NovelToon NovelToon
Mahar Untuk Nyawa Ibu

Mahar Untuk Nyawa Ibu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Beda Usia / Romansa
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Asmabila

Raina tak pernah membayangkan bahwa mahar pernikahannya adalah uang operasi untuk menyelamatkan ibunya.

Begitupun dengan Aditya pun tak pernah bermimpi akan menikahi anak pembantu demi memenuhi keinginan nenek kesayangannya yang sudah tua dan mulai sakit-sakitan.

Dua orang asing di di paksa terikat janji suci karena keadaan.


Tapi mungkinkah cinta tumbuh dari luka, bukan dari rasa????

Tak ada cinta.Tak ada restu. Hanya diam dan luka yang menyatukan. Hingga mereka sadar, kadang yang tak kita pilih adalah takdir terbaik yang di siapkan semesta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asmabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tentang Senja.

Matahari mulai merunduk di balik cakrawala, menyisakan langit jingga yang memudar menjadi ungu lembut. Senja di sore itu terasa begitu syahdu, seolah alam turut merasakan keheningan yang menyelimuti kepedihan.

“Masuk,” suara dari dalam terdengar rendah, tegas.

Asisten Dika membuka pintu dan masuk tanpa suara. Langkahnya tenang. Ia berdiri tegak di depan meja kerja besar tempat Aditya duduk, membuka laptop namun tak menatap layar.

“Sesuai permintaan Tuan, saya datang membawa lapor,an tentang bu Raina, ” ucap Dika, datar.

Aditya menutup laptopnya, lalu menatap asisten Dika singkat. “Lanjut.”

“Setelah keluar dari rumah kemarin pagi, Nyonya langsung menuju kediaman Ibu Frida. Mereka berada di dalam sekitar satu jam. Setelah itu, keduanya pergi ke supermarket di wilayah Xxxxx.”

Aditya mengangguk pelan. “Lalu?”

“Tidak ada aktivitas mencurigakan. Hanya belanja. Obrolan ringan. Sekitar satu jam kemudian, mereka kembali ke rumah Frida dan tinggal di sana sampai sore.”

“Siapa saja yang ditemui?”

“Tidak ada pihak ketiga, Tuan. Hanya mereka berdua.”

Aditya menyandarkan tubuhnya ke kursi, menautkan jari-jari di atas meja.

Ia menatap Dika dengan ekspresi puas. Ia menyandarkan punggungnya di kursi, lalu berkata dengan nada tenang namun penuh ketegasan.

"Kerja bagus. Besok ambil bonusmu di kantor."

Ia diam sejenak, kemudian menambahkan, "Dan tetap berikan pengawalan secara diam-diam untuknya. Istriku."

Dika berdiri tegak, tatapannya lurus dan penuh tanggung jawab.

"Siap, Tuan," jawabnya tanpa ragu.Kemudian keluar dari ruangan itu.

..........

Masih tentang senja yang perlahan turun di langit, meninggalkan semburat jingga yang menggantung di cakrawala. Dari balik jendela rumah Frida, Raina duduk diam memandangi langit yang mulai gelap. Matanya kosong, pikirannya entah melayang ke mana. Sudah hampir malam, namun Aditya—suami kontraknya—bahkan tak menanyakan kabarnya. Seolah kehadirannya tak pernah penting.

Frida menghampiri, lalu duduk di sampingnya. Dengan lembut, ia menepuk punggung Raina.

“Aku suka senja,” gumam Raina lirih. “Tapi akhir-akhir ini, rasanya seperti pertanda sunyi yang tak habis-habis.”

Frida tersenyum tipis, mencoba menguatkan sahabatnya yang semakin hari tampak kehilangan cahayanya.

“Kamu nggak harus kuat terus, Rain. Di sini, kamu boleh rapuh.”

Raina menarik napas pelan. “Dia bahkan nggak peduli aku di mana, Frida. Nggak sekalipun tanya kabar. Seolah aku cuma... bagian dari kesepakatan bisnis.”

“Dan kamu masih nunggu dia berubah?” tanya Frida, pelan namun penuh makna.

Raina menunduk, matanya mulai berkaca-kaca. “Mungkin aku cuma pengen dia lihat aku. Bukan sebagai istri kontraknya. Tapi sebagai aku.”

Frida menggenggam tangan sahabatnya erat. “Kalau dia nggak bisa lihat kamu, biar aku yang temani kamu sampai kamu bisa lihat dirimu sendiri lagi. Dengan utuh.”

Raina memeluk sahabatnya dengan haru. "terimakasih sudah selalu ada, "

Sementara itu, jauh dari sana, Aditya duduk sendiri di ruang kerjanya yang sepi. Di tangannya, ia memandangi foto Raina yang diam-diam ia ambil saat mereka berada di pantai. Dalam foto itu, Raina berdiri membelakangi kamera, rambutnya terbang tertiup angin, matanya menatap laut lepas.

Aditya menatap layar ponsel itu lama, seolah berusaha menjangkau perempuan yang tak pernah benar-benar ia pahami.

“Tidurlah yang nyenyak... luapkan semua sakitmu,” ucapnya pelan. “Maaf... sudah membuatmu lelah karena memintamu terus bertahan di sini.”

Ia menyandarkan punggung ke kursi, menutup mata sejenak, lalu berbisik nyaris tak terdengar.

“Mimpi indah ya... Besok Mas jemput.”

...----------------...

Keesokan paginya_Aditya benar-benar datang menjemput istrinya.suasana di depan rumah Frida terasa lebih dingin dari biasanya. Burung-burung berkicau pelan, tapi ketegangan di antara dua orang yang berdiri di teras terasa begitu nyata.

Aditya berdiri tegak di depan pintu, mengenakan kemeja gelap dan ekspresi yang sulit dibaca. Frida membukakan pintu dengan tatapan tajam, matanya menelusuri wajah laki-laki itu tanpa menyembunyikan kekesalannya.

Frida: “Tumben. Datang juga akhirnya.”

Nada suaranya datar, tapi sindirannya jelas terasa.

Aditya: (menghela napas) “Saya datang untuk menjemput Raina.”

Frida: “Baru ingat punya istri, tuan?”

Ia menyilangkan tangan di dada. “Dia hampir runtuh. Dan anda ke mana saja ?”

Aditya menunduk sejenak, seolah sedang menahan diri.

Aditya: “Saya datang bukan buat berdebat. Saya cuma mau bawa dia pulang.”

Frida: “Pulangkan ke mana? Ke rumah atau ke kontrak?”Matanya menusuk, penuh amarah yang tertahan. “Jangan datang cuma karena rasa bersalah,tuan. Raina bukan barang titipan.”

Aditya menatap Frida, tegas namun tenang.

Aditya: “Saya datang karena saya ingin memuulai segalanya dengan benar. Kalau kamu sahabatnya, kamu pasti ngerti, dia butuh dipulihkan, bukan dijaga dari jauh.”

Hening sesaat. Frida menahan napas, lalu perlahan melonggarkan ekspresinya.

Frida: “Kalau tuan nyakitin dia lagi, aku yang pertama bakal narik Raina keluar dari hidupmu.”

Saat itulah Raina muncul di ambang pintu, wajahnya tenang, matanya berganti-ganti menatap Frida dan Aditya.

Frida menoleh padanya, lalu tersenyum kecil.

"Mas, ngapain ke sini? " Raina melipat tangannya.

"Jemput kamu, " jawab Aditya.

"Saya bisa pulang sendiri,! "

"Saya tau, tapi saya ingin tetap menjemput mu."

Tatapan dalam Aditya membuat hati Raina ketar-ketir.

Raina mendengus sebal.

"Aku akan pulang bersamanya, terimakasih sudah menampungku semalam, " Raina tersenyum menatap Frida.

Ia melangkah pelan menuruni anak tangga, tas kecilnya tergenggam erat. Frida masih berdiri di samping pintu, memperhatikan setiap langkah sahabatnya dengan tatapan berat.

Aditya membuka pintu mobil untuk Raina. Tak banyak kata. Hanya gestur sederhana yang selama ini terlalu langka.

Raina sempat menoleh ke belakang. Pandangan matanya bertemu dengan Frida yang masih berdiri di ambang pintu.

Frida: (pelan, hampir berbisik) “Hati-hati, ya…”

Raina mengangguk kecil, lalu masuk ke dalam mobil. Pintu tertutup. Mesin dinyalakan. Mobil perlahan melaju meninggalkan rumah Frida.

Di dalam mobil, keheningan terasa pekat. Hanya suara mesin dan deru AC yang terdengar samar. Raina menatap ke luar jendela, membiarkan matanya menyapu jalanan yang tak begitu ia kenal. Tangannya bertumpu di pangkuan, tak bergerak.

Aditya mencuri pandang ke arahnya. Ia ingin bicara, tapi tak tahu harus mulai dari mana.

Aditya: “Makasih… Sudah mau ikut pulang.”

Raina: hem,

Aditya: “kamu sudah makan?"

Raina: “belum, tapi sudah terlanjur kenyang, melihat kedatangan, mas."

Ia menatap lurus ke depan, nada suaranya datar, tapi tajam.

Aditya menggenggam erat setir. Sekilas ia menatap Raina, lalu kembali fokus ke jalan.

Aditya: “Kita sarapan dulu ya, mas lapar. Sejak perdebatan kita kemarin, mas tidak punya selera yang bagus, "

Raina melirik suaminya sekilas. Penampilannya memang sedikit berbeda, meskipun tetap cool dalam kondisi bagaimanapun. Namun mendengar kalimatnya barusan, Raina menjadi tidak tega.

"Terserah mas, saja. "

Akhirnya keduanya melaju ke suatu tempat, dimana makanannya terkenal paling mahal dan enak.

1
☠⏤͟͟͞R𝕸y💞𒈒⃟ʟʙᴄHIAT🙏
suamimu mulai jth cnt raina
Asma Salsabila: Terimakasih sudah mau mampir di karya receh saya, jangan lupa tinggalkan Like, comen& vote yah 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!