NovelToon NovelToon
Ketika Takdir Memilihku

Ketika Takdir Memilihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: MauraKim

Aditya Kalandra wiratmaja tidak pernah menyangka bahwa kekasihnya, Nathasya Aurrelia pergi meninggalkannya tepat di hari pernikahannya. Dalam keadaan yang kalut ia dipaksa harus menerima pengantin pengganti yang tidak lain adalah adik dari sahabatnya.

Sementara itu, Nayra Anindhira Aditama juga terpaksa harus menuruti permintaan sang kakak, Nathan Wisnu Aditama untuk menjadi pengantin pengganti bagi Aditya atas dasar balas budi.

Apakah Nayra sanggup menjalani kehidupan barunya, dan mampukah dia menakhlukkan hati Aditya.

Ataukah sebaliknya, apa Nayra akan menyerah dan pergi meninggalkan Aditya saat masalalu pria itu kembali dan mengusik kehidupan rumah tangga mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MauraKim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maafkan Aku

"Aku di sini, Mas. Aku tidak akan kemana-mana."

Meskipun terkejut, Nayra menuruti permintaan Aditya. Ia kembali duduk di samping pria itu, dan berfikir mungkin Aditya sedang mengigau karena merasakan suhu tubuhnya yang terlalu panas.

Aditya mengenggam tangan Nayra dengan erat, setelah itu ia merapatkan tubuhnya ke arah Nayra. Nayra pun tanpa sadar mengelus kepala Aditya, tak berselang lama Aditya memejamkan matanya.

Nayra menghela napas pelan saat melihat Aditya yang sudah tertidur kembali. Meski wajahnya pria itu masih pucat, napasnya sudah lebih teratur. Nayra perlahan melepaskan jarinya dari genggaman tangan Aditya, ia berhati-hati agar tidak membangunkannya.

Setelah memastikan Aditya benar-benar tertidur, Nayra berdiri dan berjalan keluar dari kamar. Perut pria itu pasti kosong, ia tidak bisa membiarkan Aditya melewatkan makan karena suaminya itu harus meminum obatnya.

Dengan langkah pelan, ia berjalan ke dapur suasana rumah sudah lebih tenang, Mama dan Papa mertuanya pasti sudah kembali ke kamarnya.

Nayra membuka lemari dapur, mengambil bahan-bahan yang di butuhkan untuk membuat bubur ayam. Tangannya dengan terampil memotong ayam menjadi bagian-bagian kecil, menyiapkan kaldu dan mulai memasak dengan hati-hati.

Saat mengaduk bubur yang hampir matang, pikirannya melayang pada Aditya. Pria itu terlihat sangat lelah, bahkan ia tidak pernah melihat keadaan Aditya yang seperti itu.

Atau apa karena dia tidak pernah memperhatikan Aditya, sebenarnya istri macam apa dirinya. Sampai-sampai ia tidak pernah tahu bagaimana keadaan suaminya.

Nayra mengaduk bubur di atas kompor denga perlahan. Aroma kaldu ayam yang hangat mulai memenuhi ruangan, memberikan rasa nyaman di tengah udara malam yang dingin.

Saat tengah fokus memasak, langkah pelan terdengar dari belakang. Nayra menoleh dan mendapati Mama Hanum berdiri di ambang pintu dapur sembari memperhatikannya dengan senyum lembut.

"Kamu memasak bubur untuk Aditya, Nak?" tanya wanita paruh baya itu.

Nayra mengangguk sedikit canggung.

"Dia harus makan dulu sebelum minum obat, Ma. Jadi aku membuatkannya bubur."

Mama Hanum berjalan mendekati Nayra, ia memandang Nayra dengan perasaan Haru.

"Dia selalu pulang larut dan berangkat pagi-pagi sekali. Mama jelas tahu, kalau hubungan kalian sedang tidak baik-baik saja." sejenak Mama Hanum menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya.

"Mama dan Papa juga sudah beberapa kali menegurnya, tapi dia tetap bersikap keras kepala seperti itu. Mama dan Papa sungguh sangat bersyukur karena kamu yang menjadi istri Aditya, Nayra. Meskipun Aditya terus melukai hatimu, kamu tetap peduli padanya. Terima kasih Nayra, karena kamu masih mau bersabar dan bertahan menghadapi semua ini." tutur Mama Hanum sembari mengenggam tangan Nayra, wanita itu bahkan meneteskan air matanya karena merasa sangat bersyukur Nayra masih peduli pada Aditya.

Nayra terdiam sejenak, dadanya terasa nyeri mendengar ucapan Mama Hanum. Ternyata wanita di depannya ini tidak menyalahkannya sama sekali atas apa yang terjadi pada Aditya. Mertuanya itu justru mengucapkan terima kasih padanya karena kepeduliaannya kepada Aditya. Namun hal itu justru membuat Nayra merasa bersalah.

"Mama, kenapa Mama mengucapkan terima kasih pada Nayra. Aku justru ingin minta maaf karena selama ini tidak mempedulikan Mas Aditya, aku bahkan tidak tahu apa-apa tentang Mas Aditya yang sering melewatkan makannya. Istri macam apa aku, Ma? Tolong maafkan Nayra karena sudah menjadi istri yang tidak baik untuk Mas Aditya." ucap Nayra.

Mama Hanum menarik Nayra ke dalam pelukannya, setelah mendengar menantunya itu mengucapkan permintaan maaf kepadanya, "Sebenarnya terbuat dari apa hatimu, Nak? Kenapa kamu bisa sebaik ini? Kamu tidak salah apa-apa, ini justru salah Aditya. Sungguh, Mama dan Papa sangat bersyukur memiliki menantu seperti kamu. Mama harap kedepannya sifat Aditya bisa berubah lebih baik kepadamu, kalau dia masih terus-terusan berlaku buruk padamu, tinggalkan saja dia, Nak."

Nayra terkejut mendengar ucapan ibu mertuanya, ia sama sekali tidak pernah menyangka kalau Mama Hanum akan mengucapkan kata-kata itu. "Apa maksud, Mama?" ucap Nayra sembari merenggangkan tubuhnya dengan Mama Hanum.

"Mama tahu, kamu terpaksa melakukan pernikahan ini. Kamu jelas tertekan menjalani semua ini, di tambah sifat Aditya yang buruk kepadamu. Mama tahu kamu wanita yang baik, Ra. Jadi Mama akan ikhlas jika kamu mau mencari kebahagiaan di tempat lain, jika Aditya terus-terusan menyakitimu. Kamu berhak bahagia, Nak." tutur Mama Hanum dengan yakin.

Nayra menggeleng, "Tidak, Ma. Nayra tidak akan menyerah. Selagi sikap Mas Aditya tidak keterlaluan, Nayra akan menerimanya. Selama ini Mas Aditya hanya bersikap cuek saja pada Nayra, dia tidak pernah melakukan hal-hal buruk di luar batas. Mungkin kedepannya, Nayra yang harus lebih berusaha mendekat pada Mas Aditya. Selama ini Nayra salah, Nayra membalas sifat tidak pedulian Mas Aditya dengan hal yang sama. Itu yang membuat hubungan kita tidak ada perubahan dan semakin merenggang. Maafkan Nayra, Ma." tutur Nayra mengungkapkan penyesalannya.

Nayra baru menyadari kesalahannya, seharusnya jika Aditya memiliki sifat keras kepala Nayra harus mengalah. Ibaratnya jika Aditya menjadi Api maka Nayra harus selalu menjadi air bagi Aditya. Setelah ini, Nayra akan berusaha mengalah kepada Aditya. Meskipun berat ini demi keluarganya, ia tidak ingin orang-orang yang menyayanginya kecewa.

"Jangan minta maaf sayang, justru Mama sangat berterima kasih karena kamu masih mau bertahan dengan Aditya." balas Mama Hanum.

"Sudahlah Ma, jangan berterima kasih terus. Selain karena tidak ingin mengecewakan keluarga, Nayra tentu saja tidak mau kalau harus jadi janda di usia muda." Nayra mengucapkan kalimat itu sembari tersenyum agar Mencairkan suasana yang terlalu serius.

Mama Hanum menanggapinya dengan senyuman. "Kamu bisa saja, Ra."

Nayra mengangkat panci dari kompor dan menuangkan bubur ke dalam mangkok, "Nayra kembali ke kamar dulu ya, Ma. Mama sebaiknya segera istirahat. Ini sudah larut malam."

Mama Hanum tersenyum, lalu mengangguk. "Baiklah, Nak. Kalau ada apa-apa segera beritahu Mama, Ya."

Nayra mengangguk menanggapi ucapan Mama Hanum, lalu ia segera berlalu untuk kembali ke kamar.

Saat Nayra membuka pintu kamar, ia melihat Aditya terbangun lagi. Pria itu masih terlihat lemah, matanya melihat langit-langit kamar, sebelum akhirnya beralih padanya.

"Kamu pergi ke mana, Ra?" gumamnya dengan pelan, suaranya pun terdengar serak.

Nayra tersenyum tipis, "Aku hanya ke dapur sebentar, Mas." Nayra meletakkan mangkuk bubur di atas nakas dan duduk di tepi tempat tidur. "Kamu harus makan sesuatu sebelum minum obat. Jadi aku membuat bubur untukmu, Mas."

Aditya menatap bubur itu, lalu menatap Nayra. "Kamu yang membuatnya untukku?"

Nayra mengangguk mengiyakan pertanyaan Aditya. "Jadi kamu harus makan, Mas! Kalau kamu tidak mau, percuma saja aku memasaknya."

Aditya memandang Nayra dengan lekat-lekat. Kenapa wanita di depannya ini begitu baik? Aditya bahkan sudah berkali-kali menyakitinya dan mengabaikan keberadaannya. Tapi lihatlah, Nayra bahkan masih sangat peduli saat dirinya sakit. Seketika, Aditya merasa malu dengan perbuatannya selama ini.

"Mas, kenapa melamun, Apa ada yang sakit? Ayo makan dulu. Setelah itu minum obat, Ya." Nayra mengeluarkan suaranya lagi karena melihat Aditya hanya diam.

"Ra,, Maafkan aku."

1
Hiang Ardiati
bagus saya suka
JAM
luar biasa
MauraKim: Terima kasih sudah mau membaca novel saya🙏
total 1 replies
November
lanjut
MauraKim: terima kasih sudah mau membaca novel saya🙏
total 1 replies
Farldetenc
Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!