Bagaimana jadinya jika kamu harus menanggung dendam dari masalah yang tidak pernah kau perbuat sama sekali.
Amanda Monata, terpaksa menjadi tawanan bos ayahnya karena sang kakak yang pergi melarikan diri saat pesta pertunangannya dengan pria tersebut hingga membuat dirinya lah yang menanggung semua beban dan hutang milik ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Hancur
Amanda sangat hancur ketika mendapatkan perlakuan seperti ini dari Arthur. dia benar-benar tidak menyangka jika pria itu bisa melakukan hal sekejam ini padanya. dia tidak masalah jika mereka melakukan hal itu saat sudah menikah, tapi kini keduanya belum memiliki hubungan dan terikat hubungan apapun. Rasanya sangat sakit sekali, hadiah benar-benar hancur ketika Arthur melakukan hal itu padanya bahkan pria itu mengabaikan setiap air mata dan permohonan darinya untuk berhenti melakukan hal itu. Entah berapa lama pria itu menghabiskan waktu bersamanya, hingga Amanda pingsan dan tidak sadarkan diri.
Kini, Amanda sudah sadar dan dia berusaha berjalan sekuat tenaganya untuk pergi ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya dari sisa-sisa percintaan mereka dari malam. Aroma tubuh Arthur masih menempel di kulitnya, dan Amanda ingin menghilangkan aroma tersebut.
Dia terus aja menggosok kulitnya hingga memerah sambil berderai air mata. "Kenapa engkau memberikan cobaan seberat ini padaku Tuhan? kesalahan apa yang telah ku perbuat hingga kau memberikanku cobaan seperti ini?" tanamannya dengan air mata yang terus membanjiri wajahnya.
"Apa salah ku Tuhan?" Amanda terus saja menangis di dalam kamar mandi. Dia membiarkan tubuhnya di basahi oleh air yang keluar dari shower. Entah berapa lama dia di sana sampai Arthur terbangun, dia sudah tidak melihat wanita itu berada di tempat tidur bersamanya.
"Di mana dia?" tanya Arthur karena tidak melihat Amanda, tapi dia mendengar ada suara air yang hidup di dalam kamar mandi. Arthur berpikir bahwa itu adalah Amanda. Dia membiarkan wanita itu berada di dalam sana, sedangkan dirinya sendiri masih berusaha untuk mengembalikan kesadarannya.
Saat kartun hendak turun dari tempat tidur dia melihat, ada bekas noda darah di sprei tempat tidurnya. Dia sendiri tidak tahu apakah harus senang atau merasa bersalah dengan apa yang telah terjadi pada mereka tadi malam. Dia udah dibutakan mata dan hatinya ketika melihat Amanda disentuh oleh Lenco. Tiba-tiba sampai dia merasa mengarahkan tidak terima, hingga berpikir untuk memberikan pembalasan pada Amanda.
Arthur berusaha untuk mengabaikan semua itu dan dia menunggu Amanda yang masih berada di dalam kamar mandi, hingga setengah jam berlalu tapi wanita itu belum juga keluar dari sana. Pikiran buruk tiba-tiba saja menghantuinya. Arthur yang sudah memakai celana trainingnya langsung menghampiri pintu kamar mandi dan menggedornya.
"Apa yang sedang kau lakukan di dalam Amanda?" teriak Arthur di depan pintu kamar mandi.
Dia terus lagi mengejar pintu kamar mandi itu hingga merasa kesal dan membukanya, dan ternyata tidak dikunci. Arthur mendengar suara air yang hidup dari ruang bilas dan ketika dia melihatnya, Arthur langsung terkejut ketika melihat Amanda yang sudah tergeletak di lantai dengan kamar mandi dan pakaian basah dan bibir yang memburu.
"Damn!" umpatnya dengan kasar ketika melihat tubuh Amanda tergeletak di lantai kamar mandi.
Arthur langsung menggendong tubuh Amanda dan memanggil pelayan rumahnya untuk menggantikan pakaian Amanda.
"Panggil dokter sekarang!" titah Arthur pada Lia.
Dia mulai panik ketika melihat wajah Amanda. Bukan hanya wajahnya saja yang pucat, tapi tubuhnya juga sangat dingin dan itu benar-benar membuat Arthur merasa panik.
"Apa yang kau pikirkan hingga berani melakukan hal seperti ini hah?" tanya Arthur marah.
Dia tidak lagi memikirkan bahwa saat ini Amanda tidak sadar.
"Berani sekali kau melakukan ini pada ku!" ucapnya lagi yang melihat tubuh Amanda sudah berbalut selimut setelah selesai di gantikan baju oleh Lia.
"Aku akan membuatmu menyesal karena telah berani melakukan hal ini padaku Amanda! Kau akan menyesal!"
***