnya puas.

Lu Yu berbalik dan berjalan lebih dulu. “Kalau begitu, mari kita lihat mayat gantung diri itu sebelum kau minta rumah dan pelayan sebagai bonus.”

Zhong Yao tertawa ringan, menyelipkan giok itu ke dalam lengan bajunya dan menyusul. Aura ceria itu hanya berlangsung sesaat, karena mereka tahu: di balik kematian si peramal, ada kebenaran yang lebih tua dari darah dan lebih dingin dari malam.

1
gezha allif
ah aku malah salting dewe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!