NovelToon NovelToon
Istri Yang Dicampakkan Bangkit Untuk Balas Dendam

Istri Yang Dicampakkan Bangkit Untuk Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Janda / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Tiga tahun Arunika rela menjadi istri yang sempurna. Ia bekerja keras, mengorbankan harga diri, bahkan menahan hinaan dari ibu mertua demi menyelamatkan perusahaan suaminya. Namun di hari ulang tahun pernikahan mereka, ia justru dipaksa menyaksikan pengkhianatan paling kejam, suami yang ia cintai berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.

Diusir tanpa belas kasihan, Arunika hancur. Hingga sosok dari masa lalunya muncul, Rafael, pria yang dulu pernah dijodohkan dengannya seorang mafia yang berdarah dingin namun setia. Akankah, Rafael datang dengan hati yang sama, atau tersimpan dendam karena pernah ditinggalkan di masa lalu?

Arunika menyeka air mata yang mengalir sendu di pipinya sembari berkata, "Rafael, aku tahu kamu adalah pria yang kejam, pria tanpa belas kasihan, maka dari itu ajari aku untuk bisa seperti kamu!" tatapannya tajam penuh tekad dan dendam yang membara di dalam hatinya, Rafael tersenyum simpul dan penuh makna, sembari membelai pipi Arunika yang basah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Dialah penguasa seluruh kota ini

Suara berat dan dingin itu menggema, membelah udara hening. Seisi aula terkejut, kepala-kepala serempak menoleh ke arah pintu besar yang baru saja terbuka.

Tatapannya menusuk tepat ke arah Ardian yang spontan menarik Shila bersamanya dengan wajah yang seketika pucat. Detik itu juga, keheningan mencekam menyelimuti aula. Para tamu berbisik-bisik, sebagian gemetar hanya dengan melihat sosok yang baru masuk.

“Ra … Rafael Pentronas?”

“Dia … datang sendiri?”

“Ya Tuhan … kalau dia marah, hotel ini bisa rata dengan tanah!”

Zhilo yang sejak tadi begitu percaya diri mendadak terlihat gugup. Pelipisnya berdenyut, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Sementara Rohani justru berusaha keras menutupi rasa paniknya dengan memasang wajah tenang, seakan tak pernah mendengar nama Rafael sebelumnya.

Rafael melangkah lebih dalam, setiap hentakan sepatunya terdengar jelas di lantai marmer aula. Dia berhenti tepat di depan Arunika, lalu menoleh ke arah Ardian dan Shila dengan tatapan maut.

“Kalau tanganmu berani mendarat di wajahnya…” Rafael berbicara dengan nada rendah, tapi setiap katanya menggetarkan dada semua orang. “maka aku akan mengubah aula ini jadi lautan api.”

Seketika, suasana aula pecah dalam bisikan panik. Beberapa tamu yang mengenal reputasi Rafael langsung mundur, menjauh dari area depan. Ardian gemetar, menunduk tanpa berani menatap.

Arunika menoleh pada Rafael, mata mereka bertemu. Rafael menggandeng Arunika, namun sebelum benar-benar melangkah pergi, ia menoleh dingin ke arah Ardian yang masih berlutut mendampingi Shila yang kesakitan.

“Ardian…” suara Rafael terdengar berat, “apa kau yakin anak yang dikandung Shila itu milikmu? Bukankah kau … mandul?”

Seisi aula bergemuruh, bisik-bisik mulai terdengar.

“Mandul?”

“Jadi … bagaimana bisa Nona Shila hamil?”

“Apakah … itu benar?”

Wajah Ardian berubah merah padam, dia menoleh garang pada Rafael.

“Jangan menghina aku, Tuan Rafael! Yang mandul itu Arunika, bukan aku!”

Tawa renyah mendadak pecah. Semua mata tertuju pada Arunika yang kini melangkah maju, matanya berkilat penuh tantangan.

“Aku mandul? Ah, Ardian … sampai kapan kau mau hidup dalam kebohonganmu sendiri?”

Arunika merogoh tas mungilnya, lalu mengeluarkan map berisi dokumen. Dengan satu hentakan, ia melempar berkas itu tepat ke wajah Ardian. Kertas-kertas itu berserakan di lantai, terbuka lebar menampilkan kop rumah sakit ternama.

“Itu hasil pemeriksaan medis lengkapmu, Ardian. Hasilnya jelas, kau mandul. Tidak akan pernah bisa menghasilkan keturunan.”

“Apa?!” Ardian terbelalak, wajahnya memucat. Tangan gemetar mengambil berkas itu, matanya menyapu kalimat yang menusuk harga dirinya.

“Ini … tidak mungkin…”

Shila menunduk, tubuhnya bergetar hebat. Ardian menoleh ke istrinya, matanya merah penuh amarah.

“Shila!” teriaknya, suaranya menggema di aula. “Anak siapa yang kau kandung, hah?! Kalau bukan anakku, lalu anak siapa?!”

Shila menggeleng cepat, air matanya mengalir.

“Tidak! Itu tidak benar! Ini … jebakan Arunika! Dia pasti memalsukan surat itu!”

Arunika terkekeh dingin. Ia mendekat, menatap Shila tajam.

“Jebakan? Sayang sekali, aku bahkan tahu siapa ayah dari bayi yang kau kandung itu…”

Kata-kata Arunika membuat seluruh ruangan berguncang. Tamu-tamu langsung berbisik, beberapa menahan napas tak percaya. Rafael menoleh pada Arunika, matanya menyipit, dalam hatinya bergumam pelan, 'Sejauh apa kau telah berubah, Arunika? Gadis penurut yang kini menjadi sangat begitu kejam dan berbahaya,'

Shila terisak, wajahnya pucat pasi. Tangannya mencengkram gaun pengantinnya sendiri. Rohani yang berdiri di dekatnya justru semakin kalap, ia mencengkeram lengan menantunya dengan keras.

“Katakan, Shila! Katakan siapa ayah bayi itu!”

Namun Shila hanya menunduk, tubuhnya gemetar hebat, bibirnya terkunci, dia terlalu takut jika kebenaran terungkap. Langkah sepatu hak tinggi terdengar pelan namun mantap. Arunika maju, berdiri tepat di tengah aula, lalu tersenyum miring.

“Aku sudah menyiapkan hadiah pernikahan untuk kalian berdua…”

Dia menoleh pada Marco yang berdiri di sudut ruangan.

“Marco, putarkan.” pinta Arunika, kening Rafael berkerut. Apa maksud dari ucapan Arunika itu, apa kini Arunika juga punya rencana bersama dengan asisten pribadinya itu, tanpa melibatkan dirinya.

Marco mengangguk sekali, lalu mengeluarkan remote kecil dari saku jasnya. Seketika layar besar di aula yang tadi menampilkan rekaman perselingkuhan Ardian dan Shila, kini berganti dengan video baru.

Rekaman hitam putih dari CCTV rumah Arummuda mulai berputar. Suara gesekan angin malam terdengar samar, lalu sosok Zhilo muncul di halaman depan kediaman. Tak lama, Shila datang menemuinya.

“Paman Zhilo…” suara Shila bergetar, “aku takut … kalau rahasia ini terbongkar...”

Zhilo menatapnya dingin lalu menyodorkan sesuatu. Stempel keluarga Arummuda.

“Pegang ini baik-baik. Mulai besok kau akan jadi ‘nona muda’ di mata semua orang. Ingat, tujuan kita sama yaitu, Arunika harus mati. Hanya dengan begitu seluruh warisan jatuh pada kita.”

Shila mengangguk cepat, matanya menyala penuh ambisi.

“Aku tahu, sejak dulu aku sudah tahu Arunika adalah putri Arummuda … dan itu sebabnya aku mendekatinya, pura-pura jadi sahabat. Merebut Ardian darinya, membuatnya hancur itu bagian dari permainan kita, bukan?”

Zhilo menyeringai puas, lalu ia menepuk pundak Shila.

“Dan bayi dalam kandunganmu … jangan lupa, itu anakku. Dengan itu, tak ada yang bisa menyingkirkan kita.”

Duar!

Bagai di sambar petir di siang bolong aula mendadak hening. Semua tamu seperti membatu. Ardian terpaku, wajahnya pucat pasi, sementara Shila gemetar hebat. Rohani menutup mulutnya, terisak dengan wajah penuh malu.

“Anak … Tuan Zhilo?” suara Ardian serak.

Rohani ikut terhuyung, tubuhnya lemas seakan tak sanggup berdiri.

“Shila … apa yang sudah kau lakukan?!”

Shila terisak keras, mencoba bersembunyi di balik gaun putihnya, namun tatapan semua orang menusuknya seperti pisau.

Ardian melangkah goyah ke arah Arunika.

“Arunika … aku … aku salah. Maafkan aku. Aku termakan dusta. Beri aku kesempatan untuk kembali.”

Tatapan Rafael tajam, saat mendengar ucapan Ardian, wajahnya tanpa ekspresi, penuh aura dingin yang menekan dada siapa pun yang melihatnya. Aula seketika sunyi, udara seolah berhenti berputar. Dengan langkah berat, Rafael mendekat.

“Kau berani mendekatinya, aku akan mengirim mu pada Tuhanmu segera,"

Ardian sontak menarik kembali tangannya, tubuhnya bergetar.

Zhilo mencoba menahan wibawanya, tapi keringat dingin menetes di pelipisnya.

“Tu-Tuan Ra … Rafael...”

Bugh!

Sepakan keras Rafael menghantam perut Zhilo. Pria itu terpelanting ke lantai, menabrak meja, membuat gelas dan piring berhamburan. Rafael menatapnya dari atas, sorot matanya seperti predator menatap mangsa sekarat.

“Berani menampar Arunika … berarti kau menampar kehormatanku. Dan orang yang menyentuh kehormatanku hanya punya satu nasib yaitu mati perlahan.”

Zhilo merintih, wajahnya pucat pasi, tak sanggup melawan. Shila, yang sudah terduduk di lantai, mencoba membela diri.

“Itu … itu bohong! Semua jebakan Arunika! Rekaman itu palsu!"

Tatapan Rafael beralih ke Shila. Ia melangkah perlahan, aura dinginnya membuat Shila semakin ketakutan.

“Mulutmu terlalu kotor.”

Plak!

Satu tamparan Rafael mendarat telak di wajah Shila, keras hingga ia kembali tersungkur, darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Ditambah lagi perutnya teras kian sakit.

"Agrh! Anakku," gumamnya pelan.

Rafael lalu meraih tangan Arunika, merangkulnya ke sisi tubuhnya dengan proteksi penuh kuasa. Ia menatap tajam ke arah semua tamu undangan.

“Dengar baik-baik. Arunika adalah istriku. Siapa pun yang menyentuhnya, siapa pun yang mencoba meragukannya … berarti mencari mati dengan tanganku.”

Aula hening, tak ada yang berani bernapas terlalu keras. Sebelum pergi, Rafael menatap Zhilo yang masih terkapar.

“Kau masih hidup malam ini bukan karena aku mengasihanimu. Tapi karena aku ingin kau merasakan bagaimana rasanya dihancurkan sedikit demi sedikit.”

Rafael lalu menarik Arunika keluar dari aula. Pintu besar kembali menutup keras, meninggalkan Ardian, Shila, Rohani, dan Zhilo dalam kehancuran total, sementara nama Rafael menggema di benak semua tamu sebagai sosok yang tak tersentuh.

"Wanita sialan! Jalang!" teriak Rohani frustrasi menarik rambut Shila.

"Ah, paman Zhilo tolongin aku ..." tapi pria itu nampak diam saja sembari menatap pintu aula yang semakin tertutup.

"Semua itu gara-gara kamu terlalu bodoh!" teriak Rohani lagi yang semakin marah melihat beberapa tamu mulai mengunjing mereka.

"Ibu! Lihatlah!" teriak Ardian, menatap layar ponselnya. Saham perusahaan anjlok dalam waktu lima menit setelah kepergian Rafael. Ardian terlihat menggila dan para tamu undangan pergi perlahan meninggalkan tempat itu sembari mencibir.

Di sisi lain.

[Bodoh! Kalian menghancurkan semuanya!] teriak seseorang yang berbicara dengan Archilo yang dari tadi nampak mematung melihat itu semua. Archilo memegang ponselnya dengan tangan gemetar, panggilan itu berakhir begitu saja.

1
Sukhana Ana lestari
Maaf Thor.. bacanya marathon jd belum ikutan komen.. 🙏🏻
Salam sehat ttp semangat... 💪💪😘😘
Sukhana Ana lestari
Assalamu'alaikum..
Salam kenal Thor.. 🙏🏻
Aisyah Alfatih: waalaikumsalam, salam kenal kembali kak..
total 1 replies
Kar Genjreng
looo pada kabur 🏃🏃🏃🏃🏃🏃 Raeder duhhh mesakne podo minggat
ken darsihk
Semakin seruuu aq syukak 👍👍👍
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Kar Genjreng
jadi apa dong mungkin di awal iya,,ingin menikahi putri pembunuh keluarga nya tetapi begitu sudah menjadi pasangan nya rasanya balas dendam tidak penting lagi,,,tetapi ingin menjadi pasangannya,,,semoga langgeng
A.M.G
lanjut
Agunk Setyawan
sama dari awal cerita belum cukup ngerti alur ceritanya
ken darsihk
Aq masih ora mudeng thor , tapi tetap membaca penasaran 💪🏼💪🏼
Kar Genjreng
❤️❤️lope lope sekebon jengkol Bu wong diriku mencintai Arunika,,,,lah terus apa kalau orang tua nya pembunuh terah anaknya jadi pembunuh Yo tidak bu,,,mikir Bu saya tidak di akui jadi anakmu lagi Yo sudah,,,meneri,,, kebetulan 😄😄 ayo kabur sayang Arunika jangan takut ada Ayang Beb di sisi mu 🤣🤣
Aisyah Alfatih: 🤣🤣🤣 ucu na....
total 1 replies
A.M.G
akhirnya kebongkar semoga ini hanya salah paham.
ken darsihk
Sebenarnya perseteruan apa antara orang tua nya Rafael dan orang tua nya Arunika di masa lalu ??
Ma Em
Benarkah Rafael benar2 tulus mencintai Arunika atau hanya pura2 didepan Arunika agar Arunika percaya , semoga saja siapapun yg mau berbuat jahat dan ingin mencelakai Arunika , Arunika selalu ada yg melindunginya .
Sunaryati
Arunika kau akan tetep pemenangnya, walaupun Rafael mungkin pura-pura, pasti masih ada orang yang mau membantumu, karena bukan salahmu, dan mungkin ayah Rafael yang salah
Sunaryati
Saya kira Rafael hanya manfaatkan Arunika, ternyata benar mencintainya, semoga orang yang membekap Aurel, itu orang yang setia pada oran tuanya. Dan Arunika lebih kuat dan kokok serta kecerdikannya bertambah
Piet Mayong
kira kira ini bagian dr sandiwara atau beneran ya???
mikir nihh
Piet Mayong
aku sih masih nebak nebak dgn karakter Rafael ini
A.M.G
buat arunika jadi wanita kuat thor
A.M.G
wah siapa kah wanita itu dia ada di pihak siapa Kira Kira ❓❓❓
Kar Genjreng
ooohhh ternyata Rafael mencintai dengan tulus tidak perduli asal usulnya Prembun ayahnya,,,, terus yang di kurung. siapa di rumah siapa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!