Jodoh itu rahasia Tuhan. Siapa sangka dua manusia yang terkesan saling cuek dan tidak punya ketertarikan satu sama lain itu disatukan dalam ikatan pernikahan. Akan seperti apa rumah tangga keduanya, saling menerima atau malah kalah sebelum mencoba? Ikuti kisah mereka karena mungkin kita akan menjadi saksi cinta mereka bertumbuh atau sebaliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipit fitriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ikut ke kampus
Semenjak pembicaraan mengenai Alma yang ingin bekerja dan Irsan mengizinkan, namun untuk saat ini Alma benar-benar memutuskan untuk di Rumah saja dan sesekali mengikuti kegiatan suaminya. Irsan masih sering pulang pergi ke kampus untuk menjadi asisten pengajar jika dosennya sedang ada acara.
Hari ini Alma mengikuti kegiatan mengajar suaminya, meski tidak masuk ke dalam kelas tapi ia menunggu di kantin kampus, sebelumnya dia memesan jus jeruk dan somai bandung. Cuaca hari ini cukup panas, belum lagi tadi jalanan macet, jadi Alma butuh isi ulang energi.
Sedangkan di dalam kelas Irsan sedang menjelaskan materi yang sebelumnya sudah diberikan oleh dosen utama, irsan tinggal menjelaskan saja. Pembawaan irsan yang pendiam, bicara seperlunya justru membuat mahasiswi tertarik dengan laki-laki muda itu, namun sayangnya Irsan tidak pernah menanggapi secara serius ocehan para mahasiswi yang terang-terangan mencari perhatiannya.
"Jika tugas yang diberikan Prof. Ahmad sudah selesai tolong dikumpulkan sekarang juga, karena sebentar lagi jam mengajar saya sudah habis." Irsan mulai merapikan buku-buku yang tadi ia gunakan mengajar, merapikan laptop dan semua peralatan untuk kemudian dimasukkan ke dalam tas miliknya.
"Semuanya sudah selesai, Pak. Mau di bawa ke ruangan Prof. Ahmad atau bagaimana?" Tanya Salah satu mahasiswa yang bertugas sebagai ketua kelas yang cukup membantu irsan dalam mengumpulkan tugas.
"Boleh, tolong bawa ke ruangan Prof. Ahmad ya. Untuk tugas yang dikumpulkan dia akan menilai secara langsung, kalau saya seperti biasa menggantikan tugas mengajar saat dia ada urusan. Jadi mohon kerjasamanya selama saya ada di kelas ini."
"Baik, Pak. terima kasih sudah bersedia mengajar kami hari ini." irsan hanya menganguk.
Setelah menyelesaikan tugasnya di kampus, dia segera menemui istrinya yang saat ini sedang berada di kantin kampus. Kedatangan Irsan menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di sana, selain auranya yang cool, ketampanan irsan juga menjadi daya tarik utama.
"Dihhh abang tebar pesona, inget bang udah punya istri. " Wajah cemburu Alma tidak bisa dikondisikan, apalagi melihat tatapan gadis-gadis centil yang sedang caper.
Irsan hanya mengangkat bahunya acuh, selama dia tidak meladeni maka itu bukan salahnya.
"Ihhh abang nyebelin, aku kan lagi kesel!"
"Kamu kesel nggak jelas, buang-buang energi aja. lagi pula aku tidak meladeni mereka, biarkan saja yang penting tidak mengganggu kenyamanan kita."
"Abang ini terlalu cuek. Aku pikir abang nggak secuek ini, ternyata kaku banget." Irsan melihat ke arah istrinya, ucapan Alma sedikit ambigu. yang jelas perempuan itu ribet sekali, keributan dicari, seperti saat ini, berdebat untuk hal yang tidak penting.
"Mau terus berdebat masalah nggak jelas atau pulang ni? abang cape banget, setelah nganterin kamu pulang kayanya abang akan melihat restoran. "
"Katanya capek, tapi malah pergi ke restoran. Abang istirahat aja di rumah, bukannya kalau masalah restoran udah ada yang tanganin."
"Ada, tapi abang harus ngecek langsung persiapan besok. Alhamdulillah restoran kita terpilih untuk menjamu tamu penting dari luar negeri. "
Irsan memang pengusaha muda yang bisa dikatakan berhasil, banyak proyek yang berhasil dimenangkan berkat kerja keras dan kegigihannya selama ini. Kalau boleh jujur saat ini Alma sedang bangga sekaligus minder dengan pencapaian suaminya.
"Abang butuh bantuan aku nggak, atau restoran butuh karyawan tambahan gitu?," Kalau alma bergabung di restoran sepertinya akan menyenangkan apalagi bertemu suaminya setiap hari.
"Bantuin apa ya? sebenarnya nggak ada lowongan secara spesifik karena abang udah percayain tugas masing-masing kepada karyawan yang abang pekerjakan. Misalnya bagian keuangan, bagian konten promosi, dan yang lainnya sudah terisi. Udah kamu jadi asisten pribadi abang aja, nggak usah cape kerja, lagian uang abang juga buat kamu."
"Tapi kan aku jadi nggak mandiri malah bergantung sama abang. Malu kan kalau cuma ngabisin uang suami aja."
"Kan tugas istri emang itu, ngabisin duit suami. Sedangkan suami cari uang yang banyak buat istrinya. Kamu aneh ih di kasih enak malah mau kerja."
Irsan benar-benar capek, belum lagi harus menghadapi gerutuan istrinya yang tidak jelas. Meskipun begitu dia berusaha untuk tidak terpenting dan tetap bersikap lemah lembut.
"Udah yuk, kita pulang." Alma mengangguk setuju dan berdiri mengikuti langkah kaki suaminya yang lebih dulu berjalan. Tatapan orang-orang sesekali melirik ke arah Irsan dan Alma. Mungkin mereka bertanya-tanya siapa wanita yang berjalan bersama dosen tampan itu, istrinya atau kekasihnya?
Di dalam mobil irsan sedikit meregangkan tubuhnya, Alma yang melihat itu begitu khawatir. Sudah beberapa hari badan suaminya tidak terlalu vit, namun Irsan memaksa bekerja tanpa libur.
"Abang pasti capek banget ya, mau aku pijat?." Tawaran istrinya sungguh menggiurkan, kalau irsan memutuskan untuk dipijat rasanya tidak rela kalau berakhir tanpa ribuan lainnya.
"Nahti malam saja, sekarang abang mau dipeluk , Abang butuh energi yang banyak," tanpa menunggu lebih lama Alma langsung mendekati suaminya dan memberikan pelukan hangat, sesekali dia mengecup pipi suaminya. Hal itu justru membuat Irsan terpancing, laki-laki itu mecium istrinya dengan lembut dan mendalam, tangannya bahkan sudah berlarian kebagian lain. Irsan lupa kalau ini masih di area kampus. Alma melepaskan diri dari suaminya dan menghirup udara sebanyak-banyaknya.