Gadis 5XL

Dewa pergi menaiki mobilnya, dan Ayushita berjalan kaki menuju butik yang sudah jauh dia lewati, tapi lumayan dia bisa pergi ke butik yang dia inginkan. Meski memang bukan khusus butik ukuran besar seperti dirinya, tapi biasanya ada beberapa toko yang menyediakan baju berukuran besar.

Dia masuk ke dalam butik, di sambut ramah oleh pelayan. Meski penampilannya besar tapi memang di sambut dengan baik.

"Cari apa mbak?" tanya pelayan.

"Boleh lihat-lihat dulu?"

"Iya silakan," ucap pelayan.

"Tapi tolong ya, jangan ikuti saya. Risih, lagi pula saya bukan klepto," ucap Ayushita membuat pelayan kaget tapi diam saja.

Ayushita melangkah masuk dengan santai, dia berjalan menyusuri baju-baju yang di pajang. Cukup ramai, ada beberapa orang dengan penampilan pekerja kantoran ada juga ibu-ibu dan putri remaja. Dia berjalan menuju baju-baju khusus perempuan, mencari ukuran besar.

Pandangannya mengarah pada seorang perempuan yang familiar baginya.

"Cih, ketemu dia lagi. Apa setelah putus dari calon tunangannya dia tiba-tiba jadi selera bajunya biasa?" gumam Ayushita menatap sinis pada perempuan yang sedang memilih beberapa baju.

Dia kembali memilih baju selera dan sesuai ukurannya, memilah model dan juga ukuran. Menimbang harga yang tertera pada kertas banderol.

"Hmm, lumayan mahal ya baju-baju di sini," ucapnya memilih satu baju yang dia suka.

Di bawanya baju itu dan di berikan pada pelayan. menanyakan ukuran baju yang di inginkan.

"Mbak, ada tidak ukuran 5XL?" tanya Ayushita.

"Biasanya ada, tapi model baju itu tidak ada yang ukuran 5XL. Paling besar 3XL," jawab pelayan.

"Waah, sayang sekali ya. Saya suka model baju ini," ucap Ayushita menimbang baju di tangannya.

"Badan kok besar banget, mana ada ukuran jumbo lebih dari jumbo," ucap seseorang di belakang Ayushita.

Gadis itu menoleh pada sumber suara di belakangnya, tentu saja dia kaget tapi mengabaikan ucapan sinis perempuan di belakangnya.

"Ck, tidak usah sinis begitu. Bukan urusan anda," ucap Ayushita melangkah pergi.

Tapi perempuan itu menoleh pada Ayushita, dia ingat siapa perempuan bertubuh besar itu. Dia mendekati Ayushita dan menarik pundaknya dengan kasar.

"Apaan sih? Kasar banget?!" ucap Ayushita menatap tajam perempuan itu.

"Oh, aku ingat kamu ya. Waktu di kafe itu, hah?!" ucapnya.

"Siapa? Aku?"

"Ya, kamu kan desainer jas yang di pesan Dewa?"

"Lalu?"

"Lalu? Kamu kan yang menghubungi dia?"

"Menghubungi apa?"

"Halah, jangan sok tidak tahu ya. Aku tahu kamu ada di sana ketika aku dan Dewa bertengkar. Dasar perempuan gendut!"

"Ck, maaf ya nona Sintya. Aku tidak menyuruh ya datang, aku makan di sana dengan asistenku. Dia datang sendiri, dia mau makan. Apa salahnya dia datang ke kafe umum begitu, lagi pula anda tidak tahu tempat. Bermesraan dengan laki-laki lain padahal sudah punya tunangan, apa itu namanya? selingkuh?!" ucap Ayushita lebih keras dan kasar lagi dia bicara.

Dia tidak takut di labrak orang, siapa memangnya yang salah. Tatapan orang-orang di butik itu mengarah pada keributan, seorang pelayan mendekat untuk melerai keributan itu.

"Cih, dasar gembrot! Gajah bengkak!" ucap Sintya dengan kesal, tatapannya tajam dan penuh kemarahan.

Dia melihat sekeliling butik menatap padanya, bisik-bisik dari orang-orang membuatnya semakin kesal.

"Awas kamu ya! Aku akan membalasmu!" ucap Sintya.

Ayushita diam saja, senyumnya sinis dan jari tangannya di angkat dengan simbol.

"Fauck you!"

Membuat geram Sintya, tapi dia tidak mau membuat keributan. Hanya isyarat tangan saja dengan acungkan tangan.

"Dasar gendut!"

Setelah keluar, Ayushita pun kembali memilih baju-baju yang terpajang. Pikirannya sedikit kacau, beberapa ada yang menatapnya, tapi dia tidak peduli. Siapa juga yang salah, pikirnya.

"Ini mungkin ada ukuran 5XL," ucapnya.

Setelah memilih beberapa dan bertanya, akhirnya ada juga baju yang di carinya berukuran 5XL.

"Ada kan ukuran model baju ini?" tanya Ayushita pada pelayan.

"Itu baru datang kemarin, mungkin ada mbak. Tunggu sebentar, saya cari dulu ya," ucap pelayan.

Pelayan itu menyuruh temannya untuk mencari baju yang sesuai permintaan Ayushita. Gadis itu berharap memang ada ukuran baju yang sesuai dengan pilihannya, tak lama teman pelayan memberikan baju berukuran besar.

Ayushita tersenyum senang, akhirnya dia bisa membeli baju dengan model dan ukuran besar tubuhnya. Setelah pelayan mencari ukuran permintaan Ayushita, dia menghampiri gadis itu dengan membawa baju di tangannya.

"Adanya ukuran 4XL mbak, apa mau yang itu?" tanya pelayan.

"Kan saya minta yang 5XL, kenapa di tawari yang lebih kecil?"

"Tapi yang 5XL tidak ada," jawab pelayan.

"Tadi bilangnya ada, kenapa sekarang tidak ada?"

"Maaf, ukuran itu terlalu besar. Jarang yang membelinya, mbak bisa beli yang 4XL dan ..." ucapan pelayan berhenti menatap Ayushita dengan seksama.

"Dan apa?"

"Heheh, badan mbaknya di kecilkan saja. Diet misalnya," ucap pelayan takut-takut.

"Ck, usah nyindir begitu. Anda pikir tubuhku yang paling besar? Cih, butik apaan tidak ada baju yang sesuai pelanggan," ucap Ayushita kesal.

Setelah berkata seperti itu dia pergi, sedikit kecewa dan kesal karena pelayan itu membohonginya. Dia keluar dari butik itu, sungguh mencari ukuran baju sesuai ukurannya selalu saja sulit.

"Memangnya mereka tidak cari untung dari jualan baju-baju besar? Seharusnya mereka mencari peluang dan memberikan kemudahan bagi orang-orang bertubuh besar mendapatkan baju sesuai ukurannya. Dasar, kenapa semua sama saja sih?"

Ayushita terus menggerutu, menaiki motor scoopy-nya. Berniat kembali lagi ke butiknya, rasa lapar yang tadi melanda kini jadi hilang karena kesal di bohongi pelayan.

_

_

******