Di suatu kampung yang masih asri disana jauh dari hiruk pikuk nya keramaian.
Di sana sangat Damai tidak ada yang namanya keberisikan yang di timbulkan oleh kendaraan dan lainnya
Namun kedamaian itu hilang tergantikan oleh teror mengerikan suasana Damai itu hilang bak terlelan alam.. Akan kan orang-orang yang ada di sana bertahan untuk melewati teror itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-28. Lagi-lagi Ki Bayan Sombong
Di saat pak karim berjuang antara bisa terbebas atau tidak nya dari kurungan mahluk penghuni hutan dalam, beda cerita dengan ki Bayan yang sedang bergembira atas jatuh nya tumbal pertama seperti yang dia harapkan.
"HAHAHAHAHAHAAA... " Tawa ki Bayan yang menggema
"Akhirnya ilmu ku akan bertambah kuat, dan orang-orang bodoh itu memang sangat mudah di bodohi. Hahahahaaa.. " ujar ki Bayan bergembira ria, karna akhirnya rencana yang dia susun bisa berjalan dengan lancar.
"Dasar Sudirman bodoh.. Bisa-bisa nya dia selalu percaya akan semua ucapan ku, dia tidak tau saja bahwa tumbal itu tak menjamin keselamatan nya hahahahaaa, " ujar ki Bayan kembali.
"Tapi aku harus membentengi diri ku sendiri karna mahluk-mahluk menyebalkan itu masih tak mau menyerah dan terus saja mengganggu ku, " ujar ki Bayan.
Kita beralih lagi kepada pak Karim yang akhirnya dia di bebaskan oleh ki Maung dan mahluk lain nya, tapi dengan satu syarat.. pak Karim yang tak di perbolehkan melanjutkan pembangunan di kampung legok, dan dia harus memutuskan hubungan nya dengan pak Sudirman dan tidak lagi terlibat akan pekerjaan yang melibatkan tumbal.
[DI ALAM NYATA DI RUMAH PAK KARIM]
Kyai Soleh membuka matanya.. Setelah itu dia menghampiri Mimah dan pak Hamdan yang menunggu nya di kursi ruangan itu, kemudian Kyai Soleh ikut bergabung bersama pak Hamdan dan Mimah.
"Bagaimana Kyai keadaan suami saya.. Apakah dia masih bisa di selamatkan, ?" ujar Mimah bertanya.
"Alhamdulillah Bu.. Kita tunggu sebentar lagi, " ujar Kyai Soleh. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya terlihat pak karim menggerakkan jari-jari tangan nya kemudian dia mengerjapkan matanya, dan seketika dia bangun seperti orang yang tak pernah sadarkan diri selama beberapa hari.
"Mas.. " Ujar Mimah berseru kaget atas kesadaran pak Karim.
Mimah bergegas menghampiri suaminya itu, dia memeluk pak Karim dan menangis dalam dekapan pak Karim.
"Maafkan Mas sayang.. Mas janji mulai sekarang Mas akan bekerja dengan orang-orang baik seperti yang kamu harapkan, Mas minta sekarang kamu berhenti menangis karna itu gak baik buat anak kita yang ada di kandungan mu. " Ujar pak Karim, mendengar itu pun Mimah kaget karna dia belum memberi tau tentang kehamilan nya pada pak Karim.
"Mas tau aku hamil, " ujar Mimah.
" Hmm Mas tau, karna Kyai Soleh yang memberi tau tidak berkat anak kita juga Mas sadar akan kesalahan Mas juga berkat anak kita Mas di bebaskan dari dunia itu oleh penghuni nya, " ujar pak Karim.
Seketika jawaban pak Karim membuat Mimah tersadar bahwa di ruangan itu bukan hanya ada dirinya, melainkan ada Kyai Soleh juga kakaknya pak Hamdan.
"Astaghfirullah.. Maafkan saya Kyai, saking senangnya atas kesadaran suami saya.. Saya jadi melupakan keberadaan kalian disini, " ujar Mimah meminta maaf.
"Tidak apa-apa Bu, saya memaklumi semua itu. Tapi pak Karim saya minta agar pak Karim menjalankan semua persyaratan yang di berikan mahluk penghuni hutan dalam, " ujar Kyai Soleh.
"Persyaratan.. Persyaratan apa Mas, " ujar Mimah bertanya.
" Persyaratan yang... " Pak Karim menceritakan semua yang di alami dirinya selama dia berada di dunia lain, Mimah dan pak Hamdan bergidik ngeri mendengarkan nya.. Mereka tak bisa bayangkan kalau mereka ada di posisi itu.
"Pantas saja kamu terus kejang-kejang mas.. Jadi ternyata itu alasannya, " ujar Mimah dan pak Hamdan mengangguk untuk menanggapi ucapan Mimah.
Tok.. Tok. Tok..
BERSAMBUNG
dasar Lurah gebleg/Hammer/
manehna ngadat imahna aya nu ngacak², tapi manehna teu sadar, manehna nage gs ngacak² leuweung tempang cicing sagala makhluk..
kop tah ririwa, demit leuweung, jurig jarian coba pangnakolkn Pak Lurah. kira² teu bisaeun hudang weh menang saminggu mah/Hammer/
masa sesama setan takut/Tongue/
coba salah sahiji nu jadi tumbal teh jalma diluhurna atuh, ulah nu kuli wae. asa sedih nujadi anak pamajikan na..