NovelToon NovelToon
Sistem Autopilot

Sistem Autopilot

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Sistem / Mengubah Takdir / Penyelamat
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Pangeran Dari kerajaan Vazkal tiba-tiba mendapatkan sistem auto pilot saat kerajaannya diserang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal dari kebangkitan Vazkal dan kejatuhan Dion

Lyra dan beberapa assassin lainnya telah menyusup masuk dan kini bersembunyi di atas atap istana Vazkal. Angin malam menerpa jubah hitam mereka, membuatnya berkibar-kibar. Ia menatap Ratu Eliana dari kejauhan, memastikan sang ratu berada di dalam kamar yang sudah dikunci oleh orang-orangnya. Setelah yakin, Lyra menoleh ke arah assassin lainnya, matanya memancarkan perintah yang jelas.

"Lakukan, sekarang! Ingat, jangan bunuh prajurit Vazkal jika tidak perlu," ucapnya dengan nada dingin.

Salah satu assassin yang baru bergabung bertanya dengan berbisik, "Bagaimana kami bisa membedakan prajurit Vazkal dan Lamina? Kami tidak mau salah sasaran."

Lyra menunjuk ke arah prajurit yang sedang berpatroli. "Prajurit Vazkal menggunakan perisai dengan lambang elang emas. Sementara itu, prajurit Lamina menggunakan lambang singa merah yang baru. Jangan sampai kalian keliru."

Setelah memberikan perintah, Lyra segera memisahkan diri. Ia menghilang secepat kilat, menyelinap di antara bayangan, menuju ke lokasi sang Ratu Eliana. Misi utamanya adalah mengamankan sang ratu, memastikan tidak ada satu pun orang yang bisa menyentuhnya, sebelum kekacauan yang akan terjadi menelan seluruh isi istana Vazkal.

Di luar gerbang utama, Pangeran Sekya dan Brutus menungggu dengan sabar bersama para pasukannya. Sekya menatap gerbang yang tertutup rapat, hatinya dipenuhi perasaan tidak sabar.

Sementara Lyra bergerak di dalam, para assassin lain yang dipimpinnya mulai beraksi. Mereka dengan cepat melumpuhkan penjaga satu per satu, menciptakan kekacauan kecil yang efektif. Setiap penjaga yang jatuh membuka jalan, memastikan Pangeran Sekya dan pasukannya bisa masuk dengan mudah saat sinyal sudah diberikan.

Lyra akhirnya tiba di depan pintu kamar Ratu Eliana. Dengan hati-hati ia membuka pintu yang ternyata tidak terkunci, lalu masuk. Di dalam, Ratu Eliana duduk di tepi ranjang, menatap langit-langit kamar dengan ekspresi datar. Lyra membungkuk hormat, lalu berkata, "Salam, Ratu. Ayo kita pergi ke tempat yang aman. Pangeran Sekya dan pasukannya sudah menunggu di luar untuk membebaskan kerajaan kita."

Mendengar kata-kata Lyra, Ratu Eliana tersenyum, seolah sudah menantikan momen ini sejak lama. Tanpa banyak bicara, ia segera bangkit dari ranjang, lalu mengikuti Lyra untuk pergi ke tempat yang aman. Sesampainya di tempat yang sudah Lyra siapkan, Lyra mengeluarkan sebuah alat kecil dari jubahnya, lalu menekan alat tersebut. Dari dalam alat itu, muncul sebuah cahaya merah yang menjulang tinggi, memberikan sinyal kepada Pangeran Sekya dan pasukannya yang berada di luar istana, bahwa Ratu Eliana sudah berhasil diamankan.

Saat melihat cahaya merah di langit, senyum lebar muncul di wajah Sekya.

"Itu dia!" serunya. "Sinyalnya sudah datang! Serang!"

Brutus, yang memegang tameng besar di tangannya, menerjang maju dengan kekuatan penuh. Tubuhnya yang kekar seperti tidak bisa dihentikan, membuat prajurit Vazkal yang berani menghalangi jalannya terpental. Sementara itu, Pangeran Sekya sendiri bergerak cepat, pedang di tangannya melayang laksana angin. Namun, ia hanya menargetkan prajurit Lamina, mengabaikan prajurit Vazkal yang kebingungan.

Di tengah kekacauan, salah satu prajurit Vazkal yang sedang bertarung melihat sosok Pangeran Sekya. Matanya melebar, tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Yang Mulia!" teriaknya, suaranya parau menembus kebisingan pertempuran. "Yang Mulia Pangeran Sekya sudah kembali! Dia ada di sini!" teriaknya lagi, membuat prajurit lainnya menoleh.

Prajurit Vazkal yang tadinya bekerja sama dengan prajurit lamina dalam mempertahankan kerajaan, kini berbalik menyerang prajurit lamina dan membantu pangeran sekya.

Para jendral yang menyaksikan pangeran mereka telah kembali, dipenuhi dengan perasaan gembira dan rasa lega. Mereka bergerak dengan sangat cepat menghabisi prajurit Lamina.

Kehebatan para jenderal Vazkal itu sungguh luar biasa. Jenderal Nisan, dengan pedangnya yang berkelebat cepat, melumpuhkan lawan dengan presisi mematikan. Jenderal Legium, kokoh dengan perisainya, menjadi benteng tak tergoyahkan yang melindungi para prajurit. Sementara Jenderal Valor menggunakan tombaknya yang panjang untuk menjatuhkan musuh dari jarak jauh, dan Jenderal Nash dengan busur panahnya menembakkan panah dengan akurat, menjatuhkan prajurit Lamina yang mencoba melarikan diri.

Dari menara istana, Dion menyaksikan semua itu dengan mata terbelalak, hatinya dipenuhi perasaan panik yang tidak terkendali. Ia tidak menyangka Pangeran Sekya akan kembali dan membawa pasukan sehebat ini. Pikirannya dipenuhi kekacauan saat ia melihat dengan mata kepala sendiri para prajurit Vazkal yang berbalik menyerang pasukannya sendiri. Dengan gemetar, ia menyadari semua rencananya telah hancur berkeping-keping. Dion mengambil alat komunikasi dari sakunya.

"Sekya!" teriaknya dengan suara gemetar. "Hentikan ini! Semua ini sudah dilihat mata-mata Lamina! Berita ini akan sampai ke Raja Abbas, dan dia akan memenggal kepala ayahmu, Raja Saul, karena kau menyerangku!"

Mendengar ancaman itu, Pangeran Sekya berhenti sejenak, lalu ia tertawa. Tawa yang terdengar dingin, tapi penuh dengan keyakinan.

"Kau pikir aku tidak tahu?" balas Sekya dengan santai. "Kau pikir aku bodoh? Mata-mata yang kau maksud itu tidak akan pernah sampai ke Lamina. Karena rekanku sudah berada di perbatasan untuk menumpas semua mata-matamu."

Sekya kembali tertawa, tawa yang kali ini terdengar lebih lantang, seolah mengejek kepanikan Dion. "Ini adalah awal dari akhirmu, Dion!"

"Tunggu di sana, Dion," kata Sekya, suaranya kini terdengar mengancam. "Aku akan membantai para prajurit Lamina terlebih dahulu sebelum menyiksamu."

Brutus menoleh, menunjuk ke arah Dion, lalu tertawa keras. "Yang Mulia, Dia musuhmu? Hah? Orang lemah ini, bahkan dia tidak setara denganku. Bagaimana dia memiliki keberanian melawanmu?" ejeknya, lalu kembali tertawa terbahak-bahak, seolah Dion adalah lelucon terbesar yang pernah ia lihat.

Sementara itu, di perbatasan, Kevin dan pasukannya berhasil menghabisi semua mata-mata Kerajaan Lamina yang hendak melapor. Dengan gerakan cepat dan senyap, mereka memastikan tidak ada satu pun dari mata-mata itu yang lolos dan menyampaikan berita penyerangan ke Lamina. Kevin tersenyum puas, mengetahui bahwa rencana pangeran sekya berjalan dengan sempurna.

Kembali ke medan perang, Pangeran Sekya dan semua prajuritnya terus membantai prajurit Lamina. Pedang Sekya berkilat, menebas dengan cepat dan mematikan. Di belakangnya, Brutus menghancurkan setiap musuh dengan tamengnya yang besar. Bersama para jenderal Vazkal, mereka memimpin para prajurit Vazkal yang semangatnya telah kembali menyala. Suara pedang yang beradu, jeritan prajurit Lamina yang terkapar, dan teriakan penuh semangat dari prajurit Vazkal memenuhi seluruh istana. Sekya, dengan tatapan dingin, terus maju, tak memberi ampun pada satu pun musuh.

Sekya lalu menoleh ke arah Brutus, matanya tajam. "Brutus! Aku serahkan bagian luar padamu. Bantai semua prajurit Lamina yang tersisa dan jangan biarkan ada satu pun yang lolos. Aku akan masuk ke dalam istana untuk menemui Dion."

Brutus mengangguk, siap menerima perintah. "Serahkan padaku, Yang Mulia! Pergilah, dan buat orang lemah itu bertekuk lutut di hadapanmu!" teriak Brutus, lalu ia kembali mengayunkan tamengnya.

Di dalam istana, pertempuran juga pecah. Prajurit Vazkal bertarung sengit melawan prajurit Lamina. Pangeran Sekya berlari menembus pertempuran, pedangnya terus menebas setiap prajurit Lamina yang menghalangi jalannya. Ia tidak hanya mencari Dion, tetapi juga membantu prajuritnya. Ia melompat, menghindari tebasan pedang musuh, lalu menusuk musuh itu dari samping. "Jangan takut!" serunya kepada para prajurit. "Kita akan merebut kembali istana kita!"

Tidak lama kemudian, Sekya tiba di depan kamar Dion. Ruangan itu dijaga oleh banyak prajurit Lamina, yang siap bertarung sampai mati. Namun, hal itu tidak berarti apa-apa bagi Sekya. Ia hanya tersenyum mengejek, lalu dengan cepat ia mengayunkan pedangnya, menerjang masuk.

Dalam beberapa menit, Sekya berhasil menghabisi semua pengawal Dion. Ia menghempaskan pintu kamar Dion dengan tendangan kuat, membuat pintu itu terlempar dan hancur. Di dalam, Dion duduk gemetaran di kursi, wajahnya pucat pasi. Sekya berjalan perlahan ke arahnya, senyum sinisnya terukir jelas. "Bagaimana kamarku ini, Dion? Apa kau menikmati kamar kesayanganku?" tanyanya. "Dasar manusia hina yang suka merenggut apa yang menjadi milik orang lain, tapi tak memiliki kekuatan untuk melakukannya dengan tangannya sendiri dan hanya mengandalkan kekuatan keluarga!."

Sekya mengangkat kepalanya, suaranya menggelegar dan terdengar oleh semua orang, "Kematian terlalu nikmat untukmu, bajingan! Aku akan membuat setiap organ dalam dirimu menjerit. Aku akan membuatmu merasa ingin mati setiap hari, karena telah mengambil Eliana dan memenjarakan ayahku!"

Setelah itu, Sekya mendekati Dion. Tanpa banyak bicara, ia mencengkeram leher Dion dengan satu tangan, lalu mengangkatnya ke udara. Dion yang tubuhnya gemetaran tidak mampu melawan sama sekali. Sekya membawanya ke jendela, lalu menunjukkan Dion kepada semua prajurit Lamina yang masih bertarung. "Lihat!" teriak Sekya. "Pemimpin pengecut kalian ada di tanganku! Menyerah sekarang, atau aku akan membunuhnya di hadapan kalian semua!"

Para prajurit Lamina yang melihat pemimpin mereka tak berdaya akhirnya melempar senjata mereka, lalu berlutut, menyerah. Sekya lalu menoleh ke belakang, "Brutus! Bawa dia ke penjara bawah tanah dan ikat dia! Pastikan dia tidak akan bisa kabur!"

Brutus, yang baru saja masuk ke dalam istana, segera menerima perintah itu, "Baik, Yang Mulia!" jawabnya, lalu segera membawa Dion ke penjara bawah tanah.

Setelah Brutus membawa Dion pergi, semua prajurit Vazkal dan pasukan guild yang dipimpin Sekya berkumpul di halaman istana. Mereka semua berlutut dan menunduk di hadapan Sekya. Lyra, yang sudah mengantar Eliana ke tempat yang aman, juga kembali dan berdiri di samping Ratu Eliana.

"Hormat kami, Yang Mulia," seru mereka serentak. "Sumpah jiwa dan raga kami, kami persembahkan untuk keagungan Yang Mulia Pangeran Sekya!"

Dari kejauhan, Eliana tersenyum bangga, menatap pria yang ia cintai, telah berhasil merebut kembali takhta kerajaannya.

1
Rizky Fathur
Thor buat satu bab lagi cepat tangkap pangeran lamino buat mcnya kejam siksa pangeran lamino buat Dion memohon lepaskan adiknya tapi Buatkan mcnya langsung bantai pangeran lamino dengan kejam buatkan Dion menjadi gila Thor
Khusus Game
Sabak bang sabak
Rizky Fathur
buat satu bab lagi Thor cepat hancurkan kerajaan lamina Thor
Rizky Fathur
Thor ko belum update
Rizky Fathur
Thor cepat bab selanjutnya hancurkan kerajaan lamina tangkap ayahnya Dion dan ibunya Dion dan adiknya Dion Siksa mereka dengan kejam buat Dion minta bebaskan keluarganya bautakan mcnya tidak bebaskan keluarganya Thor bautkan mcnya bilang aku akan menghukum mati kalian dan kerajaan lamina akan menjadi milikku bautkan mcnya ketawa kejam Thor bautkan Dion ketakutan Thor
Rizky Fathur
lanjut update thor buat satu bab lagi Thor buat bantai kerajaan keluarga dion kemudian tangkap ayah dan ibunya Dion dan adiknya siksa dengan kejam Thor baut Dion minta bebaskan keluarganya bautakan mcnya berkata dengan kejam aku akan membantai kalian semua kerajaan kalian akan menjadi milikku bautkan Dion ketakutan Thor bautkan dion minta ampun tapi tidak di maafkan Thor bautkan diom di hukum mati dengan hukuman mati yang paling kejam Thor
Rizky Fathur
cepat bantai Dion dengan kejam Thor buatkan dia minta ampun Tapi mcnya tidak memberikan ampunan buatkan juga mcnya bantai keluarga Dion dengan kejam buatkan Dion menangis karena menyesal Thor
Khusus Game: siap komandan
total 1 replies
Khusus Game
jika suka karya ini tolong di like ya. karena 1 like dari kalian membuat pikiran author bisa berjalan. wkwkwkw
MoonShape: baguss thor...
total 1 replies
Khusus Game
support author dengan cara like dan komen.
Khusus Game
Sabak bang Sabak... wkwkwk
Rizky Fathur
Thor cepat bantai dion dengan kejam Thor
Rizky Fathur
Thor cepat bantai pangeran Dion dengan kejam Thor
Khusus Game: udh update bang
total 1 replies
キャットマスター
keren baget sumpah MC-nya gak ada embel embel lemah cuma di awal cerita sedikit naif tapi makin ke sini kenaifan hilang dengan muncul kepercayaan diri yang tinggi. mantap thor lanjutkan karyamu 👍
Talklesswinmore
Asyik banget bacanya!
Ichigo Kurosaki
Ga nyesel baca. 🙌
Wesal Mohmad
Karakternya juara banget. 🏆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!