David Ferrero
adalah seorang pengusaha muda yang berbakat dan tampan namun sayang ketampanannya tertutup oleh sikap dingin dan galaknya sebagai CEO dari Ferrero grup. sikapnya yang dingin membuat para wanita takut untuk sekedar menyapa atau meliriknya
Bela diana putri
adalah wanita sederhana yang berasal dari desa terpencil. bela memiliki karakter ceria, ramah dan sangat baik terhadap semua orang, walaupun bela berasal dari desa terpencil tapi otaknya sangat cepat tanggap dalam menerima sesuatu yang berkaitan dengan ilmu atau perusahaan. oleh sebab itulah bela direkomendasikan bekerja oleh kampusnya di perusahaan terkenal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
"syifaaa!!" teriak bela agak pelan
"ada apa kak?" tanya syifa tanpa dosa
"ada apa ada apa, hey jika kau ingin pergi pergi saja jangan ajak aku tolong" jawab bela menyatukan kedua tangannya memasang wajah memelas
"baiklah gampang saja syifa akan diam disini dengan kak bela" ucap syifa mengangkat bahunya
"baiklaah!!" teriak bela sedikit kesal mungkin david mendengar nya
"bagus" ucap syifa tersenyum manis
yaah percuma bela melawan karena adik kakak ini sama sama keras kepala. bela terpaksa ikut mengepak pakaiannya padahal baru beberapa hari mereka tinggal di apartemen
"ayo kak kita pulang" ajak syifa menggandeng tangan bela
selamat tinggal hidup damai. batin bela
bela mengangguk lalu keluar dari apartemen. ervan dan david membawakan koper keduanya
beberapa menit kemudian bela, david, dan sekeluarga sampai dirumah. bela sempat bengong melihat rumah itu yang sangat luas
"ini rumah atau kota?" bisik bela kepada syifa
"ini rumah kak" jawab syifa ikut berbisik
"kenapa sangat besar, hey kau bodoh pergi meninggalkan rumah sebesar ini?" tanya bela memukul lengan syifa
"besar tapi sepi apa gunanya kak. mama dan papa sering keluar negeri dan kakak tidak pernah libur bekerja" jawab syifa sendu
bela menepuk bahu syifa, dia mengerti keadaan syifa yang selalu mengajaknya berbicara selama ini karena memang dia kesepian
saat baru keluar david dan keluarganya disambut oleh para pelayan, persis seperti kehidupan kerajaan
"selamat datang tuan, nyonya, tuan muda, dan nona syifa" sapa para pelayan membungkukkan badan
"bibi perkenalkan ini bela, penghuni baru disini" ucap dewi dengan ramah
"selamat datang nona bela" kompak seluruh pelayan menunduk menghadap bela
"eehh jangan menunduk, kita sama tidak perlu menghormati saya seperti itu bi" ucap bela dengan sopan mengangkat tubuh pelayan itu satu persatu
dewi, ervan, dan syifa terkekeh melihat kepolosan bela sedangkan david hanya tersenyum tipis
"baiklah syifa bela kalian istirahat lah didalam ya, syifa tunjukkan kamar bela nak" ujar ervan mengelus kepala putrinya
"siap pa, kak ayo syifa tunjukkan kamarnya" ucap syifa menarik lengan bela ke lantai atas
"silahkan masuk" kata syifa mempersilahkan bela bak ratu kerajaan
"kau yakin ini kamarku?" tanya bela masih belum percaya dengan apa yang dia lihat
"memangnya kenapa kak?" tanya syifa
"kau tau bahkan kamar ini lebih luas dari rumahku syifa" jawab bela masih bengong melihat kamar barunya
"benarkah?? bagaimana jika kita pergi liburan kerumah kakak suatu saat nanti" ucap syifa dengan antusias
"baiklah, tapi tunggu sampai kakak mu menikah" ujar bela tersenyum
syifa mengeryitkan dahi, kenapa harus begitu pikirnya
"kenapa?" tanya syifa bingung
"karena jika kakak mi menikah kita pasti diberikan hari libur 2 hari atau lebih" jawab bela
mereka pun tertawa terpingkal-pingkal dengan ucapan bela.
"hahaha aduh kak bela perut syifa sakit, tapi kau benar. untuk mendapatkan libur dari bos mu harus menunggu dia menikah terlebih dahulu" ucap syifa kembali tertawa memegang perutnya
"sudah selesai tertawa?" tanya david yang tiba-tiba berdiri didepan pintu, entah sejak kapan dia seperti jin disana
bela dan syifa mendengar suara itu langsung menghentikan tawanya dan menatap david sedikit takut karena kecerobohan mereka
"lain kali jangan bicara sembarangan, hormati bos bukan mengejek bos" ucap david datar
bela dan syifa serempak mengangguk. david pergi meninggalkan mereka berdua dan saat itulah bela bisa menghembuskan nafas dengan baik
ini baru permulaan, belum 5 menit aku tinggal dirumah ini. sampai kapan aku harus tersiksa seperti ini, siapapun tolong bantu aku. batin bela