Bau bangkai menyengat selalu datang setiap mau maghrib sampai nanti menjelang isya, Kadang bayangan merah juga melintasi jendela. Lita terpaksa menyewa tempat yang paling ujung karena harga nya yang murah dan ukuran rumah ini lumayan besar, Namun rasa takut Lita berkurang ketika ada seorang pria bernama Sam juga menghuni rumah ini di bagian atas.
Yang membuat Lita merasa aneh, Sam datang nya selalu sore setiap mau maghrib.
Siapa Sam sebenar nya?
Kenapa Sam mau tinggal bersama Lita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Kuburan terpencil.
Rasa nya ada yang tidak betah untuk tetap tinggal di sini, Namun uang nya sudah di bayar kan selama satu tahun untuk tinggal di sini. Sejuta kecamuk mulai berkumpul dalam hati nya, Bahkan Lita sama sekali tidak tidur malam tadi, Dia sibuk memikirkan bagai mana cara nya agar bisa lepas dari para iblis yang ada di rumah ini. Sholat shubuh tadi pun dia tak berhenti berdoa memohon ampunan dari Allah bila dia memang punya dosa yang sangat besar, Memohon juga agar allah tak memberikan ujian yang tiada habis nya seperti ini. Tanpa terasa sudah pukul enam pagi, Lita melepas mukena nya dan menatap sekeliling rumah.
Mumpung ada waktu, Lita pun memberanikan diri untuk keliling rumah. Kok rasa nya begitu banyak kejadian aneh yang membuat otak nya sangat gila, Bukan hanya malam malam terntu saja setan itu datang mengganggu nya. Setiap malam akan ada saja yang datang untuk mengusik Lita, Sebenar nya mereka tidak menyakiti, Hanya ingin menampakan diri saja supaya di akui bahwa keberadaan nya di sana. Namun Lita merasa mereka seolah tidak suka bila ada yang tinggal di rumah ini. Mereka mengusik nya dengan cara menampakan diri secara terus menerus, Padahal Lita tak pernah meninggalkan ibadah nya selama di sini, Sebisa mungkin dia terus sholat agar di lindungi oleh allah dari gangguan setan.
Kaki Lita mulai memasuki kawasan ilalang yang sebagian mulai kering, Ternyata di belakang sini ada rawa yang di buat untuk jamban juga. Mungkin bila wc sedang bermasalah, Mereka akan buang air di sini. Lita terus berjalan karena ingin tahu apa yang sebenar nya rahasia tersimpan dalam rumah ini, Dia takut dengan hantu, Namun ada juga perasaan yang mendorong Lita untuk mengetahui lebih dalam apa yang sudah terjadi, Misteri apa yang menyelimuti bangunan ini. Dan Bu Melati juga terlihat sangat misterius, Wanita itu sangat kaku bila berbicara.
"Tanah nya hanya penuh dengan kuburan, Di mana mana banyak kuburan." Batin Lita yang kembali menemukan kuburan terpencil.
"Tidak ada nama nya juga, Kenapa kuburan di sini tidak di beri nama?" Lita bergumam sendirian.
Sama seperti yang lain nya, Kuburan terpencil ini pun tidak punya nama. Bahkan satu huruf untuk menandai pun tidak ada. Terlihat dari batu nisan nya bahwa kuburan ini sudah sangat tua, Hanya saja masih terawat bersih, Pertanda keluarga nya sering datang untuk merawat nya. Dan Lita baru menyadari kalau kuburan ini lebih besar dari yang lain nya, Pasti orang nya juga punya pengaruh besar ketika masih hidup.
"Lita!"
Sebuah suara menegur nya dengan lembut tapi penuh penegasan yang bisa di katakan sebagai peringatan, Lita yang sedang termenung langsung menoleh karena kaget nama nya di panggil. Orang itu adalah Bu Melati yang membawa nampan berisi bunga bunga, Mata nya menyorot tajam pada Lita yang sedang mengamati kuburan.
"Sedang apa kamu di sini?" Tanya Bu Melati mendekat.
"Saya tadi jalan jalan untuk melihat sekitar rumah, Tapi malah nyasar kesini, Bu." Jawab Lita sopan.
"Lain kali jangan kesini ya, Ini agak hutan dan takut nya ada hewan buas." Peringat Bu Melati.
"Baik, Bu! Maaf saya lancang kesini." Sesal Lita tak enak hati.
"Tidak apa apa, Lagi pula tidak ada yang saya rahasia kan juga! Kuburan yang kamu lihat ini bukan keluarga saya, Ini sudah ada sejak keluarga kami membeli nya dulu." Ujar Bu Melati.
Lita agak kaget karena Bu Melati malah cerita kesana, Padahal Lita sama sekali tidak ada bertanya tentang kuburan ini. Seolah Bu Melati ingin mengatakan bahwa dia tak ada sangkut paut nya dengan kuburan yang terpencil ini, Namun Lita tak ambil pusing masalah itu. Dia mengikuti langkah wanita yang memakai kebaya hitam, Bahkan sepagi ini pun Bu Melati sudah sangat rapi dengan rambut yang di sanggul indah.
...****************...
Laura berjalan dengan tergesa gesa karena ia harus pulang sendirian, Teman teman nya sudah pulang duluan. Hanya dia yang pulang malam karena mendapatkan pelajaran tambahan, Sebenar nya ini baru pukul tujuh malam, Namun sudah sangat sepi sehingga Laura pun bergidik ngeri melihat keadaan kost. Bangunan yang banyak memiliki kamar ini terlihat sangat menyeramkan seperti bangunan kosong bila di malam hari, Laura merasa seseorang sedang mengikuti langkah nya. Sedikit berlari karena sebentar lagi akan masuk kedalam gedung, Namun kesalahan para penghuni kamar ini ia lah mengira bahwa di dalam gedung sudah aman, Tidak sadar kalau yang dalam pun tak kalah jauh menakutkan.
"Alhamdulilah, Bisa lewat pohon mangga itu." Laura mendesah lega.
"Kenapa kamu?" Gadis yang menghuni lantai bawah bertanya pada Laura.
"Kenapa lagi, Ya pasti karena habis olah raga jantung!" Jawab Laura terengah engah.
"Itu masih tidak seberapa, Coba kamu tanyakan sama Paula! Setiap malam dia melihat di pohon mangga, Karena kamar dia kan berhadapan dengan pohon tua itu." Ucap Neli.
"Kok betah banget sih dia?" Heran Laura.
"Dia mantan santri coy, Jadi enggak ngaruh hal begitu." Neli berkata santai.
Bisa bisa nya setiap malam mendapat penampakan, Namun tetap bertahan karena alasan harga yang sangat murah. Anak lantai bawah lebih banyak punya cerita seram di banding kan dengan anak lantai dua dan tiga, Mereka lebih sering punya urusan dengan mahluk ghaib.
"Andai kan saja aku punya kodam yang bisa di pakai melindungi." Lirih Neli.
"Apa sih? Kau itu kena racun di aplikasi itu kan, Maka nya jadi berhayal kodam." Seru Laura.
"Tapi tidak ada ya manusia yang bisa komunikasi dengan hantu yang baik, Terus nanti hantu nya jadi teman." Neli berharap punya teman hantu yang bisa melindungi diri nya.
"Ada lah mungkin, Tapi entah di mana." Sahut Laura.
Andai kata mereka mengenal orang yang paham dengan setan setan keroco ini, Tentu nya mereka akan sangat senang bila ada yang bisa membantu untuk mengusir nya. Setidak nya bisa tenang mereka merasakan rumah yang murah ini, Laura tidak memperpanjang masalah pembahasan tentang kodam dengan Neli. Sebenar nya cukup banyak anak anak yang masih terjaga, Hanya saja mereka tak akan berani keluar dari kamar.
"Hah?!"
Laura kaget karena melihat bayangan di kamar yang kosong tidak terpakai ini, Padahal tidak ada orang yang berani masuk kesana. Namun Laura yakin bahwa mata nya melihat bayangan itu, Laura pun semakin mendekat untuk memperjelas apa kah yang sedang berjalan sempoyongan, Laura menekap mulut nya karena itu adalah Nenek tua yang bungkuk.
Up tengah malam ni guys