CEO perusahaan literasi ternama, Hyung menjual dirinya di situs online sebagai pacar sewaan hanya karena GABUT. Tak disangka yg membelinya adalah karyawati perusahaannya sendiri. Ia terjebak satu atap berminggu-minggu lamanya. Benih-benih asmara pun muncul tanpa tahu jika ia adalah bosnya. Namun, saat benih itu tumbuh, sang karyawati, Saras malah memutuskannya secara sepihak. Ia tak terima dan terpaksa membongkar jati dirinya.
"Kau keterlaluan, Saras. Kau memperlakukanku semena-mena tanpa menimbang kembali perasaanku. Lihat saja! Kau akan datang padaku secara terpaksa ataupun patuh. Camkan itu!"
Ia pun ingin membalas terhadap apa yang pernah Saras lakukan padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gaharu Wood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MINTA KEJELASAN
"Boleh. Tapi traktir ya," goda Elen.
"Beres!" Saras pun mengiyakannya.
"Hahaha. Kau bisa saja. Dasar." Elen pun tertawa.
Saras dan Elen sudah lama berteman. Dari Elen lah ide untuk membeli pacar sewaan itu muncul. Dan Elen pula yang memberi tahu situs penyewa jasa tersebut kepada Saras. Elen cukup berandil besar terhadap pertemuan Saras dan Hyung. Dan kini keduanya saling menguatkan.
Aku harap dia tidak tahu jika aku berada di sini.
Dan akhirnya Saras mengajak Elen makan bersama. Tentunya bersama El yang juga ada di sana. Pacar sewaan Elen. Saras akan mentraktir mereka sebagai bayaran atas tumpangan hari ini.
Empat puluh menit kemudian...
Saat ini tepat pukul sepuluh pagi. Cuaca pun tampak cerah dan mulai panas karena sang mentari sudah meninggi. Dan kini Hyung baru saja tiba di depan rumah kontrakan Elen. Ia keluar dari mobilnya lalu menuju ke nomor rumah Elen. Dengan jantung yang berdebar, dengan hati yang cemas.
Aku harap tidak melihat hal yang tidak-tidak.
Hyung sangat khawatir Elen tidak ada di kontrakan sehingga hanya Saras dan El saja di sana. Karena bagaimanapun El adalah pacar sewaan Elen. Sehingga El pasti ada dan tinggal bersama.
Aku harus cepat.
Lantas Hyung meneruskan langkah kakinya menuju nomor rumah Elen. Dan ternyata pintu rumahnya terbuka. Hyung pun segera menampakkan dirinya di depan pintu. Tapi saat itu juga ia melihat hal yang tidak diinginkannya.
"Saras ... kau???!"
Saras ternyata benar berada di sana. Yang mana duduk bersama El di depan meja makan. Hyung pun menelan ludahnya.
Apakah mereka???
Hyung bertanya-tanya dengan apa yang dilakukan Saras bersama El. Pikirannya sudah ke mana-mana. Sementara Saras dan El sendiri terkejut melihat kedatangan Hyung. El pun beranjak berdiri untuk menyambutnya.
"Vi???" El tampak mengenali Hyung sebagai Vi.
"Kalian ... hanya berdua di sini?" Hyung pun mencoba menanyakannya.
"Heh, apa apa ribut-ribut, hah?!"
Tiba-tiba Hyung melihat Elen keluar dari kamarnya dengan beberapa koyo di kepala. Sontak Hyung tidak jadi marah. Ternyata Saras tidak hanya bersama El di kontrakan.
"Pak, kau kemari?" Saras pun ikut berdiri. Ia tak menyangka jika Hyung akan ke sini.
"Pak?" Elen pun melihat ke Saras dan pria yang berdiri di depan pintu rumah kontrakannya bergantian. "Eh, Vi?" Elen segera menyadari jika itu adalah Vi.
Pagi ini akhirnya Hyung menemukan Saras di rumah kontrakan Elen. Hyung pun meminta Saras untuk ikut dengannya. Namun, Saras mencoba menolaknya dengan alasan ingin menemani Elen yang sedang sakit. Tapi Hyung beralasan jika ada pekerjaan penting yang harus segera diselesaikan. Yang mana membuat Elen meminta sendiri agar Saras segera pulang untuk menyelesaikannya. Alhasil Saras pun pulang bersama Hyung pagi ini.
Di perjalanan pulang...
Hening. Tidak ada suara yang terdengar selain musik jazz di dalam mobil Hyung. Hyung pun menoleh ke arah Saras berulang kali. Tapi Saras tetap diam saja. Ia tidak bergeming. Ia seperti tidak ingin bicara pada Hyung pagi ini.
Mungkin aku memang harus mengalah pada wanita.
Hyung pun berpikir bagaimana memulai pembicaraan setelah apa yang terjadi semalam. Terlihat tangan kanannya yang mengusap wajah sambil menunggu Saras bicara. Sedang tangan kirinya menyetir mobil ini. Tapi ternyata Saras tidak bicara juga.
Dia menyetir dengan tangan kiri. Apakah tidak khawatir menabrak mobil di depan?
Sementara Saras terlihat khawatir dengan mobil yang dikemudikan Hyung. Hyung menyetir hanya dengan menggunakan tangan kiri saja. Sedang tangan kanannya bersandar pada jendela mobil. Saras pun takut sendiri.
"Em, Saras." Hyung akhirnya bicara. "Sepertinya kita harus bicara. Aku tidak ingin kita berdiaman terus seperti ini." Hyung memutar arah tujuannya.
"Kita mau ke mana?" Saras pun bertanya.
"Sudah ikut saja. Lagipula kita tidak berbuat apa-apa," cetus Hyung agar Saras tidak berbuat ulah.
Saras terdiam. Ia kembali teringat dengan kejadian semalam. Perasaan bersalah itu tiba-tiba saja melanda hatinya. Tapi ia juga tidak mungkin mengakuinya. Ada sesuatu hal yang harus Saras jaga sebelum waktunya tiba.
Saras tidak bisa memberikannya kepada Hyung, apapun alasannya. Sekalipun hanya memakai lingeri saja. Karena sejatinya Saras adalah gadis desa yang lugu dan tidak tahu apa-apa. Bukan gadis kota besar seperti yang Hyung pikirkan.
Maafkan aku, Pak. Kau pasti marah karena semalam telah menutup pintu rumah untukmu. Tapi semua itu kulakukan agar kau tidak meminta yang aneh-aneh padaku. Ya, walau di hati ini ada sepercik perasaan untukmu. Tapi aku sudah terlalu banyak kecewa. Aku tidak ingin terluka. Maafkan aku.
Keduanya pun melaju menuju sebuah tempat yang ada di barat kota. Hyung akan mengajak Saras ke suatu tempat yang ada di sana. Hyung ingin masalahnya cepat selesai. Ia tidak ingin berdiaman lama. Apalagi Saras sekarang sudah berada di hatinya. Hyung ingin tenang tanpa pertengkaran.
Pantai Barat, pukul sebelas siang...
Hyung mengajak Saras ke sebuah pantai yang baru pertama kali ia kunjungi. Begitu juga dengan Saras yang baru pertama kali ke sini. Hyung melihat lokasi pantai itu dari tayangan reel di instagramnya. Ia pun mengajak Saras. Yang mana ia memarkirkan mobilnya di bawah pohon rindang yang ada di sana. Hyung pun menyewa sebuah gubuk terbuka.
Hyung duduk di gubuk itu sambil melihat ombak yang berkejaran di pantai. Saras pun keluar dari mobil lalu mendekati Hyung. Tapi Saras masih berdiri, tidak mau duduk dekat Hyung. Hingga akhirnya Hyung pun menarik Saras agar duduk dekat dengannya. Saat itu juga Saras tertarik dan hampir jatuh ke tubuh Hyung. Tapi Hyung segera menahannya.
"Jika kau menurut, tentunya tidak akan terluka," kata Hyung saat keduanya bertatapan tepat di mata.
Saras mengalihkan pandangannya. Ia mencoba bersikap biasa. Ia kemudian duduk di samping Hyung. Ombak yang berkejaran menjadi saksi keduanya. Saras pun tidak tahu harus berkata apa. Ia masih bingung untuk memulainya. Walaupun di hatinya senang karena Hyung menjemputnya. Tapi ia masih menjaga gengsinya di hadapan mantan pacar sewaannya itu. Saras tidak ingin menunjukkan perasaan yang sesungguhnya kepada Hyung.
"Aku ingin kau jujur tentang alasanmu mengembalikanku ke situs itu. Itu saja."
Hyung memulai pembicaraannya. Tampak Saras yang terkejut karenanya. Karena nyatanya Hyung masih menanyakan hal itu padanya.
Vi, kau masih penasaran akan alasanku?
Dan akhirnya Saras terdiam sejenak sebelum memutar otak untuk menjawabnya. Ada keraguan di hatinya untuk berkata jujur kepada Hyung. Sedang Hyung masih menunggu jawabannya. Ia melihat ke arah Saras agar Saras segera bicara.
Cepatlah bicara, Saras. Jangan membuatku menunggu.
Kaget ya karena dia tamvan 😁