NovelToon NovelToon
Istri Bercadar Tak Dianggap

Istri Bercadar Tak Dianggap

Status: tamat
Genre:Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:406.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: purna yudiani

IG : purna_yudiani

Pernikahan ini merupakan pernikahan yang tidak pernah Kafkha inginkan, bagaimana tidak ia menikahi gadis bercadar yang tidak ia cintai, pernikahan ini hanya pernikahan kontrak yang di buat oleh nya.

Kafkha terpaksa menikahi gadis ini karena ada suatu kesepakatan waktu itu antara kakek Kafkha dengan almarhum kakek Medina, Kafkha terpaksa menyetujui pernikahan ini toh pernikahan ini hanya satu tahun saja yang ia buat di surat perjanjian.

Medina sangat terpuruk saat suaminya lebih memilih kekasihnya ketimbang dirinya yang sudah sah menjadi istrinya. Medina tidak mau pernikahan kontrak ini berakhir dengan begitu cepat, dengan tekat yang kuat dan izin Allah SWT, Medina mau mengejar cinta suaminya itu.

Menurut Medina pernikahan itu hanya sekali seumur hidup.

Akankah Medina bisa meluluhkan hati seorang Kafkha Darmansyah yang sangat terkenal dengan sifat cuek dan dingin nya.

Yuk saksikan kelanjutan cerita ini hanya di sini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon purna yudiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

part 16. Siapa Yang Jadi Korban? Aku Atau Kakek

Medina berangkat ke kampus nya di antar oleh Kafkha, ini semua Darmansyah yang memaksa Kafkha untuk mengantarkan Medina ke kampus nya itu, jika Darmansyah tidak memaksa Kafkha mungkin Kafkha tidak akan mau mengantar Medina ke kampus.

Kafkha membawa mobil nya itu dengan kecepatan sedang, ia sangat kesal dengan kakeknya itu. Pagi ini rencana nya ia akan mengantarkan Clara ke suatu tempat tapi gara-gara Darmansyah semuanya jadi kacau.

Mobil sport warna hitam itu sampai juga di universitas Indonesia itu, Medina mengulurkan tangannya kepada Kafkha guna untuk bersalaman, Kafkha hanya melihat uluran tangan Medina itu.

"Kamu mau minta uang?" ujar Kafkha menatap Medina dengan sinis nya.

"Salam mas, bukan minta uang!" ujar Medina mengambil tangan Kafkha itu lalu ia mencium punggung tangan suaminya itu.

"Assalamualaikum!" ucap salam Medina seraya tersenyum di balik cadarnya itu.

"Aku ke kampus dulu, kamu hati-hati di jalan!" ujar Medina lalu ia turun dari mobil itu, Kafkha langsung melajukan mobilnya itu meninggalkan universitas itu.

...

Kafkha benar-benar tidak pergi ke kantor nya ia lebih memilih untuk menghabiskan waktunya bersama Clara, semua urusan kantor sudah ia tumpahkan sepenuhnya kepada Reza dan Rafael, teman Kafkha itulah yang selalu membantu Kafkha dalam bekerja.

Seorang CEO muda seperti nya itu hanya santai-santai dan pergi bersama kekasihnya itu.

"Sayang kok telat?" ujar Clara dengan tidak tau malu nya langsung memeluk suami orang itu, Kafkha hanya tersenyum kecil karena suasana hati nya masih kesal dengan Darmansyah.

"Maaf, tadi jalan macet!" ujar Kafkha berbohong

Clara percaya saja seraya tersenyum kepada Kafkha, mereka berdua berencana pergi ke makam ibu nya Clara karena Clara sudah lama tidak pergi ke makam ibundanya itu.

Clara berpakaian serba hitam dan tidak lupa pula ia memakai kaca mata berwarna hitam, Kafkha juga memakai kaca mata berwarna hitam, mereka berdua sudah sampai di makam itu.

"Hai ma, apa kabar?"

Clara jongkok di samping makam yang bertuliskan nama Lisa di batu nisan itu, Clara mencabut rumput yang tumbuh di atas pusara itu, ia tersenyum tipis karena ia sangat merindukan mama nya itu.

"Clara datang ma, mama di sana apa kabar? aku ke sini membawa calon menantu mama, dia orangnya sangat baik pada Clara!" ujar Clara melirik Kafkha sekilas seraya tersenyum kecil.

Hati Kafkha terasa ter-cubit karena melihat kekasihnya itu bersedih di makam mama nya itu, setelah berziarah mereka berdua pergi dari makam itu, Clara dari tadi bergelayut manja di tangan Kafkha itu, seperti lintah yang suka nempel di tubuh orang.

Clara tersenyum di dalam hatinya karena Kafkha kasihan melihat nya, inilah tujuan Clara untuk membawa Kafkha ke makam ibu nya ini agar Kafkha tambah iba dan selalu sayang padanya, licik sekali lintah satu ini.

...

Darmansyah sangat murka melihat foto yang baru saja di kirimkan oleh anak buahnya itu ke tablet Android nya itu, kali ini Darmansyah tidak memberi ampun untuk cucunya itu.

Darmansyah bangkit dari duduknya lalu ia pergi keluar rumah, semua pengawal dan anak buah lainnya sudah berjejer di gerbang rumah dan pintu utama itu, semua pengawal Darmansyah memakai seragam yang sama seperti ala-ala mafia dengan menggunakan stelan jas berwarna hitam, pengawal nya itu memiliki badan yang tegap dan kuat-kuat, mereka semua membungkukkan tubuh mereka karena Darmansyah ada di sana.

"Ada yang bisa kami bantu tuan?" tanya Richard

Richard merupakan salah satu anak buah Darmansyah yang sangat ia andalkan, kinerja nya selama ini sangat bagus dari yang lainnya, Richard sendiri merupakan anak buah kepercayaan Darmansyah.

Darmansyah menghentakkan tongkat nya itu ke lantai karena ia sangat marah dengan kelakuan cucunya itu.

"Seret paksa cucu saya yang perlu di kasih pelajaran itu!" ujar Darmansyah dengan suara keras, semua pengawal nya itu jadi kaku dengan suara Darmansyah yang sangat menakutkan itu.

Suasana yang semulanya biasa-biasa saja kini berubah menjadi tegang, apa lagi tatapan mata tajam Darmansyah itu sangat mematikan lawan.

"Siap tuan!" jawab Richard dengan tegas.

"Saya tunggu di gudang belakang!" ujar Darmansyah lalu ia masuk ke dalam rumah nya, sebagian dari pengawal nya bergerak untuk mencari Kafkha.

Tidak sulit bagi anak buah Darmansyah itu untuk mencari Kafkha, buktinya saja Kafkha sudah berada dengan nya, Kafkha menggumpati dirinya berkali-kali karena ia sangat ceroboh sekali.

"Aah... si*l sekali kenapa aku tidak kepikiran jika Darmansyah itu akan selalu memata-matai ku setiap saat!" batin Kafkha

"Maaf tuan muda, kami hanya menjalankan perintah!" ujar Richard membawa Kafkha ke gudang yang di maksud Darmansyah tadi.

"Sudah terjadi apa lagi!" pasrah Kafkha tertunduk seperti orang maling yang tertangkap oleh warga.

Kali ini Kafkha merasa tidak aman lagi karena Darmansyah sangat murka dengan nya, Richard mendorong tubuh Kafkha seperti yang pernah ia lakukan waktu itu.

Darmansyah langsung memegangi krah baju Kafkha ia menatap Kafkha dengan tatapan tajam seperti pisau belati.

"Berapa kali saya katakan kepada mu kaf?" tanya Darmansyah pelan tapi sangat menusuk ke tulang rasanya.

Kafkha membuang muka seakan ia tidak pernah takut dengan ancaman kakeknya ini, saat ini saja ia masih saja bersikap angkuh di depan kakeknya itu.

"JAWAB!" bentak Darmansyah

"Lepas!" ujar Kafkha menepis tangan kakeknya itu yang lagi memegangi krah baju nya itu.

"Kenapa kamu tidak pernah mengerti dengan ucapan kakek sih kaf? kakek sudah memberikan yang terbaik untuk kamu, tapi kamu malah jalan sama Clara lagi, mau bikin keluarga Darmansyah hancur? iya begitu mau kamu?" ujar Darmansyah sedikit melunak

Sekarang Kafkha yang meninggikan suaranya pada kakeknya itu, "aku kan sudah bilang kek, kalau aku tidak mau di jodohkan, apa lagi dengan wanita yang sama sekali tak aku cintai, mau di paksakan akan tetap sama kek, kakek tidak pernah mengerti perasaan ku, yang kakek mau hanya keinginan kakek yang harus di turuti!" ujar Kafkha mengeluarkan isi hatinya yang selama ini ingin ia ungkapkan kepada Darmansyah.

Darmansyah menghela napas lalu ia membelakangi Kafkha, "kakek seperti ini hanya ingin mengubah kamu kaf, kakek tidak ingin melihat kamu terjerumus dalam jurang yang sama seperti kakek dulu, kakek hanya ingin memberikan jalan yang terbaik untuk kamu, lihatlah bagaimana penyesalan yang kakek alami saat ini, kakek sangat menyesal kaf!" ujar Darmansyah lalu Darmansyah pergi begitu saja, ia mengurungkan niatnya untuk memberi Kafkha hukuman karena suasana hatinya kembali memburuk. Apa lagi Darmansyah terpikir dengan masa mudanya yang sangat kejam dulu.

Kafkha terduduk di kursi yang ada di sana, sebenarnya ia merasa tidak senang juga melihat kakeknya bersedih seperti itu.

"Sebenarnya di sini siapa yang salah dan siapa yang jadi korban nya? bukankah aku yang menjadi korban nya karena kakek menjodohkan ku dengan gadis itu, terus kenapa seolah-olah kakek yang jadi korban nya?, aah... kenapa aku jadi merasa bersalah dengan tua bangka itu sih?" ujar Kafkha masih saja bisa menggumpati kakeknya di akhir kalimat nya itu.

...

Bersambung...

Hayooo yoyoyo silahkan beri komentar kalian di cerita ini, no komentar pendek, author mau lihat komentar panjang dari kalian.

Like sama vote nya jangan lupa juga, jangan jadi pembaca gelap saja!!!

1
Yunerty Blessa
Makasih banyak kak thor buat karya indah nya
sungguh mantap sekali 👍👍
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘
Yunerty Blessa
makasih kak thor buat karya nya
sungguh mantap sekali 👍👍
Yunerty Blessa
jahat sekali kau Clara mempermainkan perasaan Kafkha..
Yunerty Blessa
baguslah berdamai..aman juga hati
Yunerty Blessa
padan muka kau Clara
Yunerty Blessa
syukur lah kalau Kafkha mau berubah..
Yunerty Blessa
jangan sampai Medina pergi baru menyesal..... fikir² lah
Yunerty Blessa
mantap Kafkha.... tinggalkan Clara
Yunerty Blessa
jahat sekali ayah Clara mau menghancurkan keluarga Darmansyah.... hati² Kafkha
Yunerty Blessa
moga hati Kafkha bisa berubah menjadi lebih baik
Yunerty Blessa
satu kucupan di pipi...
Kafkha seperti patung 🤣🤣
Yunerty Blessa
lawan tu pelakor tak tahu malu
Yunerty Blessa
moga hati Kafkha sudah terbuka..
Yunerty Blessa
sungguh sulit untuk Kafkha berubah apa lagi ada Clara..
Yunerty Blessa
kesabaran Medina ada batas nya...
kalo tak kuat pergi saja
Yunerty Blessa
kalau kau tahu apa maksud kakek mu kau pasti menyesal karna telah kenal dengan Clara
Yunerty Blessa
sungguh sabar sekali kau Medina
Yunerty Blessa
pergi saja Medina
Yunerty Blessa
setelah melihat wajah Medina... Kafkha langsung terkejut
Yunerty Blessa
padan muka kau Kafkha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!