NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Agen Rahasia

Kembalinya Sang Agen Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Identitas Tersembunyi
Popularitas:63.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Zyan, seorang agen yang sering mengemban misi rahasia negara. Namun misi terakhirnya gagal, dan menyebabkan kematian anggota timnya. Kegagalan misi membuat status dirinya dan sisa anggota timnya di non-aktifkan. Bukan hanya itu, mereka juga diburu dan dimusnahkan demi menutupi kebenaran.

Sebagai satu-satunya penyintas, Zyan diungsikan ke luar pulau, jauh dari Ibu Kota. Namun peristiwa naas kembali terjadi dan memaksa dirinya kembali terjun ke lapangan. Statusnya sebagai agen rahasia kembali diaktifkan. Bersama anggota baru, dia berusaha menguak misteri yang selama ini belum terpecahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Badai Belum Berlalu

"Ini salahku. Semua salahku. Andai aku tidak bersikeras menikah dengannya, Amma pasti masih baik-baik saja. Ini semua salahku, salahku.."

"Jangan menyalahkan dirimu, Nisa. Hati manusia seperti apa, tidak ada yang tahu pasti kecuali Allah. Bukan hanya kamu saja tertipu dengan sikap Barly. Ummi dan Bang Husein pun sama seperti dirimu. Orang yang harus disalahkan adalah yang melakukan kejahatan, sementara kamu juga korban di sini. Berhenti menyalahkan dirimu sendiri."

"Tapi Amma menyadari soal Bang Barly. Harusnya aku mendengarkan Amma."

"Amma hanya mengatakan berdasarkan instingnya saja. Beliau juga tidak tahu pasti seperti apa Barly itu. Melihat kamu yang begitu mencintai Barly, Amma hanya berharap semoga kehadiranmu bisa mengubah Barly."

"Aku juga tahu kalau Abang tidak terlalu menyukai Bang Barly. Pasti Abang juga menyadari soal sifat sebenarnya kan?"

"Aku ini seorang agen yang dilatih untuk tidak mempercayai sembarang orang. Apalagi aku juga pernah dikhianati oleh orang yang kupercaya. Jadi wajar saja kalau aku mudah merasa curiga pada seseorang. Seperti kecurigaanku pada Revina. Naluriku bekerja secara otomatis karena aku dilatih seperti itu. Apa yang dilakukan Vina, sama sekali tidak ada dalam benakku. Begitu pula dengan apa yang dilakukan Barly."

Sebisa mungkin Zyan menghibur Nisa agar wanita itu tidak terus menerus menyalahkan dirinya sendiri. Hati Zyan terasa sakit melihat derasnya airmata Nisa yang bercucuran. Andai waktu itu dia punya keberanian untuk melamar Nisa, mungkin saja musibah seperti ini bisa dihindari. Tapi saat itu Zyan terlalu takut untuk memulai hubungan. Dia takut hanya akan membawa bahaya bagi Nisa dan keluarganya. Walau Amma sudah memberikan isyarat padanya, memberikan restunya untuk melamar Nisa, Zyan tetap bergeming.

"Sekarang apa rencanamu, Nisa?"

"Aku akan bercerai darinya. Aku tidak sudi lagi tinggal dengan orang yang sudah menyebabkan kematian Amma. Dia juga sudah mengkhianati kepercayaan ku. Tidak ada jalan lain di antara kami kecuali cerai," ujar Nisa mantap.

"Kamu yakin? Bukankah kamu masih mencintai Barly?"

"Apa yang sudah dilakukannya sudah membuat cintaku hilang sepenuhnya."

Jika ditanya perasaan, mungkin perasaan Nisa pada Barly tidak sebesar perasaan wanita itu pada Zyan. Namun melihat Zyan yang tidak pernah mengambil langkah maju padanya, Nisa memilih mundur. Dia menganggap kalau Zyan tidak memiliki perasaan apapun padanya. Di saat hatinya tengah galau, Barly hadir dalam hidupnya.

Barly adalah Kakak tingkatnya di kampus. Sejak jaman kuliah, pria itu memang sudah mengejar dirinya. Melihat Barly yang selalu bersikap baik dan perhatian, bukan hanya pada dirinya, tapi juga keluarganya, membuat Nisa mau membuka hati untuknya. Setelah menikah, perasaannya pada Barly semakin tumbuh. Namun semuanya berakhir setelah dia mengetahui kenyataan sebenarnya tentang sang suami.

"Kalau kamu ingin bercerai, lakukan dengan hati-hati. Jangan sampai Barly malah mencelakakanmu. Untuk sementara kamu lebih baik tinggal bersama Ummi."

"Aku akan menyelesaikan dahulu urusanku dengan Bang Barly. Setelahnya aku akan keluar dari rumah."

"Berhati-hati lah."

"Abang juga hati-hati. Aku pulang dulu."

Kepala Zyan mengangguk pelan. Keduanya kemudian meninggalkan ruangan di mana mereka berbicara tadi. Nisa segera keluar dari kantor polisi, sementara Zyan kembali ke selnya. Seusai menemui Zyan, Nisa tidak langsung pulang. Dia lebih dulu menghubungi temannya yang seorang pengacara. Dia akan segera mengurus gugatan cerai untuk Barly. Tekadnya sudah bulat untuk bercerai dari pria itu.

Nisa bertemu dengan Farida, temannya yang seorang pengacara di sebuah cafe yang ada di kota. Tangan Nisa melambai ketika melihat Farida memasuki cafe. Keduanya berpelukan sambil bercipika-cipiki. Farida cukup terkejut ketika Nisa menghubunginya. Terakhir mereka bertemu saat Nisa menikah dengan Barly.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Farida.

"Alhamdulillah."

"Aku turut prihatin atas apa yang terjadi pada Amma. Maaf aku tidak bisa ikut saat pemakamannya. Aku sedang berada di Pekan Baru saat itu."

"Kamu tahu soal Amma dari mana?"

Tentu saja Nisa dibuat bingung. Baru sehari Amma meninggal dunia, namun beritanya sudah tersebar kemana-mana.

"Aku melihat beritanya di sosmed."

Farida mengeluarkan ponselnya lalu memperlihatkan sebuah berita yang membahas soal kematian Amma. Bukan itu saja, dia juga memperlihatkan video yang beredar di TokTok. Kejadian saat Amma dilempari batu oleh warga tersebar di sana dan sudah jutaan viewers yang menontonnya. Nisa menutup mulut dengan tangannya. Judul video itu sangat menohok perasaannya. 'Seorang pengurus ponpes dirajam oleh warga karena kedapatan melecehkan santriwatinya'.

"Itu ngga benar kan, Nis? Aku ngga percaya Amma melakukan itu."

"Itu fitnah. Fitnah yang sangat kejam. Karena fitnah itu, Amma meninggal."

"Astaghfirullah. Yang sabar ya, Nis."

Nisa mengambil ponselnya, lalu dia mencari video yang ditunjukkan oleh Farida. Wanita itu membuka kolom komentar. Di sana banyak komentar yang menyudutkan Amma. Bukan hanya menyudutkan, tapi banyak yang menghujatnya habis-habisan. Memberikan julukan tak sopan pada almarhum ayahnya. Airmata Nisa kembali mengalir. Farida memegang tangan temannya untuk memberikan dukungan.

"Orang yang menebarkan fitnah, apa Revina? Artis yang sedang melakukan rehabilitasi di pondok Amma?"

"Iya. Aku ngga tahu apa motifnya melakukan itu."

"Sabar, Nis. Kebenaran pasti akan muncul walau jalannya berliku dan terjal."

"Terima kasih."

"Oh ya, ada apa menemuiku? Apa ada hal penting?"

"Aku akan menggugat cerai Bang Barly."

"Apa?"

Mata Farida hampir loncat mendengar ucapan Nisa. Baru saja kasus Amma viral yang sampai membuat pria itu kehilangan nyawanya, sekarang Nisa datang membawa berita lain yang tak kalah mengejutkan.

"Kenapa kamu mau bercerai?"

"Bang Barly bersekongkol dengan Vina untuk menjebak Amma."

"Apa? Kamu yakin dengan tuduhannya? Apa kamu punya buktinya?"

Nisa mengeluarkan ponselnya lalu menunjukkan rekaman cctv yang memperlihatkan Barly masuk ke kamar yang sama dengan Revina. Dia juga menceritakan keganjilan sikap Barly yang seakan menghalangi penyelidikan terhadap Revina. Nisa juga yakin kalau Barly membayar polisi yang datang ke pondok. Petugas polisi itu membiarkan penganiayaan yang dialami Amma. Barly adalah anak seorang Walikota, tentu saja mudah saja baginya untuk melakukan itu.

"Apa aku bisa menggugatnya dengan bukti ini?"

"Bukti yang kamu beri hanyalah bukti tidak langsung. Tidak ada bukti yang jelas-jelas memperlihatkan kalau Barly berselingkuh. Sepertinya agak berat kalau mengajukan gugatan karena perselingkuhan. Tapi kita coba saja dulu. Lebih bagus kalau kamu punya bukti keterlibatan Barly dengan kasus Amma."

"Aku tidak punya bukti soal itu."

"Untuk sementara kita ajukan gugatan dengan bukti yang ada dahulu."

"Terima kasih, Far."

"Sama-sama. Kamu yang sabar ya. Allah kasih cobaan seperti ini padamu karena kamu mampu. Percayalah Allah tidak akan memberikan cobaan pada hamba-Nya melebihi batas kemampuan orang itu."

Perasaan Nisa sedikit lebih lega setelah bertemu dengan Zyan dan Farida. Wanita itu tahu kalau jalannya untuk berpisah dengan Barly tidak semudah yang dikira. Namun dia akan terus mencoba. Pernikahannya sudah berakhir dan tidak mungkin untuk dirajut kembali.

Setelah bertemu dengan Farida, Nisa memutuskan pulang ke rumah orang tuanya. Sesuai dengan apa yang dikatakan Zyan, untuk sementara dia akan tinggal di sana sambil mencari bukti untuk melawan Barly.

***

Setelah Nisa menemuinya, Zyan kembali kedatangan penjenguk. Kali ini yang datang adalah ketiga muridnya. Mereka datang dengan membawakan makanan untuk mantan wali kelas mereka. Febri harus mengeluarkan uang untuk menyogok petugas agar mereka diijinkan bertemu dengan Zyan. Mereka hanya diberi waktu sepuluh menit untuk bertemu dengan pria itu.

Zyan keluar dari sel lalu menuju ruangan yang tadi dipakai saat bertemu dengan Nisa. Ketika baru saja dia masuk, Agam dan Febri langsung menghambur ke arahnya dan memeluknya. Hampir saja Zyan terjatuh kalau dia tidak langsung menjaga keseimbangan.

"Bapak!"

"Bapak baik-baik aja kan?"

"Alhamdulillah. Kalian ngapain ke sini?"

"Kita mau lihat Bapak. Kita juga bawa makanan titipan Ummi," Febri menujuk rantang di atas meja.

"Si Agus kangen katanya, Pak. Ngga bisa tidur kalau belum lihat Bapak," ceplos Agam yang langsung dihadihi tendangan di bokong oleh Tina.

Zyan hanya tertawa saja melihat tingkah konyol ketiga mantan muridnya. Disebut mantan karena memang mereka sudah dinyatakan lulus. Kehadiran mereka sedikit banyak memberikan hiburan untuknya. Febri mengajak Zyan menuju meja lalu membuka rantang yang dibawanya.

"Bapak pasti belum makan. Ayo makan dulu."

"Kalian sudah makan?"

"Sudah, Pak."

Harum aroma masakan langsung menerpa indra penciuman Zyan. Cacing di perutnya seketika menggeliat minta diisi. Pria itu langsung memakan makanan tersebut dengan lahapnya.

"Keadaan pondok gimana?" tanya Zyan di sela-sela makannya.

"Aman, Pak," jawab Febri ragu-ragu.

"Kenapa? Apa terjadi sesuatu?"

Jawaban Febri yang terkesan ragu-ragu, ditambah ekspresi wajahnya yang menunjukkan kecemasan, membuat Zyan curiga. Ketiga muridnya saling berpandangan sejenak. Mereka tidak mau menambah beban Zyan yang sedang ditahan. Tapi masalah yang terjadi di pondok juga sangat krusial.

"Ada apa?"

"Banyak warga yang protes di depan pondok. Mereka protes minta pondok ditutup. Mereka masih marah atas kasus pelecehan seksual yang disebarkan Vina. Salah satu warga yang protes itu, orang tua Asma."

"Kamu tahu dari mana kalau itu orang tua Asma?"

"Dari ustadz Hafiz. Sepertinya mereka percaya kalau Amma melecehkan anaknya."

"Aku gemas sama Asma, kenapa dia sampai berbohong seperti itu," timpal Tina seraya mengepalkan tangannya.

"Apa bukti yang waktu itu saya bawa sudah keluar hasilnya? Kita bisa membuktikan kalau Amma tidak bersalah dengan itu, kan?"

"Lebih baik kalian pulang. Sebelum pulang, temui dulu Putra. Dia petugas di sini. Minta hasil tes bukti yang kamu bawa. Berikan bukti itu pada Pak Husein."

"Baik, Pak."

"Tolong bantu yang lain menjaga pondok. Saya percaya pada kalian."

"Siap, Pak. Tenang saja."

Kompak Febri dan Agam menghormat pada Zyan dengan menaruh tangan di atas pelipis. Zyan hanya tersenyum saja melihat tingkah anak didiknya itu.

***

Dengan membawa bukti yang didapat dari Putra, Agam, Febri dan Tina kembali ke pondok. Ketika mereka tiba, keadaan di luar pondok sudah ramai didatangi oleh warga. Mereka sedang melakukan protes agar pondok pesantren segera ditutup. Di antara warga yang berkerumun, nampak orang-orang yang menjadi provokator ketika penganiayaan terhadap Amma terjadi. Salah satunya berdiri di atas batu sambil membawa toa di tangannya.

"Segera tutup pondok ini! Pengurusnya adalah orang tidak bermoral!"

"Tutup pondok!!!"

"Bubarkan semua santri!"

"Bawa semua keluarganya ke penjara!! Mereka semua bersekongkol melakukan kejahatan!!"

***

Hari ini Sekretaris Meresahkan libur. Indra Ke-6 up habis buka, soalnya ada adegan menyerempet bahaya🤭

1
Safitri Agus
sama-sama Thor 😍🙏
Safitri Agus
sangat mengecewakan sekali sia sia hasil kerja keras dan penyelidikan selama ini,jadi sedih🥹
Safitri Agus
SAFE sentinel ya 🤭
Adi Andong
bagus banget Armin, jangan kasih kendor si tukang fitnah 💪💪💪
Raffasya@aimaria1203
Smga secepat’y slse ya nisa hama2 sprti itu hrus sgra di tuntaskn
Minal aidin walfaidzin jg mak mohon maaf lahir dan batin 🙏🥰
Nabila hasir
jadi gemes ma orang yg fitnah amma.
keburu lebaran ketupat belum di tangkap. hehehe
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Sama" ka 🙏🏻
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Aamiin 🤲
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
Astaghfirullah bener2 licik ya si Barly, berbahagialah kamu sekarang kelak boom waktu akan menghancurkanmu.
Goodlah Zyan dan Armin, setelah ini tinggal pantau aja kegiatan Marwan melalui cctv dan penyadapan.
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
orang itu pasti suruhan barly, benerkan
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
semoga persidangan kali ini berjalan lancar ... wlpun agak ragu sama buktinya barly pasti bisa ngeles lagi
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
wlpun tau zyan sudah ahli dlm pengintaian tetep aja waswas takut ketauan
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
dan yang jadi petugas pasti zyan kan..
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
iya bener si barly itu super duper licik
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
lambat laut juga nisa pasti tau yg sebenarnya jadi katakan aja langsung kebenarannya seperti apa
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
armin perhatian bgt sampe paham zyan melihat nisa seperti apa🤭
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
urusan ini seperti nya udah hal biasa buat zyan makanya dia mau melakukan nya sendiri
dewi rofiqoh
Melawan orang-orang berpengaruh memang agak sulit, karena mereka menggunakan kekuasaan dan uang untuk memenuhi ego mereka. Tetap semangat nisa, dan selalu memohon pertolongan kepada Allah
Endang 💖
hadeh sidangnya semakin alot
🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛
memuluskan segala cara
tunggulah akan ada masa naya kau kena karma barli
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!