Kita tidak pernah tau bagaimana Tuhan akan menuntut langkah kita di dunia. Jodoh.. meskipun kita mati-matian menolaknya tapi jika Tuhan mengatakan bahwa dia yang akan mendampingimu, tidak akan mungkin kita terpisahkan.
Seperti halnya Batu dan Kertas, lembut dan keras. Tidaklah sesuatu menjadi keindahan tanpa kerjasama dan perjuangan meskipun berbeda arah dan tujuan.
KONFLIK, SKIP jika tidak sanggup membacanya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Sebuah pengorbanan.
Mendengar ada hal yang bersifat rahasia, dokter pun memilih pamit. Beliau sama sekali tidak ingin ikut campur dalam urusan keluarga para perwira muda yang sedang menjalankan misi.
~
"Apa????? Cepat bilang..!!!!! Banyak nyawa yang harus di selamatkan..!!!!" Bang Hananto sampai tidak sengaja membentak Risha.
Risha ketakutan dan Bang Hananto langsung memeluknya. Tangan Risha sampai keringat dingin melihat Bang Hananto begitu marah.
"Ayolah, sayang..!! Keadaannya tidak seringan kamu menyimpan rahasia." Kata Bang Hananto.
"Sebenarnyaaa.. Jena sudah tau perselingkuhan Bang Shano. Jena juga melihat Bang Shano mabuk sampai tidur dengan Syafa dan melakukan hal yang tidak pantas." Jawab Risha terus terang.
"Kenapa kamu tidak segera bilang sama Abang??????"
"Jena sedih, Risha juga jengkel mendengarnya. Bang Shano mengkhianati Jena. Apa Bang Shano berniat membalas Jena??? Sekarang Jena sedang hamil lho, Bang." Risha sampai menangis mendengarnya.
Setelah sempat mendengar penjelasan Bang El dan juga Risha, Bang Hananto pun paham duduk persoalannya.
"Ayo Bang, Bantu Jena. Abang pura-pura saja selingkuh sama Jena. Tapi jangan betulan." Kata Risha.
Bang Hananto mengurut keningnya. Meskipun dirinya sempat kesal karena Bang Shano menyimpan banyak rahasia tapi dirinya juga tidak ingin membiarkan sahabatnya berjuang sendirian menghadapi prahara.
"Abang nggak mau pura-pura selingkuh."
"Jadi Abang mau cinta beneran sama Jena????" Tanya Risha.
"Astaghfirullah hal adzim. Kita sudah banyak masalah, dek. Jangan di tambah lagi dengan pikiran kusruhmu itu..!!!! Pura-pura saja Abang tidak mau apalagi beneran." Jawab Bang Hananto dengan nada tinggi.
"Jadi bagaimana???? Kalau Bang Shano memang cinta sama Jena pasti tidak akan selingkuh apalagi saat ada wanita yang menggoda seperti apapun tidak akan pernah tergoda." Kata Risha geregetan.
Tak lama berselang Jena tersadar. Bang Hananto sigap menutup mulut istrinya dengan telapak tangannya. Ia memberi kode agar Risha tidak berkata apapun.
Beberapa saat menunggu Jena menggenapkan nyawa. Akhirnya Jena menatap wajah Bang El dan Bang Hananto secara bergantian.
"Saya sudah tau ada saat dimana Bang Shano terjebak 'malam' bersama Syafa. Saya membuntuti Bang Shano disana dan melihat Bang Shano melakukannya bersama Syafa. Setelah itu saya berkelahi dengan Syafa dan menyuntikan sesuatu agar tidak ada kesempatan baginya untuk Syafa hamil." Jawab Jena.
"Apaa?? Kamu tau Bang Shano melakukannya???? Lalu siapa yang membantumu??" Tanya Bang El.
"Om Ruanda dan Om Jangkung." Jena nampak biasa saja meskipun nampak jelas hatinya sakit.
"Kamuuu.........."
"Nggak apa-apa, saya ikhlas. Ibaratnya satu sama. Dengan begini saya juga merasakan sakit yang Bang Shano rasakan. Ternyata sakit sekali melihat pasangan hidup kita 'bersama' yang lain tapi saya tau semua bukan hal yang di sengaja dan yang pasti apapun yang di lakukan Bang Shano saat itu tidak seperti Bang Shano memberikan sayangnya untuk saya." Imbuh Jena.
Bang Hananto menoleh memastikan reaksi Risha hingga kemudian istrinya itu memberikan kode padanya.
"Kamu mau kita kerja sama???? Jangan salah paham. Hal ini juga sepengetahuan istri saya. Biarkan ada bukti yang kita bawa. Semua murni kerja." Kata Bang Hananto memberikan penawaran.
Jena ikut melirik Risha dan Risha pun menyetujui.
"Nggak apa-apa. Hanya ini yang bisa ku lakukan untuk membantu kalian. Meskipun mungkin tidak boleh membalas, tapi aku sedih kehilangan anak ku. Setidaknya mereka bisa menerima ganjaran yang sepadan." Ujar Risha.
"Baiklah, aku bersedia." Jawab Jena.
Bang El menghela nafas panjang. Biarpun kini pekerjaannya menjadi berlipat ganda tapi harus ada kebenaran dan keadilan yang harus di tegakan.
Flashback Bang El off..
Bang Shano menatap Jena yang mulai pergi menjauh darinya. Ia meremas dadanya agar pendarahannya pun mereda. Perlahan dirinya menarik nafas dan membuangnya pelan kemudian meladeni para mafia bersama Bang Dewo.
Jena yang terus berteriak membuat Bang El dan Bang Hananto panik.
"Bawa Jena pergiiiiii..!!!!!!!" Perintah Bang Shano pada Bang El dan Bang Hananto.
Tak ingin Jena terus berontak, Bang El pun memanggul Jena di pundaknya. "Terserah lah kalau Bang Shano ngamuk." Gumam Bang El.
...
Jena tidak dapat membendung air matanya. Dirinya semakin histeris mendengar Bang Hananto terus berusaha membujuknya bahkan saat itu Risha juga sama sekali tidak bisa mencairkan suasana.
Tak lama rumah sakit menjadi ramai. Nampak beberapa orang tentara mendorong brankar dengan cepat. Brankar Bang Dewo yang terbaring bersimbah darah.
Menyusul di belakangnya beberapa kantong jenazah dan juga Syafa beserta Benjo. Tangisan Jena yang pilu memekakan seluruh sudut ruangan.
Bersamaan dengan itu Jena melihat satu tandu terakhir dan di pindahkan di atas brankar. Disana Bang Shano bersimbah darah nyaris di sekujur tubuh.
"Abaaaaaang..!!!!!!!" Teriak Jena. "Banguuuuunn.. Jangan pernah buat janji palsu denganku, Abang harus tanggung jawab..!!!!!"
"Tenang dulu, Jen. Insya Allah Abang baik-baik saja." Bujuk Bang El.
Jena yang tidak bisa di tenangkan semakin berontak dan mengamuk, terpaksa Bang El memeluknya.
.
.
.
.
bukanya istri bang Rinto itu Anya ya??🤦🤦
aku mampir LG nih di cerita kak Nara