Menjadi orang baik dan tulus tidak lantas membuat seseorang terhindar dari masalah atau cobaan seperti yang dialami oleh wanita cantik bernama Regina. Karena kebaikan untuk membantu sahabatnya. Dirinya harus kehilangan hal berharga dalam hidupnya.
Tidak ada yang percaya dengan keterangan dari mulutnya. Dia mendadak disebut sebagai pembohong dan wanita murahan oleh pacarnya sendiri. Hingga laki laki yang telah mengambil kegadisannya menyelamatkan Regina dari kata pembohong. Penyelamatan itu hanya sementara waktu. Justru penyelamatan itu adalah awal penderitaan Regina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Reza
Malam itu Regina dan Melati sulit tidur. Mereka saling memunggungi dengan pikiran masing masing. Seakan mendapatkan firasat hubungannya dan Kevin tertimpa masalah. Melati juga sulit memejamkan matanya. Pikirannya terus tertuju kepada Kevin dengan hati yang sendu.
Melati bisa mendengar isakan tangis sahabatnya di tengah malam. Melati harus pura pura tidak mendengar karena dirinya juga merasa heran dengan Kevin. Satu hari ini dirinya tidak mendapatkan pesan atau panggilan dari kekasihnya itu. Dan bahkan pesan yang dia kirimkan menjelang tidur belum mendapatkan balasan padahal pesan itu sudah centang dua berwarna biru. Hal yang tidak biasa dalam hubungan mereka. Biasanya dalam keadaan apapun, Kevin akan merespon cepat panggilan dan pesan dari dirinya.
Seperti Regina dan Melati. Di kamarnya. Kevin juga tidak bisa tidur. Dia membaca pesan dari kekasihnya tapi tidak ada niat untuk membalas. Saat ini, pikirannya tertuju pada kehamilan Regina yang dia anggap sebagai penghancur hidupnya.
Kevin menyesali kejadian malam itu tapi tidak berniat untuk memberikan jalan keluar atas kehamilan Regina. Harusnya, Kevin mencari nasehat atas masalah itu yang dilakukan laki laki itu justru hanya memikirkan nasib hubungannya dengan Melati jika masalah itu diketahui oleh kekasihnya.
Tidak, Melati tidak boleh mengetahui siapa yang menjadi penanam benih di rahim Regina. Kevin merasa bersalah kepada Melati yang seharusnya dirinya merasa bersalah kepada Regina dan menebus kesalahan itu dengan menikahi Regina.
Tapi cinta Kevin terlalu besar kepada Melati hingga dia mengabaikan sosok kecil darah daging. Jika dirinya tidak merasa kasihan kepada Regina. Setidaknya dia merasa kasihan kepada darah dagingnya itu dan memikirkan nasibnya. Yang ada di pikiran Kevin hanya ada Melati dan Melati.
Dunia Kevin hanya Melati. Dia akan rela melakukan apapun demi cintanya itu. Dia tidak akan terpisahkan dari Melati meskipun dengan kehamilan Regina. Itu janji Kevin dalam hatinya. Kevin pun berencana akan membawa kekasih hatinya jalan jalan besok untuk menebus sikap cueknya sepanjang hari ini.
Besok harinya. Regina terbangun tanpa Regina di sisinya. Mungkin karena terlalu malam dirinya terlelap sehingga hari ini dirinya terbangun di saat jarum jam menunjukkan angka sembilan. Tanpa Regina sadari jika lantai bawah. Melati sudah siap menunggu kedatangan Reza yang sudah di perjalanan.
Regina berniat menuntaskan rasa mual itu terlebih dahulu kemudian menyusul Melati yang dia yakini sedang berolah raga di bawah. Seingatnya, Regina memang memiliki alat alat olahraga pribadi dan yang membeli itu semua adalah Kevin. Mengingat ayah dari janinnya. Hati Regina berdenyut nyeri. Kata kata penolakan Kevin melintas di pikirannya yang membuat kepalanya semakin pusing.
"Ah, bagaimana aku menjalani kehamilan ini seorang diri," jerit Regina frustasi di kamar mandi itu. Penolakan Kevin lebih menyakitkan dibandingkan dengan kemarahan kedua orangtuanya.
"Mengapa kamu datang di saat yang tidak tepat nak?" tanya Regina sambil mengelus perutnya itu. Air matanya kembali terjun bebas memikirkan takdir yang mempermainkan dirinya. Perkuliahan dan masa depan tersisihkan dari pikiran Regina yang ada di pikirannya bagaimana dirinya bisa melahirkan anak itu meskipun tidak ada pertanggungjawaban dari laki laki pengecut itu.
Di ruang tamu rumah Melati itu. Melati menyambut kedatangan Reza dengan tatapan kemarahan. Melati bahkan mempersilahkan Reza duduk hanya dengan gerakan mata. Sikap Melati itu tentu saja membuat Reza bingung karena dirinya tidak merasa membuat kesalahan.
"Ada apa Mel. Mengapa kamu meminta aku datang di pagi hari seperti ini. Kamu mengganggu hari libur ku," kata Reza. Reza berusaha berbicara seperti biasanya tanpa terpengaruh dengan sikap yang tidak biasa ditunjukkan oleh Melati kepada dirinya.
"Apa kamu masih bisa memikirkan liburan setelah menyakiti hati sahabatku?" tanya Melati tajam. Regina langsung ke topic masalah karena dia berpikir tidak ada gunanya berbasa basi dengan Reza.
"Apa maksud kamu Mel. Regina maksud kamu. Kami tidak ada masalah dan kami baik baik saja," jawab Reza bingung. Melati bersikap sinis dengan kedua tangannya yang terkepal. Mengingat tangisan Regina dia ingin mendaratkan kepalan tangannya di wajah Reza.
"Kamu masih bisa berpikir kalian baik baik saja, sementara kamu tidak bersedia bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan kepada Regina. Jahat kamu Reza. Aku tidak pernah menyangka kamu sejahat itu."
Kini Reza semakin bingung dan tidak mengerti apa maksud dari perkataan Melati. Hal yang wajar jika laki laki itu bingung karena dirinya memang tidak melakukan kesalahan apapun kepada Regina.
"Mel, jujur. Aku tidak mengerti dengan maksud perkataan kamu ini."
"Jangan mengelak lagi Za, aku sudah tahu semuanya tentang kehamilan Regina dan kamu yang tidak bersedia bertanggung jawab. Jahat kamu Za. Kalau belum siap menikah. Tidak seharusnya kamu memperdalam hubungan kalian dengan menghamili Regina."
Bukan hanya terkejut. Reza juga hancur mendengar kata kata demi kata tentang wanita yang sangat dia cintai sedang hamil dan itu bukan benihnya.
"Regina hamil?" tanya Reza masih saja tidak percaya.
"Jangan sok tidak tahu kamu," jawab Melati ketus.
Reza terdiam dan tidak mampu untuk berkata kata. Rasa terkejut dan hancur yang awalnya hinggap di hatinya kini berganti dengan rasa marah. Mendengar kehamilan Regina dari mulut Melati bisa dipastikan jika kabar kehamilan itu bukan sekedar fitnah karena Reza mengetahui bagaimana persahabatan antara Melati dan kekasihnya.
"Aku pergi dulu. Aku perlu berbicara dengan Regina," kata Reza. Reza sudah berpikiran yang tidak tidak tentang kekasihnya itu. Jika Regina hamil. Itu artinya selama ini Regina berselingkuh di belakangnya. Membayangkan hal itu. Reza semakin marah. Dia merasa dikhianati tanpa mengetahui secara pasti mengapa sampai Regina bisa mengandung benih laki laki lain.
"Regina ada di atas. Aku harap kalian bisa membicarakan masalah ini dengan baik baik Za. Aku mohon jangan biarkan Regina hamil sendirian dan menanggung aib."
Melati memohon demi kebaikan sahabatnya. Sikapnya sudah melunak berharap Reza terbuka pikirannya dan bersedia menikahi Regina.
"Mel, asal kamu tahu. Aku dan Regina tidak pernah melakukan hubungan terlarang itu. Jika Regina hamil, itu bukan benihku Mel."
"Apa maksud kamu Za?"
"Bahkan aku mengetahui kehamilan Regina baru kali ini dan dari mulut kamu. Jadi pertanggungjawaban seperti apa yang harus aku lakukan. Justru sekarang aku merasa hancur karena pengkhianatan sahabat kamu itu."
Melati semakin bingung. Setahu dia Regina hanya berpacaran dengan Reza dan tidak pernah ada hal aneh dalam diri sahabat itu. Jika bukan Reza, siapa laki laki itu. Adakah rahasia yang disembunyikan Regina dari dirinya. Sepertinya selama ini Regina sangat terbuka kepada dirinya termasuk kehamilan itu.
Pertanyaan itu berputar putar di otaknya. Dia menatap Reza dengan rasa bersalah karena sudah terlanjur marah pada orang yang salah.
semoga ni orang mati