Sofia Ariadne seorang wanita cantik, mandiri dan kuat, terjebak dalam permainan taruhan yang dibuat oleh Alessandro Calvin Del Piero, seorang mafia playboy, tampan dan berkuasa.
Ketika Sofia mengetahui dirinya hamil benih dari Alessandro, dia harus menghadapi ancaman dari musuh Alessandro yang ingin menggunakan bayi itu sebagai alat untuk menghancurkan Alessandro.
Namun, Sofia yang tidak ingin terlibat lagi dengan Alessandro memilih untuk melarikan diri sejauh mungkin. Meskipun harus menjalani susahnya hidup dengan kehamilan tanpa adanya pasangan.
Bagaimana kelanjutan kisah percintaan antara Sofia dan Alessandro yang penuh dengan intrik serta konflik etika. Yuk, kepoin terus ceritanya hanya di Noveltoon. Update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Sofia
Setelah lebih dari 10 hari Naren terbangun, kondisinya lambat laun sudah lebih baik. Luka-luka di sepanjang tubuhnya sudah mulai mengering, pipinya sudah tidak biru meskipun masih nampak sedikit memar. Dan kabar mengejutkan yang memang sudah Naren duga sebelumnya, Dokter memberitahukan jika di rahimnya telah tumbuh satu janin yang sehat.
Naren menangis, antara sedih dan juga bahagia. Sedih karena hamil hasil pemerkosaan yang tidak tahu siapa yang berhasil menanam benih kareng saking banyaknya yang memasukinya. Tapi juga ada haru bahagia, karena sebentar lagi dia akan menjadi seorang ibu dari anak kandungnya sendiri. Hidup Naren sudah tidak akan lagi sebatang kara.
Hari ini, Naren sudah diperbolehkan pulang. Kondisi tubuhnya sudah benar-benar pulih seperti sedia kala. Usia kandungan Naren baru 5 minggu sedangkan kehamilan Sofia memasuki 15 minggu. Perut Naren masih terlihat datar, sementara Sofia dengan 3 bayi kembarnya membuat perut wanita itu membulat sempurna sebesar 2 buah semangka dijadikan satu.
Betrand dan semua anak buahnya yang memperkosa Naren sudah diproses secara hukum. Bukti visum terhadap Naren waktu itu membuat status Betrand resmi menjadi seorang tersangka. Apalagi Sofia membawa nama Alessandro membuat penegak hukum semakin cepat memproses kasus ini. Dan ternyata ada rekaman cctv yang berhasil diretas Darren sebagai tambahan bukti.
"Akhirnya kamu pulang juga Naren. Setelah sampai rumah, ayo langsung bersiap kita berangkat hari ini juga." Ucap Sofia tidak sabar.
"Kenapa harus terburu-buru Sofia, aku bahkan masih merindukan kasur empuk di kamarku." Ucap Naren.
"Tidak perlu membuang waktu lebih lama, kita pergi mumpung semua orang lengah." Kata Sofia tegas.
"Javer masih fokus menunggu Kakek Dario, sedang Tom dan Darren seperti biasa menemani Alessandro. Aku takut kepergian kita akan gagal kalau mereka tahu rencana kita. Lagi pula, aku harus menghindari Alfonso saat ini. Kondisiku tidak cukup kuat untuk melawan manusia setengah iblis itu." Ucapnya lagi.
"Alfonso siapa Sofia?" Tanya Naren.
"Musuh Kakek Dario dan Alessandro yang menjadi pengikut aliran sesat karena ingin memperoleh kekuatan supranatural. Aku bahkan sempat akan dijadikan tumbal persembahan pada malam gerhana bulan beberapa waktu yang lalu."
"Itulah mengapa kondisiku lemah, mungkin kalau bukan karena Javer yang membantuku. Aku tidak mungkin masih ada di hadapanmu saat ini."
"Dan itu pula yang menyebabkan Kakek Dario mengalami kelumpuhan. Karena kekuatan Alfonso merusak sistem syaraf di seluruh tubuhnya." Ucap Sofia.
"Mengerikan, dan apakah Alessandro juga korban kebengisan Alfonso?" Tanya Naren.
"Benar, Alessandro mengalami luka dalam cukup serius. Beberapa organnya mengalami kerusakan. Entah bagaimana kabar pria itu, aku sudah tidak peduli."
"Kenapa kamu tiba-tiba begitu membenci Alessandro? Bukankah kamu cinta mati dengan dia hingga waktu itu patah hati begitu dalam?"
"Karena Alessandro telah memanipulasi semua yang terjadi dalam hidupku. Sudahlah, tidak perlu membicarakan dia lagi. Kamu sudah siap berangkat Naren?"
"Ayo kita berangkat? Kamu bawa mobil Sofia?" Tanya Naren lagi.
"Tidak, mobilku yang rusak kemarin dan yang lainnya sudah aku jual semua. Aku tidak punya kendaraan pribadi lagi. Rumah dan tanah bekas toko roti juga sudah aku tawarkan di biro properti. Aku ingin memulai semua dari awal. Hidup baru, di lingkungan baru dengan mengukir kenangan yang baru juga." Ucap Sofia.
Sementara itu di ruangan rawat inap Alessandro, pria itu sudah terbangun sejak seminggu yang lalu. Tapi dia heran karena tidak melihat kekasihnya datang menjenguk dirinya. Menurut Tom, Sofia menemani Naren yang juga sedang dirawat di Rumah Sakit yang sama. Tapi mengapa tidak menyempatkan waktu sebentar saja untuk melihat, membuatnya curiga.
"Tom, katakan dimana Sofia? Kenapa sudah satu minggu setelah aku bangun, dia sama sekali tidak datang untuk menjengukku." Tanya Alessandro.
"Pagi ini saya belum bertemu Sofia, Tuan Muda. Tapi hampir 2 mingguan ini, Sofia selalu ada di kamar sahabatnya. Kondisi Naren memang memprihatinkan, mungkin itu sebabnya Sofia menemaninya." Jawab Tom.
"Hmm..., mungkin Sofia punya alasan khusus mengapa lebih mementingkan menjaga sahabatnya daripada kekasihnya." Ujar Alessandro.
"Kalau tidak salah, Naren dan Sofia sama-sama yatim piatu. Jadi kalau bukan Sofia yang menjaga, tentu Naren akan merasa sendirian." Ucap Tom masuk akal.
"Sekarang sudah hampir jam makan siang, kamu pergilah beli makan."
"Sekalian beli untuk aku, Darren, Naren, serta Sofia. Setelah itu antar milik Sofia, katakan juga jika aku merindukannya." Ucap Alessandro.
"Baik Tuan Muda, kalau begitu saya permisi dulu." Jawab Tom.
Setelah kepergian asistennya, Alessandro duduk termenung di atas ranjangnya. Tubuhnya benar-benar sakit, dan mungkin tidak bisa pulih seratus persen.
Alessandro tidak percaya begitu saja dengan omongan sang asisten. Pasalnya jika Sofia masih mencintainya, pasti dia peduli tentang kabar dirinya. Tidak menjenguk hampir 2 minggu lebih terdengar tidak masuk akal. Tapi jika benar, berarti Sofia memiliki alasan kuat mengapa menghindarinya.
"Sofia, apakah aku melakukan kesalahan sehingga membuat kamu marah." Gumamnya.
Sedangkan di kamar lain, Javer sedang membantu Dario makan. Pria penguasa itu masih terlihat lemah. Bukan lumpuh permanen, tapi semua syarafnya dalam kondisi lemah. Hingga memegang sendok saja, dia tidak punya tenaga. Meskipun begitu, Dario masih bisa bicara meskipun pelan.
"Javer, apa yang sedang kamu pikirkan." Tanya Dario bersuara lirih.
"Saya tidak sedang memikirkan apa-apa Tuan Dario." Jawab Javer.
"Tidak perlu menutupinya, meskipun aku bukan keluarga kandungmu. Tapi bersama selama 20 tahun sudah bisa membuatku paham watak dan sifatmu. Kamu memang pendiam dan tegas, tapi kamu bukan pria pelamun. Dan aku lihat, beberapa hari ini tatapan matamu cenderung kosong."
"Apa kamu sedang memikirkan masalah besar? Atau kamu sedang patah hati? Itu artinya kamu juga sudah punya kekasih. Kenapa tidak mengenalkannya padaku. Jika kamu ingin melamarnya, aku pun bersedia membantu. Anggap aku sebagai keluarga sendiri, jangan terus merasa sungkan begitu."
"Tidak ada yang serius kok Tuan, semua masih tahap aman."
"Baiklah jika kamu tetap ingin merahasiakannya, aku menghargai privasimu Javer."
"Terima kasih banyak atas pengertiannya."
"Ngomong-ngomong kapan aku bisa pulang? Rasanya sangat lelah berada di tempat ini." Tanya Dario.
"Anda ingin pulang? Kalau begitu tunggu sebentar, saya akan tanyakan pada Dokter yang menangani Anda."
"Ya, cepatlah kamu pergi tanyakan."
Javer berfikir ini waktu yang tepat untuk menemui Sofia. Selama beberapa hari ini, dia memang sengaja menghindari Sofia. Bukan karena sudah tidak cinta, tapi memang waktunya belum tepat saat ini. Dengan alasan ingin menemui Dokter, Javer mengendap-endap mencari Sofia.
Waktu memang tidak tepat, justru Javer tertangkap basah oleh Tom.
"Sedang apa kamu ke kamar Naren dengan langkah seperti maling?"
"Tidak ada... aku hanya ingin memastikan keadaan mereka saja Tom."
"Kamu pikir aku bisa terus kamu kelabui Javer." Sarkas Tom.
"Apa yang sedang kamu pikirkan Tom, semua yang kamu lihat tidak sepenuhnya benar dan tidak juga salah. Aku akui itu."
"Apa artinya kamu mengakui adanya perselingkuhan antara kamu dan Sofia?"
"Tidak ada kata selingkuh, karena sejak awal Sofia milikku. Hanya saja Tuan Mudamu yang sudah menikung aku dengan merekayasa semuanya."
"Tapi tetap saja, sekarang Sofia sudah menjadi kekasih Tuan Alessandro."
"Dan aku akan merebut kembali yang sudah Tuanmu itu ambil."
ayo javeer, jangan menyerah, ini demi orang yg kamu cintai